Wacana penerapan seni dan kebudayaan dalam konteks membina masyarakat
bermula daripada akar umbi
Definisi Seni Seni amat luas cakupannya dan bermacam-macam sekali fasetnya. Seperti orang buta yang ingin melihat gajah itu, sering terjadi bahwa pandangan orang tentang seni tidak lengkap dan tidak menyeluruh. Orang buta yang meraba kaki gajah mengatakan gajah itu seperti bumbung bentuknya, sementara itu yang memegang telinganya, menganggap bentuk gajah seperti kipas yang besar, sedang yang kebetulan memegang ekornya mengatakan bahwa bentuk gajah seperti cacing. Bagi kita yang tidak buta tentu penggambaran-penggambaran tentang gajah itu aneh sekali dan menggelikan. Maka dalam rangka menjadi orang yang tidak buta seni perlu dikenali beberapa difinisi seni, dan insya Allah dengan menjumlahkannya kita akan memperoleh gambaran tentang seni yang agak luas. Definisi seni yang sering dikatakan orang menyebutkan bahwa seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia. Berdasarkan definisi ini seni adalah produk keindahan, di mana suatu usaha manusia menciptakan yang indah- indah dan dapat mendatangkan kenikmatan. Kalau diperhatikan pada bentuk seni tradisional kita, keindahan tersebut nampak jelas terlihat; seperti pada seni karawitan adalah paduan bunyi atau suara yang indah, ukiran kayu di rumah-rumah yang dijadikan sebagai hiasan menambah semaraknya pemandangan. Namun apabila yang kita hadapi adalah seni modern, justru bukan mustahil kita akan dihadapkan pada sesuatu hal yang justru sama sekali tidak indah dan mengenakkan. Kemudian dalam Ensiklopedia Indonesia Apa yang disebut seni atau kesenian itu meliputi penciptaan dari segala macam hal atau benda yang karena keindahan bentuknya senang orang melihat atau mendengarnya. Berdasarkan definisi ini seperti halnya definisi seni sebelumnya, bahwa seni sama-sama merupakan produk keindahan. Produk keindahan itu merupakan penciptaan dari berbagai macam hal baik yang bersumber dari sesuatu yang terlihat (seni rupa), terdengar (seni musik), gerakan (seni tari) dan lain sebagainya, serta dengan keindahan bentuk-bentuk tersebut membuat orang merasa senang.
Pengertian Seni menurut beberapa para ahli, iaitu: Mengikut Ki Hadjar Dewantara: Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia (lainnya). Definisi Ki Hajar Dewantara tersebut seiring dengan pemikiran Leo Tolstoy yang menyatakan bahwa seni memiliki prosestransfer of feeling, atau pemindahan perasaan dari si pencipta ke penikmat seni. Dalam hal ini seni berfungsi sebagai sarana komunikasi perasaan manusia Manakala mengikut Achdiat K. Mihardja: Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitet (kenyataan) dalam suatu karya yang berbentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan peranan jiwa (seniman) dalam proses berkarya seni dan karya seni itu sendiri. Seniman yang berkarya hanya dengan menggerakkan anggota tubuhnya saja (aktivitas fisik), namun tidak melibatkan jiwanya (ekspresi emosi), maka karya yang dibuatnya belum dapat dinamakan seni. Thomas Munro seorang ahli seni dan filsuf berkebangsaan Amerika mendifinisikan bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan kesan- kesan psikologi kepada manusia lain yang melihatnya. Kesan tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan, imajinasi, yang rasional maupun emosional. Everyman Encyclopedia: menyebutkan bahwa seni adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena dorongan kebutuhan spritual. Sendok misalnya, dibuat untuk memenuhi kebutuhan pokok, sebagai alat makan. Berdasarkan definisi tersebut sendok bukanlah karya seni. Masih banyak karya (benda) yang lain yang kita jumpai, misalnya rumah, pakaian penutup aurat, dan barang yang digunakan untuk keperluan utama hidup kita, yang bukan seni. Adapun benda yang dikategorikan sebagai benda seni iaitu alat muzik gamelan, ukiran kayu, dan lain-lain sejenisnya. Walaupun demikian benda keperluan utama tersebut dapat berhubungan erat pula dengan seni. Sebagai contoh, pakaian yang dibuat bukan hanya memperhatikan fungsinya sebagai penutup aurat, tetapi si perancang (pembuat pakaian) berusaha memperindah motif serta modelnya dengan tujuan untuk menghias pakaian tersebut. Hiasan atau model yang dikenakan pada pakaian itulah yang berkaitan dengan seni. Dengan demikian beberapa benda keperluan utama yang awalnya tidak dikategorikan sebagai karya seni tersebut dikategorikan juga sebagai karya seni atau setidaknya mendapat sentuhan seni. Menurut Paul Klee: Seni bukan merefleksi suatu yang terlihat tapi harus menjadikan sesuatu yang dilihat. Menurut cara pemikiran dalam definisi tersebut sesuatu yang disebut seni dalam perwujudannya tidak merefleksi dari hasil pengamatan pancaindera terhadap apa yang ada disekitarnya atau yang terlihat nampak di alam. Melainkan daripada apa yang pikirkan, dirasakan oleh seorang seniman kemudian diwujudkan melalui media tertentu, sehingga daripada apa yang nampak tersebut dapat diamati oleh semua penonton atau penikmat seni. Pendapat Susanne K. Langer: Seni adala istilah umum yang mencakupi lukisan, pahatan, arsitektur, musik, tari, sastra, drama, dan film-dapat dibatasi sebagai kegiatan menciptakan bentuk-bentuk dapat dimengerti (perceptible) yang mengungkapkan perasaan manusia. Mengikut definisi Raymond F. Piper: seni adalah sesuatu kegiatan yang demikian dirancang untuk mengubah bahan alami menjadi benda-benda yang berguna atau indah, ataupun kedua-duanya, adalah seni. Hasil dari campur tangan dan roh manusia yang teratur ini adalah karya seni.
Definisi Kebudayaan Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971). Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep- resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model- model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972). Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b).
Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi berbagai gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh para warga masyarakat di mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya dan dalam kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan dan hasil kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan kelangsungan hidup mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka pertahankan. Pemahaman ini dimungkinkan oleh adanya kesanggupan manusia untuk membaca dan memahami serta menginterpretasi secara tepat berbagai gejala dan peristiwa yang ada dalam lingkungan kehidupan mereka. Kesanggupan ini dimungkinkan oleh adanya kebudayaan yang berisikan model-model kognitif yang mempunyai peranan sebagai kerangka pegangan untuk pemahaman. Dan dengan kebudayaan ini, manusia mempunyai kesanggupan untuk mewujudkan kelakuan tertentu sesuai dengan rangsangan-rangsangan yang ada atau yang sedang dihadapinya. Sebagai sebuah resep, kebudayaan menghasilkan kelakuan dan benda-benda kebudayaan tertentu, sebagaimana yang diperlukan sesuai dengan motivasi yang dipunyai ataupun rangsangan yang dihadapi. Resep-resep yang ada dalam setiap kebudayaan terdiri atas serangkaian petunjuk-petunjuk untuk mengatur, menyeleksi, dan merangkaikan simbol-simbol yang diperlukan, sehingga simbol-simbol yang telah terseleksi itu secara bersama-sama dan diatur sedemikian rupa diwujudkan dalam bentuk kelakuan atau benda-benda kebudayaan sebageimana diinginkan oleh pelakunya. Di samping itu, dalam setiap kebudayaan juga terdapat resep-resep yang antara lain berisikan pengetahuan untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai sesuatu dengan sebaik-baiknya, berbagai ukuran untuk menilai berbagai tujuan hidup dan menentukan mana yang terlebih penting, berbagai cara untuk mengidentifikasi adanya bahaya-bahaya yang mengancam dan asalnya, serta bagaimana mengatasinya (Spradley, 1972). Dalam pengalaman dan proses belajar manusia, sesungguhnya dia memperoleh serangkaian pengetahuan mengenai simbol-simbol. Simbol adalah segala sesuatu (benda, peristiwa, kelakuan atau tindakan manusia, ucapan) yang telah ditempeli sesuatu arti tertentu menurut kebudayaan yang bersangkutan. Simbol adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang dilihat dan dialami oleh manusia itu sebenarnya diolah menjadi serangkaian simbol-simbol yang dimengerti oleh manusia. Sehingga Geertz (1966) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah suatu sistem pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol. Dengan adanya simbol-simbol ini kebudayaan dapat dikembangkan karena sesuatu peristiwa atau benda dapat dipahami oleh sesama warga masyarakat hanya dengan menggunakan satu istilah saja. Dalam setiap kebudayaan, simbol-simbol yang ada itu cenderung untuk dibuat atau dimengerti oleh para warganya berdasarkan atas konsep-konsep yang mempunyai arti yang tetap dalam suatu jangka waktu tertentu. Dalam menggunakan simbol-simbol, seseorang biasanya selalu melakukannya berdasarkan aturan-aturan untuk membentuk, mengkombinasikan bermacam-macam simbol, dan menginterpretasikan simbol-simbol yang dihadapi atau yang merangsangnya. Kalau serangkaian simbol- simbol itu dilihat sebagai bahasa, maka pengetahuan ini adalah tata bahasanya. Dalam antropologi budaya, pengetahuan ini dinamakan kode kebudayaan.
Fungsi Seni Pada dasarnya bagaimana bentuk karya seni yang dihasilkan oleh suatu masyarakat, tidak terbebas dari pengaruh kebudayaan yang berlaku. Betapa besarnya daya imaginasi dan kreativiti seorang seniman, ia sentiasa merujuk pada nilai-nilai budaya, norma-norma sosial ataupun pandangan hidup yang berlaku dalam masyarakat. Pemberontakan yang diungkapkan seniman dalam karya-karyanya, terutama bermula pada rasa tidak puas terhadap kemapanan yang ada. Demikian pula seandainya seniman mengungkapkan pembaharuan dalam karyanya, ia tentunya bermula kepada kenyataan sosial budaya yang dianggapnya kurang dinamik. Ungkapan-ungkapan yang mendambakan semangat kebebasan, biasanya bersifat mencerminkan rasa tidak puas terhadap tatanan (sistem sosial kemasyarakatan) yang dirasakan membelenggu mereka. Sebenarnya seniman yang berjaya bukan semata- mata kerana karya-karyanya memenuhi ukuran keindahan yang relatif, melainkan kerana kemampuannya menyampaikan input-input, serta tergantung kepada kemampuan masyarakat untuk menangkapnya dengan mengacu pada nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang hidup. Berdasarkan logika itulah Keesing (dalam Budhisantoso 1994) sampai pada kesimpulan bahawa kesenian mempunyai tujuh fungsi sosial yang amat penting, jadi sebagai sarana pembinaan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Ketujuh fungsi sosial itu adalah : a. Sebagai agen ketenangan dan hiburan Seni berfungsi sebagai fungsi kesenangan. Melalui karya seni orang dapat menyalurkan perasaannya yang banyak untuk memberikan kesenangan peribadi. Di sela-sela waktunya untuk memenuhi keperluan hidup seharian, orang akan menggunakan waktu untuk mencari kesenangan. Salah satu saranan dan penyaluran perasaan yang berlebih itu ialah dengan melakukan kegiatan berkesenian diantaranya dengan menikmati dan menghasilkan karya-karya seni untuk memberi ketenangan peribadi. Fungsi sebagai sarana hiburan hampir sama dengan fungsi seni sebagai sarana ketenangan. Kegiatan kesenian merupakan salah satu sarana objektif yang dapat diikuti oleh banyak orang tanpa menimbulkan rasa perlawanan, kerana disajikan sedemikian sehingga dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan jiwa bagi orang yang menikmatinya. b. Sebagai agen pernyataan jati diri Seni berfungsi sebagai saranan pernyataan diri. Melalui karya seni memungkinkan seseorang menyatakan kepribadiannya secara lebih lebih meluasa. Umumnya melalui karya seni orang tidak perlu malu-malu menyatakan dan mengungkapkan jati dirinya, dan dengan mudah menggunakan karya-karya seni untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran yang mencerminkan kepribadiannya secara terus terang, sehingga memperoleh minat masyarakat dan bahkan telah menjadi idola dalam masyarakat.
c. Sebagai agen integratif Karya seni befungsi juga sebagai sarana integratif. Pernyataan dan perwujudan pemikiran, seorang seniman dapat disalurkan melalui karyanya, untuk merangsang kepekaan pengertian masyarakat, sehingga menimbulkan tanggapan emosional yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang mengikat diantara penikmatnya. Poster misalnya, sebagai karya seni rupa bayak digunakan untuk memenuhi fungsi sosial ini, demikian juga dengan lagu-lagu perjuangan yang dianggap dapat membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan. d. Agen terapi /penyembuhan Sifatnya yang relatif bebas dari ketentuan sosial yang kaku, kesenian merupakan sarana objektif bagi mereka yang mengalami kesusahan dalam mengungkapkan perasaan dan pemikiran secara bebas. Fungsi seni yang dapat memberikan ketenangan, kenikmatan bagi penikmatnya sekaligus menjadi sarana terapi yang baik bagi yang mengalami gangguan jiwa. Secara khusus kegiatan berkarya seni juga digunakan oleh para ahli kesihatan jiwa untuk membantu proses penyembuhan para penderita gangguan jiwa.
e. Agen pendidikan Sebagai agen pendidikan seni diajarkan dan digunakan dalam dunia pendidikan sebagai agen untuk pengembangan individu. Dalam sejarahnya kesenian juga menjadi agen yang efektif untuk mengukuhkan nilai-nilai keagamaan bahkan sebagai agen untuk mengajarkan dan menyebarluaskan ajaran agama. Pada masyarakat tradisional seni digunakan juga sebagai agen untuk mewariskan nilai-nilai budaya. Sistem gagasan dan kepercayaan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui karya seni. Dalam era moden saat ini, penelitian para ahli pendidikan (pendidikan seni) menunjukkan bahawa penyelenggaraan kegiatan kesenian di sekolah membantu mendorong berbagai potensi yang dimiliki para pelajar. Secara individu mahupun terintegrasi, pendidikan seni yang dimasukan dalam struktur kurikulum sekolah sangat membantu tidak saja terhadap pemahaman seni dan apresiasi, tetapi juga membantu pemahaman terhadap berbagai bidang pelajaran yang lain. f. Agen pemulihan ketertiban Ungkapan keindahan yang mampu merangsang tanggapan emosional masyarakat, menyebabkan kesenian dapat dipergunakan sebagai agen pemulihan masalah sosial. Dalam berbagai peristiwa perpecahan, pertentangan dan ketegangan sosial, kegiatan seni dapat diandaikan sebagai agen untuk memulihkan masalah dan persatuan masyarakat dengan maklumat-maklumat yang disampaikan secara indah dan memikat. Maklumat-maklumat secara halus dan kecil itu dapat di pergunakan untuk mempengaruhi masyarakat agar dapat mengendalikan perasaan permusuhan dan persaingan ke arah perdamaian. Fungsi ini terutama dibangunkan melalui kegiatan apresiasi seni. Dengan menghargai berbagai karya seni, orang belajar juga untuk menghargai berbagai perbezaan, budaya, bahasa dan kepercayaan dari orang atau kelompok masyarakat lain. LaguWe Are The World yang dinyanyikan oleh Michael Jacson dan Imagine yang dinyanyikan oleh kumpulan muzik The Beatles misalnya, merupakan sebahagian dari banyak karya seni yang mengajak masyarakat dunia untuk bersatu hidup dalam damai.
g. Sarana simbolik yang mengandung kekuatan magis Kemampuan seniman mengungkapkan dan menyatakan perasaan dan pemikiran mereka secara terselubung dan indah seringkali merupakan daya pemikat yang kuat dan bahkan mampu memukau pemerhati karya-karya seni tersebut. Tambahan pula, karya-karya seni yang memenuhi standard of excellent mampu membangkitkan perasaan benci, cinta, gembira, sedih dan sebagainya sesuai dengan pesanan- pesanan terselubung yang disampaikan melalui karya-karya seni. Sebagai contoh gambar-gambar yang ditampilkan di berbagai media massa cetak dan lagu yang mengiringi berita bencana alam di dalam dan luar negara kita seperti di Aceh dan Yogyakarta beberapa waktu yang dulu yang mengusik perasaan berjuta pendengarnya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia juga. Para peminat ini turut hanyut dalam kesedihan yang diakibatkan musibah tersebut walaupun secara tekniknya gambar-gambar dan muzik tersebut ditampilkan dengan kualiti warna dan irama yang indah.
Fungsi Kebudayaan Budaya dalam pengertian biasa ialah satu cara hidup manusia dan membawa makna yang sangat luas. Dengan prinsip bahawa budaya itu dicipta manusia, maka budaya itu diperlu dan dihasilkan oleh manusia itu sendiri bagi keperluan hidup.
1. Memenuhi dan menyediakan keperluan Semua manusia memerlukan keperluan asasi untuk terus hidup. Oleh yang demikian, manusia menggunakan air untuk kegunaan pertanian, kayu-kayan untuk pembinaan rumah dan sebagainya. Keutamaan pengeluaran produk bergantung kepada keutamaan keperluan dan aktiviti oleh masyarakat. Sebagai contoh, jika masyarakat itu mewrisi ilmu pelayaran, maka akan dibina kapal.
2. Sebagai panduan kepada anggota masyarakat dalam bertingkahlaku Kepercayaan adalah unsur sejagat budaya yang sebati dengan kehidupan manusia. Manusia memperolehi keperluannya hasil dari tuntutan daripada agama. Budaya mempunyai peranan memberikan panduan kepada anggota masyarakat dalam bertingkahlaku dalam memberikan panduan, meliputi: I. Perlakuan yang diboleh dan tidak dibolehkan. Ii. Perlakuan yang patut dan tidak patut. Iii. Perlakuan yang digalakkan dan tidak digalakkan.
3. Mengatur hubungan sesama manusia Dalam masyarakat Malaysia, budaya mendidik kita agar menghormati jiran, tetamu dan sahabat. Dalam masa yang sama kita dilarang menyakitkan hati rakan sesuai dengan ajaran Islam. Ini bermakna dalam menjalani kehidupan seharian, kebudayaan memainkan peranan mengatur hubungan sesama manusia. 4. Sebagai penggalak kepada manusia untuk mencipta Alam fizikal yang berbeza menghasilkan keperluan manusia yang berbeza. Orang Eskimo memerlukan baju tebal. Maka, dengan adanya budaya ini, ia sebagai pendorong kepada penciptaan bagi memenuhi keperluan harian dan memudahkan segala urusan.
5. Sebagai alat penyatuan dan pengenalan identiti Budaya berperanan sebagai alat penyatuan dan pengenaalan identiti. Sesuatu bangsa dikenali bukan sahaja dari segi fizikalnya, lebih lagi dari budayanya. Kita mengenali Jepun bukan sahaja dari segi fizikalnya, tetapi mereka adalah bangsa yang berjaya dalam ekonomi dan perindustrian.manusia juga akan bersatu apabila anggota masyarakat mengamalkan semangat kekitaan dan saling bekerja sama bagi mencapai sesuatu.
Penglibatan masyarakat dalam kegiatan seni dan kebudayaan dapat meningkatkan kecergasan fizikal, perpaduan kaum dan ekonomi masyarakat.
Seni dalam kehidupan masyarakat terbahagi kepada dua: A. Dalam masyarakat tradisional Seni dalam masyarakat tradisional dalam pemahaman umum, seni sering diertikan hanya sebagai hiburan. Konotasi inilah yang perlu kita perjelas tidak hanya sebagai media hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih kompleks dapat merupakan sarana legitimasi, ketika seni itu berada di dalam istana (kraton). Soedarsono mengemukakan bahwa fungsi seni pertunjukan ada tiga yaitu :
1. Untuk kepentingan upacara ritulal 2. Sebagai hiburan peribadi 3. Sebagai penyajian etestis atau tontonan. Perkembangan selanjutnya seni dapat pula berfungsi sebagai sarana pendidikan, media terapi, atau sebagai sarana komunikasi. Seni ini dapat berkembang secara terpisah tanpa mengurangi makna dan tujuan penciptanya. Secara umum fungsi kesenian di dunia ini ada tiga yaitu :
1. Pemujaan / ritual Fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih mundur. Kehidupan kesenian waktu itu belum mengenal adanya alat muzik, busana, dan gerak, tata panggung dan lain-lainnya, seperti kesenian pada masa kini. Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan pada misi dari pada fizik atau bentuk. Tidak mengherankan kalau bentuk seni ritual untuk pemujaan masih sangat sederhana, baik dari aspek muzik iringan, busana (kostum) serta rias, gerak, maupun penggunaan dekorasi sebagai setting pertunjukan. Pada saat ini kita masih dapat menjumpai jejak-jejak seni yang berperan sebagai media ritual atau pemujaan, misalnya tari barong untuk upacara di bali.
2. Tuntunan Fungsi seni sebagai tuntunan lebih menyentuh pada misi yang secara verbal diungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini lebih dituntut untuk menyampaikan pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang sebagai contohnya, harus mampu memerankan semua tokoh yang ada di dalam kotak wayangnya. Dalang juga harus mampu membawakan diri dan memilah mana tokoh simbol angkara murka dan mana tokoh kebaikan. Dimensi inilah yang mewarnai tuntunan di balik sebuah tontonan.
3. Hiburan Fungsi seni sebagai tontonan atau hiburan tidak banyak memerlukan syarat. Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi tertentu. Seni yang mampu memberikan kesenangan pada seorang atau kelompok orang yang berada di sekitar pertunjukan.
B. Seni dalam masyarakat moden Fungsi seni dalam masyarakat moden berkembang sesuai dengan keperluan masyarakat modern yang sangat beragam dan kompleks. Seni secara jelas dapat dijumpai di setiap elemen dan situasi kehidupan. Mungkin di masa lalu seni juga sudah mempunyai fungsi berikut ini namun tidak tampil secara jelas..
1. Ekspresi diri
Kecenderungan fungsi pertunjukan untuk ekspresi diri ini merupakan perwujudan dari semboyan seni untuk seni. Tidak ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi seni dalam penampilannya. Kebebasan di sini lebih menekankan pada pencapaian tujuan tertentu yang diperjuangkan. Contoh seni instalasi, happening art, dan sebagainya.
2. Pendidikan Seni sebagai pendidikan merupakan elemen konsep yang perlu dipahami. Hal ini kerana seni sebenarnya tidak dapat lepas dari pendidikan. Dengan erti kata yang lain ilmu yang dituangkan ke dalam pendidikan seni merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk membentuk budi pekerti seseorang.
3. Industri Fungsi seni sebagai industri lebih mengarah pada tujuan atau kepentingan tertentu untuk menghasilkan satu produk tertentu. Seni untuk industri adalah sesuatu yang mampu memberi daya tarik kepada produk yang ditawarkan. Misalnya sebuah lagu dibuat untuk kepentingan iklan produk susu. Atau ketika seorang penarimembuat koreografi untuk menggambarkan sesuatu yang terkait dengan keperkasaan seseorang iklan maggi.
4. Seni terapi Fungsi seni untuk terapi digunakan secara khusus memberi ketenangan batin seseorang yang sedang menderita secara psekologi. Masalah jiwa yang sering dihadapi manusia memerlukan media untuk menyelesaikan. Salah satu cara tersebut dapat ditempuh dengan aktif dalam dunia seni. Dengan adanya seni seseorang yang memiliki permasalahan atau tekanan jiwan, akan dapat diubati. Dengan demikian orang belajar seni untuk terapi sebagai media untuk mencari ketenangan melalui kegiatan seni yang ia gemari.
5. Komersial Seni untuk kategori sebagai alat mendatangkan keuntungan. Hal ini dibuat keperluan dan keinginansi pembuat seni. Kewujudan keseniaan itu dapat mampu memenuhi keinginan pembeli, walaupun kadang-kadang tidak mendatangkan keuntungan. Seni untuk fungsi ini kerana permintaan yang makin banyak. Dunia seni membuka peluang untuk jenis-jenis produk yang menjadi permintaan ramai dalam masyarakat.
Budaya dalam masyarakat: Semua negara mempunyai kebudayaan mereka yang tersendiri dan berasa bangga akan kebudayaan itu. Begitu juga dengan negara kita yang memiliki pelbagai etnik dan sudah pasti kebudayaan yang berwarna-warni untuk dihayati oleh semua lapisan masyarakat. Masyarakat luar melihat kebudayaan negara ini begitu unik kerana tidak banyak negara dunia yang memiliki komposisi kaum yang serupa seperti Malaysia.Oleh itu, ada banyak kepentingan kebudayaan dalam sesebuah negara itu. Budaya berperanan penting dalam proses pembangunan negara di Malaysia di mana keperibadian Malaysia harus dipupuk dalam usaha-usaha yang dijalankan ke arah meningkatkan pembangunan sosioekonomi dan politik. Ini sudah tentunya memerlukan penggemblengan dan penglibatan semua lapisan masyarakat dalam satu proses yang berterusan. Kebudayaan juga boleh menjadi satu alat perpaduan yang mampu merapatkan hubungan antara kaum. Pengamalan sesuatu amalan budaya itu sudah pasti akan menimbulkan rasa akrab dan kesatuan yang mendalam dalam setiap jiwa manusia. Makanan tradisi, pakaian tradisi, budaya lama dan perayaan tradisi semuanya memberikan satu perasaan kekitaan yang mendalam dalam jiwa individu tertentu. Jelaslah, kebudayaan mampu mengukuhkan semangat perpaduan antara masyarakat terutama dalam negara yang berbilang kaum ini. Bagi sebuah negara yang mempunyai masyarakat berbilang kaum seperti di Malaysia, proses pembentukan kebudayaan nasional memerlukan perancangan yang teliti dan rapi supaya dapat melahirkan cara hidup yang bersifat keMalaysiaan. Perancangan kebudayaan ini harus menentukan sifat-sifat yang baik, mulia dan utama bagi pembinaan bangsa dan ketahanan negara.
PENGLIBATAN MURID DALAM AKTIVITI SENI DAN KEBUDAYAAN Masyarakat Melayu mempunyai pelbagai jenis kebudayaan yang digarap daripada pelbagai keturunan. Kebudayaan ini disatukan menjadi satu kebudayaan yang unik kerana hampir setiap keturunan mempunyai adat sehingga membentuk kebudayaan Melayu. Lantaran resam yang majmuk ini, maka banyak permainan tradisional yang dipertandingkan. Permainan tradisional telah berupaya membentuk sebahagian daripada kehidupan yang dilalui oleh nenek moyang kita. Tonggak penting yang menjamin kesinambungan permainan tradisional pada masa lalu ialah keseragaman cara hidup nenek moyang kita. Keadaan ini membolehkan mereka bekerja dan berhibur pada masa yang sama. Malah sejak dari kecil lagi mereka membiasakan diri dengan keadaan yang demikian. Apabila sesuatu permainan diadakan di sesebuah kampung, penduduk kampung berdekatan turut berkunjung untuk mengambil bahagian atau sekadar memberi semangat. Suasana pesta di padang permainan boleh mewujudkan interaksi sosial di antara kampung-kampung yang mengambil bahagian. Oleh hal yang demikian permainan tradisional juga dikenali sebagai permainan rakyat antaranya termasuklah guli, congkak, wau, selambut, sepak raga, gasing dan lain-lain. Namun begitu,akibat daripada kemajuan dunia dalam pelbagai skop,permainan ini seolah-olah dianaktirikan begitu sahaja oleh masyarakat kita. Oleh itu,pelbagai langkah yang pragmatik perlu dilaksanakan dalam usaha menggiatkan permainan tradisional pada hari ini. Keluarga mendukung obligasi yang dominan dalam usaha ke arah menggiatkan permainan tradisional tanah air. Sebagai contoh, ibu bapa boleh menghadiahi anak- anak dengan set-set permainan tradisional sebagai hadiah hari lahir iaitu congkak dan gasing. Melalui langkah ini,ternyata anak-anak akan berasa terhibur dan teruja selain dapat mengenali warisan nenek moyang kita .Pada waktu senggang, ibu bapa boleh membawa setiap ahli keluarga mereka bermain permianan tradisional ini agar anak- anak akan mempunyai semangat untuk bermain permainan ini memandangkan ke mana tumpahnya kuah kalau tidak ke nasi. Bahkan,ibu bapa juga mampu menyerapkan minat terhadap permainan ini dalam kalangan anak-anak dengan menggalakkan mereka menyertai pertandingan permainan tradisional di peringkat sekolah mahupun anjuran badan-badan bebas. Hal ini dapat mencambahkan minat generasi muda untuk terus berkecimpung dalam tradisi permainan ini. Golongan pascamerdeka khususnya generasi baru sepatutnya menyanjung dan menjunjung warisan budaya kita persis peribahasa Melayu yang berbunyi biar mati anak,jangan mati adat. Oleh itu,setiap ahli keluarga terutamanya ibu bapa memikul tanggungjawab murni untuk mempopularkan permainan tradisional negara kita. Selain itu,permainan tradisonal juga dapat digiatkan dengan adanya peranan daripada pihak sekolah. Pihak sekolah boleh memainkan peranan dengan menganjurkan kelab permainan tradisionald dalam aktiviti kokurikulum. Dalam hal ini,pihak sekolah perlu memastikan kelab ini bergerak secara aktif bukan sekadar melepaskan batuk di tangga. Pelajar sekolah perlu diberi galakkan untuk menyertai kelab ini kerana dapat didedahkan dengan pelbagai jenis permainan tradisional yang boleh menjadi salah satu hobi mereka. Sebagai contoh, permainan congkak,permainan gasing dan permainan batu seremban.Bahkan, pelajar juga dapat mendominasi teknik bermain permainan warisan ini dengan tepat dan betul. Dengan itu, mereka akan lebih menguasai permainan ini kerana mereka telah belajar dengan orang yang berpengalaman dan profesional kerana jauhari jua yang mengenal manikam. Pihak sekolah boleh menjemput pihak luar seperti orang perseorangan yang mahir dalam sesuatu permainan tradisonal untuk mengajar asas dan teknik permainan. Pelajar akan dibimbing secara efektif dengan pihak yang berkemahiran itu.Sebagai contoh, dalam permainan congkak, pelajar dapat mengetahui tentang guli yang dikenali sebagai buah dan kawasan pemain dikenali sebagai rumah. Pihak sekolah juga boleh menggiatkan permainan tradisional dalam kalangan pelajar sekolah dengan menyediakan lebih banyak alatan permainan ini. Hal ini mencerminkan dengan jelas sekiranya mereka sukar mendapatkan permainan ini,minat mereka mulai pudar dan beranggapan peluang untuk mendekatkan diri dengan permainan amat nipis. Alatan permainan tradisonal juga sukar diperoleh di pasaran dan kebiasaannya amat terhad. Pelajar akan menemui kesukaran untuk membeli alatan permainan pusaka nenek moyang ini. Dengan cara membeli alatan permainan ini terus daripada kilang,kos untuk membelinya menjadi bertambah murah. Dengan itu, pihak sekolah dapat membelinya dalam kuantiti borong yang banyak. Dengan adanya pelbagai permainan tradisional yang dibekalkan oleh pihak sekolah,pelajar akan berminat untuk bermain permainan ini. Bukan sahaja pelajar yang menyertai kelab ini,bahkan semua pelajar boleh mencuba untuk bermain permainan tradisional ini. Masalah seperti kekurangan peralatan untuk bermain tidak akan timbul lagi. Pihak sekolah juga boleh menjadi pendukung utama dalam mempopularkan permainan tradisonal dalam kalangan pelajar sekolah dengan menyediakan tempat-tempat permainan ini. Hal ini akan memudahkan mereka untuk bermain dalam suasana yang selesa dan kondusif. Mereka menyediakan padang untuk bermain gasing dan kawasan yang luas untuk bermain wau. Oleh hal yang demikian, usaha-usaha untuk menggiatkan permainan dalam kalangan masyarakat dapat dilaksanakan dengan adanya peranan pihak sekolah dalam memikul obligasi tersebut kerana kalau tidak dipecahkan ruyung manakan dapat sagunya.
Dalam fasa itu,masyarakat memainkan peranan yang tidak kurang pentingnya dalam menjayakan usaha ini. Pihak masyarakat wajar memberikan sokongan terhadap permainan tradisional dengan menubuhkan kelab permainan tradisonal di tempat tinggal. Dengan wujudnya kelab-kelab seperti ini seperti kelab sepak raga,kelab congkak dan kelab wau, usaha untuk membaja kembali permainan ini akan menjadi lebih mapan. Hal ini demikian kerana dengan adanya kelompok besar masyarakat yang memperjuangkan warisan ini, permainan tradisional tidak akan lapuk dek hujan,tidak akan lekang dek panas. Hal ini berbeza sekiranya perjuangan mempertahankan permainan hanya mengharapkan sebilangan kecil rakyat Malaysia kerana sebatang lidi amat mudah dipatah-patahkan berbanding seberkas lidi. Pastinya,dengan penglibatan bilangan komuniti yang ramai,usaha untuk mempopularkan permainan nenek moyang ini tidak akan menjadi sekadar hangat-hangat tahi ayam. Tambahan lagi, masyarakat perlu berusaha untuk mewujudkan tapak permainan tradisional di kawasan perumahan mereka. Hal ini dapat menarik perhatian penduduk sekitar beriadah sambil memainkan permainan ini. Pelbagai pertandingan berkisarkan permainan tradisional dapat dianjurkan di tapak itu bagi mengelakkan permainan ini daripada terus berkubur begitu sahaj tanpa mendapat sebarang pembelaan. Oleh hal yang demikian, pihak masyarakat perlu berganding bahu dalam mengetengahkan permainan tradisional agar permainan ini akan terus utuh berdiri dalam arus perdana. Langkah yang paling afdal bagi memajukan permainan tradisional ialah kerajaan hendaklah mengadakan lebih banyak lagi kempen dan promosi yang progresif menerusi media massa serta media cetak bagi mendedahkan masyarakat tentang peri pentingnya kita menjaga warisan nenek moyang kita iaitu permainan tradisional yang sudah lama wujud di negara kita ini. Kita acap kali diperdengarkan mengenai peribahasa yang berbunyi sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Janganlah kita merindui permainan tradisional selepas permainan ini pupus ditelan zaman. Dengan itu, Kementerian Warisan dan Kebudayaan telah mengambil langkah bagi mempopularkannya dengan mengadakan kempen seperti kempen Jom Main Permainan Tradisional dan pertandingan Festival Layang Layang Antarabangsa yang merupakan rencah maslahat untuk memajukannya. Langkah tersebut penting supaya ahli masyarakat tidak kira dari dalam negara mahupun luar negara mendapat pendedahan dan mempelajari permainan tradisional sepanjang kempen dan pertandingan dijalankan kerana tak kenal, maka tak cinta. Bukan itu sahaja, kerajaan juga boleh menetapkan satu bulan sebagai Bulan Permainan tradisional.Oleh hal yang demikian,dengan adanya langkah proaktif tersebut, kita dapat memastikan permainan tradisional mampu menjadi warisan budaya untuk generasi yang akan datang. Minat yang mendalam terhadap permainan tradisional seperti wau,layang- layang,sepak raga, gasing dan sebagainya tidak mencukupi sekiranya tiada kemudahan untuk memainkannya.Bagi menangani isu ini, kerajaan haruslah menyediakan lebih banyak tempat atau gelanggang permainan tradisional untuk memudahkan rakyat bermain permainan ini. Pembinaannya pula hendaklah di tempat- tempat yang strategik seperti di sekitar taman perumahan supaya setiap lapisan masyaarkat lebih-lebih lagi golongan belia dapat menghabiskan waktu senggang mereka dengan bermain permainan tradisional. Selain itu,jurulatih yang terlatih juga patut disediakan di setiap gelanggang bagi mendidik para pemain tentang cara-cara sebenar untuk memainkannya. Gandingan kedua-dua ini dapat menambahkan bilangan peminat permainan tradisional di seluruh negara sekali gus mempopularkannya di mata dunia. Sekolah juga memainkan peranan penting dalam memajukan permainan tradisional ini. Oleh itu, kerajaan boleh menetapkan pemainan tradisional sebagai salah satu aktiviti kokurikulum di sekolah. Kelab Permainan Tradisional juga boleh ditubuhkan serta pihak sekolah boleh menjadikan permainan tradisional sebagai salah satu acara dalam sukan. Kerjasama yang erat antara kaum ibarat aur dengan tebing dalam permainan ini dapat meningkatkan perpaduan dan merapatkan hubungan silaturahim antara satu sama lain sekali gus visi kudsi 1 Malaysia untuk menjadikan Malaysia sebagai sebuah negara perpaduan dapat digarap sepenuhnya. Secara tuntas, pelbagai pihak memainkan peranan yang sepada dalam usaha mempopularkan permainan tradisional. Oleh itu, mereka perlulah mengambi langkah yang vital,imperatif ,kritis dan pragmatik supaya dapat memanifestasikan generasi pelapis negara yang tidak akan lupa akan warisan mereka ibarat kacang lupakan kulit. Generasi pada hari ini perlu digarap agar menghargai dan menjunjungi pusaka warisan mereka sejak dari bangku sekolah lagi. Barulah warisan permainan tradisional akan terus hidup subur dalam kehidupan masyarakat kita. Generasi muda perlu berusaha bersungguh-sungguh untuk memastikan warisan ini tidak hanyut ditelan zaman. Sekarang tibalah waktunya anak-anak remaja yang merupakan generasi penggerak wawasan menimba sebanyak ilmu pengetahuan agar dapat digunakan dalam usaha memelihara permainan tradisional ini pada masa akan datang. Oleh itu, semua pihak perlulah berganding bahu bagai lebah menghimpun madu,agar impian ini tidak akan dipersia-siakan begitu sahaja dan terus dapat dihidupkan dari semasa ke semasa.
Antara kebaikan atau kesan-kesan positif yang dapat diperolehi dalam penggunaan Seni dalam perkembangan kognitif, psikomotor dan afektif murid ialah:- Dalam Pendidikan Seni Visual, domain kognitif ini sebenarnya mempunyai hubungan dengan kemampuan seseorang murid itu berfikir termasuk kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi dan menganalsis. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Penghasilan lukisan oleh murid- murid di sekolah rendah mempunyai interpretasi yang berbeza dengan yang dihasilkan oleh orang dewasa. Bagi mereka, hasil seni yang dihasilkan lebih berupa kepada hasil luahan dan expresif. Di sekolah rendah, hasil seni yang dihasilkan oleh kanak- kanak dapat digunakan untuk melihat bagaimana caranya mereka berfikir dan menyelami perasaan mereka selain melihat dan menguji keupayaan perkembangan kognitif mereka. Jika kita lihat contoh aktiviti dalam membentuk dan membuat binaan iaiatu aktiviti mebina kad ucapan, jelas menunjukkan bahawa murid- murid dapat mengaplikasikan apa yang telah difahami dalam menghasilkan kad ucapan dengan menwarna kad tersebut. Murid mampu berfikir tentang proses kerja seterusnya sehinggalah terhasilnya sebuah kad ucapan yang indah dan kreatif berdasarkan kemampuan kognitif mereka sendiri. Ini menunjukkan bahawa, aktiviti- aktiviti seni yang tersusun dan terancang dapat melahirkan murid yang mempunyai keupayaan menyelesaikan masalah. Selain daripada itu, mereka juga akan mampu untuk membuat penilaian dan bijak membuat keputusan. Perkembangan domain kognitif dalam proses kerja murid dalam menghasilkan karya seni adalah selaras dengan matlamat membentuk generasi Malaysia yang imaginatif, inovatif dan inventif. Dengan penghasilan karya- karya seni, murid dapat menghargai keindahan alam sekitar, rasa kesyukuran kepada Tuhan di atas seni yang dihasilkan dan meningkatkan keindahan seni yang dapat menyumbang kepada pembangunan diri seperti yang dinyatakan dalam objektif kurikulum pendidikan seni visual sekolah rendah yang ketiga iaitu meningkatkan pengetahuan, daya kreativiti, inovasi, disiplin serta kemahiran dalam bidang seni visual yang dapat diamalkan dalam kehidupan dan kerjaya. Domain psikomotor dalam Pendidikan Seni Visual adalah merujuk kepada ketrampilan dan kemampuan seseorang kanak- kanak itu bertindak setelah menerima pengalaman belajar. Dalam mata pelajaran pendidikan seni visual, kanak- kanak diajar untuk mengawal dan melatih psikomotor mereka dalam menghasilkan karya seni. Ini kita dapat lihat dalam aktiviti seni dalam bidang yang diajar seperti aktiviti melukis, menganyam, membentuk dan membuat binaan, membuat corak dan pelbagai lagi. Aktiviti- aktiviti seni dalam ke empat- empat bidang banyak menggunakan psikomotor dalam penghasilan seni. Kita ambil contoh aktiviti membina kad ucapan. Melukis pada kad dengan teknik tulisan yang pelbagai dan dilukis berbunga adalah menunjukkan perkembangan Psikomotor yang positif. Menurut Ibrahim Hassan (2001) Pendidikan Seni Visual sekolah rendah memupuk pertumbuhan kemahiran dalam pergerakan atau gerak balas yang boleh terbentuk melalui aktiviti pengajaran dan pembelajaran, meningkatkan meningkatkan kualiti koordinasi antara mata, tangan, otot dan mental. Domain Psikomotor ini adalah selaras dengan matlamat Pendidikan Seni Visual ke arah pembangunan diri dan objektif Pendidikan Seni Visual yang ke empat iaitu menggunakan pelbagai kemahiran, media, teknik dan teknologi untuk mereka cipta barangan kraf dan produk seni visual yang berkualiti. Kemahiran psikomotor yang ditunjukkan dalam gambar 2 jelas terbukti menunjukkan perkembangan kecergasan, bersedia menjalankan amalan menggunakan masa lapang secara berfaedah, memperolehi kemahiran-kemahiran asas praktik dalam kehidupan seharian dan mempunyai asas kemahiran vokasional. Domain afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Dalam Pendidikan Seni Visual, aspek afektif ini mencakupi perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Dalam penghasilan karya, murid di sekolah rendah tidak kira peringkat umur akan mempunyai perasaan terhadap sesuatu yang ingin dihasilkan. Minat akan menjadi fokus utama jenis karya yang bakal dihasilkan. Manakala emosi pula banyak mempengaruhi semasa proses kerja karya tersebut dan nilai yang dapat ditunjukkan adalah nilai menghargai warisan, sahsiah yang baik dan rasa kesyukuran. Ini jelas menunjukkan bahawa domain afektif ini menekankan kepada kepentingan emosi dan perasaan. Justeru itu, seseorang murid yang mempunyai domain afektif yang tinggi dalam Pendidikan Seni Visual akan dapat dilihat menerusi berbagai tingkah laku. Antaranya adalah seperti, pemerhatian murid tersebut terhadap mata pelajaran Pendidikan Seni Visual, disiplinnya dalam menyediakan bahan seni yang diperlukan, mempunyai motivasi yang tinggi terhadap mata pelajaran seni dan penghargaan terhadap alam sekitar dan kesyukuran ditunjukkan dalam karya yang dihasilkan. Fokus utama murid- murid dalam aktiviti- aktiviti seni adalah meluahkan perasaan dalam karya dan memiliki motivasi yang sangat tinggi sehingga tumpuan diberikan seratus peratus terhadap karya yang ingin dihasilkan. Ini mempunyai perkaitan dengan matlamat Pendidikan Seni Visual iaitu menghargai keindahan seni dan objektif kurikulum Pendidikan Seni Visual menunjukkan penghargaan terhadap keindahan dan menjadikan bidang seni visual sebagai prospek kerjaya. Budaya dalam perkembangan kognitif, psikomotor dan afektif murid. Dalam konteks Kognitif, budaya sekolah merupakan sebahagian budaya masyarakat kerana sekolah itu lahir daripada keperluan masyarakat. Semua pelajar sekolah terus didedahkan kepada norma, nilai, simbol dan bahasa yang akan mencorak masa depan mereka. Budaya sekolah ialah budaya yang dihasilkan oleh sebahagian pelajar dan sebahagian lagi oleh golongan tertentu supaya aktiviti pelajar dapat dikawal. Pendidikan nilai amat diutamakan. Pembudayaan di sekolah dilaksanakan menerusi kurikulum formal dan kurikulum tidak formal. Di dalam budaya sekolah ini, terkandungnya corak idea, norma, pemikiran, dan nilai-nilai yang menyumbang kepada pembentukan kelakuan individu. Guru Besar dan Pengetua sebagai ketua di sekolah haruslah mempelopori atau menjadi juara sesuatu budaya yang positif dan kesannya, ini akan menjadi ikutan dan akan dikenang sepanjang zaman. `Terdapat beberapa contoh budaya yang perlu disemai seperti budaya penyayang, budaya hormat-menghormati, budaya berani menyoal dan budaya membaca. setiap budaya yang dinyatakan perlulah diiringi dengan pelbagai aktiviti yang berkaitan contohnya budaya membaca dimana, projek nilam diadakan pada setiap hari sebelum sesi pengajaran dan pembelajaran (P&P) dijalankan. Di dalam projek nilam ini, setiap pelajar yang telah habis membaca sesebuah buku, haruslah mencatat laporan ringkas buku yang telah dibaca itu tadi.
RUMUSAN DAN PENUTUP Kesimpulannya, pendidikan seni merupakan suatu sistem pengajaran dan pembelajaran seni tampak yang terancang dan mempunyai hala tuju serta matlamat yang jelas. Pendidikan seni adalah suatu sistem pengajaran dan pembelajaran yang bermatlamat melahirkan individu yang celik seni bagi diri dan masyarakatnya. Seni dalam pendidikan adalah untuk membantu perkembangan menyeluruh danseimbang setiap insan dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani selari denganFalsafah Pendidikan Negara. Seni dalam pendidikan bermatlamat untuk menyediakan guru permulaan sekolah rendah dengan pengetahuan dan kemahiran untuk mengintergrasikan aktiviti Seni Visual, Muzik dan Pergerakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran pelbagai bidang matapelajaran lain. Melalui aktiviti ini, ianya akan dapat mendorong kanak-kanak menggunakan imaginasi, ekspresi, inkuiri dan kecerdasan pelbagai. Integrasi seni dalam pendidikan akan mambantu dan memudahkan lagi guru dalam melaksanakan proses pengajaran dan pembelajaran dengan mengaplikasikan teori-teori pembelajaran dalam proses tersebut terutama di sekolah rendah. Seni dalam pendidikan adalah sangat penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini kerana, pengajaran seni dalam pendidikan dapat memupuk minat pelajar serta menjadikan proses pengajaran dan pembelajaran menyeronokkan dan tidak lagi membosankan. Oleh itu, guru harus mengaplikasikan seni dalam pengajaran untuk memastikan penyampaian pengajaran guru tersebut dapat merangsang kearah pembelajaran yang berkesan. Di samping dapat mengalakkan pelajar bergerak aktif ketika proses P&P ini berlangsung kerana tertarik dengan kaedah yang digunakan ini. Masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena tidak ada kebudayaan yang tidak bertumbuh kembang dari suatu masyarakat. Sebaliknya, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan karena tanpa kebudayaan tidak mungkin masyarakat dapat bertahan hidup , masyarakat adalah wadah, dan budaya adalah isi. Terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan kebudayaan, yakni manusia menciptakan budaya kemudian budaya memberikan arah dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan merupakan hasil dari ide-ide dan gagasan-gagasan yang akhirnya mengakibatkan terjadinya aktivitas dan menghasilkan suatu karya (kebudayaan fisik) sehingga manusia pada hakikatnya disebut makhluk sosial.
RUJUKAN Buku: Che Su Mustaffa dan Rasilah Mohd Rosdi (2005). Budaya Masyarakat Malaysia.Sintok : Penerbit Universiti Utara Malaysia Modul HBEF 1403 : Seni Dalam Pendidikan , Universiti Terbuka Malaysia, KualaLumpur. Noriati A. Rashid, Boon Pong Ying, Sharifah Fakhriah Syed Ahmad dan Zuraidah A. Majid (2011), Budaya dan Pembelajaran, Selangor :Penerbitan Oxford Fajar Sdn.Bhd. Syed Ismail Bin Syed Mustapa dan Ahmad Subki Bin Miskon (2010 ), Budaya dan Pembelajaran , Selangor : Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd Internet: http://www.scribd.com/doc/11460992/Kepelbagaian-Murid-Dan-Implikasinya- Terhadap-Perlaksanaan-Kurikulum(dilayari pada 23 March 2011) http://www.scribd.com/doc/2882268/Dasar-Pendidikan-Di-Malaysia http://www.scribd.com/doc/31686103/Konsep-Kepelbagaian-Budaya http://www.google.com.my/url?sa=t&rct=j&q=implikasi+pelbagai+budaya+pendidi kan&source=web&cd=10&ved=0CFwQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fjpt.mohe.gov. my%2FRUJUKAN%2FPelan%2520Hala%2520Tuju%2520GTP.pdf&ei=ig9NT6uf KMS3rAfrmZGgDw&usg=AFQjCNEzwAcjC7xLdK1skKUjS8jN2GDuqw&cad=rja http://www.scribd.com/doc/78635738/Implikasi-Kepelbagaian-Sosio-Budaya http://www.scribd.com/doc/50835801/IMPLIKASI-KEPELBAGAIAN-SOSIO- BUDAYA http://emisportal.moe.gov.my/ http://www.sosiohumanika-jpssk.com/sh_files/File/4.mior.usm.mei.2011.pdf http://www.moe.gov.my/ http://www.smktamandesa.edu.my/news/2009/2009%20rimup.pdf http://laely-widjajati.blogspot.com/2010/05/unsur-dan-fungsi-kebudayaan- bagi.html http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/sifat-kebudayaan/ http://rossalvia.blogspot.com/2012/12/20-perkembangan-kognitif-psikomotor.html http://abubakar69.blogspot.com/2010/01/hbef1403-seni-dalam-pendidikan.html