Anda di halaman 1dari 15

WAHAM

1. Definisi
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak
sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah
dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
(FK UNSRI, 2005). Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak
dapat dikurangi dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)
2. Etiologi
Penyebab dari waham antara lain bisa diketahui dari factor :
1) Faktor predisposisi
Faktor Biologis
a. Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal
b. Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik
c. Gangguan tumbuh kembang
d. Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
Faktor Genetik
Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia
Faktor Psikologis
a. Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif
b. Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan
c. Konflik perkawinan
d. Komunikasi double bind
Sosial budaya
a. Kemiskinan
b. Ketidakharmonisan sosial
c. Stress yang menumpuk
2) Faktor Presipitasi
Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari
kelompok.
Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat
halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita
Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi
realiata
3) Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
meliputi :
a. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengatasi ansietas
b. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
c. Menarik diri
d. Pada keluarga ; mengingkari
4) Perilaku (observasi kita ketika melihat/mendengarkan pasien mengalami
waham).
3. Proses terjadinya waham
1) Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak
menyenangkan.
2) Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang
menyalahartikan kesan terhadap kejadian
3) Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak
dapat diterima menjadi bagian eksternal
4) Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita
pada diri sendiri atau orang lain.
4. Jenis-jenis Waham
Ada beberapa jenis waham :
1) Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau
kejelekannya sedang dibicarakan
2) Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar,
umpamanya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda
didalam perutnya.
3) Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau
kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat
membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
4) Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5) Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak
dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang
tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik
6) Waham Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi
oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh
7) Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusah merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
8) Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
9) Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan
dirinya
5. Karakteristik atau Kriteria Waham
1) Klien percaya bahwa keyakinannya benar
2) Bersifat egosentris
3) Tidak sesuai dengan rasio atau logika
4) Klien hidup menurut wahamnya
6. Tanda dan Gejala
1) Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2) Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3) Perilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresif
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga

4) Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur



ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu
pertemuan, topik pembicaraan.
2. Keluhan utama / alasan masuk
Marah-marah, ngomel-ngomel, keluyuran, ngomong sendriri sejak
beberapa hari yang lalu
3. Faktor predisposisi
1) Genetik : diturunkan
2) Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks limbik
3) Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamin ,serotonin ,dan glutamat.
4) Virus : paparan virus influinsa pada trimester III
5) Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi ,ayah tidak peduli.
7. Faktor presipitasi
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3) Adanya gejala pemicu
8. Riwayat Penyakit masa lalu
Pasien pernah masuk rumahsakit jiwa beberapa bulan yang lalu
1) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
2) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
3) Sosial Budaya
Apakah pasien sering stress.
9. Aspek fisik / biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan.
Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada
keluhan.
10. Aspek psikososial
1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a. Citra tubuh: Klien mengatakan sangat menyukai bagian tubuh yang
dipandang lebih indah dibandingkan bagian yang lain.
b. Identitas diri: pasien mengaku derajatnya lebih tinggi daripada yang
lainnya
c. Peran: di rumah tidak pernah keluar rumah, sehinnga tidak ada aktinitas
yang dilakukan
d. Ideal diri: kebanyakan pasien memiliki kenyataan yang tidak sesuai
harapan
e. Harga diri: pasien merasa hidupnya merasa harga dirinya tinggi
3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan yaitu orang
tua (ibu), dan tidak mengikuti kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah: pasien rajin
melakukan ibadah.
5) Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi
selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran,
memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik
diri.
6) Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien sudah bisa mandiri, klien mampu menyiapkan
dan membersihkan alat makan secara mandiri.
b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
d. Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat.
7) Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
8) Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang
dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
9) Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi,
terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam
kehidupan bermasyarakat.
10) Pohon Masalah
Effect resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Core problem Perubahan proses pikir: waham

Causa Harga diri rendah Kronis







11) Masalah Keperawatan
Perubahan proses pikir: waham
resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
Harga diri rendah kronis
Intervensi
No Dx
Dx
Keperawat
an
Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Perubahan
isi 9iker :
waham

TUM :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan,
Klien tidak
terjadi perubahan
isi 9iker, waham.

TUK 1 :
Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya dengan
perawat
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
:
a. Menunjukkan
ekspresi wajah
bersahabat
b. Menunjukkan rasa
senang
c. Ada kontak mata,
mau berjabat tangan
d. Mau menyebutkan
nama
e. Mau menjawab
salam
f. Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
g. Mau mengutarakan
masalah yang
dihadapi
a. Bina hubungan. Saling percaya:
salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (topik, waktu,
tempat).
b. Jangan membantah dan mendukung
waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien saya
menerima keyakinan anda disertai
ekspresi menerima, katakan perawat
tidak mendukung disertai ekspresi
ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam
keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani
klien dan klien berada di tempat
yang aman, gunakan keterbukaan
dan kejujuran jangan tinggalkan
klien sendirian.
d. Observasi apakah wahamnya
mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri
TUK 2 :
Klien mampu
mengidentifikasi
kemampuan yang
dimiliki
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
:
a. Menunjukkan rasa
senag ketika diberi
pujian
b. Klien mampu
mengungkapkan
kemampuan yang
dimiliki
c. Klien
mengungkapkan
aktifitasnya sehari-
hari
d. Klien
mengungkapkan isi
wahamnya

a. Beri pujian pada penampilan dan
kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien
kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan
kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan
dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang
wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada.
Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting
TUK 3 :
Klien mampu
mengidentifikasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi.
a. Setelah dilakukan
interaksi selama 2
x Pertemuan klien
dapat :
b. Klien
mengungkapkan
kebutuhan selama
a. Observasi kebutuhan klien sehari-
hari.
b. Diskusikan kebutuhan klien yang
tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa sakit,
cemas, marah).
c. Hubungkan kebutuhan yang tidak
di rumah
c. Klien mampu
mengungkapkan
kebutuhan selama
di rumah sakit
d. Aktifitas
(pemenuhan
ADL) klien
mengalami
peningkatan
e. Klien dapat
mengintrepretasika
n bahasa non
verbal
f. Klien mampu
mengalokasikan
waktu uuntuk
wahamnya
terpenuhi dan timbulnya waham.
d. Tingkatkan aktivitas yang dapat
memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat
jadwal jika mungkin).
e. Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

2 Resiko
mencederai
diri sendiri
dan orang
lain
TUM:
Klien tidak
melakukan
tindakan
kekerasan pada
diri sendiri,
maupun orang
lain
TUK 1
Klien dapat
membina
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
:
a. Menunjukkan
ekspresi wajah
bersahabat
b. Menunjukkan rasa
senang
c. Ada kontak mata,
mau berjabat
a. Bina hubungan. Saling percaya:
salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak
yang jelas (topik, waktu, tempat).
b. Jangan membantah dan mendukung
waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien saya
menerima keyakinan anda disertai
ekspresi menerima, katakan perawat
tidak mendukung disertai ekspresi
hubungan saling
percaya
tangan
d. Mau menyebutkan
nama
e. Mau menjawab
salam
f. Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
g. Mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi

ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam
keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani
klien dan klien berada di tempat yang
aman, gunakan keterbukaan dan
kejujuran jangan tinggalkan klien
sendirian.
d. Observasi apakah wahamnya
mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri
TUK 2
Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab
perilaku
kekerasan yang
dilakukan
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
a. Menceritakan
penyebab perilaku
kekerasan yang
dilakukan
b. Menceritakan
penyebab perasaan
jengkel/ kesal baik
dari diri sendiri
maupun
lingkungan
a. Bantu pasien mengungkapkan
perasaan marahnya
b. Motivasi klien untuk menceritakan
penyebab rasa kesal atau jengkelnya
c. Dengarkan tanpa menyela atau
memberi penilaian setiap ungkapan
perasaan klien
TUK 3
Klien dapat
mengidentifikasi
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
a. Bantu klien mengungkapkan tanda-
tanda perilaku kekerasan yang
dialaminya
tanda-tanda
perilaku
kekerasan
menceritakan keadaan
a. Fisik : mata
merah, tangan
mengepal,
ekspresi tegang,
dan lain-lain
b. Emosional :
perasaan marah,
jengkel, bicara
kasar
c. Sosial:
bermusuhan yang
dialami saat
terjadi perilaku
kekerasan

b. Motivasi klien menceritakan kondisi
fisik saat perilaku kekerasan terjadi
c. Motivasi klien menceritakan kondisi
emosinya saat terjadi perilaku
kekerasan
d. Motivasi klien menceritakan kondisi
psikologisnya saat terjadi perilaku
kekerasan
e. Motivasi klien menceritakan kondisi
hubungan dengan orang lain saat
terjadi perilaku kekerasan
3
Harga diri
rendah
TUM :
Klien mampu
memiliki konsep
diri yang positif
TUK 1 :
Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya dengan
perawat
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
:
a. Ekpresi wajah
bersahabat,
menunjukkan rasa
senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan, mau
menyebutkan
nama, mau
menjawab salam,
a. Bina hubungan saling percaya dengan
mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik :
o Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
o Perkenalkan diri dengan sopan
o Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien
o Jelaskan tujuan pertemuan
o Jujur dan menepati janji
o Tunjukan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
o Beri perhatian kepada dan perhatikan
klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat,
mau mengutarakan
masalah yang
dihadapi.



kebutuhan dasar klien
TUK 2 :
Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif
yang dimiliki
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
:
a. Klien
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki
b. Kemampuan yang
dimiliki klien
c. Aspek positif
keluarga
d. Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
a. Diskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien dan buat
daftarnya jika klien tidak mampu
mengidentifikasi maka dimulai oleh
perawat untuk memberi pujian pada
aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien hindarkan
memberi penilaian negative
c. Utamakan memberi pujian yang
realistis
TUK 3 :
Klien dapat
menilai
kemampuan yang
Setelah dilakukan
interaksi selama 1 x
Pertemuan klien dapat
:
a. Diskusikan dengan klien kemampuan
yang masih dapat dilaksanakan selama
sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat
dimiliki untuk
dilaksanakan
a. Klien menilai
kemampuan yang
dimiliki untuk
dilaksanakan

dilanjutkan pelaksanaannya



Daftar Pustaka

Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar: Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik
ed.3. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith.2011. Buku Saku diagnose Keperawatan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai