Anda di halaman 1dari 17

1

A.subclavia dan A.carotis communis serta Fungsi Pembuluh Darah


FERDINAN SIBARANI
102013451
KELOMPOK E2
ferdinansibarani@ymail.com
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
tu.fk@ukrida.ac.idd

Pendahuluan
Tubuh manusia menggunakan darah sebagai perantara melakukan pertukaran zat-zat didalam
tubuh kita serta malakukan berbagai macam fungsi lainya seperti membunuh bakteri serta untuk menutup
luka kita.tapi semua fungsi tersebut tidak akan terjadi bila darah tidak mengalir makanya di perlukan
suatu system yang dikenal sebagai system cardiovascular.cardiovaskular diambil dari kata cardio yang
berarti jantung dan vascular yang berarti pembuluh darah yang dapat diartikan system
kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.
Skenario
Seorang laki-laki berusia 27 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak 15
menit yang lalu akibat kecelakaan.Dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami fraktur pada
articulation sternoclavicula dan mencerderai a.subclavia sehingga menyebabkan
perdarahan,selain itu juga didapatkan cidera pada cartilago thyroid hingga merusak pembuluh
darah didekatnya yaitu a.carotis communis.hal ini menyebabkan ganggua pada percabangan dua
pembuluh darah tersebut
Aorta thoracalis
Aorta ascendens keluar dari vestibulum aorta dibelakang infundibulum ventirikel kanan dan
trunkus pulmonali. Aorta ascendens berlanjut sebagai arcus aorta. Arcus aorta terletak di sebelah
2

posterior dari setengah bagian bawah manubrium dan melengkung dari depan kebelakang di atas
bronchus utama sinistra. Arcus melanjutkan sebagai aorta thoracalis descendens dan dimulai di
batas bawah korpus T4. Awalnya agak ke sebelah kiri dari garis tengah, kemudian ke garis
tengah untuk masuk ke abdomen dengan melewati ligamentum arcuata medianus diafragma
setinggi T12. Dari situ melanjutkan sebagai aorta abdominalis.
1
Cabang-cabang aorta ascendens adalah:
Aa. Coronaria dextra dan sinistra.
Cabang-cabang arcus aorta adalah:
A. brachiocephalica
A. carotis communis sinistra
A. subclavia sinistra
A. tiroidea ima.
Cabang-cabang aorta thoracalis descendens di antaranya adalah:
Aa. Esophageal, bronkial, mediastinal, interkostalis posterior dan subcostalis.
Arteri subclavia
Arteri subclavia menjadi arteri axillaris di batas luar costa ke-1. Tiap asrteri dibagi menjadi tiga
bagian oleh skalenus anterior. Bagian pertama yaitu bagian arteri yang terletak di sebelah medial
skalenus anterior. Memiliki tiga cabang yaitu: a. vertebralis, truncus thyriocervicalis dan a.
thoracalis interna (mamilaris). A. thoracalis interna ini bejalan di permukaan posterior dari
dinding dada anterior selebar satu jari dari batas lateral sternum. Sepanjang perjalanannya
terdapat cabang-cabang a. intercostalis anterior, a. timika dan a. perforanta. Perforanta-
perforantor ini melewati dinding dada anterior dan memasok darah ke payudara. A. thoracalis
interna dibagi menjadi cabanag epigastrica superior dan musculophrenicus di belakang cartilage
costa ke-6. Trunkus thyriocervicalis berakhir sebagai a. thyroidea inferior.
1

Bagian kedua yaitu bagian arteri yang terletak di bagian belakang skalenus anterior. Memiliki
cabang trunkus costocervicalis. Sedangkan bagian ketiga yaitu bagian arteri yang terletak di
lateral dari batas lateral skalenus anterior. Bagian ini memiliki cabang a. scapularis dorsal.
3

Vena-vena Besar
Vena brachiocephalica dibentuk dari gabungan v. subclavia dan v. jugularis interna di belakang
sendi sternoclavicular. V. brachiocephalica sinistra terletak diagonal dibelakang manubrium dan
bergabung dengan v. brachiocephalica dextra di belakang cartilage costa ke-1 sehingga
membentuk v. cava superior. V. cava superior hanya menerima satu cabang yaitu v. azygos.
1
Sistem Vena Azygos
Vena azygos dimuli sebagai gabungan dari v. subcostalis dextra dan satu atau lebih vena
dari abdomen. Vena ini melewati pintu aorta di diafragma, naik di dinding dada posterior sampai
setinggi T4 dan kemudian melengkung di atas pangkal paru dextra dan memasuki v. cava
superior. Vena ini menerima cabang dari: delapan vv. Intercostalis terbawah, v. intercostalis
superior dextra dan v. hemiazygos.
1
Vena hemiazygos keluar di sisi kiri dengan cara yang sama seperti v. azygos. Melewati
pintu aorta di diafragma dan ke atas sampai setinggi T9 di mana vena ini lewat di belakang aorta
secara diagonal dan ductus thoracicus kemudian mengalir ke v. azygos setinggi T8. Vena ini
menerima darah dari empat vv. Intercostalis posterior terbawah.
Vena azygos accecorius akan mengalirkan darah dari vv. Intercostalis posterior tengah
dan juga sebagian vena bronchial dan mid esofageal. V. hemiazygos accecorius menyilang ke
kanan untuk mengalirkan darah ke v. azygos setinggi T7. Keempat vena intercostalis sinistra
teratas mengalir ke v. brachiocephalica sinistra melalui v. intercostalis superior sinistra.
Struktur Mikroskopis Pembuluh Darah
Dalam struktur mikroskopis pembuluh darah atau vaskular darah akan dibahas arteri
utama, arteriol, kapiler, venula, dan vena. Pertama, akan dibahas mengenai arteri. Tiga kategori
utama arteri adalah arteri elastis, arteri muskular, dan arteriol kecil. Diameter arteri secara
berangsur mengecil setiap kali bercabang sampai pembuluh terkecil, yaitu kapiler. Arteri elastis
adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh. Di antaranya adalah trunkus pulmonal dan aorta
serta cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh ini terutama terdiri atas serat elastis yang
memberi kelenturan dan daya pegas selama aliran darah. Arteri elastis bercabang menjadi arteri
berukuran sedang, yaitu arteri muskular yang merupakan pembuluh darah terbanyak di tubuh.
4

Arteri muskular mengandung lebih banyak serat otot polos pada dindingnya. Arteriol adalah
cabang terkecil sistem arteri. Dindingnya terdiri atas satu sampai lima lapisan serat otot polos
(Gambar 3).
2










Gambar 3. Sistem Sirkulasi.
2
Dinding arteri secara khas mengandung tiga lapisan tunika konsentris. Lapisan terdalam
adalah tunika intima; terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel di bawahnya. Lapisan
tengah adalah tunika media, terutama terdiri atas serat otot polos yang mengitari lumen
pembuluh. Lapisan terluar adalah tunika adventisia, terutama terdiri atas serat-serat jaringan
ikat. Arteri muskular berukuran-sedang juga memiliki sebuah pita berombak tipis dari serat
elastis yang disebut lamina elastika interna yang bersebelahan dengan tunika intima. Pita lain
terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada perifer tunika media yang membatasi
tunika media dan tunika adventisia, disebut sebagai lamina elastika ekstena.
2,3
Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dengan diameter rata-rata 8 m, hampir sama
dengan diameter eritrosit. Terdapat tiga jenis kapiler: kapiler kontinu, kapiler bertingkap, dan
sinusoid. Kapiler kontinu paling umum dan ditemukan pada kebanyakan organ dan jaringan.
Pada kapiler ini, sel-sel endotel saling menyambung membentuk lapisan yang utuh. Sebaliknya,
kapiler bertingkap memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada sitoplasma sel
5

endotel. Kapiler bertingkap demikian ditemukan dalam organ endokrin, usus halus, dan
glomeruli ginjal. Sinusoid adalah pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok, tidak teratur
dengan diameter yang jauh lebih besar dari kapiler lain. Sinusoid ditemukan di dalam hati,
limpa, dan sumsum tulang. Tautan sel endotel jarang ada pada sinusoid, dan celah-celah lebar
terdapat di antara sel endotel. Membran basalnya juga tidak utuh, bahkan kadang-kadang tidak
ada pada sinusoid (Gambar 3).
2,3






Gambar 4. Arteriol, Kapiler, dan Venula.
3
Sedangkan pembuluh vena dimulai dari ujung akhir kapiler. Kapiler berangsur-angsur
membentuk venul yang lebih besar; venul umumnya menyertai arteriol (Gambar 4). Darah balik
mula-mula mengalir ke dalam venul pascakapiler, kemudian ke dalam vena yang makin
membesar. Untuk mudahnya, vena digolongkan sebagai kecil, sedang, dan besar. Dibandingkan
arteri, vena lebih banyak, berdinding lebih tipis, berdiameter lebih besar, dan struktur bervariasi
lebih besar. Vena ukuran kecil dan sedang, terutama di ekstremitas, memiliki katup. Saat darah
mengalir ke arah jantung, katup terbuka. Saat akan mengalir balik, katup menutup lumen dan
mencegah aliran balik darah. Darah vena di antara katup pada ekstremitas mengalir ke arah
jantung akibat kontraksi otot. Katup tidak terdapat pada vena SSP, vena cava inferior atau
superior, dan vena visera. Dinding vena juga terdiri atas tiga lapisan, namun lapisan ototnya jauh
lebih tipis. Tunika intima pada vena besar terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel.
Tunika media tipis dan tunika adventisia adalah lapisan paling tebal pada dindingnya.
2
Nutrisi sebagai salah satu fungsi dari pembuluh darah juga diberlakukan kepada
pembuluh darah itu sendiri, ada yang melalui lumennya sendiri tapi ada juga yang melalui
pembuluh darah lain. Dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal untuk menerima
nutrien langsung melalui difusi dari lumennya. Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar
6

dipasok oleh pembuluh darahnya sendiri yang kecil, disebut vasa vasorum (pembuluh darah
pada pembuluh darah (Gambar 3).
2
Pada preparat sistem sirkulasi dapat ditemukan berbagai jenis pembuluh darah dan
limfatik sekaligus yang dikelilingi jaringan ikat longgar dan lemak. Pada gambar 5, sebuah arteri
kecil dengan struktur dinding dasar tampak di tengah atas gambar. Berbeda dengan vena, arteri
memiliki dinding relatif tebal dan lumen kecil. Pada potongan melintang, dinding sebuah arteri
memiliki lapisan, yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia. Tunika intima yang
terdiri atas endotel di lapisan dalam, subendotel yang merupakan lapisan jaringan ikat, dan
lamina (membran) elastika intema/LEI yang menandakan batas antara tunika intima dan tunika
media. Tunika media terutama terdiri atas serat otot sirkular. Anyaman serabut elastin halus yang
longgar terdapat di antara sel otot polos. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang
mengandung saraf kecil dan vasa vasorum. Bila sebuah arteri memiliki 25 atau lebih lapisan otot
polos di dalam tunika media, arteri ini disebut arteri sedang/muskular atau arteri pendistribusi.
Serat elastin lebih banyak, namun masih berupa serabut-serabut halus dan anyaman.
2













7

Gambar 5. Preparat Gabungan Arteri, Vena, dan Limfe.
2
Juga pada gambar 5, vena berukuran sedang terlihat di tengah bawah gambar.
Dindingnya relatif tipis dan lumennya besar. Potongan melintang vena menampakkan lapisan
tunika intima yang terdiri atas endotel dan selapis serat kolagen dan elastin halus yang sangat
tipis yang menyatu dengan jaringan ikat tunika media. Tunika media terdiri atas selapis tipis otot
polos yang melingkar secara longgar dan terbenam di dalam jaringan ikat. Lapisan ini jauh lebih
tipis pada vena daripada di arteri. Tunika adventisia sendiri terdiri atas selapis lebar jaringan
ikat. Pada vena, lapisan ini jauh lebih tebal daripada tunika media. Pada gambar 5 juga terlihat
arteriol. Arteriol terkecil memiliki lamina elastika interna tipis dan satu lapis sel otot polos di
dalam tunika medianya.
2
Ciri yang mencolok pada vena besar adalah adventisia muskularnya tebal dengan serat-
serat otot polosnya tersusun memanjang. Pada potongan melintang sebuah vena besar, tampak
susunan dindingnya: serat-serat otot polos tersusun dalam berkas dan terutama tampak pada
potongan melintang dengan sejumlah jaringan ikat tunika adventisia yang tersebar di antaranya.
Vasa vasorum terdapat di antara jaringan ikat. Berbeda dengan tunika adventisia yang tebal,
tunika media memiliki lapisan yang lebih tipis, terdiri atas serat-serat otot polos melingkar dan
sedikit jaringan ikat yang lebih longgar. Pada vena besar terkadang tunika media dapat sangat
tipis dan padat. Seperti terlihat pada pembuluh lain, tunika intima merupakan bagian endotel
dengan sedikit jaringan penyokong.
3,4








Gambar 6. Arteri dan Vena Sedang/Muskular.
2
8

Dinding pembuluh darah mengandung jaringan elastis dalam jumlah tertentu agar dapat
mengembang dan berkerut. Pada arteri dan vena muskular yang terpotong transversal dan
sediaan dibuat dengan pulasan elastin akan memperlihatkan sebaran serat-serat elastin. Serat
elastin akan terpulas hitam dan serat kolagennya kuning muda. Dinding arteri jauh lebih tebal
dan mengandung lebih banyak serat otot polos daripada dinding vena. Lapisan terdalam, tunika
intima arteri, terpulas gelap karena lamina elastika internanya (LEI) tebal. Lapisan tengah arteri
muskular yang tebal, tunika media, terdiri atas beberapa lapis serat otot polos yang tersusun
melingkari lumen, serta berkas tipis serat-serat elastin. Pada bagian tepi tunika media, terdapat
lamina elastika eksterna (LEE) yang tidak begitu nyata. Di sekitar arteri, terdapat jaringan ikat
adventisia. Di dalam adventisia, terdapat serat kolagen yang terpulas lemah, dan serat elastin
yang terpulas gelap. Pada dinding vena juga tampak lapisan tunika intima, tunika media, dan
tunika adventisia yang terpotong melintang. Di sekitar kedua pembuluh itu, terdapat kapiler,
arteriol, venula, dan sel-sel jaringan lemak. Di dalam lumen kedua jenis pembuluh, terdapat
banyak eritrosit dan leukosit (Gambar 6).
2
Struktur dinding aorta mirip dengan struktur dinding arteri sedang. Namun, serat-serat
elastin coklat tua merupakan bagian terbesar tunika media, dengan sel-sel otot polos tidak
sebanyak pada arteri muskular. Jaringan lain di dalam dinding aorta tetap tidak terpulas atau
hanya terpulas lemah. Ukuran dan susunan lamina elastika di tunika media jelas terlihat dengan
pulasan elastin. Namun, sel-sel otot polos dan serabut elastin halus di antara lamina tetap tidak
terpulas. Luasnya tunika intima dapat ditetapkan, namun tidak terlihat jelas. LEI dan LEE
kurang dapat jelas terlihat pada arteri besar jika dibandingkan dengan arteri sedang. Tunika
adventisia, juga tidak terpulas, adalah zona sempit serat kolagen. Di dalam aorta dan arteri
pulmoner, tunika media mencakup sebagian besar dinding pembuluh, sedangkan tunika
adventisia menipis (Gambar 7).
2





9

Gambar 7. Lapisan Arteri Besar.
2

Struktur darah Darah
Darah terdiri dari dua bagian yakni bagian padat dan bagian cair. Bagian padat yang
merupakan 40-50% dari total volume darah terdiri dari eritrosit ( sel darah merah ), leukosit ( sel
darah putih ), dan trombosit ( keeping darah ) . Sedangkan bagian cairnya adalah plasma darah
yang terdiri dari air, elektrolit, metabolit, nutrient, protein dan hormone.
3
Sel Darah Merah ( Eritrosit )
Eritrosit atau yang biasa kita kenal sebagai sel darah merah ini merupakan sel darah yang
mendominasi dalam darah. Sel yang berbentuk datar/gepeng seperti piringan yang mencekung di
bagian tengah membuatnya terlihat seperti donat merupakan sel darah yang berfungsi untuk
mengangkut O
2
dan CO
2
unutk dialirkan ke seluruh tubuh demi kelangsungan hidup dari
manusia. Yang memungkinkan eritrosit dapat melakukan fungsinya ini adalah karena strukturnya
yang bikonkaf, tipis, dan lentur.


Gambar 1. Eritrosit
3

Dengan bentuknya yang bikonkaf dapat menghasilkan luas permukaan yang lebih besar
untuk difusi O
2
menembus membrane dibandingkan dengan bentuk sel lainnya. Tipisnya sel
eritrosit memungkinkan O
2
cepat berdifusi antara bagian paling dalam dengan bagian luar dari
sel. Dan kelenturannya sehinggal sel eritrosit ini mampu mengalir melalui kapier yang bentuknya
berkelok-kelok tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung.
2
Secara anatomi eritrosit dapat
mengangkut O
2
sebagai fungsi utamanya tidak terlepas dari karena adanya kandungan
hemoglobin di dalamnya. Bentuk eritrosit juga dipengaruhi osmolaritas media sekitarnya.
Apabila tekanan di sekitarnya dalam keadaan yang rendah atau hipotonis,akan menyebabkan
10

eritrosit mengalami hemolisis atau pecah. Sebaliknya, jika tekanannya tinggi atau hipertonis
akan menyebabkan krenasi atau mengecil.
3,4

Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit ini memiliki fungsi sebagai makrofag, mengangkut/membawa zat lemak dari
dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan
sifat eritrosit apabila kita lihat dibawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat
berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu ( pseudopia) , mempunyai
bermacam-macam inti sel sehigga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (
tidak berwarna), banyaknya dalam 1mm
3
darah. Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu
memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (Retikulum Endotel
System) , tempat pembiakannya didalam limpa dan kelenjar limfe sebagai pengangkut yaitu
mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel
leukosit disamping berada didalam pembuluh darah juga terdapat diseluruh jaringan tubuh
manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah
leukosit yang ada didalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit
yang biasanya tinggal didalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah
melebihi 10000/mm
3
disebut leukositosis dan kurang dari 6000/mm
3
disebut leukopenia.
3

Ada 5 macam leukosit yang terbagi dalam 2 kelompok utama yaitu leukosit granular dan
leukosit nongranular. Perbedaan ini berdasarkan ada tidaknya granul spesifik dalam
sitoplasmanya. Leukosit granular terdiri eusinofil (1-3%), basofil (0-0,7%) dan netrofil (55-
60%). Sedangkan leukosit agranular terdiri dari limfosit (25-33 %) dan monosit (3-7%).
3

Leukosit Granular :
Netrofil

Netrofil merupakan bagian leukosit terbesar dan terbanyak di leukosit bahkan di seluruh darah.
Dalam jumlah absolute terdapat sekitar 3000-6000 per millimeter kubik darah dan memiliki
diameter sekitar 7 m dalam darah. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang
dihubungkan dengan benang kromatin tipis.
3
Netrofil memiliki fungsi sebagai fagosit di jaringan
11

terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus atau agens lainnya penyebab
cedera.
6

Gambar 2. Netrofil
3
Eusinofil

Eusinofil memiliki granula sitoplasma yang besar dan kasar. Sel ini memiliki nucleus berlobus 2
dan berdiameter sekitar 12 m 15 m.
2
Eosinofil memiliki fungsi hampir sama seperti netrofil
yakni sebagai fagosit. Eosinofil merupakan alat pertahanan tubuh terhadap alergi dan parasit
besar seperti cacing. Karena itu, meningkatnya kadar eusinofil dalam darah merupakan petunjuk
yang mengarah kepada kemungkinan adanya parasit dalam tubuh.
2


Gambar 3. Eusinofil
3
Basofil

Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan serta
memperlihatkan struktur nucleus berbentuk S.
4
Diameter basofil adalah sekitar 12 15 m.
Basofil memiliki fungsi yang belum jelas. Sel ini mengandung histamin, mungkin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera, dan juga antikoagulan heparin, mungkin
untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravascular. Oleh karena jumlah basofil yang
sedikit,sekitar 0 0,7%, tidak jarang basofil cenderung diabaikan.
5


12

Gambar 4. Basofil
3
Leukosit Nongranular :
Limfosit
Limfosit mencapai sekitar 25 33 % jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit
ditemukan dalam jaringan limfatik. Rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Limfosit
mengandung nucleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma.
4


Gambar 5. Limfosit
3
Limfosit terdiri dari 2 macam yaitu :
Limfosit T; meninggalkan sum-sum utlang dan berkembang lama, kemudian beroindah
tempat menuju timus. Setelah meinggalkan itmus, sel-sel ini beredar dalam darah sampai mereka
bertemu dengan antigen-antigen dimana mereka telah deprogram unutk mengenalinya. Setelah
dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini menghasilkan bahan-bahan yang menghancurkan
mikroorganisme dan memberitahu sel-sel leukosit lainnya bahwa telah terjadi infeksi.
3

Limfosit B; terbentuk si sumsum tulang lalau bersirkulasi dalam darah sampau
menjumpai antigen dimana mereka telah deprogram unutk mengenalinya. Pada tahap ini,
limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan
antibody.
4

Monosit
Monosit adalah sel darah terbesar,diamaternya 12m - 18m. Nukleusnya besar, berbentuk
seperti telur atau seperti ginjal yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Monosit
sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit
telah meninggalkan aliran darah, maka akan berubah menjadi histiosit jaringan (makrofag
tetap).
3,5
13


Gambar 6. Monosit
3

Keping Darah ( Trombosit )
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannnya
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm
3
. Fungsinya memegang peranan pentig dalam pembekuan darah. Jika
banyaknya kurang dari normal, maka kalu ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul
pendarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis dan yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Didalam plasma darah terdapat suatu zat yang
turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca
2+
dan fibrinogen. Fibrinogen
mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akan keluar , trombosit
pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu
dengan protombin dengan pertolongan Ca
2+
akan menjadi thrombin. Trombin akan bertemu
dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya,
yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protombin dibuat didalam
hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K , dengan demikian vitamin K penting untuk
pembekuan darah.
2-4

Gambar 7. Trombosit
3
Trombosit membentuk garis pertahanan terhadap perdarahan dari lubang-lubang kecil
pada pembuluh darah kecil. Fungsi bekuan hemostatik memerlukan jumlah trombosit yang
memadai dan fungsi trombosit yang normal. Trombosit yang dibuat dalam sumsum utlang
14

normalnya beredar selama kurang lebih 10 hari sebelum keluar dari sirkulasi. Trombosit muda
lebih fungsional disbandingkan dengan trombosit tua.
6
Plasma darah
Plasma adalah matriks cair yang menampung sel-sel darah dan mengandung protein
penting secara fisiologis.
2
Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran komplek zat
organic dan anorganik. Bila darah membeku dan bekuan itu mengkerut, beberapa protein plasma
yang besar terperangkap dalam bekuan darah. Cairan yang tertinggal inilah yang disebut dengan
serum darah.
Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma
yang tidak dapat menembus membrane kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma
yang utama yakni albumin, globulin dan fibrinogen. Albumin dengan berat molekul sekitar
50.000, adalah protein plasma terkecil dan terbanyak.
4
Albumin disintesis di hati dan
bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan koloid osmotic darah, sehingga mencegah
merembesnya cairan berlebihan ke dalam matriks ekstrasel jaringan. Globulin adalah protein
dengan berat molekul berkisar antara 80.000 sampai sejuta lebih.
3
Globulin dibagi dalam tiga
kategori utama yakni alfa globulin, beta globulin dan gamma globulin. Alfa dan beta globulin
disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone,
berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. Sedangkan gamma globulin atau
immunoglobulin berperan sebagai antibodi.
Dalam plasma juga terkandung zat-zat yaitu : Fibrinogen yang berfungi dalam peristiwa
pembekuan darah , Garam-garang mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dll) yang berguna
dalm metabolism dan juga mengadakan osmotic , Protein darah (albumin, globulin)
meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotic unutk memelihara
keseimbangan cairan dalam utbuh , Zat makanan (asam amino, glukosam lemakm mineral, dan
vitamin) , Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh ,Antibodi.
Sistem Sirkulasi/Peredaran Darah
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan serangkaian pembuluh darah arteri dan
vena yang mengangkut darah. Arteri membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung. Vena
membawa darah yang terdeoksigenasi (yang kandungan oksigennya sudah diambil) kembali
menuju jantung. Anda dapat membayangkan peredaran darah seperti jalanan di Inggris. Jalan
15

raya dan jalan besar mencerminkan arteri dan vena; jalan kecil mencerminkan pembuluh darah
kecil yang memasok organ tubuh dengan darah. Seperti jalanan, aliran darah di sirkulasi dapat
terganggu dan menyebabkan tekanan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem
sirkulasi adalah penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh.
Sistem ini membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ, serta
membawa produk akhir metabolik keluar darinya (Gambar 1).
7,8
Gambar 1.Jalur sirkulasi darah pada jantung
8
Sistem sirkulasi memiliki beberapa komponen, yaitu sistem kardiovaskular, sistem
limfatik, dan organ pembentuk. Sistem kardiovaskular adalah bagian dari sistem sirkulasi. Sistem
ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler. dan vena), dan darah yang mengalir di
dalamnya. Jantung adalah pompa muskular untuk menggerakkan darah. Pembuluh darah adalah
serangkaian tuba tempat darah mengalir. Darah adalah cairan yang mengalir dalam pembuluh.
Jarak semua sel tubuh dari sumber nutrisi ini tidak pernah melebihi satu milimeter. Sistem
limfatik juga bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe
yang terletak di dalam pembuluh limfe besar. Organ pembentuk dan penyimpan darah seperti
limfe. hati, sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe, juga berhubungan dengan sistem
sirkulasi.
7
16

Fungsi dari sistem sirkulasi antara lain transpor, pertahanan suhu tubuh, perlindungan,
dan juga buffer tubuh. Pada transpor, makanan, gas, hormon, mineral, enzim, dan zat-zat vital
lainnya dibawa darah ke seluruh sel tubuh, serta membawa zat-zat sisa hasil metabolisme sel-sel
melalui darah menuju paru-paru, ginjal, atau kulit untuk dikeluarkan dari tubuh. Dalam
mempertahankan suhu tubuh, pembuluh darah berkontriksi/menyempit untuk mempertahankan
panas tubuh dan berdilatasi/melebar untuk melepaskan panas pada permukaan kulit. Untuk
perlindungan, Sistem darah dan sistem limfatik melindungi tubuh terhadap cedera dan
invasi/masuknya benda asing melalui sistem imun. Mekanisme pembekuan darah juga mencegah
kehilangan darah yang banyak bila terjadi trauma. Sedangkan untuk mekanisme pendaparan
(buffering), protein darah memberikan sistem buffer asam-basa untuk mempertahankan pH
optimum darah, sehingga proses yang terjadi didalam tubuh dapat berjalan maksimal dan tidak
membahayakan (Gambar 2).
7
Gambar 2.Sirkulasi darah dalam tubuh
8
Kesimpulan
Pria tersebut mengalami kerusakan di daerah articulation sternoclavicula dan cartilage
thyroidea sehingga mengalami perdaraahn dan mengganggu system pembuluh darahnya
sehingga menyebabkan ia pingsan.
Daftar pustaka
1. Faiz O,David M.Anatomy ofglance.Jakarta:Erlangga;2004.h.46-52
17

2. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional Ed.9. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC; 2007.h.231-43.
3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: EGC; 2004. h.97-117.
4. Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika; 2009. h.336-51.
5. Sheerwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit EGC; 2009.h.421-34
6. Cambrige Limited. Anatomi fisiologi sistem pernafasan dan kardivaskuler. Ed.3. Jakarta:
Penerbit EGC; 2005.h.52
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.h.218-24.
8. Palmer A, Williams B. Simple guide: tekanan darah tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.h.2.

Anda mungkin juga menyukai