Anda di halaman 1dari 34

Bellinda 11-2010-158

Monica Chrisilla 11-2010-076


Wisinarti 11-2010-002
Kamal 11-2010-040

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara
parameter kuantitatif iris dan sudut mata
tertutup.

Dilakukan dengan studi cross-sectional
prospektif
Populasi dipilih dari klinik glaukoma pada RS
Mata di Singapura
Populasi terbagi kedalam 3 kelompok bagian
dan kelompok kontrol peserta normal
Mata dengan sudut sempit dengan peripheral
anterior synechiae (PAS) dan/atau
peningkatan TIO (= TIO>21 mmHg) tetapi
tanpa kelainan neuropati optik glaukoma atau
hilangnya lapang pandang.
Mata dengan PAC dan neuropati optik
glaukoma (rasio vertical cup disc 0.7
dan/atau CD asimetris >0.2 dan/atau focal
notching) dengan hilangnya lapang pandang
yang sesuai pada uji perimetri otomatik statis
Adanya 2 dari gejala berikut: nyeri pada mata
atau disekitar mata; mual muntah; riwayat
keturunan kaburnya penglihatan intermiten
dengan halo;TIO >28 mmHg dengan
tonometri aplanasi
Dan, adanya 3 dari tanda berikut: injeksi
konjungtiva, udem pada epitel kornea,
pelebaran pupil yang tidak reaktif dan
kedangkalan bilik anterior.anda berikut:

Kelompok peserta dinyatakan normal : TIO
21 mm Hg dengan sudut terbuka, saraf optik
sehat dan lapang pandang normal, tidak ada
operasi sebelumnya dan tidak ada riwayat
glaukoma pada keluarga
Pengeluaran Pasien yang didiagnosis dengan
penutupan sudut sekunder, kelainan kornea,
riwayat APAC, laser iridoplasty, riwayat
operasi intraokuler dan peserta dengan terapi
miotik.
Menggunakan pencitraan AS-OCT (Visante,
Carl Zeiss Meditec) dalam kondisi ruang yang
gelap.

Protocol standar : segmen anterior pada bagian
tengah pupil sepanjang garis axis horizontal
(sudut nasal-temporal pada 0180).


Penyesuaian kekeruhan dan kepadatan
polarisasi untuk setiap pemeriksaan, dan
dilakukan beberapa kali, sehingga dapat
memilih hasil gambaran terbaik.



Yang secara otomatis akan menghitung
parameter iris, ketebalan iris (IT750,
IT2000, ITM), area iris (I-Area) dan
kelengkungan iris (I-Curv) (Gambar 1).





IT750 dan IT2000 didefinisikan sebagai
ketebalan iris 750 dan 2000 m dari sclera.
Pengukuran ini dilakukan dengan gambaran
sebuah lingkaran pada radius 750 m dengan
menggunakan sclera sebagai pusatnya.
ITM adalah nilai tertinggi dari ketebalan iris. Area
iris dihitung secara seluruh luas area dari
panjang iris. Untuk menghitung kelengkungan
iris, menarik garis dari titik perifer ke titik tengah
dari pigmen epithelium iris, kemudian garis
tegak lurus diperpanjang menuju titik
tercembung dari pigmen epithelium iris.
Gambar 1
Ilustrasi diagram skematik pengukuran secara
otomatis terhadap ketebalan iris (IT750,
IT2000, ITM), iris area (I-Area) dan
kelengkungan iris (I-Curv).
Data statistik dilakukan dengan
menggunakan paket statistic STATA V.9.2
(Stata Corp LP). Perbedaan dari parameter iris
pada pasien dengan sudut tertutup dengan
pasien normal, dievaluasikan dengan
menggunakan model regresi logistic untuk
menentukkan OR dan 95% CI. Berbagai jenis
OR disesuaikan berdasarkan usia, jenis
kelamin, ukuran pupil, dan ACD.
Selain itu, segmen anterior, ukuran pupil, jarak
sudut terbuka (AOD) dan angle recess area (ARA)
juga akan diukur.
AOD : garis yang ditarik dari iris anterior ke
endothelium kornea secara tegak lurus terhadap
trabekular pada jarak 500 m dari sclera.



ARA : daerah yang dibatasi oleh permukaan
iris anterior dan endothelium kornea, serta
garis tegak lurus antara permukaan iris
dengan endothelium kornea pada titik
750 m. Nilai rata-rata untuk pengukuran
temporal dan nasal pada 1 meridian
digunakan untuk analisis.
Sebanyak 196 pasien sudut mata tertutup
dari rumah sakit dan 1540 peserta normal
dari masyarakat diangkat untuk dijadikan
sampel.

Dari jumlah tersebut, 29 (14,8%) sudut mata
tertutup dan 387 (25,1%) peserta yang normal
dikeluarkan dari analisis karena mempunyai
masalah dalam mengidentifikasi iris oleh karena
bayangan dari sklera, meninggalkan sisa pasien
dengan sudut mata tertutup seramai 167
(terdiri dari 50 PACG 73 PAC dan 44 mata
sesama APAC) dan 1153 peserta yang normal
dalam analisis akhir.
Ada perbedaan signifikan antara kedua
kelompok untuk
usia (p <0,001)
jenis kelamin (p <0,001)
ACD (p <0,001)
ukuran pupil (p <0,001)
AOD (p <0,001)
ARA (p <0,001 )


Dibandingkan dengan populasi kontrol,
pasien dengan sudut mata tertutup lebih
banyak pada usia tua, ACD dangkal, sudut
mata sempit, ukuran pupil yang lebih kecil
dan lebih banyak pada peserta perempuan.

Mean Deviasi bidang visual (MD) di PAC,
PACG dan mata sesama kelompok APAC
adalah :
PAC : -3,31 (3,73) dB
PACG : -9,96 (8,70) dB
APAC : -5,29 (5,89) dB
Kasus sudut
tertutup
(n = 167)
Peserta normal
(n = 1153)
Nilai p
Usia 65,33 (8,33) 62,15 (7,72) <0,001
Pria (%) 54 (32.3) 560 (48.7) <0,001
Ras
Cina
Lain-lain
152 (93.4)
15 (6.6)
1012 (88,2)
135 (11.8)

0.36

Ukuran pupil , mm,
mean (SD) 3.87 (0.79) 4.17 (0.82) <0,001
ACD, mm, mean (SD)
AOD, mm, mean (SD)
2.10 (0.33)
0,17(),10)
3.19 (0.33)
0,27(0,0,13)
<0,001
<0,001
ARA, mm 2 , mean (SD) 0.14 (0.08) 0.22 (0.09) <0,001
Iris
Rata-rata (SD) di
mata sudut tertutup
(n = 167)
Rata-rata (SD) di
mata normal (n =
1153)
Berarti perbedaan
(95% CI) * Nilai p
TI 750 (mm) 0.499 (0.14) 0.451 (0.10)
0,048 (0,024,
0,072) <0,001
TI 2000
(mm) 0.543 (0.13) 0.479 (0.10)
0,063 (0,041,
0,085) <0,001
ITM (mm) 0.660 (0.13) 0.602 (0.10)
0,058 (0,036,
0,080) <0,001
I-Area
(mm 2 ) 1.645 (0.35) 1.570 (0.27)
0,075 (0,015,
0,135) 0.014
I-Curv (mm) 0.110 (0.27) 0.260 (0.12)
-0,328 (-0,361 -
0,294 Untuk) <0,001
Iris
Disesuaikan
(95% CI) * Nilai p
Multivariat
(95% CI) *
TI 750 1.3 (1.1, 1.6) 0.001 1,7 (1,1, 2,7)
TI 2000 1,4 (1,2, 1,7) <0,001 2.2 (1.3, 3.8)
ITM 1,5 (1,2, 1,8) <0,001 2.2 (1.3, 3.6)
I-Area 1.0 (0.9, 1.1) 0.880 1.1 (1.0, 1.3)
I-Curv 0,5 (0,4, 0,6) <0,001 0,4 (0,3, 0,5)
Tindakan
PAC (n = 50) PACG (n = 73) APAC (n = 44)
Normal
(n = 1153) Nilai Nilai p* Nilai Nilai p* Nilai Nilai p *
TI 750, mm,
mean (SD)
0.51
(0.25) <0,001
0.46
(0.11) 0.086
0.49
(0.14) 0.001 0.45 (0.08)
TI 2000, mm,
mean (SD)
0.55
(0.24) <0,001
0.50
(0.11) 0.001
0.52
(0.14) 0.001 0.48 (0.08)
ITM, mm,
mean (SD)
0.67
(0.24) <0,001
0.63
(0.13) <0,001
0.63
(0.15) 0.010 0.60 (0.07)
I-Area, mm 2 ,
mean (SD)
1.70
(0.47) 0.003
1.56
(0.34) 0.074
1.59
(0.67) 0.640 1.57 (0.23)
I-Curv, mm,
mean (SD)
0.10
(0.36) <0,001
0.11
(0.24) <0,001
0.11
(0.18) <0,001 0.26 (0.12)
Keterbatasan dari penelitian

Tidak dilakukannya pengukuran ketebalan
lensa, panjang aksial atau refraksi.
Ukuran sampel relatif kecil
Penelitian dilaksanakan dalam kondisi gelap,
dan perubahan dalam iris yang diinduksi oleh
kondisi pencahayaan yang berbeda tidak
dievaluasikan.

1. Sebagian sumber cahaya akan diblokir oleh
sclera dan pigmen dari iris. Sehingga dapat
mempengaruhi penilaian dari morfologi iris
2. AS-OCT juga menghasilkan gambar yang
mempunyai kadar bayangan yang tinggi.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan iris
meningkat mungkin memainkan peran dalam
patogenesis sudut mata tertutup.

Hal ini mungkin sangat penting pada mata
dengan bilik mata depan yang dangkal.

Dengan berjalannya proses penuaan dan
peningkatan ketebalan lensa yang diikuti
pendangkalan dari bilik mata depan.

Diduga ketebalan iris yang meningkat
menjadi faktor risiko pada mata dengan
sudut tertutup.
Penelitian ini membuktikan bahwa adanya
hubungan antara ketebalan iris dengan sudut
mata tertutup.

Anda mungkin juga menyukai