Anda di halaman 1dari 6

KARENA ALLAH SEMUANYA MENJADI INDAH ..

Bismilahir-Rahmaanir-Rahim .. Hasan perlahan membuka pintu depan, dia tidak ingin


membangunkan istri dan kedua anaknya yang tertidur di ruang tengah. Dilewatinya ruang tengah
tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, langsung menuju tempat wudhu untuk menyegarkan
tubuh yang lelah setelah seharian bekerja.
Setelah mengganti pakaiannya, dia kembali ke ruang tengah. Dibawakannya selimut berwarna
merahmuda, warna favorit sang istri yang saat ini lelap tertidur memeluk kedua anaknya.
Dipandangnya wajah muslimah yang sudah 10 tahun menemani perjalanan hidupnya.
Diusapnya kening yang berwarna kekuningan dan dikecupnya dengan lembut dan perlahan.
Eggh..Bi..sudah pulang..? sepatah kata terucap dari lisan nida. Matanya masih terpejam dan
sedikit mengubah arah tidurnya.
Ya..ini abi, sayang jawab hasan pelan sambil mengusap jilbab putih dengan corak hitam di
ujung-ujungnya. matanya pun tak kuasa hanyut meneteskan air mata, air mata bahagia,
menatap wajah istri dan kedua anaknya yang sedang nyenyak.
Terlelap.
Astaghfirullah Bi, ya Allah maaf nida ketiduran, ya Allah sudah jam 12 malam, abi sudah
makan..? jawabnya cepat-cepat membuat dirinya dalam keadaaan sadar. Perasaan bersalah
pun muncul membiarkan suaminya yang lelah dari bekerja dalam keadaan sendiri. Sepiring lauk-
pauk dan pisang goreng di meja makanpun kini tinggal piringnya saja. Kali ini dia merasa serba
salah di hadapan suaminya
sudah Mi nggak papa, iya Abi tadi sepulang dari kerja langsung mengikuti agenda rutinan, jadi
pulangnya agak malam. Sudah yuk sekarang mendingan kita bawa mida dan aiman masuk ke
kamarnya, kalo disini pasti digigit nyamuk nakal he..he..
tapi..Abi mau maafin umi khan..? sepatah kata itupun terucap seraya menunjukkan wajah
bersalah seorang istri yang tidak menyambut kepulangan suaminya.
Hasan pun tersenyum menatap wajah istrinya yang mengadu, diapun mengusap kening sang
istri dan mengecupnya dengan lembut. apa sich yang tidak buat istriku.jawabnya pelan
membisik di telinga sang istri. Sebuah kata yang sederhana tapi mampu membuat dunia serasa
merona merah muda. Nida pun membalas senyum lelaki berkacamata minus yang ada di
depannya dan dengan dekapan hangat dia memeluk lelaki yang telah dipilihnya sebagai Imam
untuk kehidupan dunia akhiratnya. subhanallah
Keesokan harinya.
Pagi hari Nida mulai menjahit beberapa pesanan sekolah di dekat tempat tinggalnya. Setelah 5
tahun menikah, dia memutuskan untuk menerima pesanan jahitan pakaian dan katerring. Hitung-
hitung untuk menambah biaya hidup keluarga. Yang terpenting apa yang dilakukannya ini adalah
untuk kebaikan dan untuk ridho Allah SWT yang merahmati istri yang meneguhkan perjuangan
suaminya.
Hari ini wajahnya berbinar cerah, dia merasa sebagai istri yang paling disayangi di dunia
(perasaan aja). 10 tahun sudah rumah tangga dilalui, sang suami sama sekali tidak pernah
marah, bahkan sangat lembut dan ramah kepadanya.
Diapun bersyukur atas rahmat yang satu ini. tiap pagi dan pulang kerja simbol kehamonisan
yang mereka jaga adalah kecupan manis di kening dan dekapan lembut penuh kehangatan,
sebagai usaha untuk mencapai barokah Allah atas apa yang mereka jalani. Kehidupan
sederhana sangat cukup untuk mengingatkan mereka akan dzat yang Maha Menyayangi
hamba-hambaNya yang selalu besyukur.
Dia pun tersenyum sendiri menyelami segala pikirannya tertuju pada perjalanan biduk rumah
tangga, hingga akhirnya dering telpon di ruang tamu berbunyi.
Assalamualaikum
walaikumsallam..ini Ibu Nida..
ya..ini Nida, maaf dengan ibu siapa ya..? pastinya yang nelpon bukan dari teman satu halaqoh,
atau rekan-rekan ex aktivis mahasiswa
ini temannya pak Hasan bu, tadi pagi saya melihat pak hasan masuk ke ruangan ibu sinta,
sepertinya ada perbincangan yang srius. Kemarin sore juga pak hasan lama di kantor sambil
ngobrol dengan ibu sinta, sebenarnya ada apa bu ya..? kata si penelpon dengan nada yang
sedikit heboh.
egh..maaf saya nggak tahu, suami saya nggak pernah memberitahu saya..emangnya ada hal
penting apa bu ya..?
Hmm..tuh khan, hati-hati lho bu, bu sinta itu kan kepala ruangan kami , tau nggak wajahnya bu
sinta itu mirip artis yang sering muncul jadi iklan salah satu telpon seluler lho. Khawatir aja kalo-
kalo ada hal yang nggak diinginkan, lagian pak hasan kan orangnya baik, ramah dan ganteng
lagi, trus penggemarnya banyak, apalagi disini banyak karyawati muda, yah titip pesan aja bu
dijaga suaminyantar..takutnya..tau sendiri khan he..he sudah dulu ya, meleikum.
Waalaikumsallam, nida membalas salam tadi dnegan berat hati. Tak kuasa air matanya
berhambur membasahi jilbab putih pemberian suaminya di hari lahirnya dulu.
Astaghfirullahaladzim, apa yang sesungunya diinginkan oleh ibu ini..?ada apa dengan mas
hasan? Apa yang sedang terjadi..? kenapa mas hasan nggak pernah cerita..? BU sinta siapa
dia..? mas..kenapa kamu belakangan ini sering pulang larut malam..?
Hati Nida berkecamuk, segala bayangan mengenai suaminya mulai bercampur aduk dalam
pikirannya. Kali ini rasa marah benar-benar memuncak berkecamuk serasa ingin keluar
menyambar siapa saja yang ditemuinya. Lisannya tidak berhenti untuk beristighfar
menenangkan hatinya, dia teringat amplop merah muda yang dulu pernah diberikan suaminya
kepadanya. Yah dia ingat itu juga pemberian kepala ruangan. Ya Allah ada apa dengan
suamiku..? tangis Nida semakin menjadi menghentikan segala aktifitas yang dilakukannya sedari
tadi.
Diapun beranjak menuju kamarnya. Hari ini tidak masak dan tidak ada juga yang lainnya. Dia
masak buat kedua anaknya aja, pikirnya si suami juga paling sudah makan di kantor. Lihat aja
belakangan ini masakan buatannya nggak pernah disentuh. Belum lagi telpon sering berdering
dari mahasiswi kampus mencari dan meminta suaminya untuk menjadi pembicara kajian atau
pelatihan, apa nggak ada ikhwan yang berani nelpon suaminya, apa kenalan suaminya hanya
akhwat aja.
Segala prasangka tertumpah dalam lautan emosi irrasional. Diapun menangis tak kuasa
menahan gundah di hatinya. Segala rasa tidak mampu dibendungnya hingga lambat laut kantuk
pun tak kuasa di tahannya, meski kedua anaknya mendapatinya tertidur lemas di tempat tidur
dengan bekas tangis di kedua matanya.
Sore hari assalamualaikum, umi..sapa hasan masuk membawa sebungkus roti bakar hangat.
kedua anaknya pun berlari ke arahnya dengan tawa yang cerianamun ada satu yang nggak
biasa tidak hadir, istrinya.
umi mana nak..? tanya Hasan pelan seraya tersenyum pada kedua anaknya.
umi di dalam kamar, tidur, badannya panas lho bi.umi sakit ya,.,?
wah yuuk kita liat, mungkin umi kecapean balas hasan sekedarnya, agar kedua anaknya tidak
panik.
Hasan melihat istrinya tertidur dengan bekas bengkak di kedua matanya. Jilbab yang
dikenakannya pun tampak semerawut dengan basah di permukaannya. Beberapa barang yang
terletak di meja tidur sedikit berantakkan, dan suhu tubuhnya memang serasa panas.
Ya Allah ada apa dengan istriku..? tanya hasan dalam hati. Disentuhnya kening istrinya,
dirasakannya panas. Dia pun diam sejenak, dipandanginya wajah istrinya yang memerah.
Kemudian pandangannya dialihkan kepada kedua anaknya yang sedari tadi membisu melihat
kerutan kening di dahi sang ayah.
nak main di kamar ya, terus bobok ntar abi sama umi ke sana ya.. kedua anaknya pun
langsung berpamitan.
Assalamualaikum.. seru hasan membisik di telinga istrinya.
Ya Allah aku memohon kepadaMu atas kebaikannya dan kebaikan wataknya dan aku berlindung
kepadamu atas keburukan dan keburukkan waktaknya.
Dia pun terdiam melihat sang istri tidak membalas salamnya.
Nida sayang..mas tau kamu tidak tidur, 10 tahun bukankah waktu yang cukup untuk mengenali
pasangan yang diberikan oleh Allah pada kita. Jika ada yang kurang berkenan, kamu boleh
marah tapi untuk sebuah salam dijawab ya sayang..tegur hasan lembut sambil kembali
mendekatkan diri di telinga istrinya,
Assalamualaikum..
Serta merta air mata nida keluar, berhambur, badannya gemetar. Dan lisannya pun terbata
menjawab salam dari suaminya walaikumsallam mas..
Bangun yuuk..apa yang membuat nida gelisah..? tanya hasan tidak mengerti apa yang terjadi
pada istrinya. Meskipun dia memahami pasti ada yang harus dibenarkan.
Nida pun bangkit untuk duduk dan bersandar di tempat tidur. Dia menoleh ke jendela yang
belum tertutup, di luar sana terlihat gunung yang gelap kebiruan dan angin malam yang serasa
dingin membujur.
masada yang mas rahasiakan ya dari Nida..?masih tidak menatap wajah suaminya
ada apa Nid..?
sudah mas..jawab saja apa yang nida tanyakan, nggak perlu berbasa-basi, mas ada hubungan
apa dengan mahasiswi kampus..?, karyawati kantor dan ..bu..bu sinta yang cantik itu..?tanya
Nida nyerocos dengan cepat, selimut ditangannya digenggamnya dengan keras menunjukkan
emosi yang masih terasa di dadanya.
lho kok..astaghfirullahaladzim hasan pun mulai sadar apa yang telah terjadi. Dia baru mulai
merasakan perasaan naluriah yang sedang dialami istrinya. Diapun mengambil posisi duduk di
dekat sang istri.
emang umi tahu bu sinta dari mana, terus mahasiswi mana yang sering nelpon abi, trus
karyawati mana yang sering berhubungan dengan abi..? hasan kembali bertanya dengan pelan.
Nida menatap suaminya dengan mengernyitkan dahinya dan seraya menahan namun akhirnya
dia pun mengatakannya dengan cepat.
masbelakangan ini mas ngakunya sering rapat, makan di luar terus pulang malam, mas pasti
makan berdua dengan bu sinta itu kan..?ngaku aja mas, nida nggak marah kok. Terus mas ngisi
kajian di kampus sudah jarang bawa umi,tiba-tiba aja si mahasiswi kampus bolak-balik nelpon
mas, kenapa..? pasti umi ganggu mas hasan kan. Trus..
sssst tegur hasan memutus perkataan sang istri
istighfar umi..istighfar..mohon ampun pada Allah atas yang umi katakan, abi tidak sepert itu. Ya
Allah mi, ayo sekarang ambil air wudhu, terus kita sholat dua rakaat
Nida pun kaget mendengar permintaan suaminya yang mulai tegas. Tanpa banyak berbicara dia
mengikuti suaminya, meskipun di hatinya banyak pertanyaan serius dan butuh mendapatkan
jawaban yang panjang pula.
Selesai menunaikan shalat dua rakaat, hasan pun melirik istrinya. Nida melepas mukenahnya
dan balas gugup menatapnya. Seketika itu pula hasan tersenyum manis kepadanya. Mendapati
senyum suaminya itu nida menunduk. Wajahnya memerah, jari-jemarinya mulai menggumpal-
gumpal bagian mukenah yang ada di tangannya.
dik..sesungguhnya setan apa sich yang mengacaukan pikiran kita saat ini, setan apa yang
berani menyampaikan kabar buruk yang bisa meretakkan hubungan yang selama ini kita jalin.
Syukur Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk duduk bersama dan
menunaikan sholat dua rakkat kepadanya. Tapi bagaimanapun kamu berhak untuk bertanya dan
mas pun berhak dan berkewajiban untuk menjawab dan meluruskan semuanya jawab hasan
menatap langit-langit kamar yang putih polos
Nida pun menunduk, perasaan bersalah mulai muncul dalam dirinya, meskipun di sisi lain dia
merasa dia berhak untuk marah dengan ketertutupan suaminya. Namun benar, apalah jadinya
jika Allah tidak melindungi keduanya, mungkin bisa jadi setanlah yang gembira atas emosi dan
hawa nafsu yang berhasil disulutnya,
Nid, kamu ingat ibu berusia 30an yang dulu pernah datang ke rumah kita membawa bayi
mungil, waktu itu kamu mengandung aiman dan kakaknya pun masih kecil dalam pangkuan kita.
Ibu itu menangis tersedu-sedu sampai dia tidak sempat mengenalkan diri kepadamu..
yajawab nida singkat.
itulah bu sinta, wanita yang sudah sekian tahun ditinggal suaminya. Dia menangis karena
mendapati suaminya menyeleweng dengan gadis abg. Dan gadis ABG tersebut datang ke
rumahnya membawa bayi yang tidak bersalah atas perbuatan nista mereka
Nida pun mengamati perkataan hasan dengan serius, kali ini emosinya mulai mereda.
nah semenjak itulah abi dan rekan-rekan kantor yang tahu berusaha mensupport bu sinta untuk
membesarkan anak itu. Tidak banyak yang tahu hanya mas hasan dan mas ayib. beliau yang
mengantarkan bu sinta ke rumah kita.
kita memahami bahwa sang anak dalam kondisi tidak bersalah bahkan anak itupun suci terlepas
dari hal perbuatan noda orang tuanya, dan sepatutnya kita yakin bahwa Allah telah mengatur
segalanya, hanya saja mas dan mas ayib sepakat untuk terus mensupport bu sinta agar sabar
dan bersyukur dengan apa yang telah terjadi. Kita biasa berdua mengingatkan sebagaimana
muslim mengingatkan saudaranya yang lain untuk khusnudzon kepada Allah SWT
bukankah..ada ukhti lila di kantor, diakan muslimah, kenapa harus mas..?
kami diminta untuk menjaga kerahasiaan itu Nid. Lagipula semenjak kejadian tersebut bu sinta
memutuskan untuk menjadi muallaf. Subhanallah anak yang dipeliharanya membawakan
hidayah Allah yang begitu besar yaitu islam. Bu sinta belum siap ini diketahui semua orang.
Namun mas menyadari bahwa yang mas lakukan bisa memberikan efek buruk, sehingga mas
mulai membangun komunikasi perlahan dengan ukhti lila, teman nida di kampus dulu. Mas
rencananya mau ngajak kamu silaturrahim ke bu sinta dan lila tapi kayaknya gosip kedahuluan
nyampe di rumah kita..hasan berhenti berkata seraya beristighfar.
Nida pun mulai merasa bersalah atas kesalahpahaman ini. dia merasakan cemburu yang
teramat sangat dalam dirinya. Sesuatu yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Diapun
mendekat kepada suaminya dan menatap wajah hasan lebih dalam.
Hasan menoleh sehingga terlihat jelas gurai air mata yang membasah di pelupuk matanya. Nida
yang melihatnya kembali tidak tahan menahan tangisnya. Namun saat ini tangisnya adalah
tangis permohonan maaf yang dalam atas dirinya yang mengikuti bisikan setan, buruksangka
terhadap orang yang menyayanginya.
nid..mengapa mahasiswi di kampus itu sering menelpon mas, justru bukan karena ada
hubungan spesial, tapi memang dia adalah PJ acara. Kita perlu berkhusnudzon dengan mereka
Nid. Bisa jadi yang ikhwan sudah banyak mendapatkan amanah dan akhirnya yang akhwat
harus lebih inisiatif untuk saling membantu dalam menjalankan dakwah. Lagipula tidak ada
salahnya selama hanya memberitahukan jam acara, tema dan tempat pelaksanaan, bener
nggak..
Nida pun tersenyum malu mengingat cemburu yang nggak ada data dan fakta yang riil. Untung
si suami terbiasa komunikatif kalau nggak bisa bahaya. Diapun mengangguk.
tapi abi senang umi mengingatkan walaupun caranya agak ekstrim pake nggak masak segala,
padahal ini perut keroncongan memang sengaja nggak makan di kantor, kangen masakan
umi..he..he.
lho abi belum makan..aduuuh tambah salah dua kali lipat nih, ya Allah begini nih jeleknya
manusia, katanya mau masuk surga tapi mengerti kondisi suami aja nggak..
huss..sudah nggak papa, ntar aja makannya. Abi jadi teringat pesan Allah bahwa anak, istri,
harta dan semuanya adalah amanah dari Allah dan semuanya adalah titipan. Semuanya juga
bisa menjadi ujian di kemudian hari. Yang kita rasakan ini salah satunyahasan berhenti
berbicara. Nida pun menunggu kalimat selanjutnya ..
karena semuanya adalah titipan dariNya dan sewaktu-waktu menjadi ujian maka sewajarnya
sejak saat ini kita dan kedua anak kita mulai belajar lebih mencintai Allah daripada lainnya. Cinta
umi kepada abi kalau besarnya melebihi cinta umi pada Allah justru akan membawa mudharat
bila ujian Allah datang. Dan kita harus ingat bahwa Allah akan menguji hamba-hambanya yang
sholeh, ujian dari Allah adalah sesuatu yang haq dan jelas Allah akan mengujinya. Karena surga
hanya akan dimasuki oleh orang-orang yang lolos seleksi dari ujian tersebut. jawab hasan
ramah sambil memandang istrinya.
ya..umi minta maaf sudah nuduh yang nggak-nggak. Ini mungkin karena kekhawatiran umi bila
abi ada knapa-knapa di luar sana, umi ngaku dech kalo cemburunya berlebihan, tapi kalo udah
gini umi jadi lega, alhamdulillah
iya lagian umi pake nuduh ada hubungan spesial dengan mahasiswi segala, akhwat lagi. Nati
juga kalau ada umi akan abi kasi tau dech..he..he
hheeee..awas yaaa.. keduanya pun bersenda gurau selepas ujian yang mendera.
trus
apa..trus apa umi?..tanya hasan bingung dengan tingkah istrinya.
apa yang harus umi lakukan biar abi ikhlas maafin umi..?
Hasan pun tersenyum di depan istrinya. Nida pun menangkap maksud dari hasan. Hasan pun
mendekat dan mengecup kening istrinya dengan lembut seraya berdoa Ya Allah aku memohon
kepadaMu atas kebaikannya dan kebaikan wataknya dan aku berlindung kepadamu atas
keburukanya dan keburukkan wataknya.
Nida pun memeluk suaminya dengan penuh kasih sayang. Ya Allah lindungi suamiku ini dari
panasnya api neraka dan masukkanlah dia kepada surgaMu, dia sungguh memuliakanku,
sangat memuliakanku
umi..besok atau kapanpun kalau perasaan naluriah umi itu datang lagi dan terus memuncak
maka coba dengarkan untaian hikmah ini
Sabarlah adinda dalam penantian Kanda tengah pergi berjuang Serukan kebenaran, perangi
kebatilan untuk bekal di masa depan
Bukankah Allah pernah berkata di dalam kitabnya yang mulia
Anak dan istri, jiwa dan harta adalah ujian semata
Dengarlah suaraku, dalam munajatmu
Kuharapkan ikhlasmu, terpendam dalam qalbu
Bagi Allah yang terindu
Bermujahadahlah di dalam amanah
Tetaplah dalam fitrah
Nida pun tersenyum ikhlas, seraya bertasbih dan bertahmid kepada rabbNya. insya Allah mas
jawabnya lembut.Karena Allah semuanya akan menjadi indah
yuuk..kedua anak kita udah nunggu, sempatkan tilawah di dekat mereka saat mereka tertidur
lelap, insya Allah nantinya mereka akan sangat akrab dengan ayat-ayat Allah.
amin..insya Allah.
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Subhanallah & Semoga Bermanfaat )
Wallahu a'lam bishshawab,
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta
Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

Anda mungkin juga menyukai