Anda di halaman 1dari 5

1

PENDAHULUAN
Aleksitimia adalah kepribadian yang ditandai dengan ketidakmampuan sub-klinis untuk
mengidentifikasi dan menggambarkan emosi di dalam dirinya. Karakteristik utama dari
aleksitimia ditandai dengan adanya disfungsi dalam kesadaran emosional, hubungan sosial dan
hubungan interpersonal. Selanjutnya, individu yang menderita aleksitimia juga mengalami
kesulitan dalam membedakan dan menghargai emosi orang lain, yang dianggap menyebabkan
ketidak-empatian dan tidak efektif dalam menanggapi emosi.
Prevalensi aleksitimia sekitar 10% dari populasi umum dan dikenal sebagai komorbiditas
dengan sejumlah kondisi kejiwaan.
Istilah alexithymia diciptakan oleh psikoterapis Peter Sifneos pada tahun 1973, yang berasal
dari bahasa Yunani a (no) lexi (word) thumia (emotion or feeling), maksudnya adalah
emosi yang tidak bisa diungkapkan.
1
Orang-orang yang menderita Alexithymia dikenal sebagai sosok yang terlalu logis, tidak
sentimentil, tidak bersahabat karena kurang empati, membuat keputusan pribadi berdasarkan
prinsip, bukan perasaan. Kondisi ini karena si penderita tidak mampu mengeluarkan apa yang
dirasakannya. Setiap orang biasanya tahu apa yang dirasanya salah dan mengerti bagaimana
cara menggambarkan perasaannya. Tapi orang yang memiliki alexithymia akan sulit
mengungkapkan perasaannya, bahkan tidak tahu emosi apa yang dirasakannya. Biasanya orang
dengan gangguan ini lebih banyak menyendiri, memiliki kemampuan empati yang kurang,
mengalami kesulitan besar dalam memahami dan merespons perasaan orang lain.
Orang yang secara verbal tidak bisa mengekspresikan emosi negatif yang dirasakannya akan
mengalami kesulitan untuk menetralkan emosi dalam tubuhnya, seperti dikutip
dari Psychiatrictimes.
Sebelumnya, alexithymia sering dianggap disertai dengan gangguan psikosomatis yang
melibatkan gejala fisik dari tubuh yang diperburuk oleh pikirannya, seperti orang yang sangat
marah tapi tidak bisa mengekspresikan kemarahannya akan mengalami sakit perut.
2

Namun ternyata keluhan ini bisa muncul dalam bentuk yang berbeda, bahkan dalam studi
terbaru diketahui pada beberapa orang dengan alexithymia justru tidak menunjukkan keluhan
fisik apa pun.
EPIDEMIOLOGI
Dalam studi populasi umum tingkat alexithymia ditemukan dipengaruhi oleh usia, tingkat
alexithymia pada kontrol sehat telah ditemukan pada: 8.3% (2 dari 24 orang), 4,7% (2 dari 43 );
8,9% (16 dari 179), dan 7% (4 dari 56). Lalu, pada beberapa studi telah dilaporkan bahwa
prevalensi aleksitimia kurang dari 10 %. Pada studi kasus, prevalensi aleksitimia lebih tinggi
pada pasien laki-laki dari pada wanita.
2
Dalam studi lain, alexithymia ditemukan menjadi sekitar 13% dari populasi, dengan laki-laki
(17%) hampir dua kali lebih mungkin akan terpengaruh sebagai perempuan (10%). Secara
khusus, pria dinilai lebih tinggi dalam kesulitan menggambarkan perasaan dan pemikiran
berorientasi eksternal, tetapi tidak ada perbedaan jenis kelamin apapun dalam kesulitan dalam
mengidentifikasi perasaan.

DALAM PENYAKIT MEDIS DAN PSIKIATRIS
Aleksitimia sering berhubungan dengan gangguan lain dengan prevalensi 85% pada Autistic
Spectrum Disorders, 40% pada Post Traumatic Stress Disorder, 63% pada Anorexia Nervosa, dan
56% pada Bulimia, 45% pada Major Depressive Disorder, 34% pada Panic Disorder, dan 50%
pada Penyalahgunaan Zat.
Penelitian menunjukkan bahwa alexithymia tumpang tindih dengan sindrom Asperger. Dalam
sebuah studi tahun 2004, Uta Frith melaporkan adanya tumpang tindih dan bahwa setidaknya
setengah dari kelompok sindrom Asperger memperoleh skor dari Toronto Alexithymia Scale
(TAS-20) yang mengklasifikasikan mereka sebagai sangat terganggu. Fitzgerald & Bellgrove
menunjukkan bahwa, "Seperti alexithymia, sindrom Asperger juga ditandai dengan gangguan
3

inti dalam bicara dan bahasa dan hubungan sosial" Hill & Berthoz setuju dengan Fitzgerald &
Bellgrove (2006) dan dalam menanggapi, menyatakan bahwa "ada beberapa bentuk tumpang
tindih antara alexithymia dan ASDs.
Beberapa peneliti juga mengungkapkan bahwa alexithymia melibatkan risiko lebih tinggi
mengalami gangguan kepribadian tertentu, dan berkorelasi dengan penyakit tertentu, seperti
hipertensi, penyakit radang usus, dispepsia fungsional, gangguan seksual, gangguan
penggunaan zat, dan beberapa gangguan kecemasan. Alexithymia lebih lanjut terkait dengan
gangguan psikosomatis seperti sakit kepala migrain, nyeri punggung bawah, sindrom iritasi
usus, asma, mual, alergi, dan fibromyalgia.

KLASIFIKASI
Aleksitimia dianggap sebagai cirri kepribadian yang menempatkan suatu individu pada risiko
gangguan medis maupun gangguan kejiwaan. Aleksitimia tidak di klasifikasikan sebagai
gangguan mental pada DSM-IV. Orang dengan aleksitimia dapat diukur dengan kuesioner
seperti Toronto Alexithymia Scale (TAS-20), The Bermond-Vorst Alexithymia Questionnaire
(BVAQ), The Online Alexithymia Questionnaire (OAQ-G2), or Observer Alexithymia Scale (OAS).
3
Aleksitimia diartikan menjadi :
1. Kesulitan untuk mengidentifikasi perasaan dan membedakan antara perasaan dan
sensasi tubuh dari emosi.
2. Kesulitan menggambarkan perasaan kepada orang lain.
3. Kesulitan dalam proses berimajinasi.
4

Psikolog Bagby dan Psikiater Taylor juga menyarankan bahwa mungkin ada dua jenis
alexithymia, "alexithymia primer" yang merupakan sifat psikologis abadi yang tidak mengubah
dari waktu ke waktu, dan "alexithymia sekunder" yang tergantung keadaan dan menghilang
setelah situasi stres telah berubah . Kedua manifestasi alexithymia yang dinyatakan disebut
"trait" atau "state" alexithymia.
4

Saat ini diketahui ada 2 jenis alexithymia yaitu:
1. Alexithymia state, biasanya memiliki sebab yang spesifik dan merupakan kondisi sementara.
Salah satu contoh penyebab paling umum dari kondisi ini adalah post traumatic stress disorder
(PTSD) akibat peristiwa mengerikan yang dialaminya.
2. Alexithymia trait, yaitu suatu karakteristik yang melekat dalam kepribadian seseorang. Tipe
ini bisa disebabkan oleh bawaan atau peristiwa yang terkait di usia dini, misalnya
penyalahgunaan atau penelantaran.
Seseorang yang memiliki alexithymia akan ditandai oleh beberapa hal dalam kehidupan sehari-
harinya yaitu:
1. Sulit untuk berbicara tentang emosinya sendiri
2. Sering dianggap oleh orang lain sebagai sosok yang terlalu logis, tidak sentimentil, tidak
bersahabat karena kurang empati
3. Akan merasa bingung dengan reaksi emosional orang lain
4. Memberikan jawaban yang bertele-tele untuk suatu pertanyaan yang sederhana
5. Jarang melamun atau berimajinasi tentang prospek dirinya di masa depan
6. Memiliki reaksi yang tenang mengenai karya seni, sastra atau musik
7. Membuat keputusan pribadi berdasarkan prinsip, bukan perasaan
8. Kadang menderita gangguan fisiologis seperti sakit perut, muka memerah, sakit kepala






5

DAFTAR PUSTAKA
1. Alexithymia. Diunduh dari http://psychology.wikia.com/wiki/Alexithymia pada tanggal
04 November 2013.
2. Sifneos PE: The prevalence of alexithymic characteristics in psychosomatic patients.
Psychother Psychosom 1973, 22:255-262
3. Online Alexithymia Questionnaire G2. Diunduh dari http://www.alexithymia.us/test-
alex.html
4. Neuroimaging Studies of Alexithymia. Diunduh dari
http://www.bpsmedicine.com/content/7/1/8 pada tanggal 04 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai