Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara parameter kuantitatif iris dan sudut mata tertutup.
Dilakukan dengan studi cross-sectional prospektif Populasi dipilih dari klinik glaukoma pada RS Mata di Singapura Populasi terbagi kedalam 3 kelompok bagian dan kelompok kontrol peserta normal Mata dengan sudut sempit dengan peripheral anterior synechiae (PAS) dan/atau peningkatan TIO (= TIO>21 mmHg) tetapi tanpa kelainan neuropati optik glaukoma atau hilangnya lapang pandang. Mata dengan PAC dan neuropati optik glaukoma (rasio vertical cup disc 0.7 dan/atau CD asimetris >0.2 dan/atau focal notching) dengan hilangnya lapang pandang yang sesuai pada uji perimetri otomatik statis Adanya 2 dari gejala berikut: nyeri pada mata atau disekitar mata; mual muntah; riwayat keturunan kaburnya penglihatan intermiten dengan halo;TIO >28 mmHg dengan tonometri aplanasi Dan, adanya 3 dari tanda berikut: injeksi konjungtiva, udem pada epitel kornea, pelebaran pupil yang tidak reaktif dan kedangkalan bilik anterior.anda berikut:
Kelompok peserta dinyatakan normal : TIO 21 mm Hg dengan sudut terbuka, saraf optik sehat dan lapang pandang normal, tidak ada operasi sebelumnya dan tidak ada riwayat glaukoma pada keluarga Pengeluaran Pasien yang didiagnosis dengan penutupan sudut sekunder, kelainan kornea, riwayat APAC, laser iridoplasty, riwayat operasi intraokuler dan peserta dengan terapi miotik. Menggunakan pencitraan AS-OCT (Visante, Carl Zeiss Meditec) dalam kondisi ruang yang gelap.
Protocol standar : segmen anterior pada bagian tengah pupil sepanjang garis axis horizontal (sudut nasal-temporal pada 0180).
Penyesuaian kekeruhan dan kepadatan polarisasi untuk setiap pemeriksaan, dan dilakukan beberapa kali, sehingga dapat memilih hasil gambaran terbaik.
Yang secara otomatis akan menghitung parameter iris, ketebalan iris (IT750, IT2000, ITM), area iris (I-Area) dan kelengkungan iris (I-Curv) (Gambar 1).
IT750 dan IT2000 didefinisikan sebagai ketebalan iris 750 dan 2000 m dari sclera. Pengukuran ini dilakukan dengan gambaran sebuah lingkaran pada radius 750 m dengan menggunakan sclera sebagai pusatnya. ITM adalah nilai tertinggi dari ketebalan iris. Area iris dihitung secara seluruh luas area dari panjang iris. Untuk menghitung kelengkungan iris, menarik garis dari titik perifer ke titik tengah dari pigmen epithelium iris, kemudian garis tegak lurus diperpanjang menuju titik tercembung dari pigmen epithelium iris. Gambar 1 Ilustrasi diagram skematik pengukuran secara otomatis terhadap ketebalan iris (IT750, IT2000, ITM), iris area (I-Area) dan kelengkungan iris (I-Curv). Data statistik dilakukan dengan menggunakan paket statistic STATA V.9.2 (Stata Corp LP). Perbedaan dari parameter iris pada pasien dengan sudut tertutup dengan pasien normal, dievaluasikan dengan menggunakan model regresi logistic untuk menentukkan OR dan 95% CI. Berbagai jenis OR disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin, ukuran pupil, dan ACD. Selain itu, segmen anterior, ukuran pupil, jarak sudut terbuka (AOD) dan angle recess area (ARA) juga akan diukur. AOD : garis yang ditarik dari iris anterior ke endothelium kornea secara tegak lurus terhadap trabekular pada jarak 500 m dari sclera.
ARA : daerah yang dibatasi oleh permukaan iris anterior dan endothelium kornea, serta garis tegak lurus antara permukaan iris dengan endothelium kornea pada titik 750 m. Nilai rata-rata untuk pengukuran temporal dan nasal pada 1 meridian digunakan untuk analisis. Sebanyak 196 pasien sudut mata tertutup dari rumah sakit dan 1540 peserta normal dari masyarakat diangkat untuk dijadikan sampel.
Dari jumlah tersebut, 29 (14,8%) sudut mata tertutup dan 387 (25,1%) peserta yang normal dikeluarkan dari analisis karena mempunyai masalah dalam mengidentifikasi iris oleh karena bayangan dari sklera, meninggalkan sisa pasien dengan sudut mata tertutup seramai 167 (terdiri dari 50 PACG 73 PAC dan 44 mata sesama APAC) dan 1153 peserta yang normal dalam analisis akhir. Ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok untuk usia (p <0,001) jenis kelamin (p <0,001) ACD (p <0,001) ukuran pupil (p <0,001) AOD (p <0,001) ARA (p <0,001 )
Dibandingkan dengan populasi kontrol, pasien dengan sudut mata tertutup lebih banyak pada usia tua, ACD dangkal, sudut mata sempit, ukuran pupil yang lebih kecil dan lebih banyak pada peserta perempuan.
Mean Deviasi bidang visual (MD) di PAC, PACG dan mata sesama kelompok APAC adalah : PAC : -3,31 (3,73) dB PACG : -9,96 (8,70) dB APAC : -5,29 (5,89) dB Kasus sudut tertutup (n = 167) Peserta normal (n = 1153) Nilai p Usia 65,33 (8,33) 62,15 (7,72) <0,001 Pria (%) 54 (32.3) 560 (48.7) <0,001 Ras Cina Lain-lain 152 (93.4) 15 (6.6) 1012 (88,2) 135 (11.8)
0.36
Ukuran pupil , mm, mean (SD) 3.87 (0.79) 4.17 (0.82) <0,001 ACD, mm, mean (SD) AOD, mm, mean (SD) 2.10 (0.33) 0,17(),10) 3.19 (0.33) 0,27(0,0,13) <0,001 <0,001 ARA, mm 2 , mean (SD) 0.14 (0.08) 0.22 (0.09) <0,001 Iris Rata-rata (SD) di mata sudut tertutup (n = 167) Rata-rata (SD) di mata normal (n = 1153) Berarti perbedaan (95% CI) * Nilai p TI 750 (mm) 0.499 (0.14) 0.451 (0.10) 0,048 (0,024, 0,072) <0,001 TI 2000 (mm) 0.543 (0.13) 0.479 (0.10) 0,063 (0,041, 0,085) <0,001 ITM (mm) 0.660 (0.13) 0.602 (0.10) 0,058 (0,036, 0,080) <0,001 I-Area (mm 2 ) 1.645 (0.35) 1.570 (0.27) 0,075 (0,015, 0,135) 0.014 I-Curv (mm) 0.110 (0.27) 0.260 (0.12) -0,328 (-0,361 - 0,294 Untuk) <0,001 Iris Disesuaikan (95% CI) * Nilai p Multivariat (95% CI) * TI 750 1.3 (1.1, 1.6) 0.001 1,7 (1,1, 2,7) TI 2000 1,4 (1,2, 1,7) <0,001 2.2 (1.3, 3.8) ITM 1,5 (1,2, 1,8) <0,001 2.2 (1.3, 3.6) I-Area 1.0 (0.9, 1.1) 0.880 1.1 (1.0, 1.3) I-Curv 0,5 (0,4, 0,6) <0,001 0,4 (0,3, 0,5) Tindakan PAC (n = 50) PACG (n = 73) APAC (n = 44) Normal (n = 1153) Nilai Nilai p* Nilai Nilai p* Nilai Nilai p * TI 750, mm, mean (SD) 0.51 (0.25) <0,001 0.46 (0.11) 0.086 0.49 (0.14) 0.001 0.45 (0.08) TI 2000, mm, mean (SD) 0.55 (0.24) <0,001 0.50 (0.11) 0.001 0.52 (0.14) 0.001 0.48 (0.08) ITM, mm, mean (SD) 0.67 (0.24) <0,001 0.63 (0.13) <0,001 0.63 (0.15) 0.010 0.60 (0.07) I-Area, mm 2 , mean (SD) 1.70 (0.47) 0.003 1.56 (0.34) 0.074 1.59 (0.67) 0.640 1.57 (0.23) I-Curv, mm, mean (SD) 0.10 (0.36) <0,001 0.11 (0.24) <0,001 0.11 (0.18) <0,001 0.26 (0.12) Keterbatasan dari penelitian
Tidak dilakukannya pengukuran ketebalan lensa, panjang aksial atau refraksi. Ukuran sampel relatif kecil Penelitian dilaksanakan dalam kondisi gelap, dan perubahan dalam iris yang diinduksi oleh kondisi pencahayaan yang berbeda tidak dievaluasikan.
1. Sebagian sumber cahaya akan diblokir oleh sclera dan pigmen dari iris. Sehingga dapat mempengaruhi penilaian dari morfologi iris 2. AS-OCT juga menghasilkan gambar yang mempunyai kadar bayangan yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan iris meningkat mungkin memainkan peran dalam patogenesis sudut mata tertutup.
Hal ini mungkin sangat penting pada mata dengan bilik mata depan yang dangkal.
Dengan berjalannya proses penuaan dan peningkatan ketebalan lensa yang diikuti pendangkalan dari bilik mata depan.
Diduga ketebalan iris yang meningkat menjadi faktor risiko pada mata dengan sudut tertutup. Penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara ketebalan iris dengan sudut mata tertutup.