Anda di halaman 1dari 18

Perawatan prokonsepsi

POIN KUNCI
Perawatan prekonsepsi merupakan sebuah intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi
dan memodifikasi biomedikal, perilaku, dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita atau bayi
melalui prevensi dan penatalaksanaan. Dasar dari perawatan pekonsepsi adalah prevensi.
Perawatan prekonsepsi dapat dilakukan diberbagai pelayanan kesehatan yang melayani wania
usia produktif ( usia 15-44 tahun).
Riwayat pribadi dan keluarga, pemeriksaan fisik, skrining laboratorium, perencanaan
reproduksi, nutrisi, suplemen makanan, berat badan, olah raga, vaksinasi, dan pencegahan
cedera harus dilakukan pada semua wanita usia reproduktif.
Asam folat 400 ug/hari, pengaturan diet dan olahraga, sangat dianjurkan.
Pemberian vaksinasi, wanita harus mendapatkan vaksin influenza jika akan merencanakan
kehamilan saat musim flu: vaksin rubela dan varisela jika tidak terdapat bukti bahwa pasien
telah kebal terhadap virus ini: dan tetanus/difteri/pertusis jika vaksin saat dewasa kurang.
Intervensi spesifik untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi harus
diidentifikasi penyakit kronis atau terpajan dengan teratogen atau zat yang berbahaya.

RIWAYAT
Perawatan prekonsepsi asalnya sudah kuno. Plutarch (46-120 C.E) menulis tentang sejarah orang
sparta yang meminta gadis untuk olahraga (), sampai akhirnya mereka mengandung () mengambil
akar yang kuat dan mendapatkan pertumbuhan yang lebih bagus. (1)

DEFINISI
Perawatan prokonsepsi adalah sekumpulan inervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memodifikasi biomedikal, perilaku, dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita atau bayi melalui
prevensi dan penatalaksanaan. Perawatan ini juga disebut dengan prepregnansi, perawatan
interpregnansi, atau pengobatan perikonsepsi.

TUJUAN DAN KEEFEKTIFAN
Dasar dari perawatan prekonsepsi adalah pencegahan. Pencegahan penyakit merupakan hal yang
paling efektif. Bentuk dari pengobatan, dan pelayanan kesehatan bergeser dari pelayanan bersalin
yang cepat berdasarkan prosedur menjadi penyediaan konseling berdasarkan pelayanan preventif.
Sebagai contoh, 2 hal yang menyebabkan kematian pada tahun pertama kehidupan adalah cacat lahir
dan gangguan yang disebabkan oleh prematur.
Bagian ini telah dimodifikasi dari berghella V, Buchanan E, Pereira l, dkk. Perawatan prekonsepsi.
Obstet Gynecol Surv 2010:65 (2) : 119-131. (review) birth (PTB) yang dapat mengurangi dengan
signifikan melalui perawatan prekonsepsi, dokter umum dengan memulai konseling prekonsepsi yang
tidak hanya dapat mengurangi efek terhadap bayi tetapi juga mengurangi kecemasan pada wanita usia
reproduktif.

WAKTU DAN POPULASI TARGET
Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan kehamilan bukan setelah, tetapi sebelum konsepsi.
Perawatan prekonsepsi dilakukan diberbagai penyedia pelayanan kesehatan untuk wanita usia
reproduktif. Wanita usia reproduktif didefinisikan sebagai wanita yang berusia antara usia 15-44
tahun, tetapi kadang bahkan lebih muda atau lebih tua yang terlihat berisiko mengandung. Kunjungan
prenatal pertama yaitu bulan terlambat haid. Hal ini sering terjadi setelah trimester pertama terpajan
terhadap teratogen potensial. Ada sekitar 1 juta wanita usia reproduktif didunia. Di United states,
sebagai contoh, hanya sekitar setengah kehamilan yang direncanakan. Wanita hamil, prevalensi
penyakit dan meningkatkan pajanan terhadap pengobatan. Sekitar 80% wanita US usia produktif
mengalami penyakit dental, 9% diabetes, 6% asma, 3% hipertensi, dan 3% penyakit jantung. Insiden
penyakit ini sangat banyak, bahkan diantara wanita yang hamil.
Sedangkan beberapa keuntungan intervensi dapat terjadi segera mungkin setelah kehamilan
didiagnosa, hal ini tidak realistik.Banyak tindakan preventif memerlukan banyak waktu, sering
berbulan-bulan, seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan, pemberian suplemen asam folat,
dan stabilisasi kondisi medis dengan pengobatan yang efektif dan aman.

PELUANG UNTUK PERAWATAN PREKONSEPSI
Menurut umur 25 tahun, sekitar 50% wanita U.S sekurang-kurangnya melahirkan 1 kali. Rasio
fertilitas paling banyak terjadi pada usia 25 sampai 30 tahun. Menurut umur 44 tahun, > 85%
melahirkan sekurang-kurangnya 1 kali. Sekitar 84% wanita usia reproduktif, ketika ditanya, jawaban
mereka bahwa mereka melakukan kunjungan pelayanan kesehatan dalam tahun sebelumnya.
Bagaimanapun, perawatan prekonsepsi menyeluruh dapat diberikan jika penyedia pelayanan lesehatan
membuatnya suatu prioritas dan merencanakan untuk perawatan tersebut disetiap kesempatan (tabel
1.1) penerapannya harus setiap wanita usia reproduktif, setiap saat. Setiap wanita usia reproduktif
diwawancara disetiap pelayanan kesehatan. apakah anda mempertimbangkan untuk hamil? Dan
apakah kamu mungkin menjadi hamil? meningkatkan kewaspadaan pada perawatan prekonsepsi
dapat diselesaikan melalui peningkatan sumber kesehatan, terjangkau oleh umum, dan pengiklanan.
Meskipun keefektifan metode ini besar, tidak semua pelayanan kesehatan berencana melakukan
perwatan prekonsepsi. Sebuah kunjungan prekonsepsi (sering lebih dari satu kali) harus berdasarkan
pelayanan primer standar, seperti yang dilakukan oleh pusat kontrol penyakit pada tahun 2006.
Kegiatan ini harus rutin.


2. PEDOMAN BERDASARKAN BUKTI OBSTETRIK
Tabel 1.1. menunjukkan bukti berdasarkan rekomendasi untuk penyedia pelayanan perawatan
prekonsepsi
Tabel 1.1 kunjungan untuk yang berpeluang melakukan perawatan prekonsepsi
Dewasa (pemeriksaan gynekologi yang pertama)
Usia reproduktif (usia 15-44 tahun)
Lulusan sekolah kesehatan
Perencanaan keluarga, kontrasepsi, dan konseling
Post partum
Tes kehamilan (terutama jika negatif)
Pemeliharaan kesehatan
Pekerja medis
Kunjungan emergensi
kesuburan
Sebelum menikah
Tabel 1. 2 Topik yang direview pada perawatan prekonsepsi
Skrining untuk penilaian risiko
Riwayat pribadi dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan skrining laboratorium
Kesehatan preventif
Perencanaan reproduksi
Nutrisi, suplemen, berat badan, dan olahraga
vaksinasi
Pencegahan cedera
Issu individu yang spesifik/ pajanan
Penyakit kronis
Pengobatan (teratogen)
Penyalahgunaan zat/ bahaya lingkungan dan racun

Tabel 1.3 penilaian skrining prekonsepsi untuk semua wanita usia reproduktif (usia 15-44 tahun)
riwayat
Alasan kunjungan
Status : obstetri, gynekologikal, medis, pembedahan, dan riwayat keluarga
Penggunaan obat, dan pengobatan alternatif
Alergi (terhadap pengobatan atau yang lainnya)
Merokok, alkohol, penggunaan obat yang lain
Pajanan terkait dengan pekerjaan
Diet/ penilaian nutrisi

Pemeriksaan fisik
Tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (IMT)
Tekanan darah
kepala
Leher : adenopati dan tiroid
payudara
Jantung, paru-paru
abdomen
Pemeriksaan pelvis
Kulit

Pemeriksaan laboratorium
Titer rubela
Titer varisela
Pemeriksaan Human Immunodeficiency virus (HIV)

Sitologi serviks
Pemeriksaan klamidia (jika usia 25 tahun atau yang lebih muda dan aktivitas seksual yang aktif)

Tabel 1.3 penilaian skrining untuk semua wanita usia reproduktif (15-44 tahun) lanjutan
Evaluasi dan konseling
Perencanaan seksualitas dan reproduktif
Diskusi perencanaan kesehatan reproduktif
Pilihan kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, seperti kontrasepsi darurat
Konseling genetik
Penyakit menular seksual
Seleksi pasangan
proteksi
Fungsi seksual
Olahraga dan nutrisi
Diet/ penilaian nutrisi
Program olahraga
Suplementasi asam folat (0,4 mg/hari)
Asupan kalsium


Evaluasi psikososial
Kekerasan/penolakan (fisik, seksual, dan emosional)
Praktek seksual
Gaya hidup/ stres
Gangguan tidur
Rumah dan pekerjaan (seperti kepuasan, dan bahaya lingkungan)
Hubungan interpersonal/ keluarga : dukungan sosial
Depresi (bunuh diri)
kriminalitas
pendidikan
Bahasa dan budaya
Status asuransi kesehatan : tercover: akses : program publik

Faktor risiko kardiovaskular
Riwayat keluarga
hipertensi
Dipertensi
Obesitas
Diabetes mellitus

Perilaku kesehatan/ perilaku beresiko
Kebersihan (seperti gigi)
Pencegahan cedera
Sabuk pengaman dan helm
Bahaya pekerjaan
Bahaya rekreasi
Kebakaran
pendengaran
Latihan dan olahraga
Pemeriksaan payudara sendiri

Vaksinasi
Lihat tabel 1.5
Kurangnya Catatan imunitas
Skrining HIV harus dilakukan rutin untuk semua wanita usia reproduktif. Dokter harus waspada dan
mengetahui negara pasien skrining HIV diperlukan. Biasanya dimulai dari usia < 21 tahun: setiap 2
sampai 3 tahun setelah 3 tes negatif jika usia 30 tahun atau lebih dengan tidak adanya riwayat
neoplasia intraepitelial serviks 2 atau 3, immunosupresi, infeksi HIV, atau uterus terpajan dengan
dietilstilbestrol.
Pengobatan internal dan keluarga, bidan, kesehatan masyarakat, diabetes, neurologi, kardiologi, dan
banyak asosiasi lainnya yang mendukung perawatan prekonsepsi. Akan tetapi, praktisinya jarang
menerapkannya.

ISI PERAWATAN PREKONSEPSI
Topik ini didiskusikan pada tabel 1.3. penelitian selanjutnya diperlukan untuk menentukan isi yang
paling bagus pada perawatan prekonsepsi dan cara yang paling efektif untuk menerapkannya.

SKRINING MENYELURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN INTERVENSI
Riwayat, pemeriksaan, dan skrining laboratorium
Penilaian skrining prekonsepsi ditunjukkan tabel 1.3. sebuah kuesioner dilengkapi sebelumnya, baik
dikertas maupun online, untuk mereview daftar ditabel. Form yang sudah terstandar dilengkapi untuk
skrining prekonsepsi. Form tersebut selanjutnya dijadikan catatan permanen dari semua wanita usia
reproduktif. Pada sebuah percobaan acak, wanita yang diskriningg dengan survey risiko prekonsepsi,
ditemukan memiliki 9 faktor risiko, hal ini mndukung fakta bahwa wanita risiko rendah merupakan
keuntungan dari skrining prekonsepsi.
Riwayat harus lengkap, terutama jika ada poin yang positif. Sebelumnya catatan medis rawat inap dan
jawat jalan harus direview. Wanita tersebut harus mudah mengakses rekan medisnya (paling bagus
dengan elektronik), untuk menfasilitasi koordinasi.
Riwayat obstetri dan ginekologi sebelumnya juga harus direview seperti komplikasi kehamilan. Issu
produktif lainnya juga dinilai : fertilitas, seperti kemungkinan memerlukan teknologi untuk
reproduktif, seksualitas (terutama perilaku berisiko tinggi), kontrasepsi, pasangan, dan fungsi seksual.
Beberapa issu sosial juga perlu untuk direview (tabel 1.3)
Semua pasangan diskrining dasar untuk riawayat keluarga yang memiliki gangguan genetik yang
diturunkan, dengan membuat pohon keluarga 2 generasi sebelumnya. Wanita pada sebuah kelompok
etnik, meningkat risikonya untuk kondisi resesif (tabel 1.4) juga harus termasuk dalam skrining.
Semua pasangan harus diberikan pilihan untuk skrining fibrosis kistik, terutama yang memilki riwayat
keluarga, kelompok risisko tinggi, atau pasangannya mengalami fibrosis kistik. Wanita yang
mempunyai indikasi spesifik untuk pemeriksaan genetik harus dirujuk ke konseling genetik formal.
Pemeriksaan fisik yang lengkap ditunjukkan tabel 1.3, pemeriksaan pelvik seperti sitologi dan
skrining infeksi menular seksual untuk wanita dengan faktor risiko tertentu, pemeriksaan laboratorium
dilakukan rutin (tabel 1.3),dan tergantung pada faktor risiko (tabel 1.4)



Perencanaan kesehatan reproduktif
Tanyakan mengenai apa yang memicu wanita usia reproduktif memikirkan perencanaan kesehatan
reproduksi. Rencanakan mengenai anak-anak: jumlah optimal, jarak, dan waktu kehamilan :
kontrasepsi yang diperlukan untuk rencana ini : untuk meningkatkan kesehatan wanita tersebut dan
akhirnya mensukseskan kehidupan reproduksinya : dan perubahan kesuburan terkait usia. Memiliki
perencanaan kesehatan reproduksi mengurangi kehamilan beresiko, infertilitas terkait usia, dan fetal
yang terpajan teratogen. Sangat sedikit wanita yang mengetahui bahwa interval interpregnansi adalah
singkat (< 6 bulan dari kehamilan sebelumnya dengan konsepsi selanjutnya) yang berhubungan
dengan meningkatnya insiden usia kehamilan rendah dan berat bayi lahir rendah. Kekurangan asam
folat merupakan penyebab meningkatnya risiko ini. Edukasi dan anjuran kontrasepsi diperlukan
untuk perencanaan reproduksi, menghindari kehamilan yang tidak terencana, dan interval yang
optimal interpregnansi adalah 18 sampai 24 bulan.
Semua wanita yang konsultasi, 2% sampai 3% bayinya lahir dengan anomali minor (biasanya) atau
mayor. Skrining dan pilihan diagnostik untuk mendeteksi aneuploidi dan cacat lahir harus direview.

Nutrisi, berat badan, dan olahraga
Kebiasaan diet sehat dan olahraga teratur harus dilakukan sebelum konsepsi, mengatur diet dan
olahraga dapat mencegah beberapa komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional dan komplikasi
hipertensi. Beberapa penelitian menyebutkan adanya hubungan antara diet tinggi buah, sayuran,
kacang-kacangan, dan legume, kurang dari 2 porsi daging setiap minggu dan sekurang-kurangnya 2
porsi ikan setiap minggunya (diet mediteranean) dengan menurunnya tingkat infertilitas dan PTB.
Semua daging, seafood, harus dimasak. Makan sekurang-kurangnya 12 oz ikan setiap minggu
berhubungan dengan beberapa keuntungan, seperti rendahnya tingkat PTB, tetapi wanita harus hindari
> 2 porsi/minggu ikan hiu, swordfish, makarel, beberapa tuna, atau tilefish, semuanya mengandung
konsentrasi metil merkuri yang tinggi. Tuna Albacore (putih) mengandung lebih banyak merkuri
dibandingkan dengan canad, light tuna.
Indeks massa tubuh (IMT) harus dihitung, untuk wanita yang IMT selain rentang normal (28-34),
konseling prekonsepsi sangat penting dilakukan.

Tabel 1.4 skrining laboratorium tergantung pada faktor risiko
Riwayat pribadi :
Usia :> 35 : glukosa puasa
Ras :
Orang Afrika-amerika : glukosa puasa, elektroforesis hemoglobin (untuk penyakit sel sabit)
Spanyol : glukosa puasa
Orang amerika latin : glukosa puasa
Pulau pasifik glukosa puasa
Orang mediterania : skrining mean corpuscular volume (MCV) (untuk thalasemia)
pemeriksaan etnik : ashkenazi- dysautomia familial, tay-sachs; canavan : anemia fanconi tipe
C; penyakit Nieman-Pick tipe K; sindrom blooms; penyakit gaucher; simpanan glikogen 1a;
penyakit urin sirup maple; mukolipidosis tipe IV; sebelum riwayat obstetrik.
Berat bayi lahir >9 lb atau >4500 g (makrosomia) : glukosa puasa
Riwayat diabetes mellitus gestasional : glukosa puasa
Kematian janin : autopsi dan katiotip janin; pemeriksaan antibodi antifosfolipid; glukosa
puasa
Bayi dengan anomali kongenital (jika tidak terskrining saat hamil): glukosa puasa
Abortus berulang : pemeriksaan antibodi antifosfolipid, meneliti anatomi uterus; kariotip
parental
Riwayat medis:
Sindrom metabolik/obesitas; riwayat keluarga memiliki gangguan lipid atau koroner:
kolesterol/profil lipid
Diabetes : profil lipid, hemoglobin A1c; pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal; pemeriksaan
oftalmologi
Hipertensi : glukosa puasa; fungsi jantung; ginjal dan hati
Faktor risiko penyakit jantung koroner multipel (merokok, hipertensi); profil lipid
Kadar kolesterol High-density lipoprotein <35 mL/dL; glukosa puasa
Kadar trigliserida > 250 mg/dL; glukosa puasa
Riwayat kegagalan toleransi glukosa puasa : glukosa puasa
Penggunaan steroid kronik : glukosa puasa
Sindrom ovarium polikistik : glukosa puasa
Riwayat IMS, penyalahgunaan obat, dll: HIV, hep C
Resipien dari donor yang sebelumynya positif hep C
Resipien atau transfusi komponen darah atau transplantasi organ sebelum juli 1992: hep C
Resipien konsentrat faktor pembekuan sebelum 1987:hep C
Hemodialisis Kronik (jangka lama) : hep C
Riwayat transfusi dari 1978 sampai 1985 : HIV
Kanker invasif serviks : HIV
Skrining IMS :PPD
Faktor risiko medis yang diketahui meningkatkan risiko terinfeksi TB :PPD
Tidak yakin pernah terinfeksi varisela : titer varisela.

Riwayat sosial :
Kontak dengan HIV atau TB, penggunaan obat IV, dll: pemeriksaan TB
Riwayat suntik obat ilegal : Hep C : HIV : skrining IMS (klamidia, gonore, sifilis, dll) : PPD
Mukosa atau perkutaneus terpajan dengan darah yang positif HCV. Hep C
Lebih dari satu pasangan seks sejak pemeriksaan HIV paling baru atau pasangan seks dengan
lebih dari satu pasangan seks sejak pemeriksaan HIV terbaru.
Sedang terapi IMS : HIV
Riwayat skrining prostitusi IMS : HIV
Pasangan seksual yang lalu atau ada yang positif HIV atau biseksual atau injeksi obat : HIV
Tinggal lama atau lahir didaerah yang tinggi prevalensi infeksi HIV : HIV
Dewasa aktif seksual : HIV
Remaja yang masuk ke fasilitas detention : HIV : skrining IMS
Wanita yang sedang evaluasi prekonsepsi : HIV (semua wanita harus diskrining)
Riwayat pasangan seksual multipel atau pasangan seksual dengan kontak multipel : skrining
IMS
Kontak seksual dengan individu dengan proven budaya IMS : skrining IMS
Riwayat adanya episode IMS berulang : skrining IMS
Berobat diklinik karena IMS : skrining IMS
Semua wanita seksual aktif usia 25 tahun atau lebih muda : klamidia
Semua dewasa seksual aktif : gonore
Kontak tertutup dengan prevalensi tinggi TB : PPD
Persediaan medis yang sedikit : PPD
Pendapatan rendah :PPD
Alkoholism : PPD
Tinggal lama di fasilitas kesehatan (koreksi institusi, institusi mental dan pekerja kesehatan
profesional di pelayanan kesehatan risiko tinggi : PPD)

Riwayat keluarga :
Riwayat keluarga diabetes mellitus : glukosa puasa
Riwayat keluarga diabetes : riwayat diabetes gestasional, kelebihan berat/obesitas, hipertensi,
kelompok etnis resiko tinggi (orang afrika-amerika) spanyo, amerika latin : glukosa puasa
setiap 3 tahun




Tabel 1.4 skrining laboratorium prekonsepsi tergantung pada faktor risiko (lanjutan)
Riwayat keluarga yang hiperlipidemia familial profil lipid
Riwayat keluarga prematur (usia < 50 tahun untuk laki-lki < 60 tahun untuk perempuan)
penyakit kardiovaskular : usia profil lipid : poliposis adenomatous atau kanker kolon
nonpoliposis herediter : kolonskopi
Riwayat poliposis adenomatous familial atau kanker kolon nonpoliposis herediter :
kolonoskopi.
Kanker kolateral atau adenomatosa banyak pada usia < 60 tahun hubungan tingkat
pertama atau pada 2 atau lebih hubungan tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, atau
anak perempuan) atau hubungan multipel yang lainnya yang memiliki riwayat keluarga
kanker payudara
Riwayat keluarga kanker payudara : mammografi
Riwayat keluarga penyakit tiroid : TSH
Pemeriksaan fisik :
Overwight (IMT 25) : glukosa puasa
Hipertensi : glukosa puasa

Skrining laboratorium:
Kadar alanin aminotransferase abnormal yang persisten : Hep C
Glikosuria : glukosa puasa
Sampai berat badan normal didapatkan. Wanita dengan IMT yang rendah harus diskrining untuk
gangguan makan. Pada wanita overweight dan obes, ukuran kalori dan porsi akan dikontrol dengan
metode yang paling efektif. Konseling individu postpartum yaitu diet dan aktivitas fisik akan
meningkatkan proporsi untuk kembali keberat badan sebelum konsepsi dari 30% sampai 50% pada
satu percobaan acak.
Olahraga yang rutin dapat dimulai sebelum konsepsi dan aman dilanjutkan saat hamil seperti yoga :
berjalan (seperti hiking dan petualangan) : jogging : berenang : bersepeda: dan menggunakan
peralatan fitness seperti pelatih eliptikal, treadmill atau sepeda statis. Wanita harus dianjurkan untuk
tetap melakukan aktivitas fisik yang teratur selama 30 sampai 60 menit selama 5 hari atau lebih per
minggu.

Suplemen
Intervensi prekonsepsi dengan paling banyak bukti yang berdasarkan data mendukung efikasi
suplemen asam folat, minimun 400 ug/ hari untuk semua wanita (93% menurunkan defek neural tube
(NTD), dan 4 mg/hari untuk wanita yang anak sebelumnya mengalami NTD (69% menurunkan NTD
berulang).
Suplementasi dimulai sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan sampai
sekurang-kurangnya 28 hari setelah konsepsi (waktu penutupan neural tube). Untuk konsepsi yang
tidak direncanakan, semua wanita usia reproduktif harus diberi asam folat dari menarche sampai
menopause. Wanita yang mendapat pengobatan antikejang, obat yang lainnya yang mengganggu
metabolisme asam folat, mutasi enzim homozigot methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR),
akan memerlukan dosis suplemen asam folat yang lebih tinggi. Peningkatan kadar folat serum secara
langsung menurunkan insiden NTD, beberapa bukti menganjurkan 5 mg folat per hari juga
berhubungan dengan menurunnya risiko anomali kongenital yang lain selain NT (jantung dan celah
wajah).
Suplemen yang lain yaitu asupan iodin minimum 150 ug/hari dan 10,000 IU vitamin A setiap hari
(sebagai betakaroten) dan defisiensi dari suplemen ini harus diidentifikasi. Semua suplemen seperti
pengobatan alternatif dan pelengkap, harus direview .

Vaksin
Imunitas maternal terhadap infeksi seperti rubela dan varisela harus dinilai, untuk wanita yang
berpotensi nonimun, untuk menghilangkan risiko mereka mengalami sindrom kongenital yang
berhubungan dengan virus tersebut. Vaksinasi dengan virus hidup yang dilemahkan harus diberikan
sekurang-kurangnya 4 minggu sebelum konsepsi, karena ada teori yang menyebutkan bahwa virus
hidup dapat mempengaruhi fetus.
Vaksinasi influenza untuk wanita dan pasangannya akan mengurangi infeksi maternal prenatal.
Vaksinasi untuk ibu baru dan kontak tertutup akan mengurangi risiko infeksi untuk anak yang tidak
menerima vaksinasi sampai usia 6 bulan.
Vaksinasi hepatitis B harus diberikan pada semua wanita usia reproduktif yang dicurigai tinggal
diwilayah tingkat endemesitasnya yang menengah atau tinggi (dimana 2% populasi mempunyai
antigen hepatitis B permukaan(HBsAg) positif. Transmisi hepatitis B pada perinatal 90% akan
menjadi kronik.

Tabel 1.5 vaksinasi rekomendasi untuk prekonsepsi
Semua wanita usia reproduksi
Selama musim flu : influenza
Tidak ada bukti kebal terhadap rubela : MMR
Tidak ada bukti kebal terhadap varisela : varisela
Tidak mendapatkan vaksinasi 2 tahun sebelumya : tetanus/difteri/pertusis (tdap)
Nonimun hepatitis B : vaksin hepatitis B

Usia
Semua anak perempuan dan wanita usia 9 sampai 26 tahun : HPV
Semua orang usia 18 tahun dan yang lebih muda tanpa imun terhadap infeksi hepatitis B : hepatitis B

Pekerjaan
Pekerja pelayanan kesehatan : hepatitis B, influenza, MMR, varisela
Pekerja keamanan publik yang terpajan dengan darah ditempat kerja : hepatitis B
Pelajar disekolah kesehatan, dokter gigi, perawat, teknologi laboratorium, dan profesi kesehatan yang
lain : hepatitis B
Staf institusi : hepatitis
Individu yang bekerja dengan primata yang terinfeksi HAV atau dengan HAV pada laboratorium riset
dengan setting hepatitis A
Rekrut militer : meningokokus
Terpajan dengan mikrobiologi rutin seperti isolat neiseria meningitidis : meningokokus

Riwayat sosial/ situasi kehidupan
Individu dengan lebih dari satu pasangan seks 6 bulan sebelumnya : hepatitis B
Kontak dan pasangan seksual dengan individu infeksi hepatitis kronik : hepatitis B
Fasilitas koreksi : hepatitis B
Klien dari institusi : hepatitis B
Penggunaan obat injeksi ilegal : hepatitis B
Pengguna obat ilegal (injeksi dan noninjeksi) : hepatitis A
Terpajan dengan lingkungan dimana banyak pneumokokus : pneumokokus
Orang alaska latin/ amerika latin : pneumokokus
Penyalahgunaan alkohol : pneumokokus
Merokok : pneumokokus
Tinggal lama di pelayanan kesehatan : influenza, pneumokokus
Siswa tahun pertama yang tinggal didormitories : meningokokus

Bepergian / imigrasi
Individu yang bepergian atau bekerja kenegara yang endemik tinggi atau sedang hepatitis A :
Hepatitis A
Pendatang internasional yang akan kenegara dengan prevalensi tinggi atau sedang infeksi hepatitis B
kronik yang lebih dari 6 bulan : hepatitis B
Bepergian ke daerah hiperendemik atau epidemi Neisseria meningitidis : meningokokus

Kondisi paru-paru
Gangguan paru-paru kronik, seperti asma : pneumokokus

Kondisi jantung
Penyakit metabolik kronis , seperti disfungsi ginjal : influenza, pneumokokus
Sindrom nefritik : pneumokokus
Penyakit ginjal stadium akhir (melakukan dialisis) : hepatitis B

Kondisi endokrin
Diabetes mellitus : influenza, pneumokokus

Kondisi hematologi/imunologi
Transfusi sebelumnya : hepatitis A, hepatitis B
Pasien dengan gangguan faktor pembekuan (yang menerima konsentrat faktor pembekuan) : hepatitis
Penyakit kronis, seperti asplenia fungsional (penyakit sel sabit) atau splenektomi : pneumokokus
Pasien imunokompremais (infeksi HIV, keganasan kematologi atau padat, kemoterapi, terapi steroid)
: pneumokokus dewasa dengan asplenia anatomik atau fungsional : pneumokokus dewasa dengan
asplenia anatomi atau fungsional : pneumokokus meningokokus.
Kondisi infeksi
Individu dengan IMS didapat atau evaluasi IMS : hepatitis B
Semua klien di klinik IMS : hepatitis B
HIV : hepatitis B, influenza, pneumokokus, meningokokus

Kondisi saluran cerna/ hepatik
Penyakit hati kronis : hepatitis A, hepatitis B, pneumokokus

Kondisi neurologis
Sedikitnya cairan serebrospinal : pneumokokus

intervensi
Asam folat 400 ug/hari
vaksinasi
Pengaturan diet dan olahraga
Pencegahan cedera (sabuk pengaman, helm)
Skrining faktor risiko spesifik

Asam folat diberikan dosis tinggi, terutama untuk wanita yang mendapat pengobatan antikejang, atau
obat lain yang mengganggu metabolisme asam folat, dengan mutasi enzim MTHFR homozigous, atau
yang obesitas untuk menurunkan transmisi perinatal, juga menurunkan defek kongenital yang
disebabkan oleh infeksi vaksinasi NTD dan IMS
Infeksi pada bayi, akan meningkatkan risiko anak tersebut mengalami sirosis dan karsinoma
hepatoselular dikemudian hari. Vaksinasi harus ditargetkan untuk kelompok risiko tinggi (tabel 1.5)
Vaksinasi tetanus harus diberikan yang terbaru pada wanita usia reproduktif, terutama yang berada
didaerah prevalensi tinggi terjadi tetanus maternal dan neonatal. Untuk menurunkan prevalensi
terjadinya pertusis neonatal, vaksinasi (dikombinasi dengan tetanus dan difteri) direkomendasikan
untuk semua wanita dan pasangannya yang tidak diimunisasi (sejak usia 11 tahun).
Vaksinasi yang lain direkomendasikan berdasarkan keadaan medis, pekerjaan, atau risiko sosial yang
dijelaskan pada tabel 1.5

Pencegahan cedera
Penyebab kematian kedua pada wanita usia reproduksi adalah kecelakaan. Menggunakan sabuk
pengaman dan helm harus direview dan dianjurkan.

Rekomendasi menyeluruh
Rekomendasi prekonsepsi untuk semua wanita usia reproduksi ditampilkan pada tabel 1.6. wanita dan
pasangannya harus waspada mengenai perawatan dan kesehatan mereka dimasa yang akan datang,
dan menerapkan perubahan gaya hidup dan kesehatan.

ISSU PRIBADI YANG SPESIFIK
Penyakit kronis
Insiden beberapa gangguan medis seperti obesitas, diabetes mellitus, dan hipertensi adalah tinggi dan
meningkat pada wanita usia reproduktif. Beberapa kondisi yang paling sering akan didiskusikan untuk
mereview pangelolaan prekonsepsi.

Diabetes
Diabetes berhubungan dengan meningkatnya risiko anomali kongenital, terutama defek jantung dan
NTD, jika kontrolnya buruk pada minggu pertama kehamilan. Risiko anomali kongenital berkaitan
dengan kontrol diabetes jangka lama, yang terlihat pada kadar hemoglobin glikosilat (HgB A1c) : <
7%= tidak meningkatkan risiko (ambang 2-3%) : 7%-9% = 15%-9% sampai 11%-=23 %;>11%=25%.
Diperkirakan euglikemia (dengan HgB A1c normal) selama trimester pertama, yang hanya dapat
dicapai dengan konselng prekonsepsi, dapat mencegah > 100.000 kehilangan kehamilan di U.S atau
cacat lahir per tahun. Keuntungan perawatan diabetes prekonsepsi sebelumnya telah dikemukakan,
ketika usia remaja.
Perawatan prekonsepsi juga penting untuk wanita dengan kondisi yang cukup berat, wanita diabetes
dengan penyakit jantung iskemik, dengan kreatinin proliferatif > 2mg/dl yang tidak ditangani,
hipertensi yang tak terkontrol, atau gastropati harus tidak hamil sebelum kondisinya membaik.
Frekuensi morbiditas dan mortalitas fetal/bayi dan ibu berkurang pada wanita hamil yang melakukan
konsultasi persiapan kehamilan. Konsultasi prekonsepsi menskrining keterlibatan vaskular pada
diabetes, dengan oftalmologik, elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan ginjal melalui
pengumpulan urin 24 jam untuk melihat protein total dan bersihan kreatinin, dan menentukan risiko
kehamilan. Tiroid stimulating Hormon (TSH) harus diperiksa, 40% wanita muda dengan diabetes tipe
1 mengalami hipotiroidisme. Prikiferatif retin-opathy harus diterapi dengan laser sebelum hamil.
Evaluasi diabetes dilakukan untuk mengontrol glikemik, dengan menormalisasi HgB A1c sekurang-
kurangnya < 7%. Untuk mencapai euglikemia, diet, monitoring glukosa, dan olahraga selalu
ditekankan. Jika menggunakan agen euglikemik, gliburid dan glucophage dapat digunakan, dan
mungkin dilanjutkan selama hamil.

Tabel 1.7 intervensi prekonsepsi untuk wanita dengan faktor risiko spesifik
Faktor risiko
intervensi

Merokok
Alkohol
Penyalahgunaan obat-obatan yang lain
Obat-obatan teratogenik
Suplemen dan pengobatan yang berlebihan
Berhenti merokok
menghindari semua asupan alkohol
melarang semua penyalahgunaan obat
menghindari obat teratogenik (tabel 1.8)
review dan konseling. Menghindari akses

Hipertensi
Hipertensi berhubungan dengan beberapa hipertensi maternal; preeklampsia superimposed;
preeklampsia berat, eklampsia, hemolisis, peningkatan kadar enzim hati, dan jumlah platelet rendah
(sindrom HELLP); melahirkan sesar dan fetal (hambatan pertumbuhan ; oligohidramnion, abrupsi
plasenta; PTB; kematian perinatal). Kreatinin serum, urin 24 jam untuk protein total dan bersihan
kreatinin, EKG, dan pemeriksaan oftalmologi dianjurkan, terutama saat mengalami hipertensi berat.
Hal tersebut penting untuk mengindentifikasi faktor risiko kardiovaskular, dan hal yang reversibel
disebabkan oleh hipertensi, dan menyebabkan kerusakan organ target atau penyakit kardiovaskular.
Jika hipertensi, yang baru didagnosis dan tidak dievaluasi sebelumnya, konsultasi medis dapat
diindikasikan untuk menilai beberapa faktor ini.
Hipertensi sekunder, kerusakan organ target (disfungsi ventrikular kiri, retinopati, dislipidemia,
penyakit mikrovaskular, dan stroke sebelumnya), usia maternal > 40, keguguran sebelumnya, tekanan
darah sistolik 110 mmhg berhubungan dengan kehamilan kehamilan risiko tinggi. Abnormalitas
harus diwaspadai pada kehamilan (keguguran, berat lahir rendah, dan kreatinin 1.1-1.4 mg/dL)
dengan hipertensi yang tak terkontrol berhubungan dengan 10 kali lipat risiko kematian fetal.
Prevensi prekonsepsi dapat efektif, jika olahraga selama 30 menit 3 kali seminggu untuk semua
wanita dengan hipertensi dan menurunkan berat badan jika overwight dianjurkan. Pembatasan asupan
sodium < 2,4 g asupan sodium harian dianjurkan untuk hipertensi esensial menguntungkan untuk
dewasa yang tidak hamil. Jika terapi medis antihipertensi diperlukan, angiotensin converting enzyme
(ACE ) inhibitor dan angiotensin II (AII) reseptor anatagonis tidak dianjurkan karena menyebabkan
cacat lahir, hambatan pertumbuhan janin, dan oligohidramnion.

Tabel 1.8 teratogen
Obat yang diberikan
Obat yang diresepkan
ACE inhibitor (analapril, captopril) dan angiotensin II reseptor blocker derivat coumadin
(warfarin)
karbamazepin
dietilstilbestrol
Antagonis asam folat (metotrexate dan aminopterin)
Inhibitor HMG-CoA reduktase (statin)
Litium
Fenitoin dan primidon
Streptomisin dan kanamisin
Tetrasiklin
Talidomid dan leflunomid
Asam valproat
Vitamin A dibawah RDA, dan derivatnya (isotretionin, etretinat, dan retinoid)
Bahan Kimia
Lead
Merkuri
Penyalahgunaan obat
Alkohol
Kokain
Infeksi
Sitomegalovirus
Rubela
Sifilis
Toksoplasmosis
Varisela
Radiasi
Gagal ginjal dan kematian neonatal pada kehamilan. Semua antihipertensi yang lain dapat digunakan
dengan dosis efektif yang paling rendah, dan mungkin aman jika dimulai sebelum konsepsi dan
dilanjutkan saat hamil.

Gangguan kejang
Konsepsi harus ditunda sampai kejang terkontrol pada pengobatan dosis minimum yang efektif.
Monoterapi dianjurkan. Lamotrigin dilaporkan merupakan terapi lini pertama untuk dewasa yang
hamil untuk kejang parsial dan berhubungan dengan rendahnya insiden malformasi mayor, tetapi
tidak semua penelitian mengatakan demikian. Pilihan obat antiepileptik (AED) yang paling baik
adalah obat yang paling baik mengontrol kejang.
AED kategori C FDA (risiko manusia tidak diketahui, tetapi tidak ada larangan) kecuali AED yang
diketahui bersifat teratogen potensial : karbamazepin, primidon, fenitoin, dan valproat (tabel 1.8). 4
AED ini harus dihindari sebisa mungkin, dengan menggunakan terapi yang berbeda untuk memulai
masa prekonsepsi. Wanita yang bebas kejang 2 tahun dengan elektroensefalogram (EEG) normal
dapat menghentikan terapi antikonvulsan setelah konsultasi dengan neurologist.

Pengobatan/ teratogen
Diskusi lengkap mengenai peresepan dan pengobatan yang berlebihan harus dilakukan saat kunjugnan
prekonsepsi. Indikasi, keamanan, keefektifan, dan perlunya masing-masing obat perlu untuk direview.
Sering wanita dan dokternya menghentikan efikasi dan perlunya pengobatan sesegera mungkin ketika
wanita mengetahui kalau dia hamil. Pengobatan menggunakan obat, kimia, infeksi, atau radiasi
menyebabkan teratogen (tabel 1.8). hal tersebut harus dihindari, kecuali pada keadaan yang jarang
(wanita dengan katup jantung mekanik yang berisiko mendapat teratogen dari warfarin).

Penyalahgunaan zat/ bahaya lingkungan/ toksin
Merokok selama hamil berhubungan dengan meningkatnya risiko beberapa komplikasi, seperti
kematian perinatal, 35% dengan berat lahir rendah, dan 15% melahirkan prematur. Merokok hanya 1
sampai 5 batang rokok/ perhari berhubungan dengan 55% lebih tinggi insiden berat badan lahir
rendah dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Wanita usia reproduktif harus diinformasikan mengenai penyakit lain yang berkaitan dengan rokok,
seperti penyakit jantung iskemik, kanker, penyakit paru-paru, pneumonia, stroke, dan gagal jantung
kongestif. Wanita berisiko tinggi untuk merokok yaitu < 25 tahun dengan pendidikan yang rendah.
5As untuk skrining dan intervensi untuk mencegah merokok pada kehamilan adalah Ask, Advise,
Assess, assist dan arrange. Konseling dengan intervensi perilaku dan edukasi berhubungan dengan
tingkat berhenti merokok yang paling tinggi.
Jika diperlukan, banyak farmakoterapi yang efektif untuk prekonsepsi, tetapi dengan kontrandikasi
atau keamanan atau efikasinya yang tidak pasti untuk kehamilan. Terapi pengganti nikotin
berhubungan dengan efek samping fetal, dan nikotin dideteksi di air susu ibu. Kemungkinan prevensi
yang paling baik untuk efek samping merokok saat hamil dilakukan dengan menghindari menjual
rokok kepada orang muda, melarang merokok di tempat umum, meningkatakan taxation rokok,
program melarang merokok ditepat kerja.
Sejumlah pajanan obat rekreasional memiliki efek samping terhadap kehamilan. Obat rekreasional
yang paling sering seperti alkohol, kanabinoid, kokain, heroin, dan metamfetamin. Wanita dengan
issu penyalahgunaan zat, praktek seks yang aman dan perencanaan keluarga adalah pilihan yang tetap.

Anda mungkin juga menyukai