Anda di halaman 1dari 27

5

BAB II
GENERATOR ARUS SEARAH

II.1 Umum
Generator arus searah adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik
yang digunakan berasal dari suatu penggerak mula (prime mover) yang memutar
poros rotor dari generator tersebut. Dimana dalam memperoleh tegangan yang searah
diperlukan alat penyearah yang disebut dengan komutator.

II.2 Konstruksi Generator Arus Searah
Secara umum generator arus searah memiliki konstruksi yang terdiri atas dua
bagian yaitu bagian yang berputar ( rotor ) dan bagian yang diam ( stator ). Yang
termasuk stator adalah rangka, komponen magnet dan komponen sikat. Sedangkan
yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan jangkar dan komutator.
Secara umum konstruksi generator arus searah adalah seperti gambar berikut :

Gambar 2.1 Konstruksi generator Arus Searah
rangka


6

1. Badan Generator ( Rangka )
Rangka motor arus searah secara umum memiliki dua fungsi, yaitu :
a. Merupakan sarana pendukung mekanis untuk mesin secara keseluruhan,
seperti meletakkan alat alat tertentu dan melindungi bagian bagian mesin
lainnya.
b. Sebagai bagian dari tempat mengalirnya fluks magnetik yang dihasilkan oleh
kutub-kutub mesin.
Untuk mesin kecil, dimana pertimbangan harga lebih dominan daripada
beratnya, biasanya rangka terbuat dari besi tuang, tetapi untuk mesin-mesin besar
pada umumnya terbuat dari baja tuang atau baja lembaran. Pada badan generator
juga terdapat name plate yang berisi informasi spesifikasi secara umum atau data
data teknik dari generator, serta kotak tempat terminal dari kumparan medan maupun
jangkar.


Gambar 2.2 Rangka generator Arus Searah


7

Rangka ini pada bagian dalamnya dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,
selain itu rangka juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi untuk memperkecil
rugi rugi histeresis, disamping kuat secara mekanis.
2. Magnet penguat dan kumparan penguat medan
Sebagaimana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada generator arus
searah dihasilkan oleh kutub magnet buatan yang dihasilkan dengan prinsip
elektromagnetik. Magnet penguat terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub (lihat
Gambar 3).
Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah :
a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang
lebar, maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.
b. Sebagai pendukung secara mekanis untuk kumparan penguat atau kumparan
medan.
Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu
kutub dilaminasi dan di baut ke inti kutub. Sedangkan kutub (inti kutub dan sepatu
kutub) dibaut atau dikeling ke rangka mesin.


Gambar 2.3 Kutub Magnet Motor Arus Searah
Inti Kutub Yang
Dilaminasi
Kumparan Penguat
(Kumparan Medan)
Sepatu Kutub
Yang Dilaminasi


8

Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga
(berbentuk bulat atau strip/persegi), yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran
tertentu (lihat Gambar 3). Lilitan penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus
listrik untuk terjadinya proses elektromagnetik.
3. Sikat
Sikat terbuat dari karbon, grafit , logam grafit, atau campuran karbon-grafit,
yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya tekanan pegas
dapat diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen
komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada diusahakan memiliki
konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik, dan koefisien gesekan
yang rendah untuk mengurangi keausan. Agar gesekan antara komutator dan sikat
tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada
komutator. Sikat ini berfungsi untuk sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan
jangkar, selain itu memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi.

Gambar 2.4 Konstruksi Sikat




9

1. Komutator
Komutator terbuat dari batangan tembaga yang dikeraskan, yang diisolasi
dengan bahan sejenis mika. Adapun fungsi komutator ini adalah untuk
mengumpulkan arus listrik induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikannya
menjadi arus searah melalui sikat yang disebut komutasi.



Gambar 2.5 Konstruksi komutator

2. Inti J angkar
Inti jangkar motor arus searah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada
permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya
GGL induksi. Inti jangkar dibuat dari bahan ferromagnetik, dengan maksud agar
kumparan-kumparan (lilitan jangkar) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya
besar, supaya GGL induksi yang terbentuk dapat bertambah besar.

Commutator Lugs
Segmen Tembaga
Yang Diisolasi
Ujung
Kelem


10


Gambar 2.6 Konstruksi J angkar Generator Arus Searah
Seperti halnya inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-
lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus pusar (eddy
current). Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silicon dan
pada umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.

3. Kumparan J angkar
Pada generator arus searah, kumparan jangkar berfungsi sebagai tempat
terbentuknya ggl induksi. Umumnya kumparan jangkar (rotor) berbentuk seperti
permata, seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.7 Bentuk Umum Kumparan J angkar
Adapun jumlah konduktor dalam kumparan jangkar tersebut :
Z =2CN....... ......( 2.1 )
Di mana : C =jumlah kumparan pada rotor atau segmen komutator pada rotor
N =jumlah lilitan setiap kumparan.



11

Normalnya bentangan kumparan adalah 180
0
listrik, yang berarti ketika sisi
kumparan yang satu berada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di tengah kutub
yang berbeda polaritasnya. Sedangkan secara fisik kutub yang ada tidak saling
terletak 180
0
mekanis. Adapun untuk menentukan hubungan sudut dalam derajat
mekanis dan derajat listrik, dapat digunakan formula berikut :
mekanis listrik
2
p
= ..( 2.2 )
Di mana :
listrik
=sudut dalam derajat listrik
P =jumlah kutub

mekanis
=sudut dalam derajat mekanis
Kumparan yang membentang 180
0
listrik memiliki tegangan yang sama antar
sisi-sisinya dan berlawanan arah setiap waktu. Kumparan ini disebut sebagai
kumparan kisar penuh (full-pitch coil).
Sedangkan kumparan yang bentangannya kurang dari kisaran kutubnya (180
0

listrik) disebut sebagai kumparan kisar fraksi (fractional-pitch coil) atau kumparan
tali busur (chorded winding).
Adapun hubungan antara kumparan rotor dengan segmen komutatornya
terbagi atas 2 macam :
1. Kumparan Progresif (Progressive winding). Adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator mendahului
kumparan sebelumnya.
2. Kumparan Retrogresif (Retrogressive winding). Adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator membelakangi
kumparan sebelumnya.


12


Gambar 2.8 Kumparan Progresif dan Kumparan Retrogresif
Sedangkan macam konstruksi kumparan rotor ada 3 macam :
1. Kumparan jerat (lap winding)
2. Kumparan gelombang (wave winding)
3. Kumparan kaki katak (frog-leg winding)
1. Kumparan J erat
Konstruksi kumparan jerat/gelung dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.9 Kumparan J erat
Dimana :
Y
K
=m
(tanda +untuk hubungan kumparan progressif dan tanda untuk kumparan
retrogressif)
m =kelipatan kumparannya simpleks m=1, dupleks m =2, tripleks m =3, dan
seterusnya.


13

Y
J
=Y
D
Y
B
.............................................................( 2.3 )
Dimana :
Y
K
=kisar komutator (commutator pitch)
Y
J
=kisar resultan/kisar jumlah (resultant pitch)
Y =kisar kumparan (pitch of winding)
Y
B
=kisar belakang (back pitch)
Y
D
=kisar depan (front pitch)
Pada kumparan jerat, banyaknya jalur arus pararel adalah sebanyak :
a =m.p.( 2.4 )
Dengan banyaknya jalur arus pada kumparan jerat ini, maka pilihan yang
tepat adalah diaplikasikan pada tegangan rendah dan arus tinggi, karena arusnya
dapat dibagikan oleh banyaknya jalur arus pararel tersebut.
2. Kumparan Gelombang
Kumparan gelombang ini disebut juga sebagai kumparan seri, dan
konstruksinya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.10 Kumparan Gelombang



14

Di mana :
Y
J
=Y
D
+Y
B
.....( 2.5 )
p
1) 2(C
YK

= .( 2.6 )
Pada kumparan gelombang, banyaknya jalur arus pararel adalah sebanyak :
a =2m ......( 2.7 )
Pada kumparan jenis ini, karena jalur arusnya lebih sedikit daripada kumparan
jerat, maka sikatnya pun lebih sedikit, namun untuk mengurangi besarnya arus yang
mengalir pada sikat-sikat yang ada, biasanya ditmbahkan sikat-sikat ekstra.
Kumparan gelombang ini sangat cocok untuk mesin arus searah bertegangan
tinggi, karena jumlah kumparan yang terhubung seri antar segmen komutator
memungkinkan tegangan tinggi lebih mudah dibangkitkan daripada jenis kumparan
jerat.
3. Kumparan Kaki Katak
Kumparan jenis ini pada dasarnya merupakan perpaduan jenis kumparan jerat
dan kumparan gelombang. Kumparan gelombang pada jenis kumparan ini berfungsi
sebagai penyama (equalizers) kumparan jeratnya.

Gambar 2.11 Kumparan Kaki Katak atau Kumparan Penyama Mandiri


15

Adapun banyaknya jalur arus dinyatakan sebagai :
a =2p.m
lap
.........( 2.8 )
Di mana : p =jumlah kutub
m
lap
=kelipatan kumparan jeratnya.
II. 3 Prinsip Kerja Generator Arus Searah
Suatu generator arus searah bekerja berdasarkan prinsip induksi magnetis
sesuai dengan Hukum Faraday, yaitu :
Bila sebatang konduktor digerakkan dalam suatu medan magnet maka pada ujung
ujung konduktor akan timbul tegangan listrik yang besarnya dinyatakan oleh :
V L B e . . = .. ( 2.9 )
Dimana :
E =tegangan induksi (Wb/s)
B =kerapatan medan magnet (Wb/m
2
)
L =panjang konduktor (meter)
V =Kecepatan konduktor (m/s)
Gambar berikut ini memperlihatkan pinsip dari suatu generator arus searah :
U S
9
2
3
4
5
6
7
8
O
+
-
R
A
B
C
D

Gambar 2.12 Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet


16

Anggap bahwa arah gerak dari konduktor, membentuk sudut dengan arah
medan magnet, sehingga persamaan 2.2 menjadi :
sin . . V L B e =
sin
m
e e = ..( 2.10 )
Konduktor tersebut diputar dengan suatu penggerak mula (prime mover) di
dalam suatu medan magnet pada porosnya dengan arah yang searah dengan jarum
jam (gambar 1). Bila posisi awal dari rotor sebagai berikut :
U S
A
C

(a)
U S
A
C

(b)
U S
A
C

(c)


17

U S
A
C

(d)
Gambar 2.13 Ilustrasi Proses prinsip kerja generator arus searah
Bila konduktor diputar searah jarum jam maka pada gambar a kecepatan
konduktor sama arahnya dengan arah medan magnet sehingga membentuk sudut =
0
o
. Dalam keadaan ini maka menurut persamaan di atas tegangan yang dihasilkan
pada ujung ujung konduktor seperti persamaan e =e
m
sin 0 =0
Setelah konduktor bergerak 90
o
maka arah kecepatan konduktor akan
membentuk sudut 90
o
dengan arah medan magnet seperti gambar b. Untuk keadaan
ini didapatkan e =e
m
sin 90
o
=e
m
. Kemudian dari gambar c kecepatan konduktor
menjadi berlawanan dengan arah medan magnet sehingga membentuk sudut 180
o
dan
ggl yang ditimbulkan menjadi e =e
m
sin 180 =0. selanjutnya pada saat konduktor
berada pada posisi d, dimana arah kecepatan konduktornya membentuk sudut 270
o

dengan arah medan magnet dan didapatkan persamaan e =e
m
sin 270 =- e
m.
Akhirnya konduktor akan kembali ke posisi semula dimana konduktor telah
berputar selama satu periode. Dengan demikian bentuk gelombang yang dihasilkan
pada ujung konduktor merupakan gelombang sinusoidal. Tegangan sinusoidal yang
dihasilkan oleh ujung ujung konduktor ini disearahkan oleh komutator sehingga
tegangan terminal generator diperoleh tegangan arus searah. Tegangan sinusoidal
yang dihasilkan dapat terlihat pada gambar berikut ini :


18

2 3 4 1 5
6 7 8 9
+
-
1 CYCLE

Gambar 2.14 Bentuk gelombang tegangan sinusoidal yang dihasilkan

II.4 Gaya Gerak Listrik ( GGL )
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa terbentuknya GGL pada generator arus
searah berdasarkan hukum Faraday. Dimana dikatakan bahwa suatu kumparan yang
digerakkan dalam medan magnet, di dalam kumparan tersebut akan terbentuk GGL.
Pada generator, untuk menentukan arah arah GGL induksi, medan dan gerak dapat
diingat dengan kaidah tangan kanan. Dimana ibu jari menunjukkan arah gerakan, jari
telunjuk menunjukkan arah fluksi dan jari tengah menunjukkan arah GGL.
Dari gambar 2.12, menurut hukum Faraday GGL induksi yang terbentuk pada
sisi AB dan CD besarnya sesuai dengan perubahan fluksi yang dipotong kumparan
ABCD tiap detiknya yaitu sesuai dengan persamaan :
dt
d
t e

= ) ( .. ( 2.11 )
Dimana : e(t) =GGL induksi sesaat yang terbentuk
d =perubahan fluksi ( Weber )
dt =Perubahan Waktu (detik)


19

Bila kumparan berputar dengan kecepatan sudut yang tetap dalam medan
magnet serba sama, maka besarnya fluks magnet yang dipotong setiap saat adalah :
t t cos ) (
max
= .(2.12)
Bila disubstitusikan persamaan dengan maka didapatkanlah besarnya GGL
induksi sesaat menjadi :
dt
t Cos d
t e
) (
) (
max

=
t Sin t e
max
) ( =
t Sin E t e
max
) ( = ..(2.13)
Dimana :
E
max
=GGL induksi maksimum yang terbentuk ( Volt )
(t) =Fluks magnet yang dipotong pada saat tertentu ( Weber )

max
=Fluks magnet maksimum yang terpotong ( Weber )
=Kecepatan sudut Berputarnya kumparan ( rad/detik )
t =Waktu tertentu ( detik )

Menurut persamaan 2.13, maka besarnya GGL induksi maksimum dalam satu
belitan adalah :

m m
E . = ( Volt )
Harga rata ratanya adalah :
m r
E e

2
=


20

m r
e

.
2
= .(2.14)
Pada satu putaran jangkar berkutub 2, GGL melalui satu periode jika jangkar
itu mengadakan n putaran / menit atau n putaran/60 detik, maka bagi satu periode :
n
T
60
= detik, sedangkan untuk jangkar berkutub P, maka :
n
P
T
2
60
= detik .(2.15)
Dalam satu periode dilalui sudut yang besarnya 2 radial, sehingga :
T

2
= .. (2.16)
Dari persamaan 2.15 dan 2.16 diperoleh :
m
T
E

2 2
=
m
T
E
4
=
m
n
p
E
60
2
4 =
J angkar memuat N belitan yang terdiri dari a cabang pararel (cabang jangkar),
sehingga tiap cabang jangkar akan mempunyai N/a buah sehingga :
m
n
p
a
N
E .
60
2
. . 4 =
Seperti telah diketahui bahwa setiap belitan mempunyai 2 batang penghantar.
J ika jumlah batang penghantar =Z, maka N =
2
Z



21

Diperoleh persamaan :
m
n
p
a
Z
E .
60
2
.
2
. 4 =
m
n
Z
a
P
. .
60
. = .(2.17)
Oleh karena .
60
.
Z
a
P
, merupakan harga yang konstan, maka besarnya tegangan
yang diinduksikan adalah :
E =c n
m
( Volt ) .(2.18)
Dimana :
c =Konstanta = .
60
.
Z
a
P
p =J umlah Kutub
n =Putaran ( rpm ) Z =J umlah Konduktor

m
=Fluksi maksimum per kutub

II. 5 Prinsip Penyearahan
Pada dasarnya tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator adalah
bolakbalik, maka untuk menjadi generator arus searah perlu dilakukan penyearahan
melalui proses komutasi, penyearahan ini dilakukan dengan komutator yang
bentuknya sama dengan cincin seret tapi dibelah dua dan disatukan kembali dengan
isolator.
Komutasi adalah saat dimana terjadi pergantian arah arus pada harga negatif
ke positif pada suatu kumparan yang menghasilkannya. Peristiwa ini akan terjadi bila
kumparan melewati garis netral pada waktu kumparan kumparan tersebut bergerak


22

dari daerah antara permukaan kutub utara ke selatan atau sebaliknya. Hal ini dapat
dijelaskan menurut gambar berikut ini :
3 2 1
Ic Ic Ic
2Ic
2Ic

3 2 1
2Ic
2Ic - I 2Ic - IL
2Ic - I I I
2
Ic =I L

(a) (b)
3 2 1
2Ic
Ic Ic
Ic
Ic

3 2 1
2Ic
Ic Ic
Ic
Ic Ic
I1
2I - Ic 1

(c) (d)
3 2 1
Ic Ic Ic
2Ic
2Ic
Ic

(e)
Gambar 2.15 Ilustrasi proses Komutasi
Gambar (a) sikat tepat pada cincin komutator 1, kumparan 1 melalukan arus I
c

dari kiri ke kanan. Sikat melalukan arus 2I
c
. arah rotasi jangkar ditentukan dari kiri ke
kanan.Gambar (b) begitu sikat menyentuh segmen 2, kumparan 1 menjadi short
circuit dan arus yang dilalukannya mulai berkurang dari arus segmen ke sikat. Misal :


23

I
2
, maka arus kumparan 1 adalah I
c
I
2
dari kiri ke kanan. Segmen 1 melalukan arus
(2I
c
I
2
) ke sikat sehingga arus keluar kembali dari 2 I
c
Gambar (c) jika daerah kontak pada sikat karbon membagi arus sehingga I
2

naik, dan 2I
c
I
2
turun secara linear, maka bila sikat membagi daerah kontak sama
besar pada segmen 1 dan 2 sehingga setiap segmen melalukan arus I
c
ke sikat dan
kumparan 1 tidak melakukan arus.
Gambar (d) kemudian daerah kontak antara segmen 1 dan sikat semakin kecil,
sehingga arus yang dilalukan segmen 1 dai I
c
berkurang menjadi I
1
(dimisalkan).
Sekarang kumparan 1 melalukan arus I
c
I
1
dari kanan ke kiri
Gambar (e) jika sikat melepaskan kontaknya pada segmen 1 dan tepat berada pada
segmen 2 kumparan 1 tidak terhubung singkat lagi dan kembali melalukan arus dari
kanan ke kiri.
Dari keterangan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
walaupun letak posisi sikat mengalami perubahan pada waktu tertentu akan tetapi
besarnya arus yang melalui sikat tidak akan mengalami perubahan, sehinnga
dihasilkanlah bentuk gelombang seperti berikut ini :
wt
E
Emax

Gambar 2.16 Bentuk gelombang tegangan hasil dari proses penyearahan



24

II . 6 Jenis Jenis Generator Arus Searah
Berdasarkan sumber arus penguat magnetnya generator Arus Searah dapat
dibedakan atas :
a. Generator Arus Searah penguat terpisah, yaitu bila arus penguat magnet diperoleh
dari sumber Arus Searah di luar motor
a. Generator Arus Searah dengan penguat sendiri, yaitu bila arus penguat magnet
berasal dari generator itu sendiri.
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar,
generator Arus Searah dengan penguat sendiri dapat dibedakan atas :
1. Generator Arus Searah penguatan shunt
2. Generator Arus Searah penguatan seri
3. Generator Arus Searah penguatan kompon, terbagi atas kompon panjang dan
kompon pendek
Rangkaian ekivalen dari setiap jenis generator Arus Searah tersebut seperti
ditunjukkan pada gambar 2.19.

G
+
-
R
+
-
Rf
If IL

G
Rf
+
-
R
If L I


(a). Rangkaian Ekivalen Generator
Arus Searah Penguat Terpisah
(b). Rangkaian Ekivalen Generator
Arus Searah Shunt


25

G
+
-
Rs
R
L I



G
Rs
Rf
+
-
R
If L I

G
R
Rs
Rf +
-
If L I



Gambar 2.17 Gambar rangkaian ekivalen jenis jenis generator arus searah

II. 7 Rugi Rugi ( Losses ) Dalam Generator Arus Searah
Pada pengoperasiannya, rugi-rugi sangat tidak diharapkan karena dapat
meningkatkan temperature serta dapat mengurangi efisiensi generator apabila nilai
dan rugi rugi ini terlalu besar. Rugi rugi yang terjadi pada generator arus searah
dapat dikategorikan secara umum menjadi 5 kategori antara lain :
1. Rugi-Rugi Tembaga (Rugi I
2
R)
2. Rugi-Rugi Sikat
3. Rugi-Rugi Inti
4. Rugi-Rugi Mekanis
5. Rugi-Rugi Beban Stray

(c). Rangkaian Ekivalen Generator
Arus Searah Seri
(d). Rangkaian Ekivalen Generator
Arus Searah Kompon Pendek
(e). Rangkaian Ekivalen Generator
Arus Searah Kompon Panjang


26

1) Rugi-Rugi Tembaga
Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi daya yang terjadi di dalam
kumparan medan dan kumparan jangkar generator pada saat dibebani. Karena
kawat tembaga kedua kumparan tersebut memiliki nilai resistansi R
f
dan R
a
,
maka jika mengalir arus DC sebesar I
f
dan I
a
akan menyebabkan kerugian
berupa panas, yang dapat dihitung dengan persamaan :
P
a
=I
a
2
R
a
.......(2.19)
P
f
=I
f
2
R
f
.......(2.20)
Di mana : P
a
=rugi tembaga kumparan jangkar
P
f
=rugi tembaga kumparan medan
I
a
=arus jangkar R
a
=resistansi jangkar
I
f
=arus medan R
f
=resistansi medan
2) Rugi Rugi Sikat
J ika kumparan jangkar generator arus searah dibebani maka akan
mengalirlah arus pada kumparan jangkar tersebut maka sikat-sikatnya juga
akan dialiri arus yang sama. Karena sikat memiliki nilai resistansi dan juga
tahanan kontak antara permukaan sikat dengan komutator maka terdapat rugi
jatuh tegangan pada sikat yang dinyatakan dengan V
bd
. J atuh tegangan sikat
ini menyebabkan timbulmya rugi-rugi daya sebesar :
P
bd
=V
bd
.I
a
....(2.21)
Dimana : P
bd
=rugi daya akibat jatuh tegangan sikat
V
bd
=jatuh tegangan sikat
I
a
=arus jangkar


27

3) Rugi rugi Inti
Rugi-rugi inti terjadi di dalam jangkar generator arus searah yang
disebabkan oleh perputaran jangkar di dalam medan magnet kutub-kutub dari
kumparan medan. Rugi rugi ini terbagi menjadi dua bagian antara lain :
a. Rugi Hysteresis
Rugi hysteresis terjadi di dalam jangkar generator arus searah karena
setiap bagian jangkar dipengaruhi oleh pembalikan medan magnetik
sebagaimana bagian tersebut lewat di bawah kutub-kutub yang berurut.


Gambar 2.18 Perputaran jangkar di dalam medan magnet stator

Dari gambar 2.18 dengan menganggap ab sebagai potongan kecil dari
jangkar. Ketika potongan ab berada di bawah kutub N, garis-garis
magnetik lewat dari a ke b. Setengah perputaran selanjutnya, dari
potongan besi yang sama berada di bawah kutub S dan garis-garis
magnetik lewat dari b ke a sehingga sifat magnet di dalam besi dibalik.
Untuk dapat membalik molekul-molekul magnet secara terus menerus di
dalam inti jangkar, sejumlah daya diserap sehingga menyebabkan
pemanasan pada inti jangkar. Daya yang diserap dan berubah menjadi


28

panas tersebut dianggap sebagai rugi-rugi di dalam inti jangkar serta
menyebabkan terjadinya fluksi sisa pada kumparan jangkar dan hal ini
disebut sebagai rugi hysteresis.
Untuk menentukan besarnya rugi hysteresis di dalam inti jangkar
digunakan persamaan Steinmentz yaitu :
P
h
= B
6 , 1
max
fV Watt..(2.22)
Dimana :
P
h
=rugi hysteresis
B
max
=rapat fluks maksimum di dalam jangkar
f =frekuensi pembalikan magnetik
=
120
P n
dimana n dalam rpm dan P =jumlah kutub
V =volume jangkar (m
3
)
=koefisien hysteresis Steinmentz

b. Rugi Arus Pusar (Eddy current)
Rugi arus rugi merupakan rugi yang disebabkan oleh arus yang
mengalir pada inti yang menyebabkan terjadinya panas yang dapat
menaikkan temperatur generator dan menurunkan efisiensinya. J ika suatu
inti besi padat digunakan sebagai inti jangkar, resistansi terhadap arus
pusar ini akan menjadi kecil karena lebarnya luas penampang inti.
Akibatnya, nilai arus pusar dan juga rugi arus pusarnya akan menjadi
besar. Besarnya nilai arus pusar dapat dikurangi dengan membuat


29

resistansi inti sebesar mungkin dengan merancang suatu inti yang tipis,
berupa lembaran-lembaran besi bulat yang disebut laminasi-laminasi
Besarnya rugi arus pusar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
P
e
= K
e
B
2
max
f
2
t
2
V Watt.......(2.23)
Dimana :
P
e
=Rugi arus pusar t =ketebalan laminasi (m)
K
e
=konstanta arus pusar V =volume inti (m
3
)
B
max
=rapat fluks maksimum (Wb/m
2
)
F =frekuensi pembalikan magnetik (Hz)
4) Rugi rugi Mekanis
Rugi-rugi mekanis di dalam generator arus searah merupakan rugi-rugi
yang berhubungan dengan efek-efek mekanis. Ada dua bentuk dasar rugi-rugi
mekanis di dalam generator arus searah yaitu gesekan dan angin.
Rugi-rugi gesekan adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh pergesekan
antara permukaan bagian-bagian yang berputar dengan bagian-bagian yang
diam dari motor, diantaranya gesekan bearing atau bantalan peluru dengan
rumah bearing atau dengan as rotor.
Sedangkan rugi-rugi angin adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh
pergesekan antara bagian-bagian generator yang berputar dengan udara di
dalam rumah (casing) generator. Rugi-rugi angin ini bervariasi tergantung
pada kecepatan rotor generator tersebut.



30

5) Rugi rugi Beban Stray (Stray Load )
Rugi-rugi beban stray merupakan rugi-rugi yang disebabkan oleh arus
pusar di dalam tembaga dan rugi-rugi inti tambahan di dalam besi, yang
timbul karena pendistorsian fluks magnetik oleh arus beban (tidak termasuk
yang disebabkan oleh jatuh tegangan IR) dan rugi-rugi hubung singkat
komutasi. Besarnya rugi rugi ini dinyatakan sebesar +1 % dari beban
penuhnya.

II. 8 Tegangan Residu
Pada jenis generator arus searah penguatan terpisah dan sendiri memiliki
perbedaan dari segi pemberian suplai arus medan untuk menghasilkan fluksi awal.
Penguatan terpisah mendapatkan mendapatkan suplai arus medan yang berasal bukan
dari generator itu sendiri yang berarti dari suatu sumber arus searah. Sedangkan pada
penguatan sendiri berasal dari generator itu sendiri yang berasal dari tegangan residu
yang dihasilkan dari fluksi sisa yang ada akibat adanya rugi Hysteresis.
Apabila suatu generator ingin digunakan sebagai penguatan sendiri hendaknya
memiliki tegangan residu, namun apabila tidak ada hendaknya generator tersebut
digunakan terlebih dahulu misalnya sebagai motor arus searah. Hal ini terjadi apabila
generator tersebut baru dipesan dari pabrik pembuatannya dan belum pernah
digunakan.
Fluksi sisa tersebut dihasilkan oleh adanya rugi histeesis yang terjadi pada inti,
dan hal ini dapat terlihat pada kurva magnetisasi berikut ini yang diambil dari
persamaan :


31

H B . = .( 2.24 )
Dimana : B =kerapatan medan magnet (weber / m
2
)
=permebilitas bahan (Konstanta)
H =Kuat Medan (Ampere turn)
0
H
B
Fluksi
sisa

Gambar 2.19 Kurva magnetisasi
Pada dasarnya kurva di atas seharusnya berbentuk linear dikarenakan
merupakan suatu konstanta yang nilainya tetap. Ini berarti secara teori pada saat H
dinaikkan maka B akan ikut naik, dan pada saat H diturunkan seharusnya B juga ikut
turun nilainya seperti pada saat sebelumnya.Akan tetapi pada kenyataannya pada saat
H diturunkan hingga mencapai 0, nilai B tidak ikut nol melainkan sebesar B
1
, yang
menunjukkan bahwa besarnya B
1
tersebut mewakili masih adanya fluksi yang
tertinggal pada inti yang disebut dengan fluksi sisa. Hal ini menyebabkan adanya
tegangan yang dihasilkan meskipun nantinya suplai media (I
f
) belum diberikan yang
disebut tegangan residu. Namun tegangan residu diperlukan untuk generator arus
searah penguatan sendiri sebagai suplai yang berasal dari generator itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai