Anda di halaman 1dari 28

BAB II

DASAR TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Istilah kejang demam digunakan untuk bangkitan kejang yg timbul
akibat kenaikan suhu tubuh. Kejang demam atau febrile convulsion ialah
bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal 38C
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (!gastiyah" #$$%.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak" terutama pada golongan anak umur & bulan sampai &
tahun.
'anyak pernyataan yang dikemukakan mengenai kejang demam"
salah satu diantaranya adalah ( Kejang demam adalah suatu kejadian
pada bayi atau anak" biasanya terjadi pada umur 3 bulan sampai ) tahun"
berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu. *nak yang pernah kejang tanpa
demam dan bayi berumur kurang dari + minggu tidak termasuk. Kejang
demam harus dapat dibedakan dengan epilepsi" yaitu ditandai dengan
kejang berulang tanpa demam (,ansjoer" -....
#+
2. Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
/eperti yang dikemukakan /yaifuddin (#$$%" bah0a system saraf
terdiri dari system saraf pusat (sentral nervous system yang terdiri dari
cerebellum" medulla oblongata dan pons (batang otak serta medulla
spinalis (sumsum tulang belakang" system saraf tepi (peripheral nervous
system yang terdiri dari nervus cranialis (saraf1saraf kepala dan semua
cabang dari medulla spinalis" system saraf gaib (autonomic nervous
system yang terdiri dari sympatis (sistem saraf simpatis dan
parasymphatis (sistem saraf parasimpatis.
2tak berada di dalam rongga tengkorak (cavum cranium dan
dibungkus oleh selaput otak yang disebut meningen yang berfungsi untuk
melindungi struktur saraf terutama terhadap resiko benturan atau
guncangan. ,eningen terdiri dari 3 lapisan yaitu duramater" arachnoid dan
piamater.
/istem saraf pusat (Central !ervous /ystem terdiri dari (
a. Cerebrum (otak besar
,erupakan bagian terbesar yang mengisi daerah anterior dan
superior rongga tengkorak di mana cerebrum ini mengisi cavum
cranialis anterior dan cavum cranialis media.
Cerebrum terdiri dari dua lapisan yaitu ( Corteks cerebri dan
medulla cerebri. 3ungsi dari cerebrum ialah pusat motorik" pusat
bicara" pusat sensorik" pusat pendengaran 4 auditorik" pusat penglihatan
4 visual" pusat pengecap dan pembau serta pusat pemikiran.
#+
/ebagian kecil substansia gressia masuk ke dalam daerah
substansia alba sehingga tidak berada di corteks cerebri lagi tepi sudah
berada di dalam daerah medulla cerebri. 5ada setiap hemisfer cerebri
inilah yang disebut sebagai ganglia basalis.
6ang termasuk pada ganglia basalis ini adalah (
# 7halamus
,enerima semua impuls sensorik dari seluruh tubuh" kecuali
impuls pembau yang langsung sampai ke korte8 cerebri. 3ungsi
thalamus terutama penting untuk integrasi semua impuls sensorik.
7halamus juga merupakan pusat panas dan rasa nyeri.
- 9ypothalamus
7erletak di inferior thalamus" di dasar ventrikel III
hypothalamus terdiri dari beberapa nukleus yang masing1masing
mempunyai kegiatan fisiologi yang berbeda. 9ypothalamus
merupakan daerah penting untuk mengatur fungsi alat demam
seperti mengatur metabolisme" alat genital" tidur dan bangun" suhu
tubuh" rasa lapar dan haus" saraf otonom dan sebagainya. 'ila
terjadi gangguan pada tubuh" maka akan terjadi perubahan1
perubahan. /eperti pada kasus kejang demam" hypothalamus
berperan penting dalam proses tersebut karena fungsinya yang
mengatur keseimbangan suhu tubuh terganggu akibat adanya
proses1proses patologik ekstrakranium.
#+
3 3ormation :eticularis
7erletak di inferior dari hypothalamus sampai daerah batang
otak (superior dan pons varoli ia berperan untuk mempengaruhi
aktifitas corte8 cerebri di mana pada daerah formatio reticularis ini
terjadi stimulasi 4 rangsangan dan penekanan impuls yang akan
dikirim ke corte8 cerebri.
b. /erebellum
,erupakan bagian terbesar dari otak belakang yang menempati
fossa cranial posterior. 7erletak di superior dan inferior dari cerebrum
yang berfungsi sebagai pusat koordinasi kontraksi otot rangka.
/ystem saraf tepi (nervus cranialis adalah saraf yang langsung
keluar dari otak atau batang otak dan mensarafi organ tertentu. !ervus
cranialis ada #- pasang (
# !. I ( !ervus 2lfaktorius
- !. II ( !ervus 2ptikus
3 !. III ( !ervus 2kulamotorius
+ !. I; ( !ervus 7roklearis
) !. ; ( !ervus 7rigeminus
& !. ;I ( !ervus *bducen
% !. ;II ( !ervus 3asialis
8 !. ;III ( !ervus *kustikus
$ !. I< ( !ervus =lossofaringeus
#. !. < ( !ervus ;agus
#+
## !. <I ( !ervus *ccesorius
#- !. <II ( !ervus 9ipoglosus.
/ystem saraf otonom ini tergantung dari system sistema saraf
pusat dan system saraf otonom dihubungkan dengan urat1urat saraf
aferent dan efferent. ,enurut fungsinya system saraf otonom ada - di
mana keduanya mempunyai serat pre dan post ganglionik yaitu system
simpatis dan parasimpatis.
6ang termasuk dalam system saraf simpatis adalah (
# 5usat saraf di medulla servikalis" torakalis" lumbal dan seterusnya
- =anglion simpatis dan serabut1serabutnya yang disebut trunkus
symphatis
3 5leksus pre vertebral ( 5ost ganglionik yg dicabangkan dari
ganglion kolateral.
/ystem saraf parasimpatis ada - bagian yaitu (
/erabut saraf yang dicabagkan dari medulla spinalis(
#. /erabut saraf yang dicabangkan dari otak atau batang
otak
-. /erabut saraf yang dicabangkan dari medulla spinalis.
3. Etiologi
5enyebab Febrile Convulsion hingga kini belum diketahui dengan
5asti" demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas" otitis
media" pneumonia" gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak
#+
selalu tinbul pada suhu yang tinggi. Kadang1kadang demam yang tidak
begitu tinggi dapat menyebabkan kejang (,ansjoer" -....
Kejang dapat terjadi pada setiap orang yang mengalami hipoksemia
(penurunan oksigen dalam darah berat" hipoglikemia" asodemia"
alkalemia" dehidrasi" intoksikasi air" atau demam tinggi. Kejang yang
disebabkan oleh gangguan metabolik bersifat reversibel apabila stimulus
pencetusnya dihilangkan (Cor0in" -..#.
4. Patofisiologi
/el neuron dikelilingi oleh suatu membran. >alam keadaan normal
membran sel neuron dapat dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium
dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan ion lain" kecuali ion clorida.
*kibatnya konsentrasi natrium menurun sedangkan di luar sel neuron
terjadi keadaan sebaliknya.
>engan perbedaan jenis konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka
terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dan ini dapat
dirubah dengan adanya (
a. 5erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler
b. :angsangan yang datangnya mendadak" misalnya
mekanis" kimia0i atau aliran listrik dari sekitarnya
c. 5erubahan patofisiologi dari membran sendiri karena
penyakit atau keturunan.
5ada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan
keseimbangan dari membran dan dalam 0aktu yang singkat terjadi difusi
#+
dari ion kalium maupun ion natrium melalui membran tadi" dengan akibat
terjadinya lepas muatan listrik. ?epas muatan listrik ini demikian besarnya
sehingga meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya
sehingga terjadi kejang.
7iap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda" tergantung dari
tinggi rendahnya ambang kejang tersebut. 5ada anak dengan ambang
kejang rendah" kejang dapat terjadi pada suhu 38 C" sedang pada ambang
kejang tinggi baru terjadi pada suhu +. C atau lebih. @ntuk lebih jelas
dapat dilihat pada bagan di ba0ah ini (
Kejang demam
Inflamasi
Infeksi
5eningkatan suhu tubuh
,etabolisme basal meningkat
Kebutuhan 2
-
meningkat
=lukosa ke otak menurun
5erubahan konsentrasi dan jenis ion
di dalam dan di luar sel
>ifusi ion !a
A
dan K
A

#+
Keang
>urasi pendek >urasi lama
/embuh *pnea

2
-
menurun
Kebutuhan 2
-
meningkat
9ipo8emia
*ktivitas otot meningkat
9ipo8ia
5ermeabilitas meningkat
Bdema otak
Kerusakan sel neuron otak
Epilepsi
!. Tan"a "an #eala
/ecara teoritis pada klien dengan Kejang >emam didapatkan data1data
antara lain klien kurang selera makan (anoreksia" klien tampak gelisah"
badan klien panas dan berkeringat" mukosa bibir kering (!gastiyah" #$$%.
#+
9iperkapnia
9ipotensi arterial
,etabolisme otak
meningkat
$. Kompli%asi
5ada penderita kejang demam yang mengalami kejang lama biasanya
terjadi hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang
terjadi. ,ula C mula kelumpuhan bersifat flasid" tetapi setelah - minggu
timbul spastisitas.
Kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan
anatomis di otak sehingga terjadi epilepsy.
*da beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan
kejang demam (
a. 5neumonia aspirasi
b. *sfiksia
c. :etardasi mental
&. Penatala%sanaan ' Pengo(atan
*da beberapa hal yang perlu dilakukan" yaitu (
a. ,emberantas kejang secepat mungkin
'ila penderita datang dalam keadaan status convulsion" obat
pilihan utama adalah diaDepam secara intravena. *pabila diaDepam
tidak tersedia dapat diberikan fenobarbital secara intramuskulus.
b. 5engobatan 5enunjang
/emua pakaian yang ketat dibuka. 5osisi kepala sebaiknya miring
untuk mencegah aspirasi isi lambung" usahakan jalan nafas bebas agar
oksigen terjamin" penghisapan lendir secara teratur dan pengobatan
#+
ditambah dengan pemberian oksigen. 7anda C tanda vital diobservasi
secara ketat" cairan intravena diberikan dengan monitoring.
c. 5engobatan di rumah
/etelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumah.
5engobatan ini dibagi atas - golongan yaitu (
# 5rofilaksis intermitten
@ntuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari
diberikan obat campuran anti konvulsan dan anti piretik yang harus
diberikan pada anak bila menderita demam lagi
- 5rofilaksis jangka panjang
=unanya untuk menjamin terdapatnya dosis terapeutik yang
stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah
terulangnya kejang di kemudian hari.
d. ,encari dan mengobati penyebab
5enyebab dari kejang demam baik sederhana maupun epilepsy
yang diprovokasi oleh demam" biasanya infeksi traktus respiratorius
bagian atas dan otitis media akut.
B. As)*an Kepera+atan
1. Peng%aian
5engkajian adalah pendekatan untuk mengumpulkan data serta
menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan
pera0atan klien (=affar" #$$%. >alam upaya pengumpulan data sebagai
langkah a0al dari proses kepera0atan penulis melakukan pengkajian" baik
#+
secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan yang dilakukan dalam
pengkajian adalah pengumpulan data dan merumuskan prioritas masalah.
/edangkan tujuan dari pengkajian kepera0atan adalah mengumpulkan
dataCdata" mengelompokkan dan menganalisa data sehingga ditemukan
diagnosa kepera0atan (=affar" #$$%.
7ahapan pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan
asuhan kepera0atan sesuai dengan kebutuhan individu. 2leh karena itu
pengkajian yang akurat dan lengkap sesuai dengan kenyataan" kebenaran
data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa kepera0atan sesuai
dengan respon individu sebagaimana yang ditentukan dalam standar
praktek kepera0atan dari *merican !ursing *ssociation.
5engkajian kepera0atan data dasar yang komprehensif adalah
kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien untuk
mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari
medis (terapis atau profesi kesehatan lainnya (7aylor" ?ilis ?e ,one"
#$$%.
'erdasarkan sumber data" data dibedakan menjadi dua" yaitu data
primer dan data sekunder. >ata primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari klien" yaitu data tersebut diperoleh dari klien yang sadar
maupun klien tidak sadar sehingga tidak dapat berkomunikasi misalnya
data tentang kebersihan diri atau data tentang kesadaran. >ata sekunder
adalah data yang diperoleh selain dari klien" seperti dari pera0at" dokter"
#+
catatan pera0at" serta dari pemeriksaan seperti pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan diagnostik lainnya" dari keluarga atau dari kerabat dekat.
/ecara umum ada beberapa cara pengumpulan data dengan observasi"
konsultasi" validasi data" anamnesa" pemeriksaan fisik" observasi adalah
pengumpulan data melalui hasil pengamatan (melihat" meraba atau
mendengarkan tentang kondisi klien dalam kerangka asuhan kepera0atan.
Konsultasi adalah seorang spesialis diminta untuk
mengidentifikasikan caraCcara untuk pengobatan dan penanganan penyakit
klien.
*namnesa atau 0a0ancara adalah cara pengumpulan data melalui
inspeksi" palpasi" perkusi dan auskultasi.
Inspeksi adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan
klien" seperti inspeksi kesimetrisan pergerakan dinding dada" penggunaan
otot bantu pernafasan" inspeksi adanya lesi pada kulit dan sebagainya.
5erkusi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mengetukkan jari
tengah kejari tengah yang lainnya untuk normal atau tidaknya suatu organ
tubuh.
5alpasi adalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba klien
seperti lokasi pada rongga abdomen untuk mengetahui lokasi nyeri atau
untuk mengetahui adanya massa.
*uskultasi adalah cara pemeriksaan fisik dengan menggunakan
stetoskop" misalnya auskultasi dinding abdomen untuk mengetahui bising
usus" mendengarkan suara paru C paru" bunyi jantung.
#+
*dapun pengkajian untuk mengumpulkan dataCdata yang akurat
terhadap Kejang >emam yaitu dimulai dengan anamnesa kepada klien dan
keluarga kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
9al C hal yang perlu dikaji antara lain (
a. Identitas pasien dan keluarga
# !ama 5asien (initial" umur" jenis kelamin"agama" suku bangsa
dan alamat
- !ama *yah (initial" umur" agama" pendidikan" pekerjaan" suku
dan bangsa
3 !ama Ibu (initial" umur" agama" pendidikan" pekerjaan" suku
dan bangsa.
b. Kesehatan fisik
# 5ola nutrisi
7idak ada nafsu makan (anoreksia" mual dan bahkan dapat
disertai muntah. 5erlu dikaji pola nutrisi sebelum sakit" porsi
makan sehari C hari" jam makan" pemberian makan oleh siapa"
frekuensi makan" nafsu makan" serta alergi terhadap makanan.
- 5ola eliminasi
3 5ola tidur
6ang perlu dikaji meliputi jam tidur" 0aktu tidur dan lamanya
tidur serta kebiasaan sebelum tidur
+ 5ola hygiene tubuh
#+
,engkaji mengenai kebiasaan mandi" cuci rambut" potong
kuku dan rambut
) 5ola aktifitas
*nak tampak lemah" gelisah atau cengeng.
c. :i0ayat kesehatan yang lalu
# :i0ayat prenatal
>ikaji mengenai kehamilan ke berapa" tempat pemeriksaan
kehamilan" keluhan ibu saat hamil" kelainan kehamilan dan obat C
obatan yang diminum saat hamil.
- :i0ayat kelahiran
Kelahiran spontan atau dengan bantuan C bantuan" aterm atau
premature. 5erlu juga ditanyakan berat badan lahir" panjang badan"
ditolong oleh siapa dan melahirkan di mana.
3 :i0ayat yang berhubungan dengan hospitalisasi
5ernahkah dira0at di rumah sakit" berapa kali" sakit apa"
pernahkah menderita penyakit yang ga0at.
:i0ayat kesehatan dalam keluarga perlu dikaji kemungkinan ada
keluarga yang pernah menderita kejang.
+ 7umbuh kembang
,engkaji mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
sesuai dengan tingkat usia" baik perkembangan emosi dan sosial.
) Imunisasi
#+
6ang perlu dikaji adalah jenis imunisasi dan umur
pemberiannya. *pakah imunisasi lengkap" jika belum apa
alasannya.
d. :i0ayat penyakit sekarang
# *0al serangan ( /ejak timbul demam" apakah kejang timbul setelah
-+ jam pertama setelah demam
- Keluhan utama ( 7imbul kejang (tonik" klonik" tonik klonik" suhu
badan meningkat
3 5engobatan ( 5ada saat kejang segera diberi obat anti konvulsan
dan apabila pasien berada di rumah" tiindakan apa yang dilakukan
untuk mengatasi kejang.
+ :i0ayat sosial ekonomi keluarga
5endapatan keluarga setiap bulan" hubungan sosial antara anggota
keluarga dan masyarakat sekitarnya.
) :i0ayat psikologis
:eaksi pasien terhadap penyakit" kecemasan pasien dan orang tua
sehubungan dengan penyakit dan hospitalisasi.
e. 5emeriksaan fisik
# 5engukuran pertumbuhan ( 'erat badan" tinggi badan" lingkar
kepala
#+
- 5engukuran fisiologis ( /uhu biasanya di atas 38 C" nadi cepat"
pernafasan (mungkin dyspnea nafas pendek" nafas cepat" sianosis
3 Keadaan umum ( 5asien tampak lemah" malaise
+ Kulit ( 7urgor kulit dan kebersihan kulit
) Kepala ( 'agaimana kebersihan kulit kepala dan 0arna rambut
serta kebersihannya
& ,ata ( Konjungtiva" sklera pucat 4 tidak" pupil dan palpebra
% 7elinga ( Kotor 4 tidak" mungkin ditemukan adanya 2titis ,edia
*kut 4 Kronis
8 9idung umumnya tidak ada kelainan
$ ,ulut dan tenggorokan ( 'isa dijumpai adanya tonsillitis
#. >ada ( /imetris 4 tidak" pergerakan dada
## 5aru C paru ( 'ronchitis kemungkinan ditemukan
#- Eantung ( @mumnya normal
#3 *bdomen ( ,ual C mual dan muntah
#+ =enetalia dan anus ( *da kelainan 4 tidak
#) Bkstremitas ( *da kelainan 4 tidak.
/etelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data tersebut
dikelompokkan. 5engelompokan data dapat dibagi atas data dasar dan data
khusus (Carpenito" #$$%. >ata dasar terdiri dari data fisiologis" data
psikologis" data sosial dan spiritual. /edangkan data khusus adalah data
yang bersifat khusus" misalnya pemeriksaan laboratorium" pemeriksaan
rontgen dan sebagainya.
#+
2. Diagnosa Kepera+atan
>iagnosa Kepera0atan adalah pernyataan yang menjelaskan status
atau masalah kesehatan aktual atau rester 4 resti (=affar" #$$%. 5ada tahap
diagnosa kepera0atan penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari
hasil pengkajian dan mengidentifikasi masalah kepera0atan" baik yang
dapat dicegah" dapat dikurangi maupun yang dapat ditanggulangi dengan
tindakan kepera0atan.
>iagnosa kepera0atan dibagi sesuai dengan masalah kesehatan klien
yaitu (
a. *ktual" yaitu diagnosa kepera0atan yang menjelaskan masalah yang
nyata saat ini dengan data klinis yang ditemukan.
b. :ester" yaitu diagnosa kepera0atan yang menjelaskan bah0a masalah
kesehatan yang nyata yang akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi
kepera0atan" saat ini masalah belum ada tetapi etiologi sudah ada.
c. 5ossible" yaitu diagnosa kepera0atan yang timbul akibat adanya
tambahan masalah
Komponen C komponen berikut ini menandai tiga bagian pernyataan
perubahan kepera0atan
a. >iagnosa kepera0atan" merupakan pernyataan yang menggambarkan
perubahan status kesehatan klien. 5erubahanCperubahan menyebabkan
masalah dan perubahan yang tidak menguntungkan pada kemampuan
klien untuk berfungsi. >iagnosa kepera0atan adalah frase atau
pernyataan yang ringkas" diagnosa kepera0atan memberikan dasar
#+
untuk membuat kriteria hasil asuhan kepera0atan dan menentukan
intervensi C intervensi yang diperlukan untuk mencapai kriteria hasil.
b. Btiologi" pernyataan etiologi mencerminkan penyebab masalah klien
yang menimbulkan perubahanCperubahan pada status kesehatan klien.
5enyebab tersebut dapat berhubungan dengan tingkah laku klien"
patofisiologi" psikososial" perubahanCperubahan situasional pada gaya
hidup" usia perkembangan" faktor budaya dan lingkungan. >iagnosa
kepera0atan dapat diterapkan untuk semua area kepera0atan" seperti
medikal bedah" kesehatan ibu dan anak" pediatrik" kesehatan
komunitas.
'atasan karakteristik" merupakan kelompok petunjuk klinis yang
menggambarkan tingkah laku" tanda dan gejala yang menggambarkan
diagnosa kepera0atan. 'atasan karakteristik diperoleh selama tahap
pengkajian" memberikan bukti bah0a ada masalah kesehatan gejala (data
subjektif adalah perubahan yang dirasakan oleh klien dan diekspresikan
secara verbal kepada pera0at. 7anda (data objektif adalah perubahan yang
diamati pada status kesehatan klien. Identifikasi minimal tiga tanda dan
gejala sebagai bukti yang cukup untuk mendukung pemilihan diagnosa
kepera0atan .
*dapun masalah kepera0atan pada klien dengan kasus Febrile
Convulsion menurut !gastiyah (#$$$% adalah (
a. :esiko tinggi terhadap kerusakan sel otak berhubungan dengan kejang
#+
b. 9ipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme rata1rata"
proses infeksi
c. :esiko terjadi bahaya 4 komplikasi berhubungan dengan aktifitas
kejang
d. =angguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan tindakan
invasif" prosedur tindakan
e. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya
informasi.
,enurut >oenges (-..." diagnosa kepera0atan pada Febrile
Convulsion adalah (
a. :esiko terhadap henti nafas berhubungan dengan perubahan
kesadaran" kehilangan koordinasi otot besar dan kecil
b. Ketidakefektifan pola pernafasan 4 bersihan jalan nafas berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler" hypersekresi trakeobronkial
c. 9ipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme basal rata1
rata" proses infeksi
d. Kurang pengetahuan keluarga mengenai kondisi" dan aturan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
/edangkan menurut Carpenito (#$$." diagnosa kepera0atan yang
terdapat pada kasus Febrile Convulsion adalah (
a. :esiko tinggi tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan
dengan relaksasi lidah" sekunder terhadap gangguan inversi otot
#+
b. 9ipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme rata1rata"
proses infeksi.
3. Peren,anaan
5erencanaan merupakan tahap yang paling penting yang dibuat
setelah merumuskan diagnosa kepera0atan. 7ujuan perencanaan adalah
untuk mengurangi" menghilangkan dan mencegah masalah kepera0atan
klien" sehingga tercapai kondisi kesehatan klien yang optimal (=affar"
#$$%.
5ada tahap perencanaan setelah memprioritaskan masalah
kepera0atn" penulis menetapkan tujuan dan kriteria tindakan yang dapat
mencegah" mengurangi dan menanggulangi masalah kesehatan yang
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien saat ini serta menuliskan
tujuan yang ditetapkan harus nyata" dapat diukur dan mempunyai batasan
0aktu pencapaian.
Adapun komponen tahap perencanaan adalah :
,embuat prioritas urutan diagnosa kepera0atan
>iagnosa kepera0atan diurutkan dengan prioritas tinggi" sedang"
ringan masalah dengan prioritas tinggi mencerminkan situasi yang
mengancam hidup (misalnya bersihan jalan nafas. ,asalah dengan
prioritas rendah tidak berhubungan secara langsung dengan keadaan sakit
atau prognosis yang spesifik (misalnya masalah keuangan. ,asalah
dengan prioritas tingi membutuhkan perhatian yang cepat dibandingkan
dengan prioritas rendah.
#+
9irarki kebutuhan ,aslo0 (#$&8 membantu pera0at untuk
memprioritaskan urutan diagnosa kepera0atan" kerangka hirarki ini
termasuk kebutuhan fisiologis dan psikologis. ?ima tingkatan hirarki ini
adalah fisikologis" keselamatan dan keamanan" mencintai dan memiliki"
harga diri dan aktualisasi diri.
*dapun rencana tindakan pada kasus Febrile Convulsion menurut
>oenges (-..-" yaitu (
#. >iagnosa kepera0atan I
:esiko tinggi terhadap henti nafas berhubungan dengan perubahan
kesadaran" kehilangan koordinasi otot besar dan kecil
7ujuan dan kriteria hasil (
9enti nafas dan trauma tidak terjadi dengan kriteria (
,enunjukkan efektifitas pernafasan selama kejang dan
sesudahnya
7idak terdapat tanda injuri" perlukaan di seluruh organ tubuh
:encana 7indakan (
#.# =ali bersama1sama keluarga berbagai stimulasi yang
dapat menjadi pencetus kejang
:asional ( ,engetahui dan dapat menanggulangi sedini mungkin
komplikasi yang dapat terjadi
#.- 5ertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur yang
terpasang dengan posisi tempat tidur rendah
#+
:asional ( mengurangi trauma saat kejang selama berada di tempat
tidur
#.3 =unakan termometer dengan bahan metal atau dapatkan suhu
melalui lubang telinga jika perlu
:asional ( mengurangi resiko klien menggigit dan cedera mulut
#.+ 7inggallah bersama klien dan keluarga dalam 0aktu beberapa lama
4 setelah kejang
:asional ( ,eningkatkan rasa aman keluarga" mengobservasi
gejala lanjut
#.) ,asukkan jalan nafas buatan yang terbuat dari plastik. ,iringkan
kepala ke salah satu sisi dan lakukan suction pada jalan nafas
sesuia indikasi
:asional ( ,emfasilitasi ekspansi dada maksimal" drainage sekret"
dan memfasilitasi saat melakukan suction
#.& *tur kepala" tempatkan di atas daerah yang empuk (lunak atau
bantu meletakkan pada lantai jika keluar dari tempat tidur
:asional ( ,enurunkan resiko cedera
-. >iagnosa kepera0atan II
Ketidakefektifan pola pernafasan 4 bersihan jalan nafas berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler" hypersekresi trakeobronkial
7ujuan dan kriteria hasil (
5ola nafas efektif yang ditunjukkan dengan frekuensi nafas dalam
batas normal" jalan nafas bersih
#+
:encana 7indakan (
-.# Kosongkan mulut klien dari benda 4 Dat makanan
:asional ( menurunkan resiko aspirasi
-.- ?etakkan klien pada posisi miring" permukaan datar" miringkan
kepala" selama serangan kejang
:asional ( ,eningkatkan aliran (drainage" sekret" mencegah lidah
jatuh" dan menyumbat jalan nafas
-.3 7anggalkan pakaian pada daerah leher" dada" dan abdomen
:asional ( ,emfasilitasi usaha bernafas dan ekspansi dada
-.+ ,asukkan spatel lidah4jalan nafas buatan atau golongan benda
lunak sesuai dengan indikasi
:asional ( ,encegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi saat
melakukan suction
-.) ,elakukan pengisapan (suction sesuai indikasi
:asional ( ,enurunkan resiko aspirasi dan asfiksia
3. >iagnosa kepera0atan III
9ipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme basal rata1
rata" proses infeksi
7ujuan dan kriteria hasil (
/uhu tubuh dalam batas normal" yang ditunjukkan dengan
mendemontrasikan suhu dalam batas normal" bebas dari kedinginan"
tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
:encana 7indakan (
#+
3.# 5antau suhu tubuh
:asional ( /uhu 38"$1+#"# menunjukkan adanya proses infeksius
akut. 5ola demam dapat membantu dalam diagnosis
3.- 5antau suhu lingkungan" batasi 4 tambahkan penggunaan seprai di
tempat tidur sesuai indikasi
:asional ( /uhu ruangan 4 jumlah selimut harus dirubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal
3.3 'erikan kompres hangat
:asional ( ,embantu menurunkan demam dengan efek
vasodilatasi air hangat melalui proses evaporase
3.+ Kolaborasi ( 'erikan antipiretik
:asional ( >igunakan untuk mengurangi demam dengan aksi
sentranya pada hipotalamus meskipun demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan
meningkatkan autodekstruksi sel1sel yang terinfeksi.
+ >iagnosa kepera0atan I;
Kurang pengetahuan (kurang belajar mengenai kondisi" dan aturan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi" kesalahan persepsi
7ujuan dan kriteria hasil (
,engungkapkan pemahaman tentang gangguan berbagai rangsang
yang dapat menyebabkan aktifitas kejang" dengan kriteria (
Keluarga dapat mengemukakan kondisi dan pengobatan secara
sederhana.
#+
:encana 7indakan (
+.# Eelaskan kembali mengenai patofisiologi 4 prognosis penyakit
:asional ( ,emberikan kesempatan mengklarifikasi kesalahan
persepsi dan keadaan penyakit yang ada sesuai dengan yang
ditangani
+.- 7injau kembali obat1obat yang didapat
:asional ( 7idak ada pemahaman terhadap obat1obatan yang dapat
merupakan penyebab kecemasan keluarga
4. Pela%sanaan
5elaksanaan adalah intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana setelah dilakukan validasi" penugasan ketrampilan interpersonal"
intelektual dan teknikal (=affar" #$$%" +$.
5elaksanaan tindakan kepera0atan pada klien vulnus scissum untuk
memenuhi antara lain ( mencegah infeksi" meningkatkan penyembuhan
luka" meningkatkan kondisi kesehatan dan koping individu dan keluarga
serta mencegah komplikasi cedera selanjutnya.
7ahap pelaksanaan merupakan bentuk tindakan untuk direncanakan
sebelumnya dan disesuaikan dengan situasi secara cermat dan efisien.
>alam melaksanakan tindakan kepera0atan penulis menyesuaikan dengan
kondisi yang sesuai dengan kebutuhan klien saat itu" tidak semata C mata
berdasarkan prioritas masalah yang direncanakan sebelumnya serta
disesuaikan dengan 0aktu pelaksanaan tindakan. >alam melaksanakan
#+
tindakan kepera0atan penulis juga melaksanakan tindakan observasi dan
pengumpulan data untuk melihat perkembangan klien selanjutnya.
Komponen tahapan dalam menyusun implementasi (
a. 7indakan kepera0atan mandiri dilakukan
tanpa perintah dokter" tindakan kepera0atan mandiri ini ditetapkan
dengan standar praktik *merican !ursing *ssociation (#$%3"
undangCundang praktik pera0at negara bagian dan kebijakan institusi
pera0at kesehatan.
b. 7indakan kepera0atan kolaboratif"
diimplementasikan bila pera0at bekerja dengan anggota tim pera0atan
kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang
bertujuan untuk mengatasi masalah C masalah klien.
c. >okumentasi tindakan kepera0atan dan
respons klien terhadap tindakan kepera0atan" dokumentasi merupakan
pernyataan dari kejadian atau aktifitas yang otentik dengan
mempertahankan catatan C catatan yang tertulis. >okumentasi
merupakan 0ahana untuk komunikasi dari salah satu profesional ke
profesional lainnya tentang status klien. >okumentasi klien
memberikan bukti tindakan kepera0atan mandiri dan kolaboratif yang
diimplementasikan oleh pera0at.
!. E-al)asi
,erupakan fase akhir dari proses kepera0atan adalah evaluasi
terhadap asuhan kepera0atan yang diberikan (=affar" #$$%. Bvaluasi
#+
asuhan kepera0atan adalah tahap akhir proses kepera0atan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan kepera0atan yang
dilakukan.
9asil akhir yang diinginkan dari pera0atan pasien Kejang >emam
meliputi pola pernafasan kembali efektif" suhu tubuh kembali normal"
anak menunjukkan rasa nymannya secara verbal maupun non verbal"
kebutuhan cairan terpenuhi seimbang" tidak terjadi injury selama dan
sesudah kejang dan pengatahuan orang tua bertambah.
Bvaluasi ini bersifat formatif" yaitu evaluasi yang dilakukan secara
terus menerus untuk menilai hasil tindakan yang dilakukan disebut juga
evaluasi tujuan jangka pendek. >apat pula bersifat sumatif yaitu evaluasi
yang dilakukan sekaligus pada akhir dari semua tindakan yang pencapaian
tujuan jangka panjang.
Komponen tahapan evaluasi (
a. 5encapaian kriteria hasil
5encapaian dengan target tunggal merupakan meteran untuk
pengukuran. 'ila kriteria hasil telah dicapai" kata /udah 7eratasi
dan datanya ditulis di rencana asuhan kepera0atan. Eika kriteria hasil
belum tercapai" pera0at mengkaji kembali klien dan merevisi rencana
asuhan kepera0atan.
b. Keefektifan tahap C tahap proses kepera0atan
3aktor C faktor yang mempengaruhi pencapaian kriteria hasil dapat
terjadi di seluruh proses kepera0atan.
#+
# Kesenjangan informasi yang terjadi dalam pengkajian tahap satu.
- >iagnosa kepera0atan yang salah diidentifikasi pada tahap dua
3 Instruksi pera0atan tidak selaras dengan kriteria hasil pada tahap
tiga
+ Kegagalan mengimplementasikan rencana asuhan kepera0atan
tahap empat.
) Kegagalan mengevaluasi kemajuan klien pada tahap ke lima.

#+

Anda mungkin juga menyukai