Anda di halaman 1dari 5

SGD 2

Dasar dasar teoritis dalam keperawatan keluarga, tujuan yang akan dicapai :
1. Telaah pendekatan teori teoritis dalam keperawatan keluarga
Teori Teori Keperawatan
Keperawatan telah beranjak dari suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada teknik
kedisiplin ilmu dengan paradigma-paradigma atau kumpulan teori yang bersaing
(Meleis, 1985).
Fawcett (1984) mengelompokkan enam teori atau model konseptual acuan kedalam
tipologi di bawah ini.
Sistem : model sistem perilaku dari Johnson, model sistem dari Neuman.
Perkembangan : model perawatan diri dari Orem.
Interaksi : tidak ada ahli teori utama yang tercatat disini.
Model sistemdan interaksi (karakteristik dari keduanya) : model sistem
terbuka dari King, model adaptasi dari Roy.
Model sistem dan perkembangan (karakteristik dari keduanya) : model proses
kehidupan dari Roger.
Teori Keperawatan Model Konseptual
A. Model Sistem dari Neuman
Pada publikasi Neuman tahun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak
membahas keluarga. Dalam kompilasi akhir dari bab tentang model Neuman ,
disunting oleh Neuman (1982), model tersebut diperluas yang berhubungan
dengan keluarga sehingga penerima asuhan keperawatan termasuk keluarga.
Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk pengkajian
dan intervensi primer, sekunder, dan tersier. Proses keperawatan digunakan
sebagai penghubung antara teori keluarga dan praktik keperawatan (Fawcett,
1984). Model dari Neuman, karena konsep keluarga telah diidentifikasi dan
diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk membimbing praktik keperawatan
keluarga.
B. Model Perawatan Diri dari Orem
Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan diri, sistem
keperawatan berorientasi pada individu. Individu (klien) dianggap sebagai
penerima asuhan keperawatan yang utama. Keluarga dipandang sebagai faktor
syarat dasar bagi anggota keluarga (klien) atau sebagai konteks utama dimana
individu berfungsi. Perawat juga membantu pemberi perawatan yang tidak
mandiri ( anggota keluarga dewasa yang merawat individu yng tidak mandiri )
dan dalam melaksanakan tugas ini mereka dianggap sebagai individu daripada
keluarga atau subsistem keluarga ( Orem, 1983).
Akan tetapi, Tadych ( 1985 ) melaksanakan tugas untuk menguraikan
bagaimana struktur, fungsi, dan perkembangan keluarga dapat diartikulasikan
dengan model dari Orem. Chin (1985) mengatakan bahwa satu alasan mengapa
terdapat kekurangan dari kemampuan penerapan model dari Orem pada keluarga
dari sebuah unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda
dengan untuk individu. Upaya upaya selanjutnya seperti ini sangat diperlukan,
sehingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk bekerja dengan keluarga
sebagai klien.
C. Model Sistem Terbuka dari King
King memandang keluarga sebagai sistem sosial dan konsep utama dalam
modelnya. Keluarga diperlakukan baik sebagai konteks maupun klien. King
menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila
terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau
mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983, hal.1982). king terus menguraikan
modelnya sebagai perawat pembantu untuk membantu anggota keluarga
menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan. Karena
model tersebut berorientasi pada sistem dan interaksi, dengan perluasan isi
keluarga yang lebih jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam keperawatan
keluarga.
D. Model Adaptasi dari Roy
Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi
sosial, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan fokus praktik
keperawatan. Karena para perawat mengkaji orang sebagai sistem yang adaptif,
mereka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan fokus perawatan,
intervensi keperawatan mempertinggi stimuli (fokal, kontekstual, dan residual)
untuk meningkatkan adaptasi dari sistem keluarga (Roy 1983, hal.275). Teori
ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam
memanipulasi lingkungan mereka.

E. Model proses Kehidupan dari Roger
Dalam teori Roger, fokus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan
umat manusia. Tujuan dari keperawatan adalah untik meningkatkan interaksi
simfonis antara manusia dan lingkungannya(Meleis, 1985). Bagi Roger, keluarga
dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga yang tidak bisa
dikurangi, bersifat empat dimensi, negentropik yang menjadi fokus studi dalam
keperawatan. Whall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruens dan
aplikabilitas teori Roger untuk pengkajian keluarga, yang mengilustrasikan hal ini
dengan menggunakan konsep Roger tentang saling melengkapi, resonansi, dan
helicy untuk menguraikan sistem keluarga.

Teori Ilmu Sosial Keluarga
Perkembangan
o Berorientasi pada sosiologi : Duvall
o Berorientasi psikologi Mc Goldrick dan Carter
Sistem
o Mainstream
o Model ekologi
Struktural Fungsional
Interaksi
o Teori Peran
o Teori stres dan koping keluarga
Institusional-Historis
Lain-lain
o Teori konflik
o Teori pertukaran sosial
o Teori pembelajaran sosial
Teori Terapi keluarga
Sistem keluarga (orientasi teoritis mainstream)
o Teori sistem keluarga Bowenian
o Teori keluarga struktural
o Teori komunikasi atau interaksi keluarga
Perilaku
Psikodinamik
Pengalaman humanistik
Intervensi krisis keluarga

2. Telaah Teori struktural fungsional dalam keperawatan keluarga
Pendekatan Struktural Fungsional
Kerangka kerja struktural - fungsional merupakan sebuah referensi kerangka
teoritis dalam sosiologi ( Leslie dan Korman, 1989 ) khususnya dalam bidang bidang
menyangkut keluarga dan sosiologi medis. Sebuah deskripsi tentang struktur dan
(dimensi-dimensi organisasi) dan fungsi fungsi keluarga terdapat pada inti
pendekatan ini.
Kebanyakan literatur sosiologis menerapkan pendekatan yang lebih
mikroskopis dan memandang keluarga sebagai suatu sub sistem dari msyarakat yang
lebih luas. Asumsi-asumsi umum yang dibuat meliputi asumsi-asumsi sebagai berikut
(Leslie dan Korman, 1989; Parson dan Bales, 1985) :
a) Sebuah keluarga merupakan sebuah sistem sosial dengan syarat-syarat
fungsional.
b) Sebuah keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang memilki sifat-sifat
generik tertentu yang lazim bagi semua kelompok kecil.
c) Keluarga sebagai sebuah sistem sosial menyelenggarakan fungsi-fungs untuk
melayani individu disamping masyarakat
d) Individu bertindak sesuai dengan serangkaian norma-norma dan nilai-nilai
yang semata-mata hanya dipelajari dalam keluarga lewat sosialisasi.
Teori struktural-fungsional dipilih bersama dengan teori sistem-sistem umum
dan teori perkembangan sebagai kerangka kerja yang berfungsi untuk mengatur teks,
karena penggunaannya memberikan suatu perspektif yang holistik komprehensif
untuk maksud-maksud pengkajian.
Konsep Struktur
Struktur keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun, yaitu cara-cara
yang digunakan untuk menata unit-unit dan bagaimana unit-unit tersebut saling terkait
satu sama lain.
Satu cara lain memandang struktur keluarga adalah dengan melukiskan
subsistemnya sebagai dimensi struktural ( Minuchin, 1974 ). Struktur keluarga
berperan memudahkan pencapaian fungsi-fungsi keluarga, karena alokasi dan
konservasi sumber-sumber merupakan suatu tugas utama bagi struktur keluarga.
Karena hubungan yang penting ini fungsi-fungsi harus dipandang dalam hubungannya
dengan struktur keluarga.
Konsep Konsep Fungsi
5 fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga ;
1) Fungsi Afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kaum
dewasa, memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggota keluarga.
2) Sosialisasi dan fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak-anak
yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang
produktif , dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
3) Fungsi reproduktif : untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi ekonomis : untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi yang memadai
dan pengalokasian sumber-sumber tersebut secara efektif.
5) Fungsi fungsi perawatan kesehatan : untuk pengadaan kebutuhan-kebutuhan
fisik, pangan, sandang, papan, dan perawatan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai