Anda di halaman 1dari 8

1

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI
PEMERIKSAAN AIR






DISUSUN OLEH:
NAMA : M. AVERIL PRIMA PUTRA R.
NIM : 1208505098
KELOMPOK : VI
GOLONGAN : III
TGL PRAKTIKUM : 13 APRIL 2014
ASISTEN DOSEN : SITI DIDAH ALAWIAH




JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

2

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan suatu senyawa yang menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap
makhluk hidup di dunia. Sumber air dapat diperoleh dari air tanah, air tumbuhan
air danau dan air hujan. Air hujan mampu membawa mikroba dari sampah,
kotoran hewan/manusia, dan limbah pabrik (Dwijoseputro, 2003). Secara umum
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah sebagai pelarut senyawa
organik, menstabilkan suhu tubuh dan sebagai media keberlangsungan berbagai
reaksi kimia tingkat seluler (Campbell et al., 2002).
Kebersihan air adalah syarat utama terjaminnya suatu kesehatan, oleh karena
itu, perlu dilakukan identifikasi komponen apa saja yang terkandung didalam air
yang selalu kita konsumsi atau disebut dengan identifikasi derajat pencemaran air.
Air yang terkontaminasi merupakan air yang didalamnya terdapat
mikroorganisme, sehingga air tersebut dapat dikatakan tidak steril. Sebagian besar
bahkan kebanyakan bakteri atau mikroorganisme memiliki habitat hidup di air,
sehingga air merupakan salah satu perantara penyebaran penyakit-penyakit
menular (Madigan et al., 1997). Dalam pemeriksaan derajat pencemaran air secara
mikrobiologis, umumnya ditujukan dengan adanya bakteri indikator yaitu
coliform. Sehingga dengan ditemukannya suatu bakteri coliform di dalam
makanan atau minuman akan menunjukkan bahwa dalam makanan dan minuman
tersebut terdapat mikroorganisme lain selain coliform yang bersifat
enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993).
Biasanya untuk mengetahui jumlah coliform dalam sampel, digunakan metode
MPN (Most Probable Number) dengan cara fermentasi ganda. Metode ini lebih
baik dibandingkan metode menggunakan cawan hitung, karena metode MPN
lebih spesifik dan mampu mendeteksi coliform dalam jumlah yang rendah. Uji
kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga, uji
penetapan, dan uji pelengkap. Dalam pengujian kualitatif coliform tidak harus
dilakukan secara lengkap, hal ini tergantung dari berbagai faktor misalnya waktu,
jenis sampel, biaya, tujuan analisis, dan faktor lainnya (Fardiaz, 1993)

3

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air.
1.2.2 Menentukan parameter dalam penentuan kualitas air (ada atau tidak adanya
bakteri coliform dalam berbagai sampel air).
1.2.3 Mengetahui jumlah coliform dan E. coli yang ada dalam sampel air.

II. MATERI DAN METODE
2.1 Uji Dugaan
Pada uji derajat pencemaran air, digunakan sampel air isi ulang yang
diperoleh dari enam tempat berbeda yaitu, air isi ulang Pedungan, air isi ulang
Tabana, air isi ulang Blahkiuh, air isi ulang Subita, air isi ulang Nusa Dua dan air
isi ulang Kenyeri. Pertama dilakukan uji dugaan, dimana sebanyak 10 ml air
sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang telah berisi
medium kaldu laktose konsentrasi ganda. Kemudian masing-masing air sampel
dipipet lagi sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang
berisi kaldu laktose konsentrasi normal, serta air sampel dipipet lagi sebanyak 0,1
ml dan dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berisi kaldu laktose
konsentrasi normal. Sehingga diperoleh sembilan tabung dimana tiap tiga tabung
reaksi memiliki konsnetrai yang sama yaitu 10 mL, 1 mL dan 0,1 mL. Selanjutnya
seluruh tabung reaksi diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam dan hasil positif
ditunjukkan dengan adanya gas dalam tabung durham.
2.2 Uji Penetapan
Setelah uji dugaan selesai dilakukan uji penetapan, dimana tabung yang
menunjukkan hasil positif pada uji dugaan diinokulasikan ke dalam medium
BGBB sebanyak 1 tetes dengan menggunakan jarum ose. Kemudian dinkubasi
selama 24 jam. Hasil positif akan ditunjukkan oleh adanya gas dalam tabung
durham, dan jumlah bakteri dapat dihitung dengan metode MPN (Most Probable
Number). Tabung yang menunjukkan hasil positif dipindahkan ke medium EMBA
dengan cara streak for single colony pada permukaan medium EMBA atau Endo
Agar pada cawan petri. Medium EMBA diinkubasi pada suhu 37C selama 24
4

jam. Apabila dalam sampel terdapat bakteri E. coli, maka akan ditunjukkan
dengan koloni yang berwarna merah kehijauan yang mengkilat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
(Terlampir).
3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan uji kualitas air menggunakan sampel air isi
ulang yang diperoleh dari enam tempat berbeda yaitu, air isi ulang Pedungan, air
isi ulang Tabana, air isi ulang Blahkiuh, air isi ulang Subita, air isi ulang Nusa
Dua dan air isi ulang Kenyeri. Metode yang digunakan adalah metode MPN (Most
Probable Number), yaitu metode perhitungan menggunakan nilai atau angka
hitung terdekat. Metode ini lebih baik dari metode cawan hitung karena lebih
sensitif dan dapat mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat sedikit. Hasil
positif adanya mikroba golongan coliform ditunjukkan dengan adanya gelembung
gas dalam tabung durham. Gas ini timbul sebagai akibat dari kemampuan bakteri
coliform dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas
dalam waktu 24-48 jam dan pada suhu 37
o
C (Pelczar dan Chan, 2005).
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan 3 tahap, yaitu tahap uji dugaan, uji
penetapan dan uji pelengkap. Uji dugaan, pengambilan sampel dilakukan tiga kali
untuk masing-masing voleme yang berbeda yaitu 10 mL, 1 mL, dan 0,1 mL.
Penggunaan 3 seri tabung reaksi untuk setiap volume masing-masing sampel,
bertujuan agar diperoleh ketelitian yang tinggi dalam menghitung jumlah bakteri
yang terkandung dalam sampel (Fardiaz, 1993). Setelah air sampel dan medium
lactosa broth tercampur, medium diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C.
Hasil positif ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham. Hasil
dari uji ini masih berupa dugaan bahwa tabung yang menunjukkan adanya
gelembung mengandung mikroorganisme coliform.
Selanjutnya pada uji penetapan, hasil positif pada uji dugaan diinokulasikan
ke dalam medium BGBB (Brilliant Green 2 % Bile Broth). Digunakannya
medium BGBB karena warna medium yang hijau berlian dapat menghambat
5

pertumbuhan bakteri gram positif, dan mempercepat pertumbuhan bakteri gram
negatif (Dwijoseputro, 2003). Dimaksudkan, medium BGBB hanya untuk bakteri
gram negatif seperti E. coli. Hasil pengamatan positif dapat diketahui dengan
melihat adanya gelembung gas pada tabung durham.
Dari keenam sampel, diperoleh hasil sebagai berikut; air isi ulang dari
Pedungan tidak terdapat gelembung gas sama sekali pada tabung durham yang
artinya tidak tradapat mikroorganisme golongan coliform pada air isi ulang
Pedungan. Sampel air isi ulang Tabanan menunjukan hasil positif pada
kesembilan tabung untuk tiga konsentrasi berbeda, tiga positif pada konsentrasi 10
mL, tiga positif pada kosentrasi 1 mL dan tiga positif pada konsentrasi 0,1 mL.
Hasil diatas kemudian dicocokan dengan tabel perhitungan MPN dimana
diperoleh total coliform sebesar 1.100 MPU/100 mL. Sampel air isi ulang
Blahkiuh hanya didapat satu hasil positif pada satu tabung reaksi konsentrai 10
mL sehingga total coliform yang diperoleh sebesar 4 MPU/100 mL. Sampel air isi
ulang Subita diperoleh tiga hasil positif pada konsentrasi 10 mL dan satu positif
pada konsentrasi 1 mL. Sehingga total coliform yang ada dalam sampel air isi
ulang Subita adalah 43 MPU/100 mL. Sampel air isi ulang Nusa Dua, diperoleh
dua hasil positif pada konsentrasi 10 mL dan satu hasil positif pada konsentrasi 1
mL. Sehingga total colifom yang ada dalam sampel air isi ulang Nusa Dua adalah
15 MPU/100 mL. Sampel air isi ulang Kenyeri diperoleh tiga hasil positif pada
konsentrasi 10 mL dan satu hasil positif pada konsentrasi 1 mL. Sehingga total
coliform pada sampel air isi ulang Kenyeri adalah 43 MPU/100 mL. Hasil yang
diperoleh dari uji ini sudah dapat ditetapkan bahwa tabung yang memiliki
gelembung gas positif tercemar bakteri coliform.
Selanjutnya dilakukan uji pelengkap untuk mengetahui kandungan E. coli
pada hasil positif coliform dalam medium BGBB. Tabung yang menunjukkan
hasil positif pada medium BGBB dipindahkan ke medium EMBA dengan cara
streak for single colony pada permukaan medium EMBA atau Endo Agar pada
cawan petri. Kemudian medium EMBA diinkubasi pada suhu 37C selama 24
jam. Hasil yang diperoleh adalah negatif untuk sampel air isi ulang Pedungan, air
isi ulang Tabanan, air isi ulang Blahkiuh, air isi ulang Nusa Dua dan air isi ulang
6

Kenyeri. Tidak ditemukan adanya koloni berwarna merah kehijauan yang
mengkilat pada kelima sampel diatas. Hasil positif diperoleh dari sampel air isi
ulang Subita. Diperoleh koloni dengan warna merah kehijauan yang mengkilat
pada hasil biakan konsentrasi 1 mL, yang menunjukan bahwa total E. coli yang
ada pada sampel air isi ulang Subita dalah 3 MPN/100 mL.
Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air menyebutkan bahwa, syarat-syarat mikrobiologis
untuk air minum adalah jumlah MPN coliform/100 cc sampel air adalah 0 (air
minum). Sedangkan untuk air bersih adalah 10 (air perpipaan) dan 50 (air bukan
perpipaan) (Widayanti dan Ristiati, 2004). Pada praktikum kali ini, sampel air isi
ulang yang sesuai dan memenuhi syarat adalah air isi ulang Pedungan, air isi
ulang Tabanan, air isi ulang Blahkiuh, air isi ulang Nusa Dua dan air isi ulang
Kenyeri dengan total coliform 0 MPN/100 mL. Sementara air isi ulang Subita
tidak memenuhi persyaratan air minum dikarenakan mengandung bakteri E. coli
sebesar 3 MPN/100 mL.

IV. KESIMPULAN
4.1 Metode yang digunakan adalah metode perhitungan MPN atau Most
Probable Number. Dimana terdiri dari tiga tahap uji yaitu Uji Dugaan, Uji
Penetapan dan Uji Pelengkap.
4.2 Bakteri atau mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai indikator
cemaran di air adalah coliform khususnya E. coli. Dikarenakan E. coli
merupakan mikroorganisme resisten yang dapat bertahan di lingkungan
ekstrim. Jika E. coli ada dalam makan atau minuman, dapat diindikasikan
mikroorganisme lain jug ada dalam makanan atau minuman tersebut.
4.3 Jumlah E. coli yang ada dalam sampel diperoleh hanya pada sampel air isi
ulang Subita yaitu 3 MPN/100 mL.




7

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Dwidjosoeputro,D. 2005. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Madigan, MT., J. M. Martinka, and J. Parker. 1997. Biology of Microorganism.
Eight Edition. Prentice Hall International, Inc. New Jersey.
Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 2007. Dasar Dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Widiyanti, Manik dan Ristiati. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Kaliform pada
Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan
Vol. 3 No 1.

















8

LAMPIRAN










Gambar 1. Hasi Positif adanya Coliform pada medium BGBB.

Anda mungkin juga menyukai