Anda di halaman 1dari 52

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Oleh :
Dika Astriana Koswara
030.07.067

Pembimbing :
Dr.Irsad, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
RSUD KOTA BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI JAKARTA
PERIODE 7 JULI 2014 16 AGUSTUS 2014

1
Mata Struktur bilateral dan terletak
dalam cavum orbita

7 tulang yang memiliki kontribusi dalam
membentuk cavum orbita
tulang maxilla, zygomaticum, frontal,
ethmoid, lacrimal, sphenoid, dan
palatina.
Anatomi dan Fisiologi
2
3
4
Kornea
terdiri dari 5 lapisan
Sumber nutrisi : Pembuluh darah di limbus, humor
aquaeus, dan air mata.
Persarafan sensoris : n.ophthalmicus.

5
Traktus Uvea
terdiri dari iris, corpus ciliaris, dan koroid
6
Lensa
merupakan struktur bikonveks, avaskular, jernih, dan
transparan
Di bagian anterior lensa :humor aquaeus
Di bagian posterior : humor vitreus.
7
Aparatus Lacrimalis
terdiri dari:
glandula lacrimalis
Duct. gland lacrimalis
papilla lacrimalis dengan punctum lacrimale
canaliculus lacrimalis
saccus lacrimalis yang akan dilanjutkan
menjadi ductus nasolacrimalis.

8
Humour Vitreus

Vitreus terletak di posterior lensa struktur
yang jernih, avaskular, dan bersifat gel

Vitreus :
99% air
1% kolagen dan asam hyaluronat (memberi
vitreus bentuk dan konsistensi seperti gel
kemampuannya mengikat air dalam jumlah
besar)
9
Retina
merupakan lapisan yang tipis dan
semitransparan
memiliki 10 lapisan.
10
Humour Aquaeus
Bilik mata depan perbatasan perifer kornea dengan basis iris.

Terdapat garis Schwalbes, trabecular meshwork pada canalis
Schlemm, dan scleral spur.

TIO dipengaruhi oleh produksi dan pengeluaran humor aquaeus.
HA cairan jernih. Volume 250 l dan produksi 1,5 - 2,5l/menit
dipengaruhi juga oleh variasi diurnal.

Komposisi dari HA serupa dengan plasma kecuali terdapat konsentrasi
yang tinggi dari ascorbate, pyruvate, lactate, dan konsentrasi yang
rendah dari protein, urea, dan glukosa dibandingkan dengan plasma.

HA diproduksi oleh corpus ciliaris.
11
12
13
14
Glaukoma sekumpulan gejala dengan karakteristik
neuropati saraf optik, ditandai dengan meingkatnya
tekanan intraokuler, pencekungan discus opticus dan
defek lapangan pandang.

15

Penyebab kebutaan di dunia
Angka kejadian : Indonesia 0,4%, Amerika Serikat 0,27-5,6%, Swedia
0,86%, Inggris 0,64%, dan Jamaika 1,4%.
WHO pada tahun 2000, 45 juta penderita kebutaan 16% disebabkan
karena glaukoma, dan 0,2 % kebutaan di Indonesia disebabkan oleh
penyakit ini.
Survei Departemen Kesehatan RI galukoma menyumbang 0,4% atau
sekitar 840.000 orang dari 210 juta penduduk penyebab kebutaan.
Prevalensi kebutaan di Indonesia yaitu katarak (0,78%), glaukoma
(0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan beberpa penyakit yang
berhubungan dengan lanjut usia (0,38%).
Pria = wanita
Epidemiologi
16
Faktor Risiko
Usia > 45 tahun
Fenomena autoimun
Degenerasi primer sel ganglion
Genetik
Kondisi medis: DM, hipertensi
Miopia dan hipermetropia
Trauma mata
Penggunaan steroid yang berkepanjangan
Pasca bedah dengan infeksi
17
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan etiologi:
A. Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka
kronis, glaukoma simple kronik)
Normal-tension glaucoma (low-tension glaucoma)
Glaukoma sudut tertutup
akut
Subakut
kronis
plateau iris
B. Glaukoma kongenital
C. Glaukoma sekunder
D. Glaukoma absolut




18
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Apoptosis sel
ganglion retina
penipisan lapisan
serat saraf dan inti
bagian dalam
retina
v

berkurangnya
akson di saraf
optikus
Optik disk menjadi atrofi
disertai pembesaran optik cup
Penurunan penglihatan
kelainan sistem
drainase humor
akueus / gangguan
akses humor akueus
ke sistem drainase
v

TIO meningkat
GLAUKOMA
19
Teori Teori yang Menerangkan Hubungan
antara Peningkatan TIO dengan Terjadinya
Glaukoma
1. Gangguan mekanisme
secara langsung
(Direct Mechanical Damage)
Tekanan intraokular secara
langsung mengganggu serat-
serat saraf dengan cara
kompresi, yang berhubungan
dengan aliran aksoplasmik
dan fungsi sel. Hal ini
menyebabkan kematian saraf
optik.
20
2. Teori Iskemik
Peningkatan tekanan
intraokuler menyebabkan
kematian serat-serat saraf
optik dengan cara
mengganggu sirkulasi
darah dari dan yang
menuju papila nervi optici.
Berkurangnya sirkulasi
yang adekuat dapat
dikompensasi melalui
perdarahan disekitar retina
ataupun koroid yang
mengelilingi nervi optici
21
3. Teori Apoptosis

Teori ini mengatakan bahwa
kematian sel tidak
menyebabkan inflamasi jika
suatu waktu hidupnya sudah
tercapai atau jika sel-sel
tersebut terganggu dalam
masa perbaikan. Beberapa
mediator seperti glutamat
dalam reseptor N-Methyl-D-
Aspartase (NMDA), radikal
bebas, kurangnya Brain-
Derived Neurotrophic (BDNF),
dan genetik (seperti : gen
TIGR/MYOC), berperan dalam
kematian sel.
22
Pemeriksaan
Tajam penglihatan
Tonometri
Gonioskopi
Ophtalmoskop
Lapang pandang
Test provokasi

23

24
Glaukoma Sudut Tertutup

Predisposisi anatomis tanpa kelainan lain.
Peningkatan TIO sumbatan trabekular oleh iris
perifer.
Kedaruratan oftalmologik atau asimptomatik
penurunan penglihatan
25
26

Faktor anatomis :
Bulbus okuli yang pendek
Tumbuhnya lensa
Kornea yang kecil
Iris tebal

Faktor fisiologis
Akomodasi
Dilatasi pupil
Letak lensa lebih kedepan
Kongesti badan cilier


27

Glaukoma sudut tertutup akut
- Iris bombe
- Penyempitan anatomik pada bilik mata
depan ( terutama hipermetrop)
- Akut ( orang tua ) pembesaran lensa
- Antikolinergik atau simpatomimetik
(mis :atropine , antidepresan, bronkodilator
inhalasi, dekongestan hidung )
28

Objektif :
Palpebra : Bengkak
Konjungtiva bulbi : Hiperemia kongestif,
kemosis dengan injeksi silier, injeksi
konjungtiva, injeksi episklera
Kornea : keruh, insensitif karena tekanan
pada saraf kornea
29

Bilik mata depan : Dangkal
Iris : gambaran coklat bergaris tak nyata
karena edema, berwarna kelabu.
Pupil : Melebar, lonjong, miring agak
vertikal, kadang-kadang didapatkan
midriasis yang total, warnanya kehijauan,
refleks cahaya lamban atau tidak ada
sama sekali

30

Subjektif :
Nyeri hebat
Kemerahan ( injeksi siliaris )
Pengelihatan kabur
Melihat halo
Mual muntah
31
Pemeriksaan :
Funduskopi : Papil saraf optik
menunjukkan penggaungan dan atrofi
Tonometri : TIO lebih tinggi daripada
stadium nonkongestif
Tonografi : Menunjukkan outflow yang
baik. Tetapi bila sudah ada perlengketan
antara iris dan trabekula ( goniosinekhia,
sinekhia anterior posterior ), maka aliran
menjadi terganggu.


32

Gonioskopi : Pada saat TIO tinggi, sudut bilik
mata depan tertutup, sedang pada saat TIO
normal, sudutnya sempit.
Tes Provokasi : Dilakukan pada keadaan yang
meragukan.
Tes yang dilakukan : Tes kamar gelap, tes
midriasis, tes membaca, tes bersujud ( prone
test )
33


Diagnosa Banding :
Iridosiklitis akut
Konjungtivitis akut
Keratitis
Skleritis

34

Berulang ,sudah lama lepasnya pigmen
iris masuk COA (kekeruhan )
menempel pd endotel keratik presipitat.
sinekhia posterior pupil tidak teratur
dan sering disangka menderita uveitis.
Iris putih kelabu nekrosis lokal
Pernah serangan akut glaukoma
flecken
35

Faktor resiko :
Hipermetrop ( terdapat penyempitan coa )
Usia lanjut ( pembesaran lensa kristalina )

36

Penatalaksanaan :
medikamentosa inisial
iridektomi perifer (tindakan bedah inisial)
Melindungi mata sebelahnya dari
kemungkinan terkena serangan akut
Menangani sekuele jangka panjang akibat
serangan serta jenis tindakan yang
dilakukan.
37

Medikamentosa
Miotikum : Untuk mengecilkan pupil,
sehingga iris lepas dari lekatannya di
trabekula dan sudutnya menjadi terbuka.
Pilokarpin 2-4% 1 tetes tiap 30 menit-1
jam pada mata yang mengalami serangan
dan 3 x 1 tetes pada mata sebelahnya.

38

Penghambat karbonik anhidrase : Mengurangi produksi
humor akuos
- diamox, glaupax, glaukon, dsb.

Obat Hiperosmotik
- Glycerin 50 % 3 x 100 - 150 cc ( sesuai dengan berat
badan ) oral / hari.

Obat pengurang rasa sakit
- Suntikan morfin 10-15 mg. Morfin juga dapat mengecilkan
pupil.

39

Operasi :
Turunkan TIO
Bila dilakukan op saat TIO tinggi glaukoma maligna,
prolaps bulbus okuli dan perdarahan.

1.Iridektomi perifer
akut, tdk ada sinekhia posterior, profilaksis mata sehat,
TIO <21 mmHg tonografi C = 0,13 atau lbh
2. Operasi filtrasi ( Iridenkleisis, trepanasi, sklerotomi,
trabekulektomi )
setelah medikamentosa > 21 mmHg /
<21 mmHg disertai hasil tonografi
C = lebih kecil dari 0,13.




40


Komplikasi & Sekuele
Apabila terapi ditunda, sinekia anterior
oklusi sudut bilik mata depan ireversibel
memerlukan tindakan bedah
sering terjadi kerusakan nervus optikus

41

Glaukoma sudut tertutup subakut
- Peningkatan TIO singkat dan rekuren
- penutupan sudut membaik secara
spontan, akumulasi kerusakan COA
pembentukan sinekia anterior perifer.
- Bisa menjadi akut
- Kunci diagnosa history
- iridotomi perifer dengan laser.


42

Gejala Subjektif
Sakit kepala sebelah pada mata yang
sakit (timbul pada waktu sore hari karena
pupil dilatasi sehingga iris menebal dan
menempel pada trabekulum out flow
terhambat)
Penglihatan sedikit menurun
Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo)
Mata merah

43

Gejala Objektif
Injeksi silier ringan
Edema kornea ringan
TIO meningkat

44
Glaukoma sudut tertutup kronik

glaukoma primer tertutupnya trabekulum oleh iris
perifer secara perlahan.
faktor predisposisi anatomi COA sempit
klinisnya asimptomatis mirip glaukoma sudut terbuka
primer.
Glaukoma dpt berkembang dari subakut atau dari
glaukoma sudut tertutup primer yang tdk diobati,
pengobatan tdk adekuat atau setelah iridektomi perifer
/ trabekulektomi (Glaukoma residual)

45
Pemeriksaan fisik :

Peningkatan TIO
Sudut coa yang sempit
Sinekia anterior ( dengan tingkatan yang
bervariasi )
Kelainan diskus optikus dan lapangan
pandang.

46
Penatalaksanaan :
medikamentosa sebelum terapi
iridektomi perifer maupun setelahnya
trabekulektomi bila TIO > 21 mmHg
setelah tindakan Iridektomi perifer dan
medikamentosa.
Tindakan bedah kombinasi
trabekulektomi dan katarak bila ada
indikasi keduanya

47
Iris Plateau

Jarang dijumpai
kedalaman COA sentral normal, tetapi sudut
bilik mata depannya sangat sempit karena
posisi processus ciliares terlalu anterior.
jarang mengalami blokade pupil, tetapi
dilatasi akan menyebabkan merapatnya iris
perifer, sehingga menutup sudut (pendesakan
sudut), sekalipun telah dilakukan iridektomi
perifer.
48
Pengidap kelainan ini mengalami
glaukoma sudut tertutup akut pada usia
muda, dan sering mengalami
kekambuhan setelah tindakan iridektomi
laser perifer atau iridektomi bedah.
Diperlukan terapi miotik jangka panjang
atau iridoplasti dengan laser

49
Kesimpulan

Glaukoma keadaan patologi TIO tinggi
berangsur-angsur merusak saraf optik
gangguan lapangan pandang
pengelihatan yang khas dan atrofi papil
saraf optik.

Glaukoma penyebab kebutaan kedua
terbesar di dunia setelah katarak, 50 %
tidak menyadari
50

Diperkirakan 66 juta penduduk dunia 2010 akan
menderita gangguan penglihatan karena
glaukoma.
Kebutaan karena glaukoma tidak bisa
disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus
glaukoma dapat dikendalikan.
Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan'
karena sering berkembang tanpa gejala yang
nyata.

51

Thank you
52

Anda mungkin juga menyukai