Anda di halaman 1dari 18

Team penyusun

Linny luciana
Angela rosalina
Lydia
Yopih Yohanes

Penjelasan mengenai penyakit
Blefarokeratokonjungtivitis pada anak-anak
masih kurang.
Penelitian ini mengelompokkan tentang
kumpulan-kumpulan gejala (BKC) penyakit
dan menilai nya dari segi epidemiologi,
tingkatan penyakit, dan penanganannya.

Anak-anak dari klinik kornea dan penyakit
eksternal di Moorfields Eye Hospital,
London.
44 anak-anak ( 20 kulit putih, 22 Asia, 2
Timur Tengah, nilai tengah usia 5,4 (antara
1-14 tahun) dengan diagnosis BKC rata-rata
saat berumur 7 tahun.
Pengambilan swab dengan lidi kapas ; dengan
memasukkan ke saluran di margin kelopak
dan pada konjungtiva tarsal bagian bawah.
Kedua swab diletakkan di sediaan agar darah
untuk di kultur dan diteliti sensitivitasnya.

kumpulan penyakit yang biasanya
berkaitan dengan blefaritis anterior atau
posterior margin kelopak mata, disertai
episode konjungtivitis, dan keratopati
termasuk erosi punctat, keratitis punctat,
phlyctenules, keratitis marginalis, dan
ulkus.
episode kronik berulang
mata merah
Berair
Fotofobia
blefaritis termasuk kista dari kelenjar
Meibom yang berulang
keratitis
Kriteria eksklusi : riwayat alergi atopi,
konjungtivitis alergi, atau
keratokonjungtivitis vernal
Gejala klinis dan
tanda dinilai
berdasarkan
tingkatan
ringan,
sedang,
berat

BKC ringan-sedang
antibiotic topical spectrum luas jangka pendek,
biasanya kloramfenikol. Tetes mata diberikan 4 x
sehari dan salep diberikan pada margin kelopak
pada malam hari untuk 1 bulan,
setelah itu diberikan penjelasan tentang
penggunaan salep saja pada malam hari selama
2-3 bulan
sambil tetap menjaga kebersihan kelopak.
Pasien diperiksa lagi 1, 2, 3, dan 6 bulan setelah
kedatangan pertama, lalu dalam jangka waktu 3
bulan sampai mereka dapat melakukan
pembersihan kelopak sendiri secara rutin.

BKC sedang-berat atau berat,
eritromisin sistemik 30-40mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama
3 minggu, selanjutnya 2 kali sehari selama 4-6 minggu,
tetes mata antibiotic spectrum luas (kloramfenikol 4 kali sehari
selama 4-6 minggu), dan penggunaan kloramfenikol salep untuk
pinggir kelopak mata saat malam untuk mengurangi masukan
bakteri.
Kortikosteroid topical (prednisone 0,3-0,5%, atau
fluorometholone 0,1% 4x sehari untuk 4-6 minggu, lalu frekuensi
diturunkan menjadi 1 atau 2x sehari setelah 2-3 bulan atau lebih)
digunakan untuk mengontrol inflamasi kornea dan konjungtiva.
Jika ada kornea phlyctens deksametasone topical 0,1% digunakan
2 sampai 4x sehari sampai 2 bulan sebelum menurunkan kekuatan
dan frekuensinya.
Pasien ini diperiksa pada 2 dan 4 mingu setelah presentasi, lalu
setelah rentang 4-8 minggu. Tekanan intraocular dinilai di semua
kasus.
Distribusi dari gejala klinik diantara group
etnik di evaluasi dengan tes Pearsons X
2
untuk gabungan dan tes ketepatan Fishers
untuk nomor kecil, menggunakan paket
perangkat lunak SPSS 11.5.1 untuk Windows.

penyakit ini paling berat terjadi pada anak-anak
di Negara Asia dan Timur Tengah (p<0,001), yang
mempunyai nilai resiko statistic lebih tinggi
terjadi keratitis punctata subepithelial
(p=0,008), vaskularisasi kornea (p<0,001), dan
ulkus kornea marginalis (p=0,003), daripada
kelompok kulit putih.
15 anak-anak mempunyai kultur positif pada
swab dari kelopak mata.
Kebanyakan anak akan mengalami pengurangan
gejala dan tanda dengan pengobatan,
progresivitas penyakit setelah umur 8 tahun
jarang ditemukan.

Anak yang terkena berumur antara 1 dan 14
tahun(median 5,4) dengan merah dan iritasi
kronik mengakibatkan gesekan mata yang
konstan dan fotofobia.
Selama periode pengamatan kami pada umur 7
tahun (range 0,58-12), gejala dan tanda
berkurang dengan pengobatan, dan progresivitas
penyakit pada umur 8 tahun jarang terjadi.
Kebanyakan pada kasus berat, namun,
membutuhkan terapi dengan waktu yang
panjang. Penemuan ini sesuai dengan Farpour et
al yang mengamati 8 anak dengan BKC untuk
waktu yang singkat 8,3 bulan (range 2-23).
Dengan perbandingan, cohort mereka di
mana lebih muda (3,2 tahun (range 0,5-8
tahun)), munculnya gejala dan tanda terjadi
dalam 2 bulan pengobatan; namun, semua
rekuren dalam pengamatan membutuhkan
pengulangan terapi dan pengobatan jangka
panjang tidak diperlukan.

Anak- anak Asia dan Timur Tengah sering pada kultur yang diambil dari
kelopak dan konjungtiva ditemukan stafilokokus aureus tumbuh.
Tidak ada penjelasan yang jelas dari penemuan ini.
strategi pengobatan bertujuan pada
(i) mengurangi stimulus dari penyakit dengan menurunkan populasi lokal
dari stafilokokus,
(ii) memperbaiki disfungsi dari kelenjar meibom,
(iii) mengurangi respon imun lokal dari host.

Antibiotik sistemik pilihan adalah eritromicin. Ini aman digunakan untuk
anak di bawah umur 8 tahun,
5-7
dan telah digunakan sebelumnya pada
beberapa kasus anak dengan BKC.
5,6

Seperti tetrasiklin pada orang dewasa,
8,9
macrolide, seperti eritromicin,
tampak penetrasi dan akumulasi pada kelenjar meibom yang
mempengaruhi komposisi sebum, sama baiknya dengan menghambat
sintesis protein bakteri dan produksi lipase. Ini tidak jelas jika antibiotik
juga mengubah flora mata atau sebagai antigen yang menstimulasi respon
imun.

Pada kesimpulannya, data kami mempunyai
karakteristik sindrom BKC pada anak-anak, dan
menemukan penyakit tersebut sebagai penyakit
tersering anak-anak pada penyakit klinik
eksternal dan kornea pada pusat penyerahan
ketiga kami.
Penyakit paling berat terjadi pada populasi Asia
dan Timur Tengah. Progresivitas jarang setelah
umur 8 tahun meskipun pengobatan jangka
panjang diperlukan sampai umur 15 tahun pada
segolongan kecil anak.
Selanjutnya penelitian ini ditujukan untuk
menemukan ketepatan imunopatogenesis dan
komponen genetik dari penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai