Anda di halaman 1dari 38

Medan Magnet Konstan

Gaya-gaya magnet, Bahan Magnetik, dan


Induktansi
Medan Fungsi Waktu dan Persamaan-
persamaan Maxwell
Gelombang Datar Serbasama
2
Medan Magnet Konstan
Gaya-gaya magnet, Bahan Magnetik, dan
Induktansi
Medan Fungsi Waktu dan Persamaan-
persamaan Maxwell
Gelombang Datar Serbasama
1. Hukum Biot-Savart
2. Hukum Ampere
3. Curl
4. Teorema Stokes
5. Fluks Magnetik dan
6. Kerapatan Fluks Magnetik
7. Potensial Magnetik Skalar & Vektor
3
1. Hukum Biot-Savart
2. Hukum Ampere
3. Curl
4. Teorema Stokes
5. Fluks Magnetik dan
6. Kerapatan Fluks Magnetik
7. Potensial Magnetik Skalar & Vektor
1. Gaya pada sebuah muatan bergerak
2. Gaya pada sebuah elemen arus diferensial
3. Gaya antara elemen-elemen arus diferensial
4. Gaya dan Torsi pada sebuah rangkaian tertutup
5. Sifat Dasar bahan magnetik
6. Magnetisasi dan Permeabilitas
7. Kondisi Bidang Perbatasan magnetik
8. Rangkaian Magnet
9. Indukatansi dan Induktansi silang
4
1. Gaya pada sebuah muatan bergerak
2. Gaya pada sebuah elemen arus diferensial
3. Gaya antara elemen-elemen arus diferensial
4. Gaya dan Torsi pada sebuah rangkaian tertutup
5. Sifat Dasar bahan magnetik
6. Magnetisasi dan Permeabilitas
7. Kondisi Bidang Perbatasan magnetik
8. Rangkaian Magnet
9. Indukatansi dan Induktansi silang
1. Hukum Faraday
2. Arus Perpindahan
3. Persaman Maxwell dalam bentuk titik
4. Persamaan Maxwell dalam bentuk integral
5. Potensial tertinggal
5
1. Hukum Faraday
2. Arus Perpindahan
3. Persaman Maxwell dalam bentuk titik
4. Persamaan Maxwell dalam bentuk integral
5. Potensial tertinggal
1. Propagasi gelombang dalam ruang hampa
2. Propagasi Gelombang dalam bahan Dielektrik
3. Teorema Poynting dan Daya Gelombang
4. Propagasi di dalam bahan Konduktor yang
baik : efek kulit
6
1. Propagasi gelombang dalam ruang hampa
2. Propagasi Gelombang dalam bahan Dielektrik
3. Teorema Poynting dan Daya Gelombang
4. Propagasi di dalam bahan Konduktor yang
baik : efek kulit
7
o Hukum Biot-Savart
o Hukum Ampere
o Kurl
o Teorema Stokes
o Fluks Magnetik dan
o Kerapatan Fluks Magnetik
o Potensial Magnetik Skalar & Vektor
8
o Hukum Biot-Savart
o Hukum Ampere
o Kurl
o Teorema Stokes
o Fluks Magnetik dan
o Kerapatan Fluks Magnetik
o Potensial Magnetik Skalar & Vektor
Intensitas medan
magnetik :
Berbanding lurus dengan
perkalian arus (I), besar
panjang diferensial (dL) dan
sinus sudut antara filamen dg
garis yg menghubungkan
filamen dg ttk P (sin u)
Berbanding terbalik dg jarak
kuadrat (r)
Notasi : H satuan : (A/m)
Hukum Biot-Savart
9
Intensitas medan
magnetik :
Berbanding lurus dengan
perkalian arus (I), besar
panjang diferensial (dL) dan
sinus sudut antara filamen dg
garis yg menghubungkan
filamen dg ttk P (sin u)
Berbanding terbalik dg jarak
kuadrat (r)
Notasi : H satuan : (A/m)
}

=

=
2
2
12
12 1 1
2
4
4
R
Id
H
R
d I
d
R
R

a L
a L
H
10
Hukum Biot-Savart dapat diekspresikan dalam bentuk sumber
yang terdistribusi seperti kerapatan arus J dan kerapatan arus
permukaan K. Jika kerapatan arus permukaannya serbasama
maka arus total I pada kelebaran b adalah
Kerapatan arus permukaan diukur dalam ampere permeter lebar
dengan lambang K. Untuk kerapatan arus tak serbasama,
11
Bentuk alternatif lain dari hukum Biot-Savart adalah

a
a
a a a a
H
a a a
H
a a
a
a a R
2 4
4
4
) (
4
) (
,
,
2 2 2
3
2 2
3
2 2
3
2 2
2 2
I
z
z
I
z
dz
I
z
z Idz
z
z Idz
d
z
z
z
z z
z z
z
R
z
=
+
=
}
+
=
}
+

=
+

=
+

=
=


12

a
a
a a a a
H
a a a
H
a a
a
a a R
2 4
4
4
) (
4
) (
,
,
2 2 2
3
2 2
3
2 2
3
2 2
2 2
I
z
z
I
z
dz
I
z
z Idz
z
z Idz
d
z
z
z
z z
z z
z
R
z
=
+
=
}
+
=
}
+

=
+

=
+

=
=


13
Garis-garis medan intensitas medan
magnetik disekitar seutas filamen yang
panjangnya tak berhingga yang dialiri
arus I. Arah arusnya masuk ke bidang
kertas.
Untuk konduktor
berhingga
Intensitas medan magnet yang
ditimbulkan oleh sebatang filamen
berarus dengan panjang berhingga di
sumbu-z
14
( )

a
I
H
1 2
sin sin
4
=
Untuk konduktor
berhingga
Intensitas medan magnet yang
ditimbulkan oleh sebatang filamen
berarus dengan panjang berhingga di
sumbu-z
Tentukan H di P
2
(0,4;0,3;0)
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )( )
m A a a H H H
m A a a H
m A a a a H
z z y x
z z y
y y
x
x x
/ 37 , 6
20
/
8
9 , 36 sin 1
4 , 0 4
8
90 ; 9 , 36 4 , 0 / 3 , 0 tan
/
12
8 , 1
3 , 0
2
1 1 , 53 sin
3 , 0 4
8
1 , 53 3 , 0 / 4 , 0 tan , 90
) ( 2 ) ( 2 2
0
) ( 2
0
2
0 1
1
0
) ( 2
0 1
2
0
1
= = + =

= + =
= = =
= = + =
= = =




15
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )( )
m A a a H H H
m A a a H
m A a a a H
z z y x
z z y
y y
x
x x
/ 37 , 6
20
/
8
9 , 36 sin 1
4 , 0 4
8
90 ; 9 , 36 4 , 0 / 3 , 0 tan
/
12
8 , 1
3 , 0
2
1 1 , 53 sin
3 , 0 4
8
1 , 53 3 , 0 / 4 , 0 tan , 90
) ( 2 ) ( 2 2
0
) ( 2
0
2
0 1
1
0
) ( 2
0 1
2
0
1
= = + =

= + =
= = =
= = + =
= = =




Untuk Konduktor
Berhingga dg panjang l
2 2
4 2 l r r
Il
H
+
=

16
2 2
4 2 l r r
Il
H
+
=

( )
( )
2 2
2 2
1 2
2 2
1
2 1
2 2
2
2
2 /
2 /
2
2 /
2 /
2
4 2
) 2 / (
2 /
cos cos ,
) 2 / (
2 /
cos
cos cos
4
sin
4 csc
csc sin
4
csc , cot , csc
sin
4 4
tan ,
sin
2
1
2
1
l r r
Il
a H
l r
l
l r
l
I
a d
I
a
r
d I
a H
d r dz r z r R
dz
R
I
a
R
R dl I
H
R dengan dl antara sudut a h arahazimut a
dz a R a dz R dl
dza dl
l
l
l z
l z
z
z
+
=
+
= =
+
=
= = =
= = =
=

=
= =
= =
=
} }
} }

=
=

17
( )
( )
2 2
2 2
1 2
2 2
1
2 1
2 2
2
2
2 /
2 /
2
2 /
2 /
2
4 2
) 2 / (
2 /
cos cos ,
) 2 / (
2 /
cos
cos cos
4
sin
4 csc
csc sin
4
csc , cot , csc
sin
4 4
tan ,
sin
2
1
2
1
l r r
Il
a H
l r
l
l r
l
I
a d
I
a
r
d I
a H
d r dz r z r R
dz
R
I
a
R
R dl I
H
R dengan dl antara sudut a h arahazimut a
dz a R a dz R dl
dza dl
l
l
l z
l z
z
z
+
=
+
= =
+
=
= = =
= = =
=

=
= =
= =
=
} }
} }

=
=

Untuk konduktor seperti gambar


18

a
I
a
a
ad a
I
H
z
z
4 4
2
=
}
=
( )
2 / 3
2 2
2
2 z a
Ia
a H
z
+
=
Konduktor berbentuk loop lingkaran dengan
arus I
19
( )
2 / 3
2 2
2
2 z a
Ia
a H
z
+
=
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
2 / 3
2 2
2
2 / 1
2 2
2 2 2 2
2 2
2 2
2
cos
2
4
cos
4
cos
4
cos
cos
4
z a
Ia
a H
z a
a
karena
a
z a
I
a dl
z a
I
a H
dl
z a
I
a dH a H d
z a
Idl
dH
z
z z
z z
+
=
+
=
+
=
+
=
+
= =
+
=

20
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
2 / 3
2 2
2
2 / 1
2 2
2 2 2 2
2 2
2 2
2
cos
2
4
cos
4
cos
4
cos
cos
4
z a
Ia
a H
z a
a
karena
a
z a
I
a dl
z a
I
a H
dl
z a
I
a dH a H d
z a
Idl
dH
z
z z
z z
+
=
+
=
+
=
+
=
+
= =
+
=

Sumber Medan Magnet-1


21
Sumber Medan Magnet-2
22
Kawat lurus berarus
23
Gambar 9
Kawat loop berarus
ME-2-8
24
Solenoida
25
Solenoida & Magnet batang
26
Solenoida
27
Toroida
28
1. Hukum Biot-Savart
2. Hukum Ampere
3. Curl
4. Teorema Stokes
5. Fluks Magnetik dan
6. Kerapatan Fluks Magnetik
7. Potensial Magnetik Skalar & Vektor
29
1. Hukum Biot-Savart
2. Hukum Ampere
3. Curl
4. Teorema Stokes
5. Fluks Magnetik dan
6. Kerapatan Fluks Magnetik
7. Potensial Magnetik Skalar & Vektor
Hukum Rangkaian Ampere
Menyatakan bahwa integral garis H untuk sebuah lintasan
tertutup persis sama dengan besarnya arus searah yg
dilingkari (diikat) oleh lintasan tersebut.
30
Menyatakan bahwa integral garis H untuk sebuah lintasan
tertutup persis sama dengan besarnya arus searah yg
dilingkari (diikat) oleh lintasan tersebut.
I d =
}
L H
o Lintasan yang dimaksud harus berupa
sebuah lingkaran dengan jari-jari ,
sehingga hukum rangkaian ampere
memberikan :

31
o Lintasan yang dimaksud harus berupa
sebuah lingkaran dengan jari-jari ,
sehingga hukum rangkaian ampere
memberikan :

2
2
2
0
I
H
I H d H dL H
=
= =
} }
=
Konduktor sesumbu-1
a. Penampang kabel
sesumbu yang membawa
arus I terbagi serbasama
pada konduktor dalam
dan I pada konduktor
luar. Medan magnetik
pada setiap titik
ditentukan dengan hukum
integral Ampere.
b. Filamen arus pada =1 ,
|=|1 menimbulkan
komponen H | yang saling
meniadakan.
32
( )
( ) c b
b c
c I
H
c H
a
a
I
H
b a
I
H
< <

=
> =
< =
< < =

,
2
) ( , 0
) ( ,
2
,
2
2 2
2 2
2
a. Penampang kabel
sesumbu yang membawa
arus I terbagi serbasama
pada konduktor dalam
dan I pada konduktor
luar. Medan magnetik
pada setiap titik
ditentukan dengan hukum
integral Ampere.
b. Filamen arus pada =1 ,
|=|1 menimbulkan
komponen H | yang saling
meniadakan.
33
Besar intensitas medan magnetik sebagai fungsi dari jejari pada
saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga.
Sebuah lembaran arus permukaan
seragam K=K
y
a
y
pada bidang datar z = 0.
H dapat ditentukan dengan Hk.Rangkaian
Ampere
1 3
2 3
' '
2 1
2 1
' '
: 3 2 2 3 3
) (
: 1 2 2 1 1
x x
y x x
y x x
y x x
H H
K H H
jalur
K H H
L K L H L H
jalur
=
=

=
= +

34
N
Kxa H
2
1
=
1 3
2 3
' '
2 1
2 1
' '
: 3 2 2 3 3
) (
: 1 2 2 1 1
x x
y x x
y x x
y x x
H H
K H H
jalur
K H H
L K L H L H
jalur
=
=

=
= +

) 0 (
2
1
) 0 (
2
1
< =
> =
z K H
z K H
y x
y x
Apabila sebuah konduktor kedua, dialiri arus
permukaan ke arah yang berlawanan K=-K
y
a
y
,
diletakkan di bidang z=h maka
35
) , 0 ( 0
) 0 (
h z z H
h z a K H
N
> < =
< < =
Solenoida
a. Sebuah solenoida ideal yang
panjangnya tak berhingga
dengan sebuah lembaran
arus silinder-lingkaran
K=K
a
a
phi
b. Sebuah solenoide N-lilitan
dengan panjang berhingga d.
36
Solenoida
a. Sebuah solenoida ideal yang
panjangnya tak berhingga
dengan sebuah lembaran
arus silinder-lingkaran
K=K
a
a
phi
b. Sebuah solenoide N-lilitan
dengan panjang berhingga d.
z z
z
d
z
d
NI
d
NI
H
NI d H dz H dL H
a H = =
= =
} }
=
0
Toroida degan N-lilitan
ME-2-8
37
0
0 2
) 2
2 2
2
) 1
2
0
2
0
=
= = = =
= =
= = =
} }
} }




H
NI NI H d H dL H
NI NI
H
NI H d H dL H
a H
0
0 2
) 2
2 2
2
) 1
2
0
2
0
=
= = = =
= =
= = =
} }
} }




H
NI NI H d H dL H
NI NI
H
NI H d H dL H
a H
Di bagian dalam toroida
Di bagian luar toroida
38

Anda mungkin juga menyukai