1. Peningkatan Detak Jantung Peningkatan Frekuensi Detak Jantung yang disebabkan dalam skenario ini disebabkan oleh rasa gugup yang diterjemahkan oleh sistem limbic melalui sistem saraf subjek. Sebenarnya, bukan hanya peningkatan frekuensi yang dialami subjek, namun lebih ke arah aritmia atau irama jantung yang abnormal, yang disebabkan kondisi-kondisi tertentu, atau bahkan kelainan tertentu, seperti fibrilasi atrial pada atrium jantung. Hal ini juga dapat disebabkan oleh terjadinya takikardia akibat stress yang dialami subjek dalam skenario. akikardia adalah kondisi dimana subjek mengalami gejala abnormalitas dalam kontinuitas respirasi, sehingga detak jantungnya mencapai !"## $ per menit, dimana rentang normal denyut jantung untuk orang de%asa adalah &#-'# kali per menit. Secara klinis, peningkatan maupun penurunan detak jantung diperankan oleh saraf simpatis dan parasimpatis pada sistem persarafan otonom, dimana simpatis meningkatkan denyut jantung, dan parasimpatis sebaliknya, melalui metode (asokonstriksi dan (asodilatasi. Faktor-faktor lain yang juga dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, antara lain ) ". Jantung memompa lebih kuat dari normal. *. Pembuluh arteri mengalami penyempitan dan kekakuan karena arterosklerosis ataupun arteriosklerosis. +. erjadi (asokonstriksi, yaitu ketika arteriola mengecil sebagai akibat stimulus dari hormon atau saraf. ,. -elainan fungsi ginjal yang disebabkan oleh berlebihnya cairan tubuh, sehingga jumlah cairan tubuh meningkat, dan (olume darah meningkat, yang menyebabkan peningkatan kerja jantung. . -ebanyakan dari faktor lain ini diperankan oleh ginjal dan sistem endokrin. 2. Peningkatan dan Abno!a"ita# Ia!a $ %ekuen#i Re#&ia#i Pengaturan respirasi pada manusia diatur oleh persarafan, yang dilakukan oleh korteks cerebri, medulla oblongata, dan pons. Pengaturan ini dikendalikan oleh respon tubuh terhadap stimulus, dalam hal ini, stimulus bekerja pada subjek dan diterjemahkan sebagai rasa gugup, kemudian membuat subjek mengalami stress, dan terjadi peningkatan irama / frekuensi respirasi yang disebabkan kendali saraf otonom, melalui metode relaksasi dan kontraksi bronki pada pulmo, dimana saraf simpatis merelaksasikan bronki pada pulmo, dan parasimpatis sebaliknya. Pengaruh sistem saraf pada respirasi menurut organ cerebral, yaitu ) Pons Pada pons terdapat * pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat pnumotaksis. Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian ba%ah. 0ang berfungsi untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi. Pusat pneumotaksis terletak di pons bagian atas. 1mpuls dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula. -orteks 2erebri 3erperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat (olunteer sehingga memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas. 4isalnya pada saat bicara atau makan. 4edulla oblongata erletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan. Pada kedua oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group (VRG) yang terletak pada (entral lateral medula. -edua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama pernapasan. Stress yang dirasakan subjek menyebabkan ketidakberaturan kerja saraf otonom, sehingga menyebabkan frekuensi relaksasi-kontraksi bronki subjek tidak normal. 5amun, ketidakberaturan ini bukan hanya berasal dari saraf otonom, namun juga meningkatnya jumlah glukosa dalam tubuh, yang berasal dari penguraian glikogen oleh hormon epinephrine6adrenalin yang disekresikan korteks adrenal ginjal melalui respon dari hormon endokrin terhadap stimulus. Sesuai dengan teori homeostasis, tubuh memiliki kecenderungan untuk menghabiskan kelebihan glukosa demi menjaga keseimbangan, melalui kerja ekstra. -ecenderungan kerja ini menyebabkan abnormalitas irama dan frekuensi respirasi yang dialami subjek. '. Petukaan Ok#igen O&ti!a" Pertukaran 7ksigen 7ptimal secara ditinjau dari skematika respirasi yaitu ) 1nspirasi 8 dimana udara masuk melalui saluran nasal 9hidung: atau mulut, menuju trakea, melalui percabangan paru-paru 9bronkiolus:, bronkus, bronki kiri dan kanan, kemudian bronkioli 9percabangan yang berujung pada al(eolus: lalu masuk ke paru-paru, dan menuju al(eolus. Fiksasi dan Defiksasi 8 dimana eritrosit yang diba%a pembuluh darah pada al(eolus dari jantung akan melepas 9defiksasi: 27* hasil respirasi selular sel-sel tubuh, dan memfiksasi 7* dari udara insipirasi dengan mereaksikannya dengan hemoglobin eritrosit, kemudian mengalir kembali ke jantung untuk dipompa keseluruh tubuh. ;kspirasi 8 dimana udara hasil respirasi selular di <pompa= keluar dari al(eolus dengan mekanisme kontraksi, kemudian melalui jalur yang sama dengan jalur inspirasi, dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran 7ksigen 7ptimal ini hanya dapat dilakukan apabila tubuh juga dalam keadaan respirasi optimal, yang dimaksud keadaan respirasi optimal disini adalah, dimana subjek tidak dalam kondisi pengaruh kekurangan atau kelebihan konsentrasi 7* maupun 27*.