Anda di halaman 1dari 5

J.

Tanda Petik (" ")


1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Bapak Guru menyatakan, "Orang tua di sekolah sama dengan Orang tua
dirumah. "
Almi berkata, "Karla berangkat besok malam. "
"Saya sudah siap," kata dia, "Mulai sekarang!"
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Kata "Bugis" juga ada di Negara Australia.
Saya pernah membaca "Cara Membaca dan Menulis Bahasa Indonesia
yang Baik dan Benar".
Makalah "Pembuatan Larutan Baku " banyak dibaca mahasiswa Farmasi.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan orang yang sukses adalah cara "mencoba dan salah".
Almi sangat terkenal di kampusnya dengan nama "Almi Alay".
Catatan:
(1) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya:
Kata padliana, "Saya juga membutuhkannya."
Saya bertanya, "Apakah anda boleh pergi?"
(2) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus
pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Fitriana Juliandari sering disebut "VJ";karena dari singkatan namanya.
Karena gadis itu cantik, dia mendapat julukan "Si Cantik dari Fly Over".
(3) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik
itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
(4) Tanda petik (") dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. (sama
dengan di atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk
daftar.
Misalnya:
zaman bukan jaman
asas " azas
plaza " plasa
jadwal " jadual
bus " bis
K. Tanda Petik Tunggal (' ')
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
Misalnya:
Beri tahu dia, "bunyi burung 'cuit-cuit itu adalah burung dara'?"
"Waktu aku bilang jangan' dia langsung kaget.
'Bu, aku pulang', iya nak masuk dan langsung makan kata Ibuku.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya:
termiskin 'paling' miskin
rambut 'di atas kepala'
tangan panjang suka mencuri'
3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa
daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M)
Misalnya:
Jumping smash 'meloncat dan memukul dengan keras'
Drop Shoot 'menipu seperti sedang memukul dengan keras'
puang 'orang kaya'
L. Tanda Kurung (( ))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dilarang membangun tanpa IMB (izin mendirikan bangunan).
Tahun 2014 akan ada BPJS (badan penyelenggara jaminan kesehatan)
Catatan:
Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.
Misalnya:
Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP
itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
Misalnya:
Di Singapura ada tempat yang bernama Bugis City (nama tempat
perbelanjaan di Singapura).
Campurkan bahan yang tadi (2) lalu masukkan dalam wadahnya.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata Pharmacy diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi farmasi(b).
Lomba itu diadakan di (Kota) Makassar.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
Misalnya:
Ilmu kimia mempelajari tentang (a) rumus kimia, (b) reaksi kimia, dan (c)
praktek kimia.
Kelengkapan surat dalam melamar suatu pekerjaan meliputi (1) CV, (2)
ijazah terakhir, dan (3) surat kesehatan.
Catatan:
Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang
menyatakan perincian yang disusun ke bawah.
Misalnya:
Kemarin bapak saya membeli
1) sepatu,
2) dasi, dan
3) alat pencukur.
Dia senang dengan olahraga
a) bulu tangkis,
b) voly, dan
c) sepeda santai.

Anda mungkin juga menyukai