FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN KASUS
FEBRUARI 2013
ABSES HEPAR
Oleh:
Suciyanti Apriliana
110 208 105
Pembimbing:
dr. Rifa Sahara
LEMBAR PENGESAHAN
: SUCIYANTI APRILIANA
STAMBUK
: ABSES HEPAR
rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.
Mengetahui
Pembimbing
Dokter Muda
(Suciyanti Apriliana)
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.JM
Umur
: 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor RM : 073398
Alamat
: Jl. Urip Sumoharjo I No.37 B
Tgl masuk RS : 22 Desember 2012
Ruangan
: Perawatan Lt.1 Ar-Rahman, Kamar 7, RS. Ibnu Sina.
B. ANAMNESIS
Anamnesis
: Autoanamnesis
Keluhan Utama
: Nyeri perut kanan atas
Anamnesis terpimpin
:
- Dialami sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 7 jam SMRS, nyeri terasa
tertusuk-tusuk tembus kebelakang dan menjalar ke daerah uluhati. Nyeri
bertambah saat OS posisi tegak sehingga OS duduk membungkuk untuk
-
menggigil (-).
- Mata kuning (-)
- Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-)
BAB : Biasa, warna kuning, Riwayat BAB encer (-)
BAK : Kesan lancar, warna kuning
RPS :
Riwayat konsumsi alkohol 10 tahun dan baru berhenti sejak sakit
banyaknya 1 botol/ hari.
Tidak ada riwayat penyakit kuning.
Riwayat hipertensi (-), DM (-), sakit jantung (-).
C. STATUS PRESENT
-
Sakit Sedang
Status Gizi
BB : 54 Kg
TB : 155 cm
IMT : 22,5 Kg/mm2 (Normal)
- Composmentis
D. TANDA VITAL
:
:
:
:
Tampak kesakitan
Simetris ki = ka
(-)
Hitam, sukar dicabut
:
:
:
:
:
:
:
: (-)
: (-)
: Tinnitus (-), otore (-)
: (-)
: (-)
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Simetris ki = ka
Palpasi
: MT (-), NT (-), VF : ki = ka
Perkusi
: Sonor ki = ka
Auskultasi
: BP : vesikuler
BT : Rh : -/- Wh : -/-
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
Genitalia
Anus dan Rectum
Ekstremitas :
Edema (-/-)
Eritema palmaris (-/-)
Spider nevi (-)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap (22/12/2012)
o RBC : 4,52x106/ul
o WBC : 18,9x103/ul
o HGB : 12,6 g/dl
o HCT : 39,9 %
o MCV : 88,3 fL
o MCH : 27,9 pg
o MCHC: 31,6 g/dl
o PLT : 290x103/ul
o NEU : 72,6 %
o LYM : 21,1 %
o LED : 20 mm/jam
o Pembekuan (CT) 5.45
o Perdarahan (BT) 2.30
Kimia Klinik (22/12/2012)
o Albumin
: 3,6 g/dl
o SGOT
: 48 U/I
o SGPT
: 85 U/I
o GDS
: 116 mg/dl
o Ureum
: 27 mg/dl
o Kreatinin
: 1,0 mg/dl
: 341 U/I
: 5,0 g/dl
Abses Hepar
G. PENATALAKSANAAN AWAL
IVFD Asering 14 tpm
Ceftriaxone 2 g/24 j/ iv
Metronidazole 0,5 gr/8 jam/iv
Novalgin 1 amp/ 12 jam/ iv
Ondansetron 1 amp/8 jam/iv
TANGGAL
PERJALANAN PENYAKIT
JAM
22/12/2012 S:
T: 100/70
- nyeri perut kanan atas (+)
N: 92 x/i
- demam (+)
INSTRUKSI DOKTER
P/
-
IVFD Asering 14
P: 20 x/i
S: 38,6 C
O:
tpm
-
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (1)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (1)
Novalgin 1 amp/ 8
jam/ iv (K/P)
Ondansetron 1
amp/8 jam/iv
Abses Hepar
IVFD Asering 14
tpm
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (2)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (2)
Novalgin 1 amp/ 8
jam/ iv (K/P)
Ondansetron 1
amp/8 jam/iv
A:
24/12/2012
T: 100/70
N: 84 x/i
P: 24 x/i
S: 36,5C
S:
P/
O:
26/12/2012
T: 120/70
A: Abses Hepar
S:
- nyeri perut kanan atas (+)
P/
N: 86 x/i
P: 24 x/i
S: 36,6 C
demam (-)
IVFD Asering 14
tpm
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (3)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (3)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
Ondansetron 1
amp/8 jam/iv
O:
Abses Hepar
IVFD Asering 14
tpm
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (4)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv(4)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
Ondansetron 1
amp/8 jam/iv
A:
27/11/2012
T: 110/70
N: 84 x/i
P: 20 x/i
S: 36,6 C
S:
P/
O:
Abses Hepar
A:
28/12/2012
T: 120/70
N: 86 x/i
P: 24 x/i
S: 36,9 C
S:
P/
-
IVFD Asering 14
tpm
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (5)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (5)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
Ondansetron 1
amp/8 jam/iv (K/P)
IVFD Asering 14
tpm
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (6)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (6)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
Ondansetron 1
amp/8 jam/iv (K/P)
O:
A: S:
O:
-
A: Abses Hepar
31/12/2012
T: 120/70
N: 80 x/i
P: 24 x/i
S: 36,7 C
S:
P/
-
IVFD Asering 14
tpm
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (7)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (7)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
O:
02/01/2013
T: 120/70
N: 80 x/i
P: 24 x/i
S: 36,7 C
Kontrol :
Abses Hepar
GOT,GPT,Darah Rutin
kontrol
S:
P/
-
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv (8)
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv (8)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
O:
: 4,52x106/ul
: 10,4x103/ul
: 12,7 g/dl
: 41,0 %
A: 03/01/2013
MCV : 88,3 fL
MCH : 27,9 pg
MCHC: 31,6 g/dl
PLT : 290x103/ul
NEU : 72,6 %
LYM : 21,1 %
LED :21 mm/jam
Abses Hepar
S:
P/
-
Metronidazole 0,5
gr/8 jam/iv
stop
Metronidazole
3x500 mg (1)
Novalgin 1 amp/ 12
jam/ iv (K/P)
Ceftriaxone 2 gr/24
jam/iv
stop
(ganti oral)
Levofloxacin 500
mg 1x1. (1)
O:
T: 110/70
N: 80 x/i
P: 20 x/i
S: 36,7 C
A: -
04/01/2013
T: 110/80
N: 80 x/i
P: 20 x/i
S: 36,7 C
(ganti oral )
S:
P/
-
Aff infus
Metronidazole
3x500 mg (2)
Levofloxacin 500
mg 1x1 (2)
O:
A: -
05/01/2013
T: 120/80
N: 76 x/i
P: 20 x/i
S: 36,7 C
S:
-
Metronidazole
3x500 mg (3)
Levofloxacin 500
mg 1x1 (3)
Metronidazole
3x500 mg (4)
Levofloxacin 500
mg 1x1 (4)
O:
A: S:
O:
-
08/01/2013
T: 120/80
N: 80 x/i
P: 20 x/i
S: 36,7 C
S:
P/
-
Metronidazole
3x500 mg (5)
Levofloxacin 500
mg 1x1 (5)
Metronidazole
3x500 mg (6)
O:
S:
P/
-
O:
10/01/2013
T: 120/70
N: 80 x/i
P: 20 x/i
S: 36,7 C
S:
P/
-
Metronidazole
3x500 mg (7)
O:
RESUME
Seorang laki-laki 54 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
kanan atas yang dialami sejak 7 jam SMRS, nyeri terasa tertusuk-tusuk tembus
kebelakang dan menjalar ke daerah uluhati. Nyeri bertambah saat OS posisi tegak
sehingga OS duduk membungkuk untuk mengurangi nyeri. Ada demam dialami sejak
1 hari SMRS, ada menggigil dan berkeringat. Riwayat penyakit sebelumnya OS
sering mengalami nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 1 bulan dirasakan
hilang timbul. Riwayat demam juga sudah dirasakan sejak 1 bulan dirasakan hilang
timbul. Riwayat konsumsi alkohol 10 tahun dan baru berhenti sejak sakit,
banyaknya 1 botol/ hari.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan sakit sedang, gizi lebih, composmentis.
Tekanan darah : 100/70 mmHg, nadi: 92 x/menit, reguler Pernapasan : 20 x/menit,
tipe thoracoabdominal, suhu axilla: 38,60C. sklera ikterus (+), nyeri tekan
hipokondrium dextra dan nyeri tekan epigastrium, hepar teraba 3 jari BAC tepi
tumpul.
Hasil pemeriksaan
SGOT 48 U/I, SGPT 85 U/I, Alk posfatase 235,2 U/I, Gamma GT 341 U/I. USG
abdomen kesan
DISKUSI
Pasien masuk dengan keluhan utama nyeri di perut bagian kanan atas. Banyak
penyakit yang dapat menimbulkan nyeri perut kanan atas, antara lain abses hepar,
hepatoma, dan kolesistitis. Pada kasus ini, nyeri perut disebabkan oleh abses hepar
berdasarkan: pasien mengalami nyeri perut kanan atas seperti tertusuk-tusuk, tembus
ke belakang dan menjalar ke uluhati serta bertambah berat saat posisi tegak. Nyeri
dirasa berkurang pada posisi membungkuk. Riwayat penyakit sebelumnya pasien
sering mengalami demam dan nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 1 bulan
dirasakan hilang timbul. Riwayat konsumsi alkohol 10 tahun dan baru berhenti
sejak sakit banyaknya 1 botol/ hari.
92x/menit, pernapasan: 20 x/menit, suhu: 38,6 0C. Pada pemeriksaan fisis ditemukan
sklera ikterus, nyeri tekan hipokondrium dextra dan nyeri tekan epigastrium, hepar
teraba 3 jari BAC tepi tumpul. Dari pemeriksaan USG Abdomen hepar tampak besar
dengan massa hipoechoic berdinding tebal irreguler di lobus kanan dengan ukuran
12,8 x 9,2 cm .
Diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi hati untuk menemukan trofozoit
amuba. Namun berdasarkan kriteria Ramachandran diagnosis abses hati amuba dapat
ditegakkan pada pasien apabila terdapat paling sedikit 3 kriteria dari 5 kriteria yang
ada yaitu: Hepatomegali yang nyeri, leukositosis, kelainan radiologis, respons
terhadap terapi amebisid. Pada pasien ini ditemukan hepatomegali yang nyeri,
leukositosis dan kelainan radiologi.1
Berdasarkan hasil laboratorium yang ditemukan pada pasien terdapat
peningkatan enzim hati yaitu SGPT yang menunjukkan telah terjadinya gangguan
fungsi hepar. Adanya proses infeksi dapat memicu peningkatan produksi enzim hati
sehingga kadar enzim tersebut tinggi di dalam darah. Leukositosis sendiri muncul
sebagai akibat dari proses infeksi, sebagai salah satu upaya sistem imun untuk
melawan mikroorganisme penyebab infeksi. Sedangkan peningkatan dari alkali
fosfatase menggambarkan keadaan patologis yang mempengaruhi sistem empedu
baik intra maupun ekstra hepatik. Pada pasien ini mempunyai riwayat mengkonsumsi
alkohol selama 10 tahun dan baru berhenti sejak sakit. Alkohol bisa mempengaruhi
gangguan pengambilan empedu dan sekresinya dan mengakibatkan kolestasis.
Pemakaian alkohol secara terus-menerus bisa menimbulkan perlemakan (steatosis),
dan kelainan laboratorium yang khas adalah peningkatan alkali fosfatase.2
Pasien tersebut seharusnya sudah dikonsul ke bagian bedah digestive untuk
dilakukan drainase karena ukuran abses sudah lebih dari 7 cm yaitu 12,8x9,2 cm,
namun kami mencoba memberikan terapi farmakologi terlebih dahulu berupa IVFD
Asering 14 tpm, ceftriaxone 2 gr/24 j/iv, metronidazole 0,5 gr/8 jam/iv, novalgin 1
amp/ 12 jam/ iv. Setelah diberikan terapi ini, demam dan nyeri perut yang dialami
pasien berkurang pada hari kedua perawatan. Metronidazole merupakan derivat
nitroimidazole, efektif untuk amubiasis intestinal maupun ekstraintestinal., efek
samping yang paling sering adalah sakit kepala, mual, mulut kering. Ceftriakson
merupakan antibiotik golongan cephalosporin generasi ketiga bekerja efektif terhadap
kuman gram positif. Setelah pemberian anti biotik selama 7 hari sebaiknya di lakukan
USG kontrol untuk menilai efektifitas terapi terhadap abses tersebut,karena jika tidak
mengalami perubahan harus segera dikonsul ke bagian bedah digestive agar
dilakukan drainase sehingga tidak menyebabkan komplikasi. Sumber lain juga
mengatakan, apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di
atas tidak berhasil (72 jam) atau bila terapi dengan metronidazol
merupakan
kontraindikasi seperti pada kehamilan, perlu dilakukan aspirasi. Pada pasien ini
setelah diberikan terapi metronidazol dan ceftriaxone keadaannya membaik pada hari
kedua perawatan, namun belum dilakukan USG kontrol sampai hari ke 15 perawatan,
jadi belum dapat diketahui efektifitas anti biotik terhadap abses tersebut.1
PEMBAHASAN
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan
pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah di dalam
parenkim hati. Abses hati terbagi 2 secara umum, yaitu abses hati amuba dan abses
hati piogenik. Abses hati amuba merupakan salah satu komplikasi amebiasis
hanya
bentuk
trophozoit yang dapat menginvasi jaringan. Amuba ini dapat menjadi patogen dengan
mensekresi enzim cys-teine protease, sehingga melisiskan jaringan maupun eritrosit
dan menyebar keseluruh organ secara hematogen dan perkontinuinatum. Amuba
yang masuk ke submukosa memasuki kapiler darah, ikut dalam aliran darah
melalui vena porta ke hati. Di hati E. hystolitica mensekresi enzim proteolitik
yang melisis jaringan hati, dan membentuk abses. Lokasi yang sering adalah di
lobus kanan (70% - 90%), superfisial serta tunggal. Kecenderungan ini diperkirakan
akibat penggabungan dari beberapa tempat infeksi mikroskopik, serta disebabkan
karena cabang vena porta kanan lebih lebar dan lurus dari pada cabang vena porta
kiri. Ukuran
berhasil (72 jam) atau bila terapi dengan metronidazol merupakan kontraindikasi
seperti pada kehamilan, perlu dilakukan aspirasi. Aspirasi dapat dilakukan berulangulang secara tertutup atau dilanjutkan dengan pemasangan kateter penyalir. Pada
semua tindakan harus diperhatikan prosedur aseptik dan antiseptik untuk mencegah
infeksi sekunder. Cara aspirasi menguntungkan karena tidak mengganggu fungsi
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri Maharani, Abses hati. Cited on September 14th 2011.
http://bedahmataram.org
2. Wenas, Nelly Tendean. Waleleng,B.J. Abses hati piogenik. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. edisi 4 Editor Sudoyo AW, Setiohadi B, Alwi I,
dkk. Internal publishing. Jakarta; 2007: 415- 9, 460-1.
3. Nasriyadi Nasir, Abses Hepar;Amoebiasis Hati.
http://nasriyadinasir.blogspot.com/2012/04/abses-hepar-amoebiasis-hati.html