Desentralisasi merupakan praktik pelimpahan wewenang dari jenjang manajer lebih atas kepada jenjang manajer yang lebih rendah. Organisasi yang terdesentralisasi adalah sebuah organisasi yang memiliki kebijakan bahwa pembuatan keputusan tidak dipusatkan di manajemen pusat/ puncak, namun pembuatan keputusan disebar atau dilakukan oleh seluruh manajer di berbagai divisi sesuai dengan batas kewenangan yang telah ditentukan sebelumnya. Jika dalam centralized decision making, keputusan dibuat oleh manajemen puncak, dan manajemen dibawahnya dibebani untuk melaksanakan keputusan tersebut, sedangkan dalam decentralized decision making, manajer jenjang lebih bawah dimungkinkan untuk membuat dan menerapkan keputusan kunci terkait dengan area tanggungjawabnya. Desentralisasi biasanya dilakukan dengan membentuk unit desentralisasi yang disebut divisi. Untuk membedakan antara satu divisi dengan divisi lain yaitu dengan mengklasifikasikannya berdasarkan produk yang dihasilkan. Kemudian divisi dapat pula dibentuk berdasarkan wilayah pemasaran, misalnya wilayah pemasaran Kepulauan Riau, Riau, dan Sumatera Barat. Dan yang ketiga, dengan membentuk divisi berdasarkan jenis tanggungjawab yang diberikan kepada unit-unit dalam organisasi. Unit organisasi yang dibebani dengan tanggungjawab khusus itu disebut sebagai pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban ada 4, yaitu pusat biaya, pendapatan, laba, dan investasi. Pusat biaya merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya dinilai atas dasar biaya yang dikeluarkan. Contoh pusat biaya adalah bagian-bagian dalam departemen produksi, seperti bagian pemintalan, pencampuran, penyelesaian, dsb. Biaya yang dimintai pertanggungjawabannya hanya biaya yang dapat dikendalikan (dipengaruhi besarnya) oleh manajer terkait. Penilaian kinerja ini dilakukan dengen membandingkan anggaran biaya dan realisasinya di divisi tersebut. Pembandingan ini dilakukan dengan cara menyusun sebuah laporan yang disebut laporan kinerja. Laporan ini berisi anggaran biaya, realisasi biaya, dan varians/ selisih dari kedua angka biaya tersebut. jika realisasi biaya lebih rendah dibanding anggarannya, maka selisih tersebut merupakan selisih yang menguntungkan, begitu pula sebaliknya. Pusat pendapatan merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya diukur atas dasar pendapatan yang dihasilkan. Contohnya pada bagian pemasaran. Sama halnya seperti pada pusat biaya, penilaian kinerja pusat pendapatan juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan anggaran pendapatan penjualan dengan realisasinya. Pusat laba merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya diukur atas dasar laba yang dihasilkan. Di beberapa perusahaan, dept.produksi selain diberi tanggungjawab untuk mengendalikan biaya, juga diberi tanggungjawab untuk memasarkan produk. Dengan demikian, dept.produksi tersebut dinilai tanggungjawabnya berdasarkan laba yang diperolehnya. Dan sama halnya seperti pada pusat biaya dan pendapatan, penilaian kinerja pusat laba ini juga dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran laba dan realisasinya, dan informasinya disajikan dalam laporan kinerja. Pusat investasi merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya diukur atas dasar laba relatif terhadap investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Penilaian kinerja pusat investasi juga dilakukan dengan cara membandingkan antara investasi yang dianggarkan dan realisasinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pusat investasi yaitu seperti ROI (Tingkat pengembalian investasi) dan Residual Income.
Residual Income (RI) adalah laba bersih operasi yang diperoleh oleh sebuah pusat investasi di atas tingkat kembalian minimum aet operasi.
Economic Value Added (EVA) adalah konsep sejenis namun memiliki beberapa perbedaan dibanding RI, seperti pada perlakuan dana yang digunakan untuk R&D. Dalam konsep EVA, dana ini diperlakukan sebagai bagian dari investasi, sementara dalam konsep RI dana ini diperlakukan sebagai biaya. Selanjutnya tujuan digunakannya RI maupun EVA adalah untuk mengukur kinerja. Evaluasi lebih difokuskan pada maksimisasi jumlah RI atau EVA, dan bukan memaksimumkan ROI. Desentralisasi juga memungkinkan antar divisi melakukan transaksi intern. Dalam transaksi intern itu harus ada kesepakatan harga yang disebut harga transfer. Penentuan harga transfer dapat dilakukan dengan berbagai cara atau pendekatan tergantung situasi yang ada pada saat itu. Metode penentuan harga transfer yang paling banyak dipakai adalah metode harga pasar dan metode negosiasi. Namun hal-hal yang perlu dicermati bahwa dalam proses penentuan harga transfer sedapat mungkin menghindari campur tangan manajemen pusat, menghindari kerugian salah satu pihak yang bertransaksi, dan sekaligus mencapai keselarasan tujuan antara tujuan divisi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.