Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Telaah Pustaka
Uraian Tanaman
1. Klasifikasi
Ubi jalar diduga berasal dari benua Amerika. Diperkirakan pada abad ke-16, ubi
jalar menyebar ke seluruh dunia terutama negara-negara beriklim tropis. Orang-orang
Spanyol dianggap berjasa menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia terutama Filipina,
Jepang, dan Indonesia.
Sistematika tanaman Ubi jalar diklasifikasikan sebagai berikut.
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Species : Ipomea batatas L.
2. Morfologi
Ubi jalar merupakan tanaman ubi-ubian dan tergolong tanaman berumur
pendek. Tanaman ini tumbuh menjalar di permukaan tanah dengan panjang tanaman
dapat mencapai 3 meter. Ubi jalar berbatang lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat,
dan bagian tengah bergabus. Batangnya beruas-ruas dengan panjang antar luas 1-3
cm. Daun ubi jalar berbentuk bulat hati, bulat lonjong, dan bulat runcing. Ubi jalar
mempunyai bunga yang berbentuk terompet yang panjangnya antara 3-5 cm dan lebar
bagian ujung antara 3-4 cm. Mahkota bunga berwarna ungu keputih-putihan dan
bagian dalam mahkota bunga (pangkal sampai ujung) berwarna ungu muda (Anonim,
1986).
3. Kandungan Kimia
Di dalam ubi jalar ungu terdapat 9.900 mg -karoten. Disamping itu, ubi ungu
mengandung antosianin yang kadarnya dapat mencapai 110,15 mg/100 g bahan. Ubi
jalar ungu kaya akan vitamin A, vitamin E, vitamin B1, dan kandungan vitamin C
sebesar 23 mg/100 g, lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%, merupakan sumber
karbohidrat tinggi. Sedangkan mineral di dalamnya antara lain adalah zat besi, fosfor,
dan Kalsium. (Anonim, 2011).
4. Manfaat
Antosianin pada ubi ungu bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menyerap
polusi udara, oksidasi dalam tubuh dan menghambat penggumpalan darah sehingga
kesehatan aliran darah lebih lancar.
Kandungan betakaroten, vit E dan C bermanfaat sebagai antioksidan pencegah
kanker dan beragam penyakit kardiovaskuler.
Serat dan pektin dalam ubi ungu sangat baik untuk mencegah gangguan
pencernaan seperti wasir, sembelit, hingga kanker kolon.
B. Uraian Antosianin
Antosianin berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthos (bunga) dan kyanos (biru),
Antosianin merupakan bagian senyawa fenol yang tergolong flavonoid. Pigmen ini
berperan terhadap timbulnya warna merah hingga biru pada beberapa bunga, buah, dan
daun. Terdiri dari tiga gugusan penting:
1. Cincin dasar yang terdiri dari gugusan aglikon (tanpa gula)
2. Gugusan glikon atau gula.
3. Asam organik misalnya koumarat, kofeat atau ferulat( Winarno 1997).
Antosianin merupakan zat warna alami, antosianin ditemukan hampir di seluruh
bagian tanaman misalnya kulit buah, mahkota bunga, dan akar. Antosianin bermanfaat
melindungi sel dari sinar ultra violet dan berfungsi sebagai antioksidan yang mampu
menghambat oksidasi dari toksin.
Antosianin bersifat polar sehingga dapat dilarutkan pada pelarut polar seperti etanol,
aseton, dan air. Antosianin merupakan molekul yang tidak stabil. Warna merah, ungu atau
biru yang dimilikinya dapat berubah karena faktor suhu, pH, oksigen, cahaya, dan
penambahan asam, gula dan adanya ion logam (Markakis, 1982). Menurut Astawan
(2008), bahwa antosianin diyakini mempunyai efek antioksidan yang sangat baik. Sebuah
penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan Amerika Serikat menunjukkan bahwa
antosianin dapat menghancurkan radikal bebas, lebih efektif daripada vitamin E yang
selama ini telah dikenal sebagai antioksidan kuat.
Berdasarkan hasil penelitian dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana di Bali
ditemukan tumbuhan Ubi jalar ungu yang umbinya mengandung antosianin cukup tinggi
yaitu berkisar antara 110 mg- 210 mg/100 gram ( Suprapta, 2004). Jenis antosianin yang
terdapat dalam ubi jalar ungu yaitu peonidin dan sianidin. Strukturnya dapat di lihat pada
Gambar 1.








Gambar 1. Berbagai jenis struktur Antosianin.
Antosianin dapat digunakan sebagai pewarna dalam minuman, kembang gula,
produk susu, roti dan kue produk sayuran, produk ikan, lemak dan minyak, selai, jelly,
manisan, produk awetan dan sirup buah (Burdock, 1997).
C. Uraian Jus
Sari buah atau jus berasal dari bahasa inggris juice, adalah cairan yang terdapat
secara alami dalam buah-buahan. Jus diperoleh dari proses pemerasan menggunakan
mesin juicer. Jus sangat disukai karena manfaatnya menjadikan tubuh lebih segar, daya
tahan dan berat badan tetap terjaga karena di dalam jus terdapat serat yang dapat
memberikan rasa kenyang, sehingga sangat baik dikonsumsi masyarakat yang menjalani
diet. Jus buah tertentu seperti Ubi jalar ungu yang di dalamnya terdapat antioksidan
dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner, stroke, katarak, dan baik untuk
penderita diabetes (Anonim, 2006).
D. Uraian Bakteri
Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani bacterion yang berarti batang atau
tongkat. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme bersel
satu, tubuhnya bersifat prokariotik yakni terdiri atas sel yang tidak mempunyai
pembungkus inti. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri, karena begitu kecil
maka akan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri walaupun bersel
satu tetapi mempunyai organel yang dapat melaksanakan beberapa fungsi hidup (Waluyo,
2004).
Bakteri hidup tersebar di alam, antara lain di tanah, udara, air, dan makanan. Bakteri
merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan
satuan micron (), seperti misalnya pada pengukuran virus.
Bakteri yang biasa diteliti di laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5-2 m
lebarnya dan 1-5 m panjangnya. Dahulu, pengukuran ini dilakukan dengan jalan
membandingkan ukuran butir darah merah, yang pada waktu itu sudah diketahui
besarnya.
Bakteri berbentuk bermacam-macam,yaitu:
1.Bakteri berbentuk bola (coccus)
2.Bakteri berbentuk batang (basil)
3.Bakteri berbentuk melengkung (vibrio)(Irianto,K, 2006).






1. Bakteri Staphylococcus aureus
Sistem klasifikasinya sebagai berikut :
Domain : Protophyta
Phylum : Schizomycetea
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang menghasilkan pigmen
kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya
tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 m. S.
aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37
o
C dengan waktu pembelahan 0,47 jam.
S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada
saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan
kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan
sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya
perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat
lain yang mempengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.
Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul,
jerawat, pneumonia, meningitis. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini
memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. Habitat alami S.aureus
pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada
keadaan sistem imun normal, S.aureus tidak bersifat patogen (Wikipedia Indonesia, ).
2. Bakteri Escherichia coli
Sistem klasifikasi sebagai berikut:
Domain : Protophyta
Phylum : Schizomycetea
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Escherichia coli adalah kuman oportunitis yang banyak ditemukan di dalam usus
besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi
primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga
kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh yang lain diluar usus
(Karsinah, 1994). E. coli merupakan kuman berbentuk batang pendek (koko basil) Gram
negatif, ukuran 0,4-0,7m X 1,4m. Escherichia coli tumbuh baik pada hampir
semua media yang biasa dipakai di Laboratorium Mikrobiologi pada media yang
dipergunakan untuk isolasi kuman enterik. Sebagian besar strain E. coli tumbuh sebagai
koloni yang menfermentasi laktosa. Strain (jenis) tertentu dari Escherichia coli dapat
menyebabkan penyakit diare pada anak-anak. Bakteri ini sering menimbulkan wabah
diare pada anak-anak yang sedang dirawat dirumah sakit(Entjang, 2003).
E. Uraian media
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara
serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat
hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur
mikro (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor
pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleotida (Waluyo, 2004).
1. Nutrien Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam
artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari pembuangan, produk pangan, untuk
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme
dalam memperoleh kultur murni. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton
agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N
2
(Dwidjoseputro, 1994).
F. Uji Efektifitas Antibakteri
1. Uraian Metode difusi cakram kertas
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram kertas
saring berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada medium padat yang sebelumnya
telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah diinkubasi, diameter zona
hambat sekitar cakram yang dipergunakan mengukur kekuatan hambatan obat/bioaktif
terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi beberapa faktor fisik dan kimia,
selain faktor antara obat dan organisme (misalnya sifat medium dan kemampuan
difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat).
Meskipun demikian, standarisasi faktor-faktor tersebut memungkinkan
melakukan uji kepekaan dengan baik (Jawetz et al., 2005). Interpretasi dari hasil uji
difusi baru didasarkan pada perbandingan terhadap metode dilusi. Beberapa data
perbandingan bisa digunakan sebagai standar referensi. Grafik regresi linier dapat
menunjukkan hubungan antara log KHM (Kadar Hambat Minimum) pada cara dilusi
dan diameter zona hambatan pada cara difusi cakram (Jawetz et al., 2005).
Penggunaan cakram tunggal pada setiap antibakteri dengan standarisasi yang
baik, bisa menentukan apakah bakteri peka atau resisten dengan cara membandingkan
zona hambatan standar bagi obat yang sama. Daerah hambatan sekitar cakram yang
berisi sejumlah tertentu antimikroba tidak mencerminkan kepekaan pada obat dengan
konsentrasi yang sama per millimeter media, darah atau urin (Jawetz et al., 2005).
1.1.1 Kerangka Teori
..
1.1.2 Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat






1.2 Landasan Teori
1.3 Hipotesis
Ekstark saffron memiliki efek antipiretik



Ekstrak saffron Demam

Anda mungkin juga menyukai