Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

FRAKTUR
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
A. Konsep Medis
. Ana!o"i dan Fisio#o$i
a. Ana!o"i T%#an$
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-
seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang
mana melalui proses &s!eo$enesis menjadi tulang. Proses
ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut &s!eo'#as!. Proses
mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia Tulang dapat
diklasi!ikasikan dalam lima kelompok berdasarkan
bentuknya "
#$. Tulang panjang (Femur, Humerus$ terdiri dari batang
tebal panjang yang disebut dia(isis dan dua ujung yang
disebut epi(isis. %i sebelah proksimal dari epi!isis terdapat
"e!a(isis. %i antara epi!isis dan meta!isis terdapat daerah
tulang ra&an yang tumbuh yang disebut #e"pen$ epi(isis
atau lempeng pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh
karena akumulasi tulang ra&an di lempeng epi!isis. Tulang
ra&an digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh
os!eo'#as dan tulang memanjang. 'atang dibentuk oleh
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
1
jaringan tulang yang padat. (pi!isis dibentuk dari spongi
bone )cancellous atau trabecular$. Pada akhir tahun-tahun
remaja tulang ra&an habis lempeng epi!isis ber!usi dan
tulang berhenti tumbuh. Ho)"on pe)!%"'%*an, es!)o$en,
dan !es!os!e)on merangsang pertumbuhan tulang
panjang. Es!)o$en, bersama dengan !es!os!e)on,
merangsang !usi lempeng epi!isis. 'atang suatu tulang
panjang memiliki rongga yang disebut +ana#is "ed%#a)is.
*analis medularis berisi sumsum tulang.
2$. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti
dari cancellous )spongy$ dengan suatu lapisan luar dari
tulang yang padat.
+$. Tulang pendek datar (tengkorak$ terdiri atas dua lapisan
tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous.
,$. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata$ sama seperti
dengan tulang pendek.
-$. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang terletak di
sekitar tulang yang berdekatan dengan persediaan dan
didukung oleh tendon dan jaringan !asial misalnya patella
)kap lutut$.
Tulang tersusun atas se#, "a!)i+s p)o!ein dan
deposi! "ine)a#. .el-selnya terdiri atas tiga jenis dasar-
os!eo'#as, os!eosi! dan os!eo+#as. /steoblas ber!ungsi
dalam pe"'en!%+an !%#an$ dengan "ense+)esi+an "a!)i+s
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
2
!%#an$. 0atriks tersusun atas ,-. +o#a$en dan /. s%'!ansi
dasa) )glukosaminoglikan asam polisakarida$ dan
proteoglikan$. 0atriks merupakan kerangka dimana garam-
garam mineral anorganik ditimbun. &s!eosi! adalah sel
de&asa yang terlibat dalam pe"e#i*a)aan (%n$si !%#an$ dan
!e)#e!a+ da#a" os!eon )unit matriks tulang $. &s!eo+#as
ada#a* se# multinuclear ) berinti banyak$ yang berperan dalam
penghancuran resorpsi dan remosdeling tulang.
/steon merupakan unik !ungsional mikroskopis tulang
de&asa. %itengah osteon terdapat +api#e). %ikelilingi kapiler
tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan #a"e##a.
%idalam lamella terdapat os!eosi! yang memperoleh nutrisi
melalui prosesus yang berlanjut kedalam +ana#i+%#i yang
halus )kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah
yang terletak sejauh kurang dari 0# mm$.
Tulang diselimuti dibagian oleh membran !ibrous padat
dinamakan pe)ios!e%". Periosteum memberi nutrisi ke tulang
dan memungkinkannya tumbuh selain sebagai tempat
perlekatan tendon dan ligamen. Pe)ios!e%" "en$and%n$
sa)a(, pe"'%#%* da)a*, dan #i"(a!i+. 1apisan yang paling
dekat dengan tulang mengandung osteoblast yang merupakan
sel pembentuk tulang.
Endos!e%" adalah membran 2askuler tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
3
dalam tulang kanselus. &s!eo+#as! yang melarutkan tulang
untuk memelihara rongga sumsum terletak dekat endosteum
dan dalam lacuna 3o&ship )cekungan pada permukaan
tulang$.
Ga"'a) Ana!o"i !%#an$ pan0an$
.truktur tulang de&asa terdiri dari 12 . 'a*an
o)$ani+ 3*id%p4 dan 52 . endapan $a)a". 'ahan organik
disebut "a!)i+s dan terdiri dari lebih dari 40 5 serat kolagen
dan kurang dari #0 5 proteoglikan )protein plus sakarida$.
Deposi! garam terutama adalah +a#si%" dan (os(a!, den$an
sedi+i! na!)i%", +a#i%" +a)'ona!, dan ion "a$nesi%".
6aram-garam menutupi matriks dan berikatan dengan serat
kolagen melalui proteoglikan. Adanya bahan organik
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
4
menyebabkan tulang memiliki kekuatan tensi! )resistensi
terhadap tarikan yang meregangkan$. .edangkan garam-
garam menyebabkan tulang memiliki kekuatan kompresi
)kemampuan menahan tekanan$.
Pembentukan tulang berlangsung secara terus
menerus dan dapat berupa pemanjangan dan penebalan
tulang. *ecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup.
Pe"'en!%+an !%#an$ ditentukan oleh rangsangn hormon,
faktor makanan, dan jumlah stres yang dibebankan pada suatu
tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang
yaitu osteoblas.
/steoblas dijumpai dipermukaan luar dan dalam
tulang. /steoblas berespon terhadap berbagai sinyal kimia&i
untuk menghasilkan matriks tulang. .e&aktu pertama kali
dibentuk "a!)i+s !%#an$ dise'%! os!eoid. %alam beberapa
hari garam-garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan
mengeras selama beberapa minggu atau bulan berikutnya.
.ebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari osteoid dan
disebut osteosit atau sel tulang sejati. .eiring dengan
terbentuknya tulang osteosit dimatriks membentuk tonjolan-
tonjolan yang menghubungkan osteosit satu dengan osteosit
lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang.
*alsium adalah salah satu komponen yang berperan
terhadap tulang sebagian ion kalsium di tulang tidak
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
5
mengalarni kristalisasi. 6aram nonkristal ini dianggap sebagai
kalsium yang dapat dipertukarkan yaitu dapat dipindahkan
dengan cepat antara tulang cairan interstisium dan darah.
.edangkan penguraian tulang disebut a'so)psi
terjadi secara bersamaan dengan pembentukan tulang.
Penyerapan tulang terjadi karena akti2itas sel-sel yang disebut
os!eo+#as. Osteoklas adalah sel !agositik multinukleus besar
yang berasal dari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di tulang.
/steoklas tampaknya mengeluarkan berbagai asam dan en7im
yang mencerna tulang dan memudahkan !agositosis.
/steoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian kecil dari
potongan tulang dan mem!agosit tulang sedikit demi sedikit.
.etelah selesai di suatu daerah osteoklas menghilang dan
muncul osteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang
kosong tersebut dengan tulang baru. Proses ini memungkinkan
tulang tua yang telah melemah diganti dengan tulang baru
yang lebih kuat.
*eseimbangan antara akti2itas osteoblas dan
osteoklas menyebabkan tulang terus menerus diperbarui atau
mengalami remodeling. Pada ana+ dan )e"a0a akti2itas
osteoblas melebihi akti2itas osteoklas sehingga kerangka
menjadi lebih panjang dan menebal. Akti2itas osteoblas juga
melebihi akti2itas osteoklas pada tulang yang pulih dari !raktur.
Pada orang dewasa "%da akti2itas osteoblas dan osteoklas
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
6
biasanya setara sehingga jumlah total massa tulang konstan.
Pada %sia pe)!en$a*an akti2itas osteoklas melebihi akti2itas
osteoblas dan kepadatan tulang mulai berkurang. Akti2itas
osteoklas juga meningkat pada tulang-tulang yang mengalami
imobilisasi. Pada usia dekade ketujuh atau kedelapan
dominansi akti2itas osteoklas dapat menyebabkan tulang
menjadi rapuh sehingga mudah patah. Akti2itas osteoblas dan
osteoklas dikontrol oleh beberapa !aktor !isik dan hormon.
8aktor-!aktor yang mengontrol Akti2itas osteoblas
dirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik
yang terbentuk se&aktu stres mengenai tulang. 8raktur tulang
secara drastis merangsang akti2itas osteoblas tetapi
mekanisme pastinya belum jelas. Es!)o$en, !es!os!e)on, dan
*o)"on pe)!%)n'%*an adalah promotor kuat bagi akti2itas
osteoblas dan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang
dipercepat semasa pubertas akibat melonjaknya kadar
hormon-hormon tersebut. Es!)o$en dan !es!os!e)on akhirnya
menyebabkan tulang-tulang panjang berhenti tumbuh dengan
merangsang penutupan lempeng epi!isis )ujung pertumbuhan
tulang$. .e&aktu kadar estrogen turun pada masa menopaus
akti2itas osteoblas berkurang. %e!isiensi hormon pertumbuhan
juga mengganggu pertumbuhan tulang.
6i!a"in D dalam jumlah kecil merangsang kalsi!ikasi
tulang secara langsung dengan bekerja pada osteoblas dan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
7
secara tidak langsung dengan merangsang penyerapan
kalsium di usus. 3al ini meningkatkan konsentrasi kalsium
darah yang mendorong kalsi!ikasi tulang. 9amun 2itamin %
dalam jumlah besar meningkatkan kadar kalsium serum
dengan meningkatkan penguraian tulang. %engan demikian
2itamin % dalam jumlah besar tanpa diimbangi kalsium yang
adekuat dalam makanan akan menyebabkan absorpsi tulang.
Adapun !aktor-!aktor yang mengontrol akti2itas
osteoklas terutama dikontrol oleh *o)"on pa)a!i)oid. 3ormon
paratiroid dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang terletak
tepat di belakang kelenjar tiroid. Pelepasan hormon paratiroid
meningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium
serum. 3ormon paratiroid meningkatkan akti2itas osteoklas
dan merangsang pe"e7a*an !%#an$ untuk membebaskan
kalsium ke dalam darah. Peningkatan kalsium serum bekerja
secara %"pan 'a#i+ ne$a!i( untuk menurunkan pengeluaran
hormon paratiroid lebih lanjut. (strogen tampaknya
mengurangi e!ek hormon paratiroid pada osteoklas.
E(e+ #ain Ho)"on pa)a!i)oid adalah meningkatkan
kalsium serum dengan menurunkan sekresi kalsium oleh
ginjal. 3ormon paratiroid meningkatkan ekskresi ion fosfat
oleh ginjal sehingga menurunkan kadar !os!at darah.
Pengakti!an 2itamin % di ginjal bergantung pada hormon
paratiroid. .edangkan +a#si!onin adalah suatu hormon yang
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
8
dikeluarkan oleh kelenjar tiroid sebagai respons terhadap
peningkatan kadar kalsium serum. *alsitonin memiliki sedikit
e!ek menghambat akti2itas dan pernbentukan osteoklas. (!ek-
e!ek ini meningkatkan kalsi!ikasi tulang sehingga menurunkan
kadar kalsium serum.
'. Fisio#o$i T%#an$
8ungsi tulang adalah sebagai berikut "
#$. 0endukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2$. 0elindungi organ tubuh )misalnya jantung otak dan paru-
paru$ dan jaringan lunak.
+$. 0emberikan pergerakan )otot yang berhubungan dengan
kontraksi dan pergerakan$.
,$. Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang
belakang (hema topoiesis).
-$. 0enyimpan garam mineral misalnya kalsium !os!or.
/. Pen$e)!ian
F)a+!%r adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa )0ansjoer et al
2000$. .edangkan menurut 1inda :uall ;. dalam buku 9ursing
;are Plans and %okumentation menyebutkan bah&a F)a+!%)
adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh
tulang.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
9
Pa!a* T%#an$ Te)!%!%p adalah patah tulang dimana
tidak terdapat hubungan antara !ragmen tulang dengan dunia
luar ).oedarman 2000$. Pendapat lain menyatakan bah&a
pa!a* !%#an$ !e)!%!%p adalah suatu !raktur yang bersih )karena
kulit masih utuh atau tidak robek$ tanpa komplikasi )3anderson
0. A #442$.
1. E!io#o$i
1) Ke+e)asan #an$s%n$
*ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik
terjadinya kekerasan. 8raktur demikian demikian sering
bersi!at !raktur terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
2) Ke+e)asan !ida+ #an$s%n$
*ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang
ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. <ang
patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran 2ektor kekerasan.
3) Ke+e)asan a+i'a! !a)i+an o!o!
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang
terjadi.*ekuatan dapat berupa pemuntiran penekukan
penekukan dan penekanan kombinasi dari ketiganya dan
penarikan.
8. Pa!o(isio#o$i
Tulang bersi!at rapuh namun cukup mempunyai kekuatan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
10
dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang maka
terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. .etelah terjadi !raktur
pe)ios!e%" dan pe"'%#%* da)a* se)!a sa)a( da#a" +o)!e+s,
"a))ow, dan 0a)in$an #%na+ yang membungkus tulang rusak.
Pe)da)a*an terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
*e"a!o"a di rongga medula tulang. :aringan tulang segera
berdekatan ke bagian tulang yang patah. :aringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya )espon
in(#a"asi yang ditandai dengan 9asodi#a!asi, e+s%dasi p#as"a
dan #e%+osi!, dan in(i#!)asi se# da)a* p%!i*. *ejadian inilah
yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya
Fa+!o):(a+!o) yan$ "e"pen$a)%*i ()a+!%)
1) Fa+!o) E+s!)insi+
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang
tergantung terhadap besar &aktu dan arah tekanan yang
dapat menyebabkan !raktur.
2) Fa+!o) In!)insi+
'eberapa si!at yang terpenting dari tulang yang menentukan
daya tahan untuk timbulnya !raktur seperti kapasitas absorbsi
dari tekanan elastisitas kelelahan dan kepadatan atau
kekerasan tulang.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
11
;. K#asi(i+asi F)a+!%)
Penampikan !raktur dapat sangat ber2ariasi tetapi untuk alasan
yang praktis dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu"
a.Be)dasa)+an si(a! ()a+!%) 3#%+a yan$ di!i"'%#+an4.
1). 8aktur Tertutup );losed$ bila tidak terdapat hubungan
antara !ragmen tulang dengan dunia luar disebut juga
!raktur bersih )karena kulit masih utuh$ tanpa komplikasi.
2). 8raktur Terbuka )/pen=;ompound$ bila terdapat
hubungan antara hubungan antara !ragmen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
b.Be)dasa)+an +o"p#i! a!a% +e!ida++#o"p#i!an ()a+!%).
1). 8raktur *omplit bila garis patah melalui seluruh
penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang
seperti terlihat pada !oto.
2). 8raktru >nkomplit bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti"
a) 3air 1ine 8raktur )patah retidak rambut$
b) 'uckle atau Torus 8raktur bila terjadi lipatan dari satu
korteks dengan kompresi tulang spongiosa di
ba&ahnya.
c) 6reen .tick 8raktur mengenai satu korteks dengan
angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang
panjang.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
12
c.Be)dasa)+an 'en!%+ $a)is pa!a* dan *%''%n$annya
den$an "e+anis"e !)a%"a.
1). 8raktur Trans2ersal" !raktur yang arahnya melintang pada
tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau
langsung.
2). 8raktur /blik" !raktur yang arah garis patahnya membentuk
sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma
angulasijuga.
3). 8raktur .piral" !raktur yang arah garis patahnya berbentuk
spiral yang disebabkan trauma rotasi.
4). 8raktur *ompresi" !raktur yang terjadi karena trauma aksial
!leksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
5). 8raktur A2ulsi" !raktur yang diakibatkan karena trauma
tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
d.Be)dasa)+an 0%"#a* $a)is pa!a*.
1) 8raktur *omuniti!" !raktur dimana garis patah lebih dari satu
dan saling berhubungan.
2) 8raktur .egmental" !raktur dimana garis patah lebih dari
satu tapi tidak berhubungan.
3) 8raktur Multiple" !raktur dimana garis patah lebih dari satu
tapi tidak pada tulang yang sama.
e.Be)dasa)+an pe)$ese)an ()a$"en !%#an$.
1). 8raktur Undisplaced )tidak bergeser$" garis patah lengkap
ttetapi kedua !ragmen tidak bergeser dan periosteum
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
13
masih utuh.
2). F)a+!%) Disp#a7ed 3'e)$ese)4< !e)0adi pe)$ese)an
()a$"en !%#an$ yan$ juga disebut lokasi !ragmen terbagi
atas"
a) %islokasi ad longitudinam cum contractionum
)pergeseran searah sumbu dan o2erlapping$.
b) %islokasi ad a?im )pergeseran yang membentuk
sudut$.
c) %islokasi ad latus )pergeseran dimana kedua !ragmen
saling menjauh$.
f. Be)dasa)+an posisi ()a+%)
.ebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian "
#. #=+ proksimal
2. #=+ medial
+. #=+ distal
g.F)a+!%) Ke#e#a*an< ()a+!%) a+i'a! !e+anan yan$ 'e)%#an$:
%#an$.
h.F)a+!%) Pa!o#o$is< ()a+!%) yan$ dia+i'a!+an +a)ena p)oses
pa!o#o$is !%#an$.
Pada ()a+!%) !e)!%!%p ada klasi!ikasi tersendiri yang
berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma yaitu"
a. Tingkat 0" !raktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera
jaringan lunak sekitarnya.
b. Tingkat #" !raktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
14
jaringan subkutan.
c. Tingkat 2" !raktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan
lunak bagian dalam dan pembengkakan.
d. Tingkat +" cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang
nyata ddan ancaman sindroma kompartement.
=. Mani(es!asi K#ini+
a. %e!ormitas
b. 'engkak=edema
c. (chimosis )0emar$
d. .pasme otot
e. 9yeri
!. *urang=hilang sensasi
g. *repitasi
h. Pergerakan abnormal
i. @ontgen abnormal
5. Tes! Dia$nos!i+
a. Pemeriksaan @ontgen " menentukan lokasi=luasnya
!raktur=luasnyatrauma skan tulang temogram scan ;>"
memperlihatkan !raktur juga dapat digunakan untuk
mengidenti!ikasi kerusakan jaringan lunak.
b. 3itung darah lengkap " 3' mungkin meningkat=menurun.
c. Peningkatan jumlal sop adalah respons stress normal
setelah trauma.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
15
d. *reatinin " traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk
ginjal.
e. Pro!il koagulasi " perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah trans!usi multiple atau cederah hati.
-. Pena!a#a+sanaan Medi+
a. F)a+!%) Te)'%+a
0erupakan kasus emergensi karena dapat terjadi
kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat
dalam &aktu 6-A jam )golden period$. *uman belum terlalu
jauh meresap dilakukan"
1) Pembersihan luka
2) (?ici
3) 3ecting situasi
4) Antibiotik
'. Se#%)%* F)a+!%)
4 Re+o$nisis>Pen$ena#an
@i&ayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa
dan tindakan selanjutnya.
/4 Red%+si>Manip%#asi>Reposisi
Bpaya untuk memanipulasi !ragmen tulang sehingga
kembali seperti semula secara optimun. %apat juga
diartikan @eduksi !raktur (setting tulang$ adalah
mengembalikan !ragmen tulang pada kesejajarannya dan
rotas!anatomis )brunner 200#$.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
16
Red%+si !e)!%!%p traksi atau )ed%+si !e)'%+a dapat
dilakukan untuk mereduksi !raktur. 0etode tertentu yang
dipilih bergantung si!at !raktur namun prinsip yang
mendasarinya tetap sama. 'iasanya dokter melakukan
reduksi !raktur sesegera mungkin untuk mencegah jaring-
an lunak kehilaugan elastisitasnya akibat in!iltrasi karena
edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus roduksi
!raktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mulai
mengalami penyembuhan.
.ebelum reduksi dan imobilisasi !raktur pasien harus
dipersiapkan untuk menjalani prosedurC harus diperoleh
i7in untuk melakukan prosedur dan analgetika diberikan
sesuai ketentuan. 0ungkin perlu dilakukan anastesia.
(kstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani
dengan lembut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
eduksi tertutup. Pada kebanyakan kasus reduksi
tertutup dilakukan dengan mengembalikan !ragmen tulang
keposisinya )ujung-ujungnya saling berhubungan$ dengan
manipulasi dan traksi manual.
(kstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan
sementara gips biadi dan alat lain dipasang oleh dokter.
Alat immobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan
ekstremitas untuk penyembuhan tulang. .inar-? harus
dilakukan untuk mengetahui apakah !ragmen tulang telah
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
17
dalam kesejajaran yang benar.
Traksi. Traksi dapat digunakan untuk mendapatkan e!ek
reduksi dan imoblisasi. 'eratnya traksi disesuaikan
dengan spasme otot yang terjadi. .inar-? digunakan untuk
memantau reduksi !raktur dan aproksimasi !ragmen
tulang. *etika tulang sembuh akan terlihat pembentukan
kalus pada sinar-?. *etika kalus telah kuat dapat dipasang
gips atau bidai untuk melanjutkan imobilisasi.
eduksi Terbuka. Pada !raktur tertentu memerlukan
reduksi terbuka. %engan pendekatan bedah !ragmen
tulang direduksi. Alat !iksasi interna dalam bentuk pin
ka&at sekrup plat paku atau batangan logam digunakan
untuk mempertahankan !ragmen tulang dalam posisnya
sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. Alat ini
dapat diletakkan di sisi tulang atau langsung ke rongga
sumsum tulang alat tersebut menjaga aproksimasi dan
!iksasi yang kuat bagi !ragmen tulang.
14 Re!ensi>I""o'i#isasi
Bpaya yang dilakukan untuk menahan !ragmen tulang
sehingga kembali seperti semula secara optimun.
!mobilisasi fraktur. .etelah !raktur direduksi !ragmen
tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam
posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. -
>mobilisasi dapat dilakukan dengan !iksasi eksterna atau
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
18
interna. 0etode !iksasi eksterna meliputi pembalutan gips
bidai traksi kontinu pin dan teknik gips atau !iksator
eksterna. >mplan logam dapat digunakan untuk !iksasi
interna yang berperan sebagai bidai interna untuk
mengimobilisasi !raktur.
84 Re*a'i#i!asi
0enghindari a!)opi dan +on!)a+!%) dengan !isioterapi.
.egala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan
jaringan lunak. @eduksi dan imobilisasi harus
dipertahankan sesuai kebutuhan. .tatus neuro2askuler
)mis. pengkajian peredaran darah nyeri perabaan
gerakan$ dipantau dan ahli bedah ortopedi diberitahu
segera bila ada tanda gangguan neuro2askuler.
*egelisahan ansietas dan ketidaknyamanan dikontrol
dengan berbagai pendekatan )mis. meyakinkan perubahan
posisi strategi peredaan nyeri termasuk analgetika$.
La!i*an iso"e!)i+ dan se!!in$ o!o! diusahakan untuk
meminimalkan atro!i disuse dan meningkatkan peredaran
darah. Partisipasi dalam akti2itas hidup sehari-hari
diusahakan untuk memperbaiki kemandirian !ungsi dan
harga-diri. Pengembalian bertahap pada akti2itas semula
diusahakan sesuai batasan terapeutika. 'iasanya (i+sasi
in!e)na memungkinkan mobilisasi lebih a&al. Ahli bedah
yang memperkirakan stabilitas !iksasi !raktur menentukan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
19
luasnya gerakan dan stres pada ekstrermitas yang
diperbolehkan dan menentukan tingkat akti2itas dan beban
berat badan.
,. P)oses Penye"'%*an T%#an$
Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang
lain. 8raktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang
patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung
patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh akti2itas sel-sel tulang.
Ada lima stadium penyembuhan tulang yaitu"
4 S!adi%" Sa!%:Pe"'en!%+an He"a!o"a
Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar
daerah !raktur. .el-sel darah membentuk !ibrin guna
melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya
kapiler baru dan !ibroblast. .tadium ini berlangsung 2, D ,A
jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
/4 S!adi%" D%a:P)o#i(e)asi Se#%#e)
Pada stadium ini terjadi proli!erasi dan di!!erensiasi sel menjadi
!ibro kartilago yang berasal dari periosteumEendosteum dan
bone marro& yang telah mengalami trauma. .el-sel yang
mengalami proli!erasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang
lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi
proses osteogenesis. %alam beberapa hari terbentuklah tulang
baru yang menggabungkan kedua !ragmen tulang yang patah.
8ase ini berlangsung selama - 0a" setelah !raktur sampai
selesai tergantung !rakturnya.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
20
14 S!adi%" Ti$a:Pe"'en!%+an Ka##%s
.elDsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik
dan osteogenik bila diberikan keadaan yang tepat sel itu akan
mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini
dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai
ber!ungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati.
0assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago
membentuk kallus atau bebat pada
permukaan endosteal dan periosteal. .ementara tulang yang
imatur )anyaman tulang $ menjadi lebih padat sehingga
gerakan pada tempat !raktur berkurang pada 8 "in$$%
setelah !raktur menyatu.
84 S!adi%" E"pa!:Konso#idasi
'ila akti2itas osteoclast dan osteoblast berlanjut anyaman
tulang berubah menjadi lamellar. .istem ini sekarang cukup
kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui
reruntuhan pada garis !raktur dan tepat dibelakangnya
osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara !ragmen
dengan tulang yang baru. >ni adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk
memba&a beban yang normal.
;4 S!adi%" Li"a:Re"ode##in$
8raktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat.
.elama beberapa bulan atau tahun pengelasan kasar ini
dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang
yang terus-menerus. 1amellae yang lebih tebal diletidakkan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
21
pada tempat yang tekanannya lebih tinggi dinding yang tidak
dikehendaki dibuang rongga sumsum dibentuk dan akhirnya
dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.
2. Ko"p#i+asi
4 Ko"p#i+asi Awa#
a. Ke)%sa+an A)!e)i
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak
adanya nadi ;@T menurun cyanosis bagian distal
hematoma yang lebar dan dingin pada ekstrimitas yang
disebabkan oleh tindakan emergensi splinting perubahan
posisi pada yang sakit tindakan reduksi dan pembedahan.
'. Ko"pa)!e"en! Synd)o"
*ompartement .yndrom merupakan komplikasi serius yang
terjadi karena terjebaknya otot tulang sara! dan pembuluh
darah dalam jaringan parut. >ni disebabkan oleh oedema
atau perdarahan yang menekan otot sara! dan pembuluh
darah. .elain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan
embebatan yang terlalu kuat.
7. Fa! E"'o#is" Synd)o"
8at (mbolism .yndrom )8(.$ adalah komplikasi serius yang
sering terjadi pada kasus !raktur tulang panjang. 8(. terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marro& kuning
masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen
dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan
perna!asan tachykardi hypertensi tachypnea demam.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
22
d. In(e+si
.ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada
jaringan. Pada trauma orthopedic in!eksi dimulai pada kulit
)super!icial$ dan masuk ke dalam. >ni biasanya terjadi pada
kasus !raktur terbuka tapi bisa juga karena penggunaan
bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
e. A9as+%#e) Ne+)osis
A2askuler 9ekrosis )AF9$ terjadi karena aliran darah ke
tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan
nekrosis tulang dan dia&ali dengan adanya FolkmanGs
>schemia.
(. S*o7+
.hock terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan
menurunnya oksigenasi. >ni biasanya terjadi pada !raktur.
/4 Ko"p#i+asi Da#a" Wa+!% La"a
'. De#ayed Union
%elayed Bnion merupakan kegagalan !raktur berkonsolidasi
sesuai dengan &aktu yang dibutuhkan tulang untuk
menyambung. >ni disebabkan karena penurunan supai darah
ke tulang.
7. Non%nion
9onunion merupakan kegagalan !raktur berkkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap kuat dan stabil
setelah 6-4 bulan. 9onunion ditandai dengan adanya
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
23
pergerakan yang berlebih pada sisi !raktur yang membentuk
sendi palsu atau pseudoarthrosis. >ni juga disebabkan
karena aliran darah yang kurang.
d. Ma#%nion
0alunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk
)de!ormitas$. 0alunion dilakukan dengan pembedahan dan
reimobilisasi yang baik.
B. Konsep Kepe)awa!an
%i dalam memberikan asuhan kepera&atan digunakan system atau
metode proses kepera&atan yang dalam pelaksanaannya dibagi
menjadi - tahap yaitu pengkajian diagnosa kepera&atan
perencanaan pelaksanaan dan e2aluasi.
1. Pen$+a0ian
Pengkajian merupakan tahap a&al dan landasan dalam proses
kepera&atan untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian
tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah
terhadap tindakan kepera&atan. *eberhasilan proses kepera&atan
sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas"
a. Pen$%"p%#an Da!a
1) Ana"nesa
a) Iden!i!as K#ien
0eliputi nama jenis kelamin umur alamat agama
bahasa yang dipakai status perka&inan pendidikan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
24
pekerjaan asuransi golongan darah no. register
tanggal 0@. diagnosa medis.
b) Ke#%*an U!a"a
Pada umumnya keluhan utama pada kasus !raktur
adalah rasa nyeri. 9yeri tersebut bisa akut atau kronik
tergantung dan lamanya serangan. Bntuk memperoleh
pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan"
(1) Pro2oking >ncident" apakah ada peristi&a yang
menjadi yang menjadi !aktor presipitasi nyeri.
(2) Huality o! Pain" seperti apa rasa nyeri yang
dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti
terbakar berdenyut atau menusuk.
(3) @egion " radiation relie!" apakah rasa sakit bisa
reda apakah rasa sakit menjalar atau menyebar
dan dimana rasa sakit terjadi.
(4) .e2erity ).cale$ o! Pain" seberapa jauh rasa nyeri
yang dirasakan klien bisa berdasarkan skala nyeri
atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan !ungsinya.
(5) Time" berapa lama nyeri berlangsung kapan
apakah bertambah buruk pada malam hari atau
siang hari.
c) Riwaya! Penya+i! Se+a)an$
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
25
Pengumpulan data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari !raktur yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap
klien. >ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan
yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena.
.elain itu dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain
)>gnata2icius %onna % #44-$.
d) Riwaya! Penya+i! Da*%#%
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan
penyebab !raktur dan memberi petunjuk berapa lama
tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit
tertentu seperti kanker tulang dan penyakit pagetGs
yang menyebabkan !raktur patologis yang sering sulit
untuk menyambung. .elain itu penyakit diabetes
dengan luka di kaki sanagt beresiko terjadinya
osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes
menghambat proses penyembuhan tulang
e) Riwaya! Penya+i! Ke#%a)$a
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan
penyakit tulang merupakan salah satu !aktor
predisposisi terjadinya !raktur seperti diabetes
osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
26
keturunan dan kanker tulang yang cenderung
diturunkan secara genetik )>gnata2icius %onna %
#44-$.
f) Riwaya! Psi+ososia#
0erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun
dalam masyarakat )>gnata2icius %onna % #44-$.
g) Po#a:Po#a F%n$si Kese*a!an
(1) Po#a Pe)sepsi dan Ta!a La+sana Hid%p Se*a!
Pada kasus !raktur akan timbul ketidakutan akan
terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus
menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk
membantu penyembuhan tulangnya. .elain itu
pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien
seperti penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolisme kalsium
pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan
olahraga atau tidak.)>gnata2icius %onna %#44-$.
(2) Po#a N%!)isi dan Me!a'o#is"e
Pada klien !raktur harus mengkonsumsi nutrisi
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
27
melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium
7at besi protein 2it. ; dan lainnya untuk membantu
proses penyembuhan tulang. (2aluasi terhadap
pola nutrisi klien bisa membantu menentukan
penyebab masalah muskuloskeletal dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak
adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar
sinar matahari yang kurang merupakan !aktor
predisposisi masalah muskuloskeletal terutama
pada lansia. .elain itu juga obesitas juga
menghambat degenerasi dan mobilitas klien.
(3) Po#a E#i"inasi
Bntuk kasus !raktur humerus tidak ada
gangguan pada pola eliminasi tapi &alaupun begitu
perlu juga dikaji !rekuensi konsistensi &arna serta
bau !eces pada pola eliminasi al2i. .edangkan pada
pola eliminasi uri dikaji !rekuensi kepekatannya
&arna bau dan jumlah. Pada kedua pola ini juga
dikaji ada kesulitan atau tidak. Po#a Tid%) dan
Is!i)a*a!
.emua klien !raktur timbul rasa nyeri
keterbatasan gerak sehingga hal ini dapat
mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. .elain
itu juga pengkajian dilaksanakan pada lamanya
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
28
tidur suasana lingkungan kebiasaan tidur dan
kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur
)%oengos. 0arilynn ( 2002$.
(4) Po#a A+!i9i!as
*arena timbulnya nyeri keterbatasan gerak
maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu
oleh orang lain. 3al lain yang perlu dikaji adalah
bentuk akti2itas klien terutama pekerjaan klien.
*arena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko
untuk terjadinya !raktur dibanding pekerjaan yang
lain )>gnata2icius %onna % #44-$.
(5) Po#a H%'%n$an dan Pe)an
*lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan
dalam masyarakat. *arena klien harus menjalani
ra&at inap )>gnata2icius %onna % #44-$.
(6) Po#a Pe)sepsi dan Konsep Di)i
%ampak yang timbul pada klien !raktur yaitu timbul
ketidakutan akan kecacatan akibat !rakturnya rasa
cemas rasa ketidakmampuan untuk melakukan
akti2itas secara optimal dan pandangan terhadap
dirinya yang salah )gangguan body image$
)>gnata2icius %onna % #44-$.
(7) Po#a Senso)i dan Ko$ni!i(
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
29
Pada klien !raktur daya rabanya berkurang
terutama pada bagian distal !raktur sedang pada
indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga
pada kogniti!nya tidak mengalami gangguan. .elain
itu juga timbul rasa nyeri akibat !raktur
)>gnata2icius %onna % #44-$.
(8) Po#a Rep)od%+si Se+s%a#
%ampak pada klien !raktur yaitu klien tidak bisa
melakukan hubungan seksual karena harus
menjalani ra&at inap dan keterbatasan gerak serta
rasa nyeri yang dialami klien. .elain itu juga perlu
dikaji status perka&inannya termasuk jumlah anak
lama perka&inannya )>gnata2icius %onna % #44-$.
24 Po#a Penan$$%#an$an S!)ess
Pada klien !raktur timbul rasa cemas tentang
keadaan dirinya yaitu ketidakutan timbul kecacatan
pada diri dan !ungsi tubuhnya. 0ekanisme koping
yang ditempuh klien bisa tidak e!ekti!.
4 Po#a Ta!a Ni#ai dan Keya+inan
Bntuk klien !raktur tidak dapat melaksanakan
kebutuhan beribadah dengan baik terutama
!rekuensi dan konsentrasi. 3al ini bisa disebabkan
karena nyeri dan keterbatasan gerak klien
2) Pe"e)i+saan Fisi+
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
30
%ibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum )status
generalisata$ untuk mendapatkan gambaran umum dan
pemeriksaan setempat )lokalis$. 3al ini perlu untuk dapat
melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana
spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit
tetapi lebih mendalam.
a) Ga"'a)an U"%"
Perlu menyebutkan"
)#$ Keadaan %"%"< 'ai+ a!a% '%)%+nya yan$ di7a!a!
ada#a* !anda:!anda, sepe)!i<
)a$ *esadaran penderita" apatis sopor koma
gelisah komposmentis tergantung pada
keadaan klien.
)b$ *esakitan keadaan penyakit" akut kronik
ringan sedang berat dan pada kasus !raktur
biasanya akut.
)c$ Tanda-tanda 2ital tidak normal karena ada
gangguan baik !ungsi maupun bentuk.
3/4 Se7a)a sis!e"i+ da)i +epa#a sa"pai +e#a"in
3a4 Sis!e" In!e$%"en
Terdapat erytema suhu sekitar daerah trauma
meningkat bengkak oedema nyeri tekan.
3'4 Kepa#a
Tidak ada gangguan yaitu normo cephalik
simetris tidak ada penonjolan tidak ada nyeri
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
31
kepala.
374 Le*e)
Tidak ada gangguan yaitu simetris tidak ada
penonjolan re!lek menelan ada.
3d4 M%+a
Iajah terlihat menahan sakit lain-lain tidak ada
perubahan !ungsi maupun bentuk. Tak ada lesi
simetris tak oedema.
3e4 Ma!a
Tidak ada gangguan seperti konjungti2a tidak
anemis )karena tidak terjadi perdarahan$
3(4 Te#in$a
Tes bisik atau &eber masih dalam keadaan
normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
3$4 Hid%n$
Tidak ada de!ormitas tak ada perna!asan cuping
hidung.
3*4 M%#%! dan Fa)in$
Tak ada pembesaran tonsil gusi tidak terjadi
perdarahan mukosa mulut tidak pucat.
3i4 T*o)a+s
Tak ada pergerakan otot intercostae gerakan
dada simetris.
304 Pa)%
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
32
)#$ >nspeksi
Perna!asan meningkat reguler atau tidaknya
tergantung pada ri&ayat penyakit klien yang
berhubungan dengan paru.
)2$ Palpasi
Pergerakan sama atau simetris !ermitus raba
sama.
)+$ Perkusi
.uara ketok sonor tak ada erdup atau suara
tambahan lainnya.
),$ Auskultasi
.uara na!as normal tak ada &hee7ing atau
suara tambahan lainnya seperti stridor dan
ronchi.
3+4 ?an!%n$
)#$ >nspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
)2$ Palpasi
9adi meningkat iktus tidak teraba.
)+$ Auskultasi
.uara .# dan .2 tunggal tak ada mur-mur.
3#4 A'do"en
)#$ >nspeksi
'entuk datar simetris tidak ada hernia.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
33
)2$ Palpasi
Tugor baik tidak ada de!ands muskuler
hepar tidak teraba.
)+$ Perkusi
.uara thympani ada pantulan gelombang
cairan.
),$ Auskultasi
Peristaltik usus normal 20 kali=menit.
)m$>nguinal-6enetalia-Anus
Tak ada hernia tak ada pembesaran lymphe tak
ada kesulitan 'A'.
b) Keadaan Lo+a#
3arus diperhitungkan keadaan proksimal serta
bagian distal terutama mengenai status neuro2askuler
)%n!%+ s!a!%s ne%)o9as+%#e) ; P yai!% Pain,
Pa#o), Pa)es!esia, P%#se, Pe)$e)a+an4. Pemeriksaan
pada sistem muskuloskeletal adalah"
34 Loo+ 3inspe+si4
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain"
)a$ ;icatriks )jaringan parut baik yang alami maupun
buatan seperti bekas operasi$.
)b$ ;ape au lait spot )birth mark$.
)c$ 8istulae.
)d$ Iarna kemerahan atau kebiruan )li2ide$ atau
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
34
hyperpigmentasi.
)e$ 'enjolan pembengkakan atau cekungan
dengan hal-hal yang tidak biasa )abnormal$.
)!$ Posisi dan bentuk dari ekstrimitas )de!ormitas$
)g$ Posisi jalan )gait &aktu masuk ke kamar
periksa$
3/4 Fee# 3pa#pasi4
Pada &aktu akan palpasi terlebih dahulu posisi
penderita diperbaiki mulai dari posisi netral )posisi
anatomi$. Pada dasarnya ini merupakan
pemeriksaan yang memberikan in!ormasi dua arah
baik pemeriksa maupun klien.
<ang perlu dicatat adalah"
(a) Perubahan suhu disekitar trauma )hangat$ dan
kelembaban kulit. Capillary refill time 9ormal
+ D -
)b$ Apabila ada pembengkakan apakah terdapat
!luktuasi atau oedema terutama disekitar
persendian.
)c$ 9yeri tekan )tenderness$ krepitasi catat letak
kelainan )#=+ proksimal tengah atau distal$.
/tot" tonus pada &aktu relaksasi atau konttraksi
benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat
pada tulang. .elain itu juga diperiksa status
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
35
neuro2askuler. Apabila ada benjolan maka si!at
benjolan perlu dideskripsikan permukaannya
konsistensinya pergerakan terhadap dasar atau
permukaannya nyeri atau tidak dan ukurannya.
314 Mo9e 3pe)$e)a+an !e)%!a"a #in$+%p $e)a+4
.etelah melakukan pemeriksaan !eel kemudian
diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan
dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu agar
dapat menge2aluasi keadaan sebelum dan
sesudahnya. 6erakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0
)posisi netral$ atau dalam ukuran metrik.
Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan
gerak )mobilitas$ atau tidak. Pergerakan yang dilihat
adalah gerakan akti! dan pasi!.
)@eksoprodjo .oelarto #44-$
3) Pe"e)i+saan Dia$nos!i+
a) Pe"e)i+saan Radio#o$i
.ebagai penunjang pemeriksaan yang penting
adalah pencitraan menggunakan sinar rontgen )?-ray$.
Bntuk mendapatkan gambaran + dimensi keadaan dan
kedudukan tulang yang sulit maka diperlukan 2
proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. %alam keadaan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
36
tertentu diperlukan proyeksi tambahan )khusus$ ada
indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari
karena adanya superposisi. Perlu disadari bah&a
permintaan ?-ray harus atas dasar indikasi kegunaan
pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai
dengan permintaan. 3al yang harus dibaca pada ?-ray"
(1) 'ayangan jaringan lunak.
(2) Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi
periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
(3) Trobukulasi ada tidaknya rare !raction.
(4) .ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
.elain !oto polos ?-ray )plane ?-ray$ mungkin perlu
tehnik khususnya seperti"
)#$ Tomogra!i" menggambarkan tidak satu struktur
saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit
di2isualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan
struktur yang kompleks dimana tidak pada satu
struktur saja tapi pada struktur lain juga
mengalaminya.
)2$ 0yelogra!i" menggambarkan cabang-cabang sara!
spinal dan pembuluh darah di ruang tulang
2ertebrae yang mengalami kerusakan akibat
trauma.
)+$ Arthrogra!i" menggambarkan jaringan-jaringan ikat
yang rusak karena ruda paksa.
),$ ;omputed Tomogra!i-.canning" menggambarkan
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
37
potongan secara trans2ersal dari tulang dimana
didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b) Pe"e)i+saan La'o)a!o)i%"
)#$ *alsium .erum dan 8os!or .erum meningkat pada
tahap penyembuhan tulang.
)2$ Alkalin 8os!at meningkat pada kerusakan tulang dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam
membentuk tulang.
)+$ (n7im otot seperti *reatinin *inase 1aktat
%ehidrogenase )1%3--$ Aspartat Amino
Trans!erase )A.T$ Aldolase yang meningkat pada
tahap penyembuhan tulang.
c) Pe"e)i+saan #ain:#ain
(1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test
sensiti2itas" didapatkan mikroorganisme penyebab
in!eksi.
(2) 'iopsi tulang dan otot" pada intinya pemeriksaan ini
sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih
dindikasikan bila terjadi in!eksi.
(3) (lektromyogra!i" terdapat kerusakan konduksi sara!
yang diakibatkan !raktur.
(4) Arthroscopy" didapatkan jaringan ikat yang rusak
atau sobek karena trauma yang berlebihan.
(5) >ndium >maging" pada pemeriksaan ini didapatkan
adanya in!eksi pada tulang.
(6) 0@>" menggambarkan semua kerusakan akibat
!raktur.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
38
)>gnata2icius %onna % #44-$
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
39
b. Da"pa+ F)a+!%) Te)*adap Ke'%!%*an Dasa) Man%sia
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
Trauma
Fraktur
Perubahan status
kesehatan
Cedera se !eaks" #eradangan $uka terbuka %"sk&ntu"n"tas
fragmen tuang
'dema
Penekanan #ada
(ar"ngan )askuer
Penurunan a"ran
darah
!es"k& d"sfungs"
neur&)askuer
P&rt de* entr" kuman
+g. ,ntegr"tas
ku"t
!es"k& ,nfeks"
$e#asn-a "#"d
#ada sum.sum
tuang
Tera#" restr"ct"f
Terabs&rbs"
masuk kea"ran
darah
'mb&"
/kus" arter"
#aru
0ekr&s"s
1ar"ngan #aru
$uas #ermukaan
#aru menurun
Penurunan a(u
d"fus"
+angguan #ertukaran
gas
+g. 2&b""tas
f"s"k
%egranuas" se
mast
Pee#asan
med"at&r
k"m"a
0&c"ce#t&r
2edua s#"na"
3&rteks
serebr"
0-er"
3urang
"nf&rmas"
3urang
#engeta
hunan
46
1. Dia$nosa Kepe)awa!an
Adapun diagnosa kepera&atan yang la7im dijumpai pada klien
!raktur adalah sebagai berikut"
a. 9yeri akut b=d spasme otot gerakan !ragmen tulang edema
cedera jaringan lunak pemasangan traksi stress=ansietas.
b. @isiko dis!ungsi neuro2askuler peri!er b=d penurunan aliran
darah )cedera 2askuler edema pembentukan trombus$
c. 6angguan pertukaran gas b=d perubahan aliran darah emboli
perubahan membran al2eolar=kapiler )interstisial edema paru
kongesti$
d. 6angguan mobilitas !isik b=d kerusakan rangka neuromuskuler
nyeri terapi restrikti! )imobilisasi$
e. 6angguan integritas kulit b=d !raktur terbuka pemasangan traksi
)pen ka&at sekrup$
!. @isiko in!eksi b=d ketidakadekuatan pertahanan primer
)kerusakan kulit taruma jaringan lunak prosedur in2asi!=traksi
tulang$
g. *urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan
pengobatan b=d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap
in!ormasi keterbatasan kogniti! kurang akurat=lengkapnya
in!ormasi yang ada
)%oengoes 2000$
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
47
8. In!e)9ensi Kepe)awa!an
a. Nye)i a+%! '>d spas"e o!o!, $e)a+an ()a$"en !%#an$,
ede"a, 7ede)a 0a)in$an #%na+, pe"asan$an !)a+si,
s!)ess>ansie!as.
Tujuan" *lien mengataka nyeri berkurang atau hilang dengan
menunjukkan tindakan santai mampu berpartisipasi
dalam berakti2itas tidur istirahat dengan tepat
menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan
akti2itas trapeutik sesuai indikasi untuk situasi indi2idual
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. Pertahankan imobilasasi bagian
yang sakit dengan tirah baring
gips bebat dan atau traksi
2. Tinggikan posisi ekstremitas
yang terkena.
+. 1akukan dan a&asi latihan
gerak pasi!=akti!.
,. 1akukan tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan
)masase perubahan posisi$
-. Ajarkan penggunaan teknik
manajemen nyeri )latihan napas
dalam imajinasi 2isual akti2itas
dipersional$
6. 1akukan kompres dingin selama
!ase akut )2,-,A jam pertama$
sesuai keperluan.
J. *olaborasi pemberian analgetik
sesuai indikasi.
(2aluasi keluhan nyeri )skala
Mengurangi nyeri dan mencegah
malformasi.
Meningkatkan aliran balik vena,
mengurangi edema&nyeri.
Mempertahankan kekuatan otot dan
meningkatkan sirkulasi vaskuler.
Meningkatkan sirkulasi umum,
menurunakan area tekanan lokal dan
kelelahan otot.
Mengalihkan perhatian terhadap
nyeri, meningkatkan kontrol terhadap
nyeri yang mungkin berlangsung
lama.
Menurunkan edema dan mengurangi
rasa nyeri.
Menurunkan nyeri melalui
mekanisme penghambatan rangsang
nyeri baik secara sentral maupun
perifer.
Menilai perkembangan masalah
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
48
petunjuk 2erbal dan non 2er2al
perubahan tanda-tanda 2ital$
klien.
'. Risi+o dis(%n$si ne%)o9as+%#e) pe)i(e) '>d pen%)%nan a#i)an
da)a* 37ede)a 9as+%#e), ede"a, pe"'en!%+an !)o"'%s4
Tujuan " *lien akan menunjukkan !ungsi neuro2askuler baik
dengan kriteria akral hangat tidak pucat dan syanosis
bisa bergerak secara akti!
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. %orong klien untuk secara
rutin melakukan latihan
menggerakkan jari=sendi
distal cedera.
2. 3indarkan restriksi sirkulasi
akibat tekanan bebat=spalk
yang terlalu ketat.
+. Pertahankan letak tinggi
ekstremitas yang cedera
kecuali ada kontraindikasi
adanya sindroma
kompartemen.
,. 'erikan obat antikoagulan
)&ar!arin$ bila diperlukan.
-. Pantau kualitas nadi peri!er
aliran kapiler &arna kulit dan
kehangatan kulit distal
cedera bandingkan dengan
sisi yang normal.
Meningkatkan sirkulasi darah dan
mencegah kekakuan sendi.
Mencegah stasis vena dan
sebagai petunjuk perlunya
penyesuaian keketatan
bebat&spalk.
Meningkatkan drainase vena dan
menurunkan edema kecuali pada
adanya keadaan hambatan aliran
arteri yang menyebabkan
penurunan perfusi.
Mungkin diberikan sebagai upaya
profilaktik untuk menurunkan
trombus vena.
Mengevaluasi perkembangan
masalah klien dan perlunya
intervensi sesuai keadaan klien.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
49
7. Gan$$%an pe)!%+a)an $as '>d pe)%'a*an a#i)an da)a*,
e"'o#i, pe)%'a*an "e"')an a#9eo#a)>+api#e) 3in!e)s!isia#, ede"a
pa)%, +on$es!i4
Tujuan " *lien akan menunjukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi
dengan kriteria klien tidak sesak na!as tidak cyanosis
analisa gas darah dalam batas normal
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. >nstruksikan=bantu latihan
napas dalam dan latihan
batuk e!ekti!.
2. 1akukan dan ajarkan
perubahan posisi yang aman
sesuai keadaan klien.
+. *olaborasi pemberian obat
antikoagulan )&ar2arin
heparin$ dan kortikosteroid
sesuai indikasi.
,. Analisa pemeriksaan gas
darah 3b kalsium 1(%
lemak dan trombosit
-. (2aluasi !rekuensi
pernapasan dan upaya
bernapas perhatikan adanya
stridor penggunaan otot
aksesori pernapasan retraksi
sela iga dan sianosis sentral.
Meningkatkan ventilasi alveolar
dan perfusi.
Reposisi meningkatkan drainase
sekret dan menurunkan kongesti
paru.
Mencegah terjadinya pembekuan
darah pada keadaan
tromboemboli. 'ortikosteroid
telah menunjukkan keberhasilan
untuk mencegah&mengatasi
emboli lemak.
(enurunan (a#) dan
peningkatan (C#) menunjukkan
gangguan pertukaran gas*
anemia, hipokalsemia,
peningkatan %+, dan kadar
lipase, lemak darah dan
penurunan trombosit sering
berhubungan dengan emboli
lemak.
danya takipnea, dispnea dan
perubahan mental merupakan
tanda dini insufisiensi
pernapasan, mungkin
menunjukkan terjadinya emboli
paru tahap a-al.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
50
d. Gan$$%an "o'i#i!as (isi+ '>d +e)%sa+an )an$+a
ne%)o"%s+%#e), nye)i, !e)api )es!)i+!i( 3i"o'i#isasi4
Tujuan " *lien dapat meningkatkan=mempertahankan mobilitas
pada tingkat paling tinggi yang mungkin dapat
mempertahankan posisi !ungsional meningkatkan
kekuatan=!ungsi yang sakit dan mengkompensasi
bagian tubuh menunjukkan tekhnik yang memampukan
melakukan akti2itas
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. Pertahankan pelaksanaan
akti2itas rekreasi terapeutik
)radio koran kunjungan
teman=keluarga$ sesuai
keadaan klien.
2. 'antu latihan rentang gerak
pasi! akti! pada ekstremitas
yang sakit maupun yang sehat
sesuai keadaan klien.
+. 'erikan papan penyangga
kaki gulungan
trokanter=tangan sesuai
indikasi.
,. 'antu dan dorong pera&atan
diri )kebersihan=eliminasi$
sesuai keadaan klien.
-. Bbah posisi secara periodik
sesuai keadaan klien.
Memfokuskan perhatian,
meningkatakan rasa kontrol
diri&harga diri, membantu
menurunkan isolasi sosial.
Meningkatkan sirkulasi darah
muskuloskeletal,
mempertahankan tonus otot,
mempertahakan gerak sendi,
mencegah kontraktur&atrofi dan
mencegah reabsorbsi kalsium
karena imobilisasi.
Mempertahankan posis
fungsional ekstremitas.
Meningkatkan kemandirian klien
dalam pera-atan diri sesuai
kondisi keterbatasan klien.
Menurunkan insiden komplikasi
kulit dan pernapasan (dekubitus,
atelektasis, penumonia.
Mempertahankan hidrasi
adekuat, men-cegah komplikasi
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
51
6. %orong=pertahankan asupan
cairan 2000-+000 ml=hari.
J. 'erikan diet T*TP.
A. *olaborasi pelaksanaan
!isioterapi sesuai indikasi.
4. (2aluasi kemampuan
mobilisasi klien dan program
imobilisasi.
urinarius dan konstipasi.
'alori dan protein yang cukup
diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mem-
pertahankan fungsi fisiologis
tubuh.
'erjasama dengan fisioterapis
perlu untuk menyusun program
aktivitas fisik secara individual.
Menilai perkembangan masalah
klien.
e. Gan$$%an in!e$)i!as +%#i! '>d ()a+!%) !e)'%+a, pe"asan$an
!)a+si 3pen, +awa!, se+)%p4
Tujuan " *lien menyatakan ketidaknyamanan hilang menunjukkan
perilaku tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit=memudahkan penyembuhan sesuai indikasi
mencapai penyembuhan luka sesuai
&aktu=penyembuhan lesi terjadi
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. Pertahankan tempat tidur
yang nyaman dan aman
)kering bersih alat tenun
kencang bantalan ba&ah
siku tumit$.
2. 0asase kulit terutama
daerah penonjolan tulang
dan area distal bebat=gips.
Menurunkan risiko
kerusakan&abrasi kulit yang lebih
luas.
Meningkatkan sirkulasi perifer dan
meningkatkan kelemasan kulit
dan otot terhadap tekanan yang
relatif konstan pada imobilisasi.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
52
+. 1indungi kulit dan gips pada
daerah perianal
,. /bser2asi keadaan kulit
penekanan gips=bebat
terhadap kulit insersi
pen=traksi.
Mencegah gangguan integritas
kulit dan jaringan akibat
kontaminasi fekal.
Menilai perkembangan masalah
klien.
(. Risi+o in(e+si '>d +e!ida+ade+%a!an pe)!a*anan p)i"e)
3+e)%sa+an +%#i!, !a)%"a 0a)in$an #%na+, p)osed%) in9asi(>!)a+si
!%#an$
Tujuan " *lien mencapai penyembuhan luka sesuai &aktu bebas
drainase purulen atau eritema dan demam
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. 1akukan pera&atan pen steril
dan pera&atan luka sesuai
protokol
2. Ajarkan klien untuk
mempertahankan sterilitas
insersi pen.
+. *olaborasi pemberian
antibiotika dan toksoid tetanus
sesuai indikasi.
,. Analisa hasil pemeriksaan
laboratorium )3itung darah
lengkap 1(% *ultur dan
sensiti2itas luka=serum=tulang$
Mencegah infeksi sekunderdan
mempercepat penyembuhan
luka.
Meminimalkan kontaminasi.
ntibiotika spektrum luas atau
spesifik dapat digunakan secara
profilaksis, mencegah atau
mengatasi infeksi. /oksoid
tetanus untuk mencegah infeksi
tetanus.
%eukositosis biasanya terjadi
pada proses infeksi, anemia dan
peningkatan %+, dapat terjadi
pada osteomielitis. 'ultur untuk
mengidentifikasi organisme
penyebab infeksi.
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
53
-. /bser2asi tanda-
tanda 2ital dan tanda-tanda
peradangan lokal pada luka.
Mengevaluasi perkembangan
masalah klien.
*. K%)an$ pen$e!a*%an !en!an$ +ondisi, p)o$nosis dan
+e'%!%*an pen$o'a!an '>d +%)an$ !e)pa0an a!a% sa#a*
in!e)p)e!asi !e)*adap in(o)"asi, +e!e)'a!asan +o$ni!i(, +%)an$
a+%)a!>#en$+apnya in(o)"asi yan$ ada.
Tujuan " klien akan menunjukkan pengetahuan meningkat
dengan kriteria klien mengerti dan memahami tentang
penyakitnya
>9T(@F(9.> *(P(@AIATA9 R!"#$%
#. *aji kesiapan klien
mengikuti program
pembelajaran.
2. %iskusikan metode
mobilitas dan ambulasi
sesuai program terapi !isik.
+. Ajarkan tanda=gejala klinis
yang memerluka e2aluasi
medik )nyeri berat demam
perubahan sensasi kulit distal
cedera$
,. Persiapkan klien untuk
mengikuti terapi pembedahan
bila diperlukan.
+fektivitas proses pemeblajaran
dipengaruhi oleh kesiapan fisik
dan mental klien untuk mengikuti
program pembelajaran.
Meningkatkan partisipasi dan
kemandirian klien dalam
perencanaan dan pelaksanaan
program terapi fisik.
Meningkatkan ke-aspadaan klien
untuk mengenali tanda&gejala dini
yang memerulukan intervensi
lebih lanjut.
Upaya pembedahan mungkin
diperlukan untuk mengatasi
maslaha sesuai kondisi klien.
A. E9a#%asi
o 9yeri berkurang atau hilang
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
54
o Tidak terjadi dis!ungsi neuro2askuler peri!er
o Pertukaran gas adekuat
o Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
o >n!eksi tidak terjadi
o 0eningkatnya pemahaman klien terhadap penyakit yang dialami
By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes
55

Anda mungkin juga menyukai