Anda di halaman 1dari 4

Tweet 0 Share

Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Value Pasien:


Menggabungkan Indikator Outcome dengan
Indikator Biaya
John Moxham dan James Mountford, keduanya dari Inggris, mengatakan pada konfrensi internasional BMJ
baru lalu bahwa pada saat ini pelayanan kesehatan dituntut tidak saja dapat memberikan pelayanan yang
efektif, aman dan efisien, namun juga pelayanan kesehatan yang sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan
oleh pasien.
Value dalampelayanan kesehatan didefinisikan sebagai outcome pelayanan kesehatan (baik outcome klinis
dan kepuasan pasien) dibagi dengan biaya untuk menyedikan pelayanan tersebut.
Pada saat ini sarana pelayanan kesehatan tidak memiliki data yang memadai terkait dengan outcome dan
biaya pelayanan yang diberikan. Disisi lain juga tidak ada dorongan dari sistempembiayaan kesehatan untuk
mendorong sarana pelayanan kesehatan meningkatkan nilai yang didapatkan oleh pasien.
Seperti banyak dilakukan oleh RS kita dalam menghadapi J KN, maka pengendalian biaya yang sering
dilakukan adalah dalambentuk penghematan biaya, namun perlu dipahami bahwa menurut rumus diatas
pengehematan biaya hanyalah merupakan sebagian dari upaya meningkatkan value.
Pemotongan biaya (cost-cutting) selain sulit dilakukan juga sering justru menurunkan value. Kegiatan
cost-cutting juga sering bertolak belakang dengan kegiatan untuk melakukan inovasi dan meningkatkan
outcome dan value.
Disisi lain meningkatkan outcome sering sekaligus menurunkan biaya, misalnya memberikan pelayanan yang
tepat sejak awal atau melakukan upaya deteksi dini sehingga tatalaksana yang baik sering sekali lebih murah
dari pada tatalaksana yang tidak tepat.
Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Prof. Michael Potter dari Havard: "The most powerful way to drive
costs down is to improve outcomes (early and correct diagnosis and treatment, fewer complications, faster
and sustained recovery)"
Bagaimana menggabungkan indikator mutu dengan indikator biaya?
Cleveland Clinic di USA memberikan contoh bagaimana mereka menggabungkan kedua indikator tersebut
untuk menggasilkan indikator value. Pertama mereka menetapkan dahulu indikator outcome berdasarkan apa
yang mereka anggap penting bagi pasien. Penetapan indikator outcome tersebut mereka gali dari review
literatur, diskusi kelompok terarah dan survey yang melibatkan pasien sebelummasuk kedalampembahasan
oleh sekelompok klinisi untuk menghasilkan indikator outcome. Secara umumindikator outcome yang mereka
gunakan terdiri dari: survival, recovery, time to recovery, sustainability of recovery dan long-term
consequences of therapy.
1 Like Like Share Share Share
1000 symbols left
Untuk penyusunan indikator biaya lebih sulit karena secara tradisional data biaya yang ada di RS umumnya
terkait dengan biaya pelayanan yang hanya digunakan/diperlukan oleh manajer RS dan sering klinisi tidak
merasa memiliki atau mempercayai data biaya tersebut. Atas dasar ini maka Claveland Clinic berusaha untuk
membahas indikator biaya ini bersama klinisi dengan menggunakan pengertian bahwa biaya adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk seluruh 'cycle of care' dan berdasarkan pada 'particular medical condition'.
Berdasarkan pendekatan tersebut maka didapatkan bahwa klinisi kemudian dapat mempercayai data biaya,
memandang bahwa data biaya terkait dengan aspek klinis serta mereka dapat mengidentifikasi upaya efiensi
biaya dari sisi pelayanan klinis.
Langkah terakhir adalah menggabungkan antara indikator outcome dengan indikator biaya untuk menghasilkan
indikator value
Contoh yang mereka tunjukan adalah value yang didapat dari indikator outcome dan biaya dari
penatalaksanaan endokarditis yang membandingkan antara biaya rata-rata penatalaksanaan endokarditis
dengan LOS, serta antara breakdown biaya penatalaksanaan endokarditis dengan waktu tunggu operasi,
sebagai berikut:
Mudah-mudahan ada RS di Indonesia yang dapat memulai mengukur value pelayanan kesehatan yang mereka
berikan seperti di Cleveland Clinic ini.
Dilaporkan oleh: Hanevi Djasri dari BMJ International Forum for Quality and Safety, Paris.
Add comment

Name (required)
E-mail
Website
Notify me of follow-up comments
Artikel Lainnya :
Resume Pasien Pulang: Defisien itu Inefisien
Case Manager: Profesi Baru di Rumah Sakit Indonesia
Memilih Triase Emergency Severity Index (ESI) di Indonesia
Pentingnya Kendali Mutu dan Biaya dalam Implementasi J KN
Reportase
Reportase Lain
IHQN Membership
Login
Remember Me
Related Searches
Kuala Lumpur
International Airport
Visit Kuala Lumpur
Petronas Twin
?
SerialTrunc
Send
JComments
Refresh
LOG IN
Forgot your password?
Forgot your username?
Poster Ilmiah
In House Training
Facebook Page
Find us on Facebook
Indonesian
Healthcare Quality
Network (IHQN)
1,074 people like Indonesian
Healthcare Quality Network (IHQN).
Like Like
Related Searches
Kuala Lumpur
International Airport
Visit Kuala Lumpur
Petronas Twin
?
SerialTrunc
Website lain dari PKMK FK UGM

Website terkait


2013 Copyright Divisi Mutu PKMK FK UGM
Related Searches
Kuala Lumpur
International Airport
Visit Kuala Lumpur
Petronas Twin
?
SerialTrunc

Anda mungkin juga menyukai