BERBASIS BAHAN ORGANIK PHTHALOCYANINE/PERYLENE GUSTI ERIC SANDRA F1B112003 BAB I Latar Belakang Dalam suatu unit sel surya Terdapat fotovoltaik yaitu peranti bahan lapisan aktif yang dapat mengubah foton menjadi energi listrik. Ilmuwan telah mencoba berbagai kombinasi lapisan aktif. Calvin Kwong Chung Yin meneliti kombinasi bahan aktif yang terdiri dari senyawa turunan phthalocyanine dan senyawa turunan perylene yaitu (PTCDA). Optimasi ketebalan lapisan aktif dari phthalocyanine / perylene yang berbasis organik merupakan salah satu langkah yang sebaiknya ditempuh dalam upaya meningkatkan efisiensi peranti. Efisiensi sel surya dapat dinyatakan dengan besaran Incident Photon to Current Efficiency (IPCE) .
Perumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana menentukan secara teoretis ketebalan lapisan PTCDA yang menghasilkan modulus kuat medan listrik tertinggi pada sambungan donor-akseptor peranti yang ditinjau?
2) Bagaimana menentukan secara teoretis ketebalan lapisan PTCDA yang memberikan nilai IPCE/ maksimum?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Menentukan secara teoretis ketebalan lapisan PTCDA yang menghasilkan modulus kuat medan listrik tertinggi pada sambungan donor-akseptor peranti yang ditinjau.
2) Menentukan secara teoretis ketebalan lapisan PTCDA yang memberikan nilai IPCE/ maksimum.
Manfaat Penelitian Adapun Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dapat menjadi acuan apabila akan bagi fabrikasi peranti fotovoltaik yang terdiri dari lapisan Indium Tin Oxide (ITO)/CuPc/PTCDA/Ag, sehingga nantinya akan diperoleh suatu peranti sel surya yang mempunyai IPCE optimum.
Ruang Lingkup Kajian Peranti yang dikaji pada skripsi ini adalah peranti fotovoltaik organik yang bahan aktifnya terdiri dari CuPc dan PTCDA, yang mana CuPc berperan sebagai lapisan donor elektron, sedangkan PTCDA berperan sebagai lapisan akseptor elektron. Penentuan ketebalan lapisan PTCDA yang menghasilkan IPCE tertinggi untuk panjang-panjang gelombang yang dianggap paling berpengaruh dalam 8 pembentukan arus penyinaran dilakukan secara teoretik Metode Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian teoretik. Data- data yang digunakan dalam skripsi ini, yakni data mengenai indeks bias kompleks dari bahan organik CuPc dan PTCDA mengacu pada sebuah thesis karya Calvin Kwong Chung Yin, sedangkan indeks bias kompleks bahan-bahan ITO, Ag mengacu pada www.refractiveindex.info/index.php yang diakses pada tanggal 11 Maret 2009. Keseluruhan perhitungan dilakukan sengan bantuan perangkat lunak Matlab 7.6.0 (R2008a) dan Maple 11. BAB II Dasar Teori Meliputi
1) Peranti Fotovoltaik Berbasis Bahan Organik 2) Pemodelan Arus Penyinaran pada Peranti Fotovoltaik Berbasis BahanOrganik 3) Bahan Organik CuPc 4) Bahan Organik PTCDA
BAB III Deskripsi Peranti Pada penelitian ini, ditinjau suatu peranti fotovoltaik berbasis bahan organik CuPc dan PTCDA dengan ketebalan setiap lapisan pada peranti adalah sebagai berikut: kaca silika (1 mm) / ITO (120 nm) / CuPc (50 nm) / PTCDA (x nm) / Ag (40 nm), dengan x adalah ketebalan lapisan PTCDA yang hendak ditentukan nilainya. Nilai ketebalan yang digunakan untuk setiap bahan sesuai dengan nilai yang sudah lazim dipakai para peneliti dalam fabrikasi peranti sejenis
Susunan Peranti yang Digunakan dalam Penelitian Gamabar 2.1: susunan Peranti
Adapun untuk penghitungan beberapa parameter, seperti matriks permukaan (Ijk), matriks fase (Lj), total matriks transfer (Sj), medan listrik internal E (x) j ), dan arus foto (Jfoto), memerlukan pemberian indeks. Oleh karena itu, penulis memberikan ketentuan pemberian indeks adalah sebagai berikut :
1. Indeks 1 dan 7 untuk udara. 2. Indeks 2 untuk kaca silika. 3. Indeks 3 untuk lapisan ITO. 4. Indeks 4 untuk lapisan CuPc. 5. Indeks 5 untuk lapisan PTCDA. 6. Indeks 6 untuk lapisan Ag. Skema pemberian indeks untuk masing-masing lapisan Gamabar 2.2: ketentuan pemberian indeks
BAB IV Data yang digunakan dalam perhitungan a) Panjang Gelombang 344 nm Melalui grafik (a), tampak bahwa nilai IPCE/ maksimum pada panjang gelombang 25,6 nm. Perubahan ketebalan IPCE yang cepat terhadap ketebalan PTCDA menyiratkan bahwa dalam fabrikasi dibutuhkan ketelitian dan ketepatan yang tinggi karena penyimpangan sedikit saja dari ketebalan optimum dapat menyebabkan penurunan nilai IPCE/ yang signifikan. b) Panjang Gelombang 467 nm Melalui grafik (b), dapat kita lihat bahwa kurva mengalami kenaikan sampai mencapai titik maksimum lokal pertama pada ketebalan PTCDA 21,1 nm, lalu mengalami penurunan sampai mencapai titik minimum lokal, kemudian naik lagi dan mengalami maksimum pada ketebalan 140 nm. Ketebalan yang melebihi 200 nm diabaikan karena ukuran ketebalan untuk suatu peranti fotovoltaik lapisan tipis adalah 100 nm, karena rentang ketebalan tersebut tidaklah sesuatu yang umum untuk fabrikasi peranti tipis fotovoltaik Pada ketebalan sebesar 52,2 nm untuk panjang gelombang 344 nm, nilai IPCE/ menunjukkan nilai yang minimum, sedangkan nilai kuadrat modulus medan listrik menunjukkan nilai yang maksimum. Secara intuitif diduga bahwa distribusi nilai medan listrik di setiap titik pada lapisan aktif peranti (selain pada sambungan donor akseptor) dapat lebih tinggi daripada nilai medan listrik pada sambungan donor-akseptor. Begitu pula sebaliknya. Pada ketebalan sebesar 25,6 nm, nilai kuadrat modulus medan listrik menunjukkan nilai yang minimum, sedangkan nilai IPCE/ menunjukkan nilai yang maksimum. Secara intuitif diduga juga bahwa nilai medan listrik di setiap titik pada lapisan aktif peranti (selain pada sambungan donor akseptor) dapat lebih besar daripada nilai medan listrik pada sambungan donor- akseptor. Hasil yang serupa juga didapatkan dari perhitungan pada panjang gelombang 467 nm. BAB V kesimpulan 1). Pada panjang gelombang 344 nm, medan listrik mengalami peluruhan sinusoidal secara perlahan dengan nilai maksimum 0,239 ketika ketebalan PTCDA 52,2 nm. Sedangkan pada panjang gelombang 467 nm, medan listrik mengalami maksimum pada ketebalan 101 nm, dengan besarnya normalisasi medan listrik sebesar 0,412.
2). Pada panjang gelombang 344 nm, nilai IPCE/ maksimum pada panjang gelombang 25,6 nm, sedangkan pada panjang gelombang 467 nm, nilai IPCE/ maksimum pada ketebalan 140 nm. Saran 1). Perlu dilakukan kajian mengenai distribusi kuat medan listrik pada peranti.
2). Perlu dilakukan kajian mengenai efisiensi kuantum dan pemanfaatannya dalam perluasan kajian skripsi ini tanpa mengasumsikan nilai yangsama bagi kedua lapisan aktif.
3). Dilakukan kajian yang serupa dengan skripsi ini, tetapi untuk menentukan ketebalan optimum kedua lapisan aktif peranti.