Anda di halaman 1dari 2

BAB 10 : DESENTRALISASI, PENILAIAN KINERJA, DAN

PENENTUAN HARGA TRANSFER



Desentralisasi merupakan praktik pelimpahan wewenang dari jenjang manajer lebih
atas kepada jenjang manajer yang lebih rendah. Organisasi yang terdesentralisasi adalah
sebuah organisasi yang memiliki kebijakan bahwa pembuatan keputusan tidak dipusatkan di
manajemen pusat/ puncak, namun pembuatan keputusan disebar atau dilakukan oleh seluruh
manajer di berbagai divisi sesuai dengan batas kewenangan yang telah ditentukan
sebelumnya. Jika dalam centralized decision making, keputusan dibuat oleh manajemen
puncak, dan manajemen dibawahnya dibebani untuk melaksanakan keputusan tersebut,
sedangkan dalam decentralized decision making, manajer jenjang lebih bawah dimungkinkan
untuk membuat dan menerapkan keputusan kunci terkait dengan area tanggungjawabnya.
Desentralisasi biasanya dilakukan dengan membentuk unit desentralisasi yang disebut
divisi. Untuk membedakan antara satu divisi dengan divisi lain yaitu dengan
mengklasifikasikannya berdasarkan produk yang dihasilkan. Kemudian divisi dapat pula
dibentuk berdasarkan wilayah pemasaran, misalnya wilayah pemasaran Kepulauan Riau,
Riau, dan Sumatera Barat. Dan yang ketiga, dengan membentuk divisi berdasarkan jenis
tanggungjawab yang diberikan kepada unit-unit dalam organisasi. Unit organisasi yang
dibebani dengan tanggungjawab khusus itu disebut sebagai pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban ada 4, yaitu pusat biaya, pendapatan,
laba, dan investasi.
Pusat biaya merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya dinilai atas dasar biaya
yang dikeluarkan. Contoh pusat biaya adalah bagian-bagian dalam departemen produksi,
seperti bagian pemintalan, pencampuran, penyelesaian, dsb. Biaya yang dimintai
pertanggungjawabannya hanya biaya yang dapat dikendalikan (dipengaruhi besarnya) oleh
manajer terkait. Penilaian kinerja ini dilakukan dengen membandingkan anggaran biaya dan
realisasinya di divisi tersebut. Pembandingan ini dilakukan dengan cara menyusun sebuah
laporan yang disebut laporan kinerja. Laporan ini berisi anggaran biaya, realisasi biaya, dan
varians/ selisih dari kedua angka biaya tersebut. jika realisasi biaya lebih rendah dibanding
anggarannya, maka selisih tersebut merupakan selisih yang menguntungkan, begitu pula
sebaliknya.
Pusat pendapatan merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya diukur atas dasar
pendapatan yang dihasilkan. Contohnya pada bagian pemasaran. Sama halnya seperti pada
pusat biaya, penilaian kinerja pusat pendapatan juga dapat dilakukan dengan cara
membandingkan anggaran pendapatan penjualan dengan realisasinya.
Pusat laba merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya diukur atas dasar laba
yang dihasilkan. Di beberapa perusahaan, dept.produksi selain diberi tanggungjawab untuk
mengendalikan biaya, juga diberi tanggungjawab untuk memasarkan produk. Dengan
demikian, dept.produksi tersebut dinilai tanggungjawabnya berdasarkan laba yang
diperolehnya. Dan sama halnya seperti pada pusat biaya dan pendapatan, penilaian kinerja
pusat laba ini juga dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran laba dan
realisasinya, dan informasinya disajikan dalam laporan kinerja.
Pusat investasi merupakan unit dalam organisasi yang kinerjanya diukur atas dasar
laba relatif terhadap investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Penilaian
kinerja pusat investasi juga dilakukan dengan cara membandingkan antara investasi yang
dianggarkan dan realisasinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pusat
investasi yaitu seperti ROI (Tingkat pengembalian investasi) dan Residual Income.




Residual Income (RI) adalah laba bersih operasi yang diperoleh oleh sebuah pusat
investasi di atas tingkat kembalian minimum aet operasi.

Economic Value Added (EVA) adalah konsep sejenis namun memiliki beberapa
perbedaan dibanding RI, seperti pada perlakuan dana yang digunakan untuk R&D. Dalam
konsep EVA, dana ini diperlakukan sebagai bagian dari investasi, sementara dalam konsep RI
dana ini diperlakukan sebagai biaya. Selanjutnya tujuan digunakannya RI maupun EVA
adalah untuk mengukur kinerja. Evaluasi lebih difokuskan pada maksimisasi jumlah RI atau
EVA, dan bukan memaksimumkan ROI.
Desentralisasi juga memungkinkan antar divisi melakukan transaksi intern. Dalam
transaksi intern itu harus ada kesepakatan harga yang disebut harga transfer. Penentuan harga
transfer dapat dilakukan dengan berbagai cara atau pendekatan tergantung situasi yang ada
pada saat itu. Metode penentuan harga transfer yang paling banyak dipakai adalah metode
harga pasar dan metode negosiasi. Namun hal-hal yang perlu dicermati bahwa dalam proses
penentuan harga transfer sedapat mungkin menghindari campur tangan manajemen pusat,
menghindari kerugian salah satu pihak yang bertransaksi, dan sekaligus mencapai keselarasan
tujuan antara tujuan divisi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai