Anda di halaman 1dari 2

Spondilitis Tuberkulosa

Beda gibus tuberkulosis dengan gibus traumatik adalah tidak didapatkannya


penyempitan sela diskus pada gibus traumatik.
Selanjutnya akan terbentuk nekrosis yang lebih banyak berupa abses dan debris.
Abses dengan debris makin banyak dan akan keluar dari vertebra mencari lokasi
dengan tahanan paling lemah. Abses bisa berkumpul dan mendesak ke arah belakang
sehingga menekan medula spinalisdan mengakibatkan paraplegia Pott yang disebut
paraplegia awal. Paraplegia dapat juga disebabkan oleh tuberkulosis pada medula
spinalis. Mielitis tuberkulosis ini biasanya akibat penyebaran per kontinuitatum dari
pakimeningitis tuberkulosa. Paraplegia juga dapat terjadi akibat regangan terus
menerus pada gibus yang disebut paraplegia lanjut.
Gejala awal paraplegia pada tuberkulosis tulang belakang dimulai dengan keluhan
kaki terasa kaku atau dimulai penurunana koordinasi tungkai. Proses ini dimulai
dengan penurunan daya kontraksi otot tungkai dan peningkatan tonusnya.
Paraplegia merupakan penyulit spondilitis tuberkulosis yang terberat.
Artritis Tuberkulosis
Tuberkulosis sendi merupakan tuberkulosis sekunder yang dapat menghinggapi
semua sendi. rutan !rekuensi kejadian ialah sendi panggul" lutut" kaki" siku"
pergelangan tangan dan bahu.Artritis tuberkulosis dapat ditemukan pada segala usia"
tetapi !rekuensinya lebih tinggi pada usia muda.
Basil tuberkulosis sampai di sinovium secara hematogen dan berkembang biak.
Terjadi poembengkakan dan proli!erasi sinovium. Pada sinovium yang mengalami
proli!erasi terjadi proses dekstruksi dan regenerasi atau pembentukan jaringan
granulasi tuberkuloid. Proli!erasi sinovium mula#mula terjadi pada pangkal simpai
sendi yaitupertemuan antara simpai sendi dan tulang rawan sendi sehingga
menyebabkan dekstruksi tulang rawan subkondral. $ipervaslkularisasi dalam dan
sekitar sendi menyebabkan oasteoporosis. Proli!erasi sinovium menghasilkan cairan
sinovim yang berlebihan sehingga menimbulakan hidrops dan secara klinis teraba
patela yang mengambang di atasair dan menunjukkan baloteman. Pada jaringan
sinovium yang proli!erati! terjadi juga proli!erasi jaringan vaskular yang disebut
panus. Panus menyebrang dari sinovium ke tulang rawan yang dilekati sinovium
tersebut dan menyebabkan destruksi tulang rawan sendi.
Penjalaran kuman juga terjadi ke tulang epi!isis subkondral dan menimbulkan
destruksi tulang dengan gambaran jaringan granuloma tuberkuloid. Proses di
sinovium dalam sendi dan di tulang epi!isis subkondral akan bertemu dan sendi akan
hancur
Selain destruksi" terjadi juga regenerasi" yaitu tebentuknya jaringan granulasi !ibrosa
yang menghubungkan tulang subkondral ke dua permukaan sendi sampai terjasi
ankilosis !ibrosa. Tampak kekakuan sendi yang bersi!at anatomik.
Selain pembengkakan dan nyeri" abses dapat pecah ke luar dan terbentuk !istel. %ari
!istel bisa terjadi in!eksi piogenik sekunder.
Gambaran klinisnya" terdapat keluhan nyeri sendi samar" anggota gerak berssangkutan
kurang kuat" bengkak sedikit" lingkup gerak makin terbatas" dan otot mengecil. Pada
pemeriksaan di dapat sendi yang bengkak dan agak nyeri tanpa tanda radang"
mungkin dengan hidrops dan keterbatasan gerakan.

Anda mungkin juga menyukai