akan menjadi ibu rumah tangga. Tapi benarkah seperti itu? Bukankah
tak ada ilmu yang sia-sia, dan tak ada pekerjaan yang bisa diberi
embel-embel cuma?
Bagi seorang sarjana, rasanya tidak salah bila kamu memiliki banyak
mimpi yang menunggu untuk dituntaskan. Berbagai kesempatan kerja
yang datang tidak ingin kamu lewatkan. Mengirim surat lamaran ke
berbagai perusahaan menjadi agenda yang memenuhi kegiatanmu
Setelah berkarier selama beberapa tahun, tiba pula waktu yang kamu
tunggu untuk mengikat janji dengan seorang pria yang kamu cintai.
Kamu jelas bahagia karena pada akhirnya kamu akan memiliki
keluarga kecil. Tapi di sisi lain, ada kerisauan yang mulai tumbuh
dalam pikiranmu.
Kamu tentu tidak dapat mengerem opini orang lain tentang dirimu.
Tidak mengapa, pahamilah itu sebagai bagian dari konsekuensi hidup.
Karena toh kalau pun kamu kelak memilih bekerja, komentar lainnya
seperti:
Iya, baik kamu memilih meneruskan bekerja atau jadi ibu rumah
tangga, pasti ada kritik yang melayang ke wajahmu.
Tidak ada kesia-siaan dari semua pengorbananmu saat memilih untuk
sepenuhnya menghabiskan waktu untuk mengurus keluarga. Seperti
telah dikatakan sebelumnya, setiap keputusan tentu memiliki
risikonya tersendiri. Dan sebagai perempuan cerdas yang dewasa,
kamu sangat memahaminya.