1. Tujuan dasar keluarga Keluarga berfungsi sebagai variabel intervensi kritis (atau seperti pengarang lain mengistilahkannya sebagai buffer atau sebagai agen penawaran antara masyarakat dan individu. Jadi tujuan utama keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harapan-harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubahnya sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Bersamaan dengan itu pula keluarga mengadakan penerimaan baru bagi masyarakat, dan menyiapkan anak-anak untuk menerima peran-peran dalam masyarakat (Williams dan Leaman, 1973).
Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan- harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Setiap keluarga merupakan bagian dari beberapa kelompok, tapi hanya keluargalah yang memperhatikan individu secara total dan memperhatikan segi-segi kehidupannya. Prioritas tertinggi dari keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota keluarganya.
Untuk menyatakan kembali peran keluarga, unit keluarga menempati suatu posisi antara individu dan masyarakat (Bionfenbienner, 1979). Fungsi keluarga menjadi berlipat ganda, yaitu ; 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang ada dalam keluarga, dan 2) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dimana keluarga menjadi bagiannya. 2. Interaksi antara keluarga masyarakat Sebagai unit dasar masyarakat, keluarga membentuk dan dibentuk oleh kekuatan- kekuatan eksternal (komunitas sistem-sistem sosial yang lebih besar) disekitarnya. Kebanyakan sosiologi pasti setuju bahwa pengaruh masyarakat terhadap keluarga lebih besar dari pada pengaruh dari keluarga terhadap masyarakat, meskipun keluarga juga berupaya memasukan pengaruh pada masyarakat. Meskipun pengaruh lebih besar dari masyarakat mendesak keluarga, keluarga tidak harus dianggap pasif, tapi merupakan agen reaksioner dalam proses perubahan sosial. Kekuatan-kekuatan yang beroperasi dalam masyarakat dan dalam keluarga secara terus menurut mengintervensi, berinteraksi, dan berubah.
3. Interaksi antara sehat/sakit dan keluarga Status sehat/sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi suatu jalannya penyakit dan status kesehatan anggota. Karena itu, pengaruh dari status sehat/sakit pada keluarga dan pengaruh status sehat/sakit keluarga saling mempengaruhi atau sangat bergantung satu sama lain (Gilliss et al.,1989; Wright dan Leahey, 1984). Keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan masalah-masalah kesehatan anggota keluarga. Enam tahap sehat atau sakit dan interaksi keluarga akan dikemukakan untuk menggambarkan lebih lanjut ketergangtungan antara keluarga dan status sehat para anggotanya. Tahap-tahap ini memberikan sebuah urutan pengalaman sakit dari sebuah keluarga. 1) Tahap pencegahan sakit dan pengurangan resiko 2) Tahap gejala penyakit yang di alami oleh keluarga dalam penilaian 3) Tahap mencari perawatan 4) Kontak keluarga dengan tahap sistem sehat 5) Respons akut tahap keluarga dan pasien 6) Tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan
4. Definisi definisi keluarga Burges dkk ( 1963 ) membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referenci secara luas: 1) Keluarga terdiri dari orang orang yang di satukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi 2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka teteap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah meraka. 3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah ibu dan anak. 4) Keluarga sama sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri
Definisi definisi tambahan tentang keluarga berikut ini mengkonotasikan tipe- tipe keluarga secara umum yang dikemukankan untuk mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang keluarga.
1) keluarga inti (conjugal): Keluarga yang menikah sebagai orang tua yang memberi nafkah kepada anak anaknya 2) Orientasi atau asal keluarga: Yang di dalam keluarga dilahirkan seseorang. 3) keluarga besar: Salah satu hubungan darah yang tinggal jadi satu keluarga inti yang terdiri dari kakek/nenek, tante, paman, sepupu. 5. Kesehatan keluarga Jika sebuah presepektif sistem di angkat, hasil interaksi internal dan pertukaran internal antara keluarga dan lingkungannya akan ditekan. Salah satu hasil nya adalah keseimbangan antara pertumbuhan atau perubahan stabilitas dan ekuili-brium dalam keluarga ( wright dan leahey 1984 ). 6. Keluarga Amerika Keluarga berhadapan dengan berbagai institusi dalam masyarakat yang saling mempengaruhi, maka keluarga senantiasa dalam keadaan revolusi secara terus menerus ( berardo, 1988). Keluarga menjadi media atau perantara, menerjemahkan, dan menyatukan perubahan-perubahan sosial dalam struktur nya (gode, 1964). Bukti dari perubahan-perubahan yang luar biasa tersebut dan perbedaan luar biasa di kalangan keluarga amerika berasal dari data demografi yang terutama di kumpulkan oleh biru sensus amerika serikat (the U.S. bureauof the census , naisbit in megatrends). a. Kecenderungan Demografi Perkambangan cepat dari golongan lansia yang akan menjadi pemakai jasa pelayanan perawatan kasehatan dan bantuan perawat akan sangat memiliki yang sangat besar pada kehidupan keluarga (prifer dan Bronte 1986). b. Ukuran keluarga dan Rumah Tangga Menurunnya ukuran keluarga dan rumah tangga merupakan suatu kecenderungan utama demografi jangka panjang.
Menurut Biro Sensus Amarika Serikat (1988), ukuran rumah tangga amerika terendah sepanjang sejarah dengan 2.66 orang dalam tahun 1987. Bersamaan dengan itu pula, wanita mengalami perubahan pada jangka waktu pengasuhan anak yang lebih pendek, jangka waktu ini menyatakan lamanya tahun mereka mengasuh anak, mulai dari yang paling kecil hingga yang paling tua. c. Perceraian dan Perkawinan Kembali Kecenderungan naik jangka panjang dalam kehancuran perkawinan di Amerika Serikat hampir sama dengan kecenderungan naik dalam perkawinan kembali, ini menggambarkan keseluruhan keinginan untuk mengakhiri masa lajang (Teachman et al, 1987). Menonjolnya peceraian tanpa sarat telah menambah kerugian posisi wanita yang diceraikan secara ekonomis dengan dukungan sah dari komitmen jangka panjang dari suami untuk mendukung ibu dari anak-anaknya (White,1988) d. Peningkatan kelahiran pertama pada ibu-ibu lansia Dalam sebuah laporan dari Pusat Kesehatan Nasional (Ventura, 1989), dari ringkasan data nasional yang menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan kelahiran utama yang berarti dari ibu-ibu yang blebih tua, dengan usia sekitar 30-34 tahun dan khususnya 35-39 tahun. e. Pekerjaan Kaum Wanita Lebih dari 60 % wanita menikah yang memiliki anak-anak berusia sekolah di AS dalam tahun 1981, dipekerjakan. 7. Bermacam-macam bentuk keluarga Setiap keluarga membentuk kekuatannya sendiri dan mudah dipengaruhi, tatanan keluarga tertentu mungkin lebih cocok untuk memenuhu fungsi fungsi tertentu. Dalam beberapa studi yang membandingkan berbagai bentuk keluarga satu dengan yang lainnya, yang juga mempengaruhi hasil studi. ( Macklin, 1988 ). a. Keluarga Inti Berdasarkan Sensus Amerika Serikat 1990 keluarga inti terdiri dari seorang suami pencari nafkah, seorang istri ibu rumah tangga, dan anak anak, norma keluarga ini sebanyak 25 % dari seluruh rumah tangga ( U.S Bureau of the Census, Pebruari, 1991). b. Keluarga Pasangan Suami Istri Bekerja Keluarga dimana pasangan suami istri bekerja , baik sebagai pekerja sambilan maupun tetap, kebanyakan wanita (demikian juga dengan laki laki) memiliki apa yang di namakan jabatan-yaitu posisi yang bukan menjadi kepentingan utama kehidupan dan diterima karena alasan ekonomi (skinner, 1984). c. Keluarga Tanpa Anak Kira kira 5% atau lebih dari semua wanita menikah di Amerika Serikat dengan sengaja tidak punya anak. Persentase ini diharapkan terus meningkat 10% dalam waktu dekat ini, bukan hanya karena perkawinan yang tertunda dan pola pola perawatan anak taoi karena banyak karier dan pilihan pendidikan yang tersedia bagi wanita saat ini (Macklin, 1988).
B. keperawatan keluarga : fokus, evolusi, dan tujuan
Keperawatan keluarga : Batasan Keahlian Saat ini, keperawatan keluarga menjadi sebuah bidang keahlian khusus yang mengabaikan berbagai bidang keahlian keperawatan lainnya. Meskipun sebagai keahlian yang berbeda, namun keperawatan keluarga ini masih tergolong bayi (Hanson, 1987), ada bukti kuat bahwa keperawatan keluarga merupakan sebuah bidang keahlian khusus yang sedang bertumbuh, bersifat dinamis dan mendapat perhatian dalam praktik, pendidikan dan penelitian. Sebuah tinjauan pustaka tentang keperawatan keluarga mengungkapkan bahwa jelas dalam definisi tentang keperawatan keluarga itu sendiri terdapat tiga tingkat praktik keperawatan keluarga atau foci. Setiap tingkat dari tiga tingkat atau foci keperawatan keluarga merupakan komponen keperawatan keluarga. Tingkat I : keluarga sebagai konteks Dalam tingkat I, keperawatan keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang dimana keluarga dipandang sebagai konteks bagi pasien atau klien ( Bozzet, 1987 ). Definisi tentang perawatan yang terpusat pada keluarga yang disebarluaskan oleh interdisipliner dari Assosiation For Care of Childerns Health (1989). Mereka menyatakan bahwa keperawatan yang terpusat pada keluarga merupakan suatu filosofi dari perawatan kesehatan anak yang mempertimbangkan dan memperlakukan anak dalam konteks keluarga serta mengakui keluarga sebagai pemberi asuhan utama dan kesinambungan untuk anak. Dimana keluarga dimasukkan kedalam pengkajian dan perencanaan perawatan pasien, beberapa pengarang menyebutkan hal ini dengan perawatan yang berpusat atau berfokus pada keluarga ( Boczzet, 1987 )
Tingkat II : keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluarga Dalam praktik keperawatan keluarga tipe II ini, kaluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah individual anggota keluarga. Jika perawatan disediakan atau diberikan kepada semua anggota keluarga, maka perawatan kesehatan keluarga dan keperawatan keluarga dikatakan ada. Nampaknya ada suatu upaya sedang berkembang dapat perawatan primer keluarga yang memandang keluarga sebagai fokus perawatan ( Doherty and Camphell, 1988 ) bukan sebagai kumpulan dari bagian-bagiannya namun upaya-upaya pengandalian biaya dan kurang pembayaran terhadap keperawatan keluarga, upaya ini tidak tersebarluas. Pada tingkat ini, yang menjadi pokok terpenting adalah masing- masing klien yang dilihat sebagai unit yang terpisah bukan unit yang saling berinteraksi. Tingkat III :Keluarga Sebagai Klien Dalam bentuk ketiga dari konseptualisasi praktik keperawatan keluarga, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian dan perawatan. Disini keluarga menjadi yang utama dengan setiap anggota keluarga sebagai latar belakangnya atau konteks. Keluarga dipandang sebagai sistem yang berinteraksi. Fokusnya pada dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga, serta kesalingtergantung sub sistem keluarga dengan keseluruhan dan keluarga dengan lingkungan luarnya. Hubungan antara penyakit, individu-individu dalam keluarga, dan keluarga dianalisa dan dimasukkan dalam rencana perawatan (Wright dan Leahey, 1988) Wright dan Leahey (1988) menunjukkan pada ketrampilan pengkajian dan intervensi klinis yang lebih maju berdasarkan integrasi keperawatan, terapi keluarga, dan teori sistem sebagai keperawatan sebagai sistem keluarga. Ini merupakan fokus dari tingkat ketiga, karena menyangkut interaksi atau timbal balik antara fungsi keluarga dan kesehatan atau penyakit. Dari sebab itu, fokus dari keperawatan keluarga dalam buku ini mengacu pada praktik keperawatan dimana keluarga dipandang dan di perlukan sebagai klien atau penerima asuhan. Tingkat pencegahan Leavell dkk. (1965) Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit, juga tujuan-tujuan yang sesuai untuk masing-masing tingkat. Ketiga tingkatan tersebut adalah : 1. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera. 2. Pencegahan sekunder, yang terdiri atas deteksi dini, diagnosa dan pengobatan. 3. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya. Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan keluarga. Tujuan-tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan (Hanson, 1987)
C. Identifikasi Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada siapa yang menjadi fokus perawatan. Perbedaan fokus tersebut tergantung pada konseptualisasi keluarga dari prawat tersebut dalam praktiknya. Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari pasien individu ,maka anggota keluarga secara individu merupakan fokus dan poroses keperawatan yang berorientasi secara individu , seperti pada tradisional. Perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua tingkatan (tingkat individu dan tingkat keluarga). Dalam hal ini , pengkajian, diagnosa, perencanaan , intrervensi ,dan evaluasi akan menjadi lebih luas dan lebih rumit. Menggambarkan masing-masing dari lima langkah dasar yang ada dalam proses keperawatan yang berkaitan dengan tujuan dan maknanya. a. Pengumpulan data: Pengumpulan data tentang kesehatan dari pasien atau klien . Data dapat di akses. dikomunikasikan, dan di cabut. b. Diagnosa : Keperawatan di turunkan dari data status kesehatan. c. Perencanaan: Rencana keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan keperawatan yang di tentukan untuk untyk mencapai tujuan-tujuan yany diturunkan dari diagnose keperawatan.
d. Tindakan : 1) Tindakan keperawatan diberikan pada partisipasi klien atau pasien dan peningkatan pemiliharaan dan kesehatan . 2) Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk memaksimalksan kapasitas kesehatannya. 3) Kemajuan atua kemunduran klien atau pasien kearah pencapaian tujuan di tentukan oleh pasien dan perawat. 4) Kemajuan atau kemunduran kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan mengarahkan pengkajian ulang ,pemesanan ulang prioritas,penyusunan tujuan baru dan perbaikan asuhan keperawatan. e. Evaluasi Evaluasi di dasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan lainnya. Keefektifan di tentukan dengan melihat respons keluarga dan hasil (bagaimana keluarga memberikan respons). Bukan interverensi interverensi yang dimplementasikan.