Mol CH3COOH =
Mol CH3COOH = 0,7 mol
Mol C4H9OH =
Mol C4H9OH =
Mol C4H9OH = 0,3 mol
CH3COOH + C4H9OH CH3COOC4H9 + H2O
M 0,7 mol 0,3 mol - -
T 0,3 mol 0,3 mol 0,3 mol 0,3 mol
S 0,4 mol --- 0,3 mol 0,3 mol
Massa teoritis CH3COOC4H9 = mol CH3COOC4H9 x Mr CH3COOC4H9
Massa teoritis CH3COOC4H9 = 0,3 mol x 116 gram/mol
Massa teoritis CH3COOC4H9 = 34,8 gram
2. Menghitung yield dari n-butil asetat
Yield n-butil asetat =
x 100%
Yield n-butil asetat =
x 100%
Yield n-butil asetat = 72,41%
3. Menghitung maksimum n-butil asetat yang hilang dalam
proses pencucian.
Karena pada saat praktikum semua pereaktan jumlahnya di lipat gandakan
maka hasil ester yang di hasilkan 72,41%, maka ada 27,59% yang terbuang .
Oleh karena itu jumlah butil asetat yang terbuang saat pencucian adalah
x
34,8 gram = 9,60 gram butil asetat yang terbuang saat pencucian.
Pembahasan
Novka Kelvianto
Sadurrifki
Ester atau alkil asetat merupakan senyawa dengan gugus fungsi RCOOR
yang dapat di sintesis dari alkohol dan asam karboksilat dengan bantuan katalis asam,
Ester memiliki sifat yang khas tersendiri yaitu senyawanya beraroma wangi-wangian
seperti buah-buahan dan lain-lain. Untuk mengahsilkan n-butil asetat dapat di lakukan
reaksi antara n-butanol dengan asam asetat, reaksi sebagai berikut :
CH
3
COOH
(l)
+ C
4
H
9
OH
(l)
CH
3
COOC
4
H
9(l)
+ H
2
O
(l)
Pada percobaan ini, untuk membuat suatu senyawa ester atau n-butil asetat
dapat dilakukan reaksi antara butanol dan asam asetat glasial dengan bantuan H
2
SO
4
pekat, untuk menghasilkan produk yang lebih banyak maka reaktan yang
ditambahkan dilipatkan gandakan menjadi dua kali dengan asam asetat yang
ditambahkan berlebih, penambahan H
2
SO
4
berfungsi sebagai katalis, untuk
mempercepat reaksi esterifikasi. Karena reaksi esterifikasi merupakan reaksi
reversible, maka reaksi esterifikasi dilakukan di dalam alat refluks.
Suhu larutan di jaga agar tidak lebih dari 91
o
C, hal ini disebabkan titik didih n-
butil asetat diantara 70-90
o
C, maka penangas yang digunakan adalah penangas air.
Pada labu tempat terjadinya reaksi esterifikasi tidak di tambahkan batu didih, karena
sudah ada batang pengaduk yang fungsinya sama dengan batu didih untuk
menyebarkan kalor panas sehingga tidak terjadinya bumping atau letupan-letupan
larutan. Setelah satu jam di lakukan refluks, di hasilkan n-butil asetat dan air. Hasil
refluks didinginkan sampai suhu kamar, kemudian di ekstrak di corong pisah selama
enam tahap agar dihasilkan ester murni yang bebas dari air dan pengotor lainnya, n-
butil asetat yang di hasilkan memiliki wangi yang khas yaitu wangi tinta spidol.
Proses pemisahan menggunakan corong pisah, Metode yang digunakan adalah
ekstrasi cair cair. Prinsip ekstraksi cair cair adalah berdasarkan perbedaan
kelarutan. Hasil larutan yang telah direfluks dan di dinginkan dimasukkan ke dalam
corong pemisah yang telah berisi air demineral 50 mL, lalu dikocok berulang ulang
agar homogen. Setelah didiamkan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas adalah ester dan
pengotor sedangkan lapisan bawah adalah cairan yang mungkin saja masih
mengandung n-etil alcohol dan asam asetat glacial berlebih serta H
2
SO
4
dan air
sebagai hasil samping. hal ini membuktikan bahwa berat jenis air lebih tinggi
dibandingkan berat jenis n-etil asetat. Sesudah dikocok akan terbentuk dua lapisan
lagi, lapisan atas adalah ester dan lapisan bawah adalah Air dan pengotor. Butanol
akan mudah dipisahkan karena ia larut dalam air.
Ektraksi menggunakan air dilakukan dua kali agar butanol dan pengotor
lainnya terlarut.
Untuk menghilangkan asam berlebih yang terdapat dalam ester, maka ke
dalam corong pisah di tambahkan larutan Na
2
CO
3
25 mL, reaksi ketika Na
2
CO
3
bereaksi dengan asam :
2H
+
(kelebihan) + Na
2
CO
3
2Na
+
+ CO
2(g)
+ H
2
O
(l)
Karena menghasilkan gas CO
2
maka ketika di kocok dalam corong pisah,
sesekali tutup corong pisah di buka agar tekanan gas yang di dalam corong pisah
dapat keluar sehingga tidak mengakibatkan tekanan yang besar dalam corong pisah.
Penambahan larutan Na
2
CO
3
dilakukan dua kali untuk memastikan
dalam larutan ester
tidak terdapat sisa asam.
Natrium karbonat di hilangkan dengan mencuci kembali produk dengan air
demineral. Natrium bikarbonat perlu dihilangkan dari produk karena dikhawatirkan
akan terjadi reaksi hidrolisis jika tidak dihilangkan. Sementara itu penambahan
natrium sulfat anhidrat digunakan untuk menghilangkan air dari ester, karena Na
2
SO
4
bersifat menyerap air (dehidrator).
Dari hasil perhitungan, yield yang didapat adalah 72,41%. Jumlahnya tidak
cukup sempurna. Ini terjadi karena waktu reaksi yang hanya dilangsungkan selama
satu jam. Karena saat itu kesetimbangan belum tercapai, maka masih ada reaktan yang
belum bereaksi membentuk n-butil asetat. Selain itu, kehilangan ester ini disebabkan
oleh pencucian, artinya masih ada ester yang terbawa oleh pelarut ketika di cuci, yang
menyebabkan jumlah ester menjadi kurang dari yang seharusnya.
n-butil asetat yang terbentuk diuji kemurniannya dengan cara menentukan
indeks biasnya. Indeks bias n-butil asetat berdasarkan literatur adalah 1,387.
Sementara itu indeks bias n-butil asetat yang dihasilkan pada praktikum memiliki nilai
indeks bias 1,393. Hasil yang tidak terlalu jauh. Artinya n-butil asetat yang dihasilkan
pada percobaan memiliki kemurnian yang cukup baik.
Nanda Awliyah Nurjanah
Kesimpulan
Esterifikasi merupakan reaksi antara alkohol dengan asam karboksilat yang
menghasilkan produk ester dan air. Butil eatnoat atau butil asetat dapat di sintesis
dengan mereaksikan n-butanol dan asam asetat glasial, dengan bantuan asam untuk
mempercepat reaksi. Penambahan reaktan secara berlebih memberikan produk ester
yang lebih banyak. Pemurnian ester dari pengotor hasil reaksi dapat dilakukan dengan
metode ekstraksi cair-cair yaitu dengan menambahkan air dan larutan natrium
karbonat secara berulang kali. Kemurnian butil asetat (butil etanoat) dapat dilakukan
dengan memeriksa indeks bias dari cairan tersebut.
Daftar Pustaka
Fenssenden & Fessenden,