Anda di halaman 1dari 57

Fisiologi Persalinan

Normal
Pembimbing :
dr. Unggul. Y, SpOG

Penyusun :
Dika Astriana Koswara 030.07.067
Sanabilla Yasmin Moesthafa 030.07.231
Rizki Dianti Fitri 030.08.211
Pendahuluan
Persalinan
suatu proses pengeluaran fetus dan plasenta dari uterus,
ditandai : peningkatan aktifitas miometrium (frekuensi dan intensitas
kontraksi)
penipisan dan pembukaan serviks
keluarnya lendir darah (show) dari vagina.


Dianggap normal jika :
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit.

Persalinan dimulai (in partu) sejak :
uterus berkontraksi
perubahan pada serviks (membuka dan menipis)
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Persalinan normal
Lahirnya bayi hidup dan plasenta
Kehamilan cukup bulan
Letak memanjang presentasi belakang
kepala melalui vagina
tanpa mengunakan alat pertolongan
kekuatan kontraksi uterus dan tenaga
mengejan.
Definisi
Pembagian Persalinan
CARA
PERSALINAN
BIASA ATAU
NORMAL
cukup bulan (aterm, 37-42 minggu),
letak memanjang
presentasi belakang kepala, disusul
dengan pengeluaran plasenta
berlangsung <24 jam
tanpa tindakan/pertolongan buatan &
tanpa komplikasi
PERSALINAN
ABNORMAL
persalinan pervaginam dengan
bantuan alat-alat
operasi caesarea
ISTILAH
Primipara
Multipara
Nuligravida
Gravida
Nulipara
Parturien
Puerpera (nifas)
Istilah menurut umur kehamilan & berat badan
bayi yang dilahirkan :
Abortus
Partus imaturus
Partus prematurus
Partus matures atau partus aterm
Partus postmaturus atau partus serotinus
Tahap Persalinan Normal
1. Onset
persalinan s.d
servix membuka
lengkap
2. Pembukaan
lengkap seviks
dan kelahiran
bayi
3. Kelahiran bayi
dengan
kelahiran
plasenta
DIAGNOSIS PERSALINAN








Selama kehamilan terdapat kontraksi-kontraksi uterus
yang dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks
Identifikasi presentasi dan
posisi janin
Leopold
Letak janin
berdasarkan
acuan
punggung/s
umbu
panjang ibu
presentasi
janin pada
pintu
panggul
letak
punggung
janin
mengetahui
masuknya
bagian
terendah
janin ke
dalam pelvis
ibu
seberapa
jauh
penurunann
ya.
Leopold I/Manuver
Pertama (Kutub
Atas/Upper Pole)

Leopold II/Manuver
Kedua (Sisi Samping
Abdomen Ibu)


Leopold III/Manuver
Ketiga (Kutub
Bawah/Lower Pole)

Leopold IV/Manuver
Keempat

Letak Janin
o hubungan sumbu panjang janin
dengan sumbu panjang ibu
i) letak memanjang
ii) letak melintang
iii) letak oblik sumbu janin dan ibu
dapat bersilangan dengan sudut 45
tidak stabil
dapat berubah posisi menjadi
letak memanjang @ melintang
selama proses persalinan
Presentasi
Presentasi digunakan untuk
menentukan bagian janin yang ada
di bagian terbawah rahim

Presentasi kepala berbentuk
bulat, teraba keras, berbatas
tegas, dan mudah digerakkan (bila
belum masuk rongga panggul)

Presentasi bokong bentuknya
kurang tegas, teraba kenyal, relatif
lebih besar, dan sulit terpegang
secara mantap


Presentasi kepala janin. (A)
Belakang kepala, (B) Puncak
kepala, (C) Dahi, (D) Muka
Presentasi Bokong
Posisi

Merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah
janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang
terhadap sumbu ibu (maternal-pelvis)

Teori persalinan
Teori
Persalinan
Penurunan
kadar
progester
on
Teori
oksitosin
Teori
prostagla
ndin
Pengaruh
Relaksin
Pengaruh
kereganga
n otot-
otot
Pengaruh
janin
Faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan

Power Passage
Passanger Psikis
Diferensiasi aktifitas uterus

Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua
bagian
Segmen atas berkontraksi secara aktif menjadi
lebih tebal ketika persalinan berlangsung

Segmen bawah relatif pasif dibandingkan dengan
segmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi
jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis
Segmen bawah secara bertahap terbentuk
ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian
menipis sekali selama proses persalinan

Sebagai akibat menipisnya segmen bawah uterus dan
bersamaan dengan menebalnya segmen atas, batas
antara keduanya ditandai oleh suatu rete pada
permukaan dalam uterus cincin retraksi fisiologis
Perubahan Bentuk Uterus

Kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid
disertai pengurangan diameter horizontal

1) Pengurangan diameter horizontal pelurusan kolumna vertebralis
janin, dengan menekan kutub atasnya rapat terhadap fundus uteri,
sementara kutub bawah didorong lebih jauh ke bawah dan menuju ke
panggul

2) Dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal ditarik tegang
dan karena segmen bawah dan serviks merupakan satu-satunya
bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik ke atas pada kutub
bawah janin.

Efek ini merupakan faktor penting untuk dilatasi serviks
Perubahan pada serviks
Selama kehamilan & persalinan,
serviks mengalami perubahan dari
struktur yang keras jadi
struktur yang lebih lembut, lunak,
dan mampu berdilatasi
Perubahan struktural hasil
dari proses kolagenolisis &
peningkatan kadar air
Terjadi sebagai respon terhadap
peningkatan rasio estrogen :
progesteron, prostaglandin E2, &
remodeling enzimatik dari
jaringan servikal



Kala persalinan
Kala IV
Satu jam setelah plasenta lahir lengkap
Kala III
Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
Kala II
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan yg akan mendorong
janin keluar hingga lahir (kala pengeluaran janin)
Kala I
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm (kala
pembukaan)
Kala I
Kala I
Laten
Aktif
Akselerasi
Dilatasi
maksimal
Deselerasi
Berlangsung selama 8 jam
Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm
Fase Laten
Fase Akselerasi : dalam waktu 2 jam,
pembukaan 3 cm 4 cm
Fase Dilatasi Maksimal : dalam waktu
2 jam, pembukaan sangat cepat, dari
4cm 9 cm
Fase Deselerasi : pembukaan lambat
kembali. Dalam waktu 2 jam, dari 9
cm lengkap.
Fase Aktif
Kala II
Dimulai ketika serviks sudah lengkap (10 cm) & berakhir
dengan lahirnya bayi

Gejala & tanda Kala II :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan/atau vagina
Perineum menonjol
Vulva-vagina & sfingter ani membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Kepala janin mulai tampak melalui introitus vagina.

Dengan his +
kekuatan mengedan
maksimal, kepala
janin dilahirkan
Istirahat sebentar,
His mulai lagi untuk
mengeluarkan
badan & anggota
bayi
Kala II pada primi :
1 sampai dengan
2 jam
Kala II pada
multigravida jam
sampai dengan 1
jam
His
Frekuensi dinilai dari
awal his hingga awal his
berikutnya. His dalam kala
II, kira-kira 2-3 menit sekali

Durasi dinilai dari awal
hingga akhir his

Intensitas
Lemah
Sedang
Kuat

intensitas
durasi his
frekuensi
relaksasi
Engagement
Descens
(penurunan
kepala)
Fleksi
Rotasi interna
(putaran paksi
dalam)
Ekstensi
Rotasi eksterna
(putaran paksi
luar)
Ekspulsi

mekanisme persalinan terdiri dari suatu gabungan gerakan-
gerakan yg berlangsung pada saat yg sama
7 Gerakan pokok persalinan :
Masuknya kepala
melewati PAP, sering
masuk dgn sutura
sagitalis melintang,
dgn fleksi ringan
Diameter biparietal sejajar dgn bidang
panggul = kepala berada dlm sinklitisme
Penurunan kepala & fleksi
Rotasi internal
Descens terjadi akibat 1/> dari 4
gaya : tekanan cairan amnion, tekanan
langsung fundus pd bokong saat
kontraksi, usaha mengejan yg
menggunakan otot abdomen, ekstensi &
pelurusan badan janin
ketika descens mengalami tahanan,
terjadi fleksi kepala (dagu mendekat ke
dada, diameter suboksipito-bregmatika)
Putaran paksi dalam mutlak
diperlukan untuk kelahiran kepala
merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir
Ekstensi kepala

Terjadi ekstensi/
defleksi karena sumbu jalan
lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan
dan ke atas
putaran balasan
terjadi disebabkan
karena ukuran bahu
menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior
pintu bawah panggul
bahu depan
sampai di bawah
simfisis &
menjadi
hipomoklion untuk
kelahiran bahu
belakang
Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban

Seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc

Terdiri dari 2 fase, yaitu
(1) fase pelepasan plasenta
(2) fase pengeluaran plasenta
Tanda pelepasan plasenta
Perubahan bentuk & tinggi fundus

Tali pusat memanjang

Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (Tanda Ahfeld)

Semburan darah mendadak dan singkat

Darah yang terkumpul di belakang plasenta membantu mendorong
plasenta keluar & dibantu oleh gaya gravitasi

PENGELUARAN
PLASENTA
Setelah bayi lahir, terjadi
penyusutan rongga uterus
berkurangnya ukuran rongga tempat
melekatnya plasenta plasenta akan
berlipat, menebal, kemudian lepas
dari tempat implantasi plasenta
turun ke segmen bawah uterus atau
ke dlm vagina

Kala IV
Kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya HPP

Yang dipantau : TTV ibu, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,perdarahan

Pemantauan penting terutama untuk mendeteksi dini resiko atau persiapan
mengantisipasi perdarahan pasca persalinan

Pemantauan dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama Post Partum &
setiap 30 menit pada jam berikutnya

Managemen Persalinan
Manajemen persalinan
Kala I
Pemeriksaan fisik umum
Apabila semua
pemeriksaan, termasuk
tinjauan ulang rekam medis
dan lab, sudah dilaksanakan
membuat kesimpulan
tentang normalnya
kehamilan
Pemantauan kesejahteraan
janin selama persalinan
Frekuensi, intesitas, dan
lamanya kontraksi uterus,
serta respons DJJ terhadap
kontraksi tersebut (CTG)
Asupan oral & cairan
intravena, analgesia, posisi
ibu selama persalinan dll
Manajemen persalinan
Kala II
Mulai bila pembukaan serviks lengkap (10cm) + His adekuat +
tenaga meneran maksimal usaha melahirkan janin

DJJ dinilai tiap 2 menit pada Kala II (di luar his)
Cara mengedan
Wanita dalam letak
berbaring merangkul
kedua pahanya sampai
batas siku
Kepala sedikit diangkat,
sehingga dagu mendekati
dada dan ia dapat melihat
perutnya.

Miring ke kanan atau kiri
tergantung pada letak
punggung anak.
Hanya satu kaki dirangkul,
yakni kaki yang berada di
atas.
Posisi yang menggulung ini
memang fisiologis
Posisi ini baik dilakukan bila
putaran paksi dalam belum
sempurna

Posisi telentang Posisi miring (Sims)
Penolong berdiri di sisi kanan
Kepala janin mulai tampak
(Crowning)
Perineum & anus tampak mulai
meregang. Perineum mulai lebih
tinggi, anus mulai membuka
Perineum ditahan dengan tangan
kanan sebaiknya dengan kassa
steril (Parasat Ritgen)
Ketika kepala janin akan
mengadakan defleksi dengan
suboksiput di bawah simfisis
sebagai hipomoklion, sebaiknya
tangan kiri menahan bagian
belakang kepala dengan maksud
agar gerakan defleksi tidak terlalu
cepat hindari ruptura perinei


Dianjurkan untuk melakukan episiotomi pada primigravida &
pada perineum kaku

Dikenal 3 jenis episiotomi :
Episiotomi mediana
Episiotomi mediolateralis
Episiotomi lateralis

Pemotongan tali pusat
Tali pusat dipotong di antara dua
klem
Klem 5 cm dari abdomen janin &
kemudian satu klem tali pusat
dipasang 2 atau 3 cm dari abdomen
janin. Dipotong diantara keduanya

Manajemen persalinan
Kala III

1. Pemberian suntikan oksitosin10 IU IM

Tujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah


Jika oksitosin tidak tersedia, minta ibu untuk melakukan
stimulasi puting susu atau menyuruh ibu untuk menyusui segera
merangsang pelepasan oksitosin secara alamiah

Kelahiran Plasenta

2. Melakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali
Jangan lakukan masase sampai plasenta terlepas. Tangan hanya
diletakkan di atas fundus pastikan uterus tidak atonik
Pelepasan plasenta terjadi dalam 1-5 menit setelah bayi lahir
Lakukan PTT
Tangan kiri menekan daerah suprasimfisis ke arah fundus, tangan kanan
menegangkan tali pusat
Manuver ini diulangi beberapa kali sampai plasenta mencapai introitus
Saat plasenta melewati introitus, penekanan pada daerah suprasimfisis
dihentikan
Plasenta kemudian secara perlahan dikeluarkan dari introitus. Jangan
lakukan traksi.
Membran yang melekat dilepaskan dari perlekatannya untuk mencegah
terjadi robek atau tertahan di jalan lahir
Apabila membran mulai robek, pegang robekan tersebut dengan klem dan
tarik perlahan.

3. Massase fundus uteri

PTT
Manajemen persalinan
Kala IV
Plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat hendaklah diperiksa
kelengkapannya & kelainan kelainan yang ada
Evaluasi keadaan umum ibu; meliputi
Pantau TTV, tinggi fundus, kandung kemih & darah yang keluar setiap
15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu
jam kedua
Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15
menit selama 1 jam pertama & setiap 30 menit selama 1 jam kedua
Pantau temperatur tubuh setiap jam selama 2 jam pertama post partum
Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama 1
jam pertama & setiap 30 menit selama jam kedua
Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus &
jumlah darah yang keluar & bagaimana melakukan masase jika uterus
menjadi lembek

Ajarkan ibu dan keluarganya untuk mencari asuhan segera bagi tanda-tanda
bahaya berikut termasuk:
Demam
Perdarahan aktif
Banyak keluar bekuan darah
Bau busuk dari vagina
Pusing
Lemas luar biasa
Penyulit dalam menyusukan bayinya
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa

Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus diperhatikan 6
pokok penting:
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan aktif dari vagina atau perdarahan
perdarahan aktif dalam alat genitalia lainnya
Plasenta & selaput ketuban harus telah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Lukaluka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada
hematoma
Bayi dan ibu dalam keadaan baik
Periksa kemungkinan perdarahan
dari robekan (laserasi atau
episiotomi) perineum

Kesimpulan
Persalinan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan.

Proses ini di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai dengan perubahan pada serviks secara progresif
& diakhiri dengan kelahiran plasenta

Selama proses persalinan normal, janin melakukan serangkaian
gerakan untuk melewati panggul, yaitu:
Engaged Descens Fleksi Putaran paksi dalam
Ekstensi Putaran paksi luar Ekspulsi

Dalam melakukan pencegahan banyaknya angka kematian ibu
ataupun anak saat proses persalinan, perlu dilakukan asuhan
persalinan kala I, II, III, dan IV



Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai