Anda di halaman 1dari 66

EPILEPSI

Agus Yudawijaya
Epilepsi merupakan gangguan neurologik kronis
yang sering dijumpai. Sebagian besar orang
didiagnosa epilepsi krn mengalami serangan
berulang dan berlangsung hanya beberapa
detik atau beberapa menit.
Banyak memberikan dmpak terhadap masalah
pekerjaan, pendidikan dan kehidupan
dimasyarakat.
Masih adanya mitos dan persepsi negatif,
sehingga menambah kesan prognosis buruk.
Pendahuluan
Pendahuluan
Kebanyakan terjadi pada masa anak-anak
70 % penderita epilepsi kejadian awal terjadi
pada usia 2 dekade pertama kehidupan

Dapat mengenai siapapun ,pria maupun wanita
dan semua lapisan masyarakat atau bangsa.

Diagnosis epilepsi kadang tidak mudah, sehingga
memerlukan pemahaman & penatalaksanaan
yang lebih mendalam.
Pemahaman mengenai:
- definisi epilepsi
- bangkitan epilepsi dan
- sindroma epilepsi
mutlak perlu agar persepsi sama,
sehingga penanganan epilepsi optimal
Penting untuk diketahui
Otak tersusun dari ber juta-juta miliar sel saraf
/ neuron-neuron
Fungsi neuron : mengirim impuls listrik, dari
neuron yang satu ke neuron berikutnya, dengan
bantuan penghantar kimiawi (neurotransmitter)
melalui sinaps neuron.
Contoh : saat kita menggunakan mata kita,
terdapat lalu lintas impuls yang menghubungkan
antara mata kita dengan daerah tertentu otak
kita dapat memahami yang apa kita lihat
Impuls yang normal menjalar secara teratur
menghasilkan hasil yang normal pula
Bagaimana Otak Bekerja ?
Kadangkala neuron ada kecenderungan untuk
mengirim impuls secara berlebihan, sehingga
otak harus mempunyai sistem yang berfungsi
untuk menahan kecenderungan tersebut

Diketahui bahwa terdapat sistem neuron yang
berfungsi untuk stimulasi atau inhibisi
Contoh neurotransmitter stimulasi : glutamat
neurotransmitter inhibisi : GABA
(gamma-aminobutyiric acid)
Bagaimana Otak Bekerja ? (2)
Sinaps, dimana impuls menjalar dari sel yang satu ke sel berikutnya dengan
bantuan penghantar kimiawi (=neurotransmitter)
Sinaps, dimana impuls menjalar dari sel yang satu ke sel berikutnya dengan
bantuan penghantar kimiawi (=neurotransmitter)
Dendrit
Badan sel
Selubung mielin
Akson
www.epilepsy.com
Epilepsi timbul bila penjalaran impuls dalam
otak terjadi secara mendadak, berlebihan
serta tidak dalam pola yang normal
Penjalaran abnormal dapat terjadi pada
seluruh daerah otak atau daerah otak
tertentu saja gejala yang timbul
tergantung daerah otak mana yang terkena
Penyebab yang pasti belum jelas diketahui,
namun ada 2 faktor yang kemungkinan
menjadi penyebabnya
Apa Yang Terjadi Dalam Otak Saat
Serangan Epilepsi Terjadi ?
Penyebab yang pasti belum jelas diketahui,
namun ada 2 faktor yang kemungkinan :
1. GABA
Bila neuron-neuron inhibisi tidak bekerja
sebagaimana mestiny
Terjadi saat konsentrasi GABA tidak
normal
Diduga jumlah GABA pada otak penderita
epilepsi sangat sedikit
Apa Yang Terjadi Dalam Otak Saat
Serangan Epilepsi Terjadi ? (2)
2.Glutamat
Bila neuron-neuron stimulasi bekerja
terlalu kuat
Terjadi saat konsentrasi glutamat dalam
otak terlalu tinggi
Penyebabnya belum jelas diketahui
Penelitian membuktikan bahwa obat
dengan sifat antagonis-glutamat dapat
mencegah bangkitan epileptik
Apa Yang Terjadi Dalam Otak Saat
Serangan Epilepsi Terjadi ? (3)


Glutamat
GABA
Semua orang dapat mengalami bangkitan
epilepsi
Ada faktor pencetus untuk timbulnya
bangkitan tersebut, misalnya : stres
berlebihan, kurang tidur, alkoholik
Namun ambang kejang tiap orang berbeda-
beda, berubah-ubah dan tidak dapat diukur,
kemungkinan tergantung faktor keturunan
atau faktor lainnya
Jadi setiap otak normal dapat mengalami
bangkitan epileptik tergantung ambang
kejangnya
Siapa Yang Dapat Mengalami
Bangkitan Epilepsi ?
Impuls listrik otak, yang berasal dari
serabut saraf dan menjalar melalui akson-
akson, dapat direkam aktivitasnya oleh
suatu alat EEG (Electroencephalography)
Impuls yang terekam dapat digunakan
untuk mendiagnosis epilepsi
Impuls Listrik Otak
Epilepsi :
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
(seizure) berulang sebagai akibat adanya
gangguan fungsi otak secara intermiten yang
disebabkan oleh lepas muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal, didasari oleh berbagai
faktor etiologi.
Pellegrino TR. Seizures and Status Epilepticus in Adult. in Tintinali JE, Ruiz E, Krome
RL. Emergency Medicine. 4
ed
. Now York: Mc Graw Hill 1996.
Definisi
Bangkitan Epilepsi : (epileptic seizure)
adalah manifestasi klinik dari bangkitan serupa
(stereotipik), berlangsung secara mendadak
dan sementara dengan atau tanpa perubahan
kesadaran, disebabkan oleh hiperaktifitas listrik
sekelompok sel saraf di otak, tidak disebabkan
oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked).
Shorvon S. Handbook of Epilepsy Treatment. Toronto. Blackwell Science Ltd. 2000
Definisi
Bangkitan Epilepsi
Kejang karena hipoglikemia, gangguan
elektrolit atau obat-obatan bukan
merupakan epilepsi, dan tidak diperlukan
suatu pengobatan jangka lama
Dikenal berbagai tipe bangkitan epilepsi
Secara primer dibagi dalam bangkitan fokal
dan bangkitan umum
Definisi
Sindrom epilepsi : adalah sekumpulan
gejala dan tanda klinik epilepsi yang terjadi
secara bersama-sama yang berhubungan
dengan etiologi, umur awitan (onset), jenis
bangkitan, faktor pencetus, dan respon
terhadap pengobatan

Panayiotopoulos CP. General Aspects on The Diagnosis of Epileptic Seizures`and Eileptic
Syndromes in A Clinical Guide to Epileptic sybdrome and their Treatment. Based on the
new ILAE diagnostic cheme. Oxfordshire: Blandon Medical Publishing, 2002;
Definisi
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar
adanya gejala dan tanda klinik dalam
bentuk bangkitan epilepsi berulang
(minimum 2 kali) yang ditunjang oleh
gambaran epileptiform pada EEG.
Bilamana dalam waktu 24 jam terjadi
beberapa kali bangkitan, maka ini bukan
suatu epilepsi tetapi suatu single seizure
Diagnosis
Bangkitan epilepsi saja tidak menandakan
suatu diagnosa epilepsi
Untuk suatu diagnosis epilepsi perlu
diketahui sindroma epilepsinya yang
didasarkan atas gejala bangkitan, usia
awitan, etiologi, faktor pencetus serta
respons terhadap pengobatan
Diagnosis Epilepsi :
Diagnosis Epilepsi : (2)
1. Memastikan apakah kejadian yang
bersifat paroksismal tersebut
menunjukkan bangkitan epilepsi atau
bukan epilepsi
2. Bila benar bangkitan epilepsi,
tentukanlah bangkitan yang ada
termasuk jenis bangkitan apa
3. Pastikan sindrom epilepsi apa yang
ditunjukkan oleh bangkitan tadi, atau
epilepsi apa yang diderita oleh pasien
dan tentukan etiologinya
SIAPA YANG MENDIAGNOSIS EPILEPSI ?
Diagnosis epilepsi harus dibuat oleh
seorang spesialis saraf atau spesialis
epilepsi atau.. dokter yang sudah
mendapat pelatihan khusus epilepsi
Bangkitan Parsial Bangkitan Umum
Bangkitan Parsial
Sederhana
Bangkitan Parsial
Kompleks
Bangkitan Parsial yang menjadi
Umum Sekunder
Bangkitan
mioklonik

Bangkitan lena
(absence seizures)

Bangkitan
klonik
Bangkitan
tonik
Bangkitan
atonik / astatik
Bangkitan
tonik klonik
Manifestasi motorik
Manifestasi sensorik
Manifestasi autonomik
Manifestasi psikik
Parsial sederhana diikuti gangguan
kesadaran
Dari awal dgn gangguan kesadaran
Bangkitan Tidak
Terklasifikasi
Klasifikasi Bangkitan Epilepsi
E
p
i
l
e
p
s
i
a

1
9
8
1
:

2
2

:

4
8
9
-
5
0
1

KEPENTINGAN KLASIFIKASI
Penting untuk membedakan epilepsi umum
(IGE) dengan epilepsi fokal karena akan
mempengaruhi :
Terapi
Pemeriksaan penunjang untuk menentukan
etiologi
Prognosis
Primer 77% (idiopatik atau kriptogenik)
Simtomatik 23% :
Penyakit pembuluh darah otak
Neoplasma SSP
Kelainan Kongenital SSP
Trauma
Infeksi SSP
Ensefalopati iskemik, asfiksia lahir, perdarahan
intraventrikuler, piridoksin dependensi
Lain lain
Hauser WA & Hesdorfer DC, 1990.
Penyebab Epilepsi
77%
5%
4%
4%
4%
3%
2%
1%
Primary - Idiopathic
Cerebrovascular
CNS Neoplasma
Congenital CNS
Malformation
Trauma
CNS Infection
Other known
Birth asphyxia
Urutan Pemeriksaan Menuju Diagnosis
1. Anamnesis (auto dan alo-anamnesis)
2. Pemeriksaan fisik umum dan
neurologik
3. Pemeriksaan penunjang sesuai bukti-
bukti klinik dan / atau indikasi, serta
bila keadaan memungkinkan untuk
pemeriksaan penunjang
1. Anamnesis (auto dan alo-anamnesis)
Pola / bentuk bangkitan
Lama bangkitan
Gejala sebelum, selama dan pasca bangkitan
Frekuensi bangkitan
Faktor pencetus
Ada/tidak adanya penyakit lain yang diderita
sekarang
Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
Riwayat pada saat dalam kandungan,
persalinan/kelahiran dan perkembangan
bayi/anak
Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Urutan Pemeriksaan Menuju Diagnosis
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain
adanya tanda-tanda dari gangguan yang
berhubungan dengan epilepsi, misalnya :
- trauma kepala ;
- infeksi telinga atau sinus ;
- gangguan kongenital ;
- gangguan neurologik fokal atau difus ;
- kecanduan alkohol atau obat terlarang
- kanker
Urutan Pemeriksaan Menuju Diagnosis
3. Pemeriksaan penunjang sesuai bukti-
bukti klinik dan / atau indikasi, serta
bila keadaan memungkinkan untuk
pemeriksaan penunjang

3.1 Pemeriksaan EEG
3.2 Brain imaging
3.3 Pemeriksaan laboratorium
Urutan Pemeriksaan Menuju Diagnosis
Indikasi :
Membantu menegakkan diagnosis
epilepsi
Menentukan prognosis pada kasus
tertentu
Pertimbangan dalam penghentian OAE
Membantu dalam menentukan letak
fokus
Bila ada perubahan bentuk bangkitan
yang berbeda dengan bangkitan
sebelumnya
3.1 Pemeriksaan EEG
Keunggulan EEG :
1. Mungkin satunya-satunya yang
abnormal pada epilepsi
2. Menentukan lokasi
3. Relatif murah
4. Tidak mempunyai efek radiasi
5. Dapat diulang sesuai kebutuhan pasien
6. Dapat dilakukan di tempat tidur pasien
(ambulatory)
3.1 Pemeriksaan EEG (2)
Keterbatasan EEG :
Mempunyai sensitivitas dan spesifitas
rendah
Rentan terhadap artefak
Dipengaruhi oleh tingkat kesadaran,
gangguan metabolisme, pengaruh obat
Tidak dapat menangkap lesi yang terlalu
kecil atau yang letaknya terlalu dalam
3.1 Pemeriksaan EEG (3)
Pemeriksaan EEG rutin akan menunjukan
gelombang epileptogenik pada 29-38%
pasien epilepsi dewasa
Pengulangan EEG akan meningkatkan
kemungkinan menjadi 69-77%
Sensitivitas bila rekaman dilakukan
segera setelah bangkitan, dengan
terdapatnya episode tidur selama
rekaman/ mengurangi tidur sebelum
rekaman
3.1 Pemeriksaan EEG (4)
Catatan :
Gambaran EEG yang tidak spesifik, tidak
dapat dipakai untuk menunjang diagnosis
epilepsi
Gambaran EEG yang normal tidak
menggagalkan diagnosis epilepsi
Gelombang epiloptogenik dapat ditemukan
secara kebetulan pada 0,5% pasien tanpa
epilepsi
3.1 Pemeriksaan EEG (5)
Keunggulan EEG dalam menegakkan
diagnosis epilepsi tergantung dari waktu
dilakukannya EEG tersebut
EEG Interiktal (diantara serangan)
EEG Iktal (pada saat serangan)
3.1 Pemeriksaan EEG (6)
EEG INTERIKTAL
Terdapatnya gambaran epileptiform
interiktal potensial menimbulkan kejang
50% pasien epilepsi tidak menunjukkan
kelainan EEG interiktal
Terdapatnya gambaran epileptiform
interiktal tidak berarti pasien memiliki
epilepsi bila tidak ditunjang dengan gejala
klinis yang jelas
3.1 Pemeriksaan EEG (7)
EEG IKTAL
Dapat mendukung diagnosis epilepsi
Video EEG dapat dilakukan bila diagnosis
tetap meragukan

3.1 Pemeriksaan EEG (8)
Indikasi :
Semua kasus bangkitan pertama yang
diduga ada kelainan struktural
Adanya perubahan bentuk bangkitan
Terdapat defisit neurologik fokal
Epilepsi dengan bangkitan parsial
Bangkitan pertama di atas usia 25
tahun
Untuk persiapan tindakan pembedahan
3.2 Brain Imaging
MRI :
Prosedur pencitraan pilihan untuk
epilepsi dengan sensitivitas tinggi dan
lebih spesifik dibanding dengan CT scan
Dapat mendeteksi sklerosis
hipokampus, disgenesis kortikal, tumor
dan hemangioma kavernosa
Diindikasikan untuk epilepsi yang
sangat mungkin memerlukan
pembedahan
3.2 Brain Imaging (2)
Pemeriksaan darah :
Hemoglobin, leukosit, hematokrit,
trombosit, apus darah tepi, elektrolit
(Na, K, Ca, Mg), kadar gula, fungsi hati
(SGOT, SGPT, Gamma GT, alkali
fosfatase), ureum, kreatinin, dan lain-
lain atas indikasi
Pemeriksaan cairan serebrospinal :
Bila dicurigai adanya infeksi SSP
3.3 Pemeriksaan Laboratorium
1. Bentuk bangkitan, contohnya :
1. Bangkitan parsial sederhana
2. Bangkitan parsial kompleks
3. Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder
4. Bangkitan umum
5. Bangkitan yang tidak terklasifikasikan
2. Sindrom epilepsi
Pada umumnya sindrom epilepsi bersifat khas,
unik dan terutama dijumpai pada golongan
anak-anak. Adapun gambaran klinik sindrom
epilepsi pada golongan anak-anak terdapat
dalam pedoman tatalaksana epilepsi yang
diterbitkan POKDI Neuropediatri
GAMBARAN KLINIK
Bersasal dari suatu fokus epileptikus / neuron yang
mencetuskan aktivitas berlebihan terlokalisir pada
bagian tertentu dari korteks serebri.
Sangat umum berasal dari lobus temporalis.
Pada bangkitan parsial sederhana tidak ditemukan
gangguan kesadaran.
Pada bangkitan parsial kompleks ditemukan
gangguan sampai hilangnya kesadaran.
Apabila bangkitan menjalar dan mengenai kedua
hemisfer, maka didapatkan suatu bangkitan parsial
disertai bangkitan umum sekunder.
Bangkitan Parsial
Bangkitan Parsial
Lokasi fokus sering dikenal dari tanda klinis
selama atau setelah serangan
Aura atau Warning yang dialami sebelum
serangan biasanya menggambarkan fungsi
bagian kortek serebri yang mengawali letupan.
Jika letupan tetap terlokalisir, selama serangan
pasien tetap sadar
Jika menyebar ke sistem limbik, kesadaran akan
terganggu. Dan jika terus menyebar dapat diikuti
kejang tonik klonik




Bangkitan parsial
Kebanyakan aura berupa perasaan
yang tidak dapat dijelaskan dengan
kata-kata mengenai tubuh pasien,
berkembang mulai dari perut hingga
kepala, juga dapat melibatkan
cahaya, suara, bau-bauan,
pengecapan atau sensasi lainnya
tergantung daerah otak yang terkena
Bangkitan Parsial Sederhana
Saat bangkitan pasien tetap sadar,
letupan terlokalisir, manifestasi klinik
tergantung pada posisi fokus di kortek
serebri.
Lebih umum terjadi pada usia lebih tua.
Dapat menunjukkan adanya lesi struktural
yang melibatkan kortek serebri
Rekaman EEG kadang berguna
dalam menetukan fokus.



Somatosensorik area : parestesia atau
rasa baal
Sensory motor area : dimulai dari tangan,
kaki atau muka (unilateral/fokal)
kemudian menyebar pada sisi yang sama
(jacksonian march)
Tanda lain menunjukkan serangan parsial
adanya defisit neurologik fokal, misal :
hemiparesis sesaat post ictal (Todds
paresis), amaurosis, atau aphasia.



Bangkitan Parsial Sederhana
Bangkitan Parsial Sederhana
Occipital area : gangguan visual dan halusinasi
visual (lingkungan sekitar seperti terasa besar
atau kecil sekali)
Temporal area : halusinasi dengar, jamais vcu
(seperti sudah pernah terjadi sebelumnya), dj
vcu (seperti belum pernah terjadi sebelumnya)
Kepala mungkin berpaling ke arah yang terkena
kejang
Sering dikira merupakan dengan gejala psikotik/
psikiatri
Keadaan otak pada bangkitan parsial. Letupan epileptik berada pada satu lokasi di otak
Bangkitan Parasial Kompleks
Merupakan salah satu tipe bangkitan yang
sangat umum, gejala klinis dapat sama
dengan tipe sederhana, tapi selalu
melibatkan gangguan kesadaran.
Sreing disebut bangkitan psikomotor , atau
epilepsi lobus temporalis.
Sering adanya perubahan atau automatic
behavior.
Bangkitan berasal dari bagian mesial atau
inferior lobus temporal, diluar lobus
temporal, biasanya frontal
Bangkitan berlangsung beberapa detik,
paling lama 2-3 menit
Bangkitan fokal disertai terganggunya
kesadaran, biasanya pasien tidak pernah
sampai jatuh
Sering diikuti oleh automatisme yang
stereotipik (mengunyah, menelan, tertawa
dan kegiatan motorik lainnya yang tidak
bertujuan
Bangkitan Parsial Kompleks
Bangkitan Parsial Kompleks
Bila bangkitan berlangsung lebih lama,
automatisme dapat menjadi lebih
kompleks dan pasien tidak ingat telah
melakukan kegiatan tersebut setelah
bangkitan berakhir
Kepala mungkin berpaling ke arah bagian
tubuh yang mengalami bagian kejang
(adversif)
Akhir serangan ada confusion in post iktal
period atau mungkin berkembang menjadi
bangkitan umum sekunder

Berkembang dari bangkitan parsial sederhana
atau kompleks yang dalam waktu singkat
menjadi bangkitan umum
Letupan listrik yang terjadi dapat menyebar
ke seluruh otak menyebabkan serangan
diakhiri dengan kejang umum dan gangguan
kesadaran
Bangkitan parsial dapat berupa aura
Bangkitan umum yang terjadi biasanya
bersifat kejang tonik-klonik
Bangkitan Umum Sekunder
Keadaan otak saat bangkitan umum sekunder. Letupan listrik abnormal sangat hebat
sehingga akhirnya menyebar ke seluruh bagian otak, menghasilkan bangkitan umum
Bangkitan Umum
Bangkitan umum ditandai oleh keterlibatan
secara simultan dari seluruh korteks mulai
onset serangan.
Pasien kehilangan kesadaran sejak awal
serangan, sehingga tidak ada warning
Banyak tipe : GTCS, absans, mioklonik,
tonik dan atonik.
Keadaan otak saat bangkitan umum.
Letupan epileptik menjalar ke seluruh daerah otak
Bangkitan Umum Tonik Klonik (4)
Apa yang dapat kita lakukan :
Tetap tenang Hindari benturan
Bangkitan Umum Tonik Klonik (5)
Apa yang dapat kita lakukan :
Jangan pegang pasien Jangan letakkan benda
Algoritma Diagnosis Epilepsi
Dugaan Bangkitan
Bangkitan Non Bangkitan
Non-epileptik
Epileptik
pseudoseizures
Syncope dengan
bangkitan
Bangkitan berulang Kejang demam
Bangkitan
(dengan profokasi)
Bangkitan
(tidak berulang)
Epilepsi
Bentuk Bangkitan
Etiologi
Umum
Parsial
Tidak
terklasifikasi

No syndrome
Syndrome
Terlokalisir
Tidak terlokalisir
Sinkop, panic attack, migren
TIA, movement disorder,
Sleep disorder
Metabolik
Trauma kepala
Stroke
Alkohol, Nafsa, dll
Pengenalan epilepsi harus dimulai dengan
memahami terlebih dahulu definisi epilepsi,
bangkitan epilepsi dan sindroma epilepsi
Klasifikasi bangkitan epilepsi menurut ILAE 1981
berdasarkan gejala klinis iktal dan gambaran EEG
belum menunjukkan suatu diagnosis epilepsi
Bagi dokter umum klasifikasi ini cukup baik
karena pengobatan anti epilepsi dapat mulai
diberikan
Diagnosis epilepsi berdasarkan sindrom epilepsi
sering tidak mudah oleh karena diperlukan
penatalaksanaan yang lebih detail dan canggih.
Ringkasan

Anda mungkin juga menyukai