Anda di halaman 1dari 49

BAB 4

TINDAKAN AWAL
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Melakukan persiapan umum sebelum
tindakan kegawatdaruratan obstetri
Melaksanakan penilaian awal dan tindakan
cepat tindakan kegawat daruratan
obstetri
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
KEGAWATDARURATAN
Semua peralatan (instrumen / medikamentosa)
harus sudah selalu tersedia
Uji fungsi masing-masing alat harus selalu
dilakukan secara berkala
Semua instrumen yang dipergunakan juga harus
berada dalam keadaan steril atau minimal
desinfeksi tingkat tinggi
Setelah digunakan semua instrumen (bukan
sekali pakai) dilakukan kembali tindakan
dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi/DTT
(bila dipersyaratkan).
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini,
peserta akan mampu untuk
melaksanakan persiapan umum dan
kewaspadaan universal serta
pengelolaan alat / tenaga kesehatan
terpapar dan pembuangan sampah
dalam upaya menciptakan
lingkungan yang aman.
TUJUAN KHUSUS
Untuk mencapai tujuan umum, peserta akan
dapat:
Melakukan persiapan umum sebelum
tindakan kegawat daruratan obstetri &
neonatal
Melaksanakan kewaspadaan universal
dalam setiap tindakan kegawat daruratan
obstetri
Mempersiapkan dan melaksanakan
Pelatihan Penanganan Gawat Darurat
Obstetri
PERSIAPAN UMUM
Persetujuan tindakan medik
Beritahukan pada ibu apa yang akan
dikerjakan dan berikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan
Berikan dukungan emosional dan jaminan
pelayanan
Pelajari keadaan umum (kesadaran, tensi,
nadi, nafas) untuk memastikan bahwa
ditemukan keadaan yang merupakan indikasi
dan syarat untuk tindakan obstetrik dan
mengatasi renjatan
PERSIAPAN UMUM
Persiapan tindakan
Tindakan pencegahan infeksi sederhana
Uji fungsi dan kelengkapan peralatan
(medikamentosa, instrument, lembar catatan medik
dan persetujuan tindakan)
Persiapan penolong operator dan asisten
Perlindungan terhadap risiko penularan infeksi
Instrument / peralatan bantuan
Persiapan bayi
Instrument (medikamentosa dan peralatan)
KESIAPAN TERHADAP
KEGAWATDARURATAN
TANGGUNG JAWAB PERAWAT, BIDAN DAN DOKTER
Memastikan semua staf di tempat
pelayanan/perawatan kesehatan telah:
Mengetahui tugas masing-masing
Mengetahui merespon pasien dengan kondisi gawat
darurat.
Mampu mengidentifikasi ibu dengan tanda bahaya
kehamilan atau persalinan yang sudah maju
(advanced labor)
Membawa ke tempat perawatan dan memanggil
tenaga kesehatan terlatih
Bekerja sama merencanakan pengelolaan pasien
gawat darurat
Memberikan informasi dan pelatihan yang dibutuhkan
oleh setiap staf
INGAT
Ibu dengan perdarahan penanganannya tidak bisa
ditunda.
Setiap petugas harus selalu siap membantu jika pasien
datang dengan kondisi gawat darurat obstetri / neonatal
atau dengan tanda dan gejala persalinan maju.
Membawa ibu ke tempat perawatan dan segera
memanggil petugas.
Semua staf di tempat perawatan harus dapat melakukan
pemeriksaan cepat.
Peralatan gawat darurat harus disiapkan kembali setiap
kali setelah dipakai.
Semua bahan dan peralatan harus didekontaminasi,
dibersihkan dan di-DTT atau segera disterilisasi setelah
dipakai.
PENILAIAN AWAL CEPAT
Perhatikan ibu :
Apakah ada yang membawa ibu ke tempat
perawatan ? (Kemungkinan tanda-tanda syok
).
Apakah ada darah pada pakaian atau lantai di
bawah ibu ? (Tanda-tanda bahaya perdarahan
dalam kehamilan).
Apakah ibu mendengkur, merintih, atau
meneran ? (Kemungkinan tanda-tanda
persalinan maju)
PENILAIAN AWAL CEPAT
Tanyakan kepada ibu atau yang
menemani ibu, apakah sekarang atau ibu
baru mengalami :
Perdarahan per vaginam
Sakit kepala berat/ atau gangguan
penglihatan
Kejang atau tidak sadar
Kesulitan bernapas
Demam
Nyeri abdomen berat
Sakit yang berhubungan dengan persalinan
PENILAIAN AWAL CEPAT
Jika ibu mengalami satu atau lebih tanda-
tanda bahaya tersebut, atau tanda dan
gejala persalinan maju, segera :
Minta bantuan
Tetap bersama ibu. Fokuskan perhatian pada
ibu
Jangan biarkan ibu sendirian
Hubungi petugas kesehatan terlatih.
MERESPONS KONDISI GAWAT
DARURAT
Petugas terlatih harus melakukan pemeriksaan
cepat untuk menentukan tindakan apa yang
perlu dilakukan untuk menstabilkan kondisi,
menangani dan merujuk pasien.
Tetap bersama ibu. Fokuskan perhatian pada
ibu.
Jangan biarkan ibu sendirian
Awasi ibu. Minta staf atau siapa saja yang
bersama ibu untuk mengawasinya
MINTALAH BANTUAN
Posisikan ibu berbaring dan bertumpu pada sisi
kirinya dengan kaki ditinggikan.
Ajak bicara dan tenangkan ibu. Tanyakan gejala
apa yang dialami ibu dan kapan mulai
dialaminya.
Lakukan pemeriksaan cepat (tekanan darah,
denyut jantung, kecepatan napas, suhu tubuh
dan warna kulit)
Periksa apakah ada perdarahan dan perkirakan
volume darah yang hilang.
MERESPONS KONDISI GAWAT
DARURAT
PENILAIAN AWAL & CEPAT
Jika tanda-tanda bahaya telah diidentifikasi
selama pemeriksaan kilas, segerala lakukan
penilaian awal dengan cepat (Rapid Initial
Assessment/RIA) untuk menentukan tingkat
kesakitan ibu dan mengkaji kebutuhan
tindakan gawat darurat yang diperlukan
untuk menstabilkan kondisi ibu.
Walaupun ibu tidak menunjukkan tanda-tanda
syok saat pemeriksaan, hal ini tidak berarti ia
tidak akan mengalami syok; oleh karena itu
tetaplah waspada.
Curigai atau antisipasi adanya syok jika timbul
hal-hal berikut ini :
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan
Perdarahan pervaginam selama atau setelah
persalinan
Infeksi
Trauma
PENILAIAN AWAL & CEPAT
GANGGUAN PERNAPASAN
Perhatikan :
Henti napas
Bernapas cepat ( 30 /menit)
Bernapas terputus-putus atau megap-megap
Pucat atau warna kulit agak biru (sianosis)
Periksa :
Mulut jika ada benda asing (seperti sisa
makanan)
Paru-paru, apakah ada bunyi mendesah atau
ronchi
STABILISASI PASIEN
JIKA IBU TIDAK BERNAPAS
Minta bantuan
Upayakan agar ibu tetap pada posisi terlentang
dengan kepala dimiringkan ke belakang
Angkat dagu ibu agar jalan napas membuka
Periksa kedalam mulut ibu apakah ada benda
asing atau makanan, jika ada keluarkan.
Bersihkan sekresi dari kerongkongan ibu.
Lakukan ventilasi dengan ambubag dan sungkup
sampai ibu bisa bernapas.
STABILISASI PASIEN
JIKA IBU BERNAPAS TETAPI MASIH
MENGALAMI GANGGUAN NAPAS :
Minta bantuan
Segera evaluasi tanda vital (tekanan darah,
denyut jantung, pernapasan)
Posisikan ibu berbaring dan bertumpu pada sisi
kiri badannya dan ganjal punggungnya dengan
dua bantal guling.
Berikan oksigen 4 6 lt/men jika tersedia
Segera rujuk
PERTIMBANGKAN
Anemia berat
Gagal jantung
Lihat kesulitan bernapas
PENILAIAN AWAL & CEPAT
SYOK
Perhatikan
Kecepatan bernapas ( 30 kali/menit)
Kulit dingin dan lembab
Pucat sekitar konjungtiva, telapak tangan dan sekitar
mulut
Perspirasi
Gelisah dan bingung
Tidak sadarkan diri
Periksa
Denyut jantung ( 110 kali/menit) dan lemah
Tekanan darah, sistolik 90 mmHg atau kurang
Produksi urin : < 30 ml/jam
STABILISASI PASIEN
Minta bantuan
Miringkan ibu ke samping untuk
meminimalkan risiko aspirasi jika ia muntah dan
untuk memastikan agar jalan napas membuka
Pastikan bahwa ibu bernapas
Jaga agar ibu tetap hangat tetapi JANGAN
sampai berlebihan
Tinggikan posisi kaki
Mulai berikan Infus secara IV atau larutan
rehidrasi per oral
STABILISASI PASIEN
Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit
Nilai ulang respon ibu terhadap cairan dalam 30 menit
untuk melihat apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda
kondisi ibu membaik adalah :
Denyut jantung 90 kali/menit
Tekanan darah : sistolik 100 mmHg
Rasa bingung dan gelisah berkurang
Produksi urin : 30 mL/jam
Jika kondisi ibu membaik, atur kecepatan cairan infus IV
menjadi 1 L dalam 6 jam. Tentukan penyebab syok dan
berikan tindakan atau rujuk jika perlu.
Jika ibu tidak membaik atau kondisinya tidak stabil,
segera rujuk.
Pertimbangkan
Abortus inkomplit
Kehamilan ektopik
Plasenta previa
Ruptura uteri
Lihat perdarahan per
vaginam pada awal
kehamilan
Atonia uteri
Retensio plasenta
Laserasi
Lihat perdarahan per
vaginam setelah
persalinan
Abortus septik
Metritis
Petritonitis
Lihat demam setelah
persalinan
Ruptura uteri
Lihat nyeri abdomen
pada kehamilan lanjut
atau setelah
persalinan

Pedoman pemberian cairan IV /
Larutan Rehidrasi Oral (LRO)
Pakai jarum yang paling besar ( 16 G)
Segera berikan infus Ringer Laktat atau Normal
saline pada kecepatan 1 L per 15 20 menit
Berikan paling kurang 2 L cairan dalam 1 jam
pertama
HANYA jika tidak bisa memberikan cairan
IV (untuk alasan apapun, berikan LRO menurut
pedoman berikut ini :
Jika ibu bisa minum, masih sadar dan tidak
mengalami (atau sekarang tidak mengalami) kejang,
berikan LRO 300-500 mL dalam 1 jam pertama
melalui mulut.
Jika ibu tidak bisa minum, tidak sadarkan diri,
atau sedang mengalami (atau barusan
mengalami) kejang, berikan LRO 500 mL secara
rektal selama 20 30 menit, sesuai dengan
pedoman berikut ini :
Isi tempat yang bersih dengan 500 mL
cairan
Alirkan air sampai ke ujung selang dan jepit
ujungnya
Masukan selang yang sudah diberi pelumas
sekitar 10 cm (3-4 inci) ke dalam rektum
Alirkan air perlahan-lahan.
Pedoman pemberian cairan IV /
Larutan Rehidrasi Oral (LRO)
Catatan
Jika syok terjadi akibat perdarahan, upayakan
untuk mengganti dua atau tiga kali cairan yang
diperkirakan hilang.
Kecuali ibu mempunyai kesadaran penuh dan
alert, JANGAN berikan cairan lewat mulut.
Untuk mengalirkan air akan memakan waktu
sekitar 20 30 menit. Jika dialirkan terlalu
kencang, ibu akan mengalami cram abdomen
dan akan menolak air tersebut keluar tubuhnya.
PENILAIAN AWAL & CEPAT
KEJANG / HILANG KESADARAN
Tanyakan :
Kehamilan ?
Umur kehamilan?
Periksa
Tekanan darah: diastolik 90 mmHg
Suhu: 38 C
Stabilisasi
Minta bantuan
Jangan tinggalkan ibu sendirian
Hindarkan ibu dari terluka, tetapi jangan
terlalu aktif menahan ibu.
Jika ibu tidak sadarkan diri :
Cek jalan napas
Posisikan ibu berbaring menyamping ke sisi
kiri badannya dan dukung punggung ibu
dengan dua bantal guling
Periksa apakah lehernya tegang/kaku
Jika ibu kejang
Miringkan ibu ke samping untuk mengurangi risiko aspirasi dan
memastikan jalan napas membuka.
Berikan dosis MgSO4 (magnesium sulfat)
Berikan larutan MgSO4 4 g IV selama 5 menit. Beritahukan
kepada ibu bahwa ia akan merasa hangat setelah pemberian
magnesium sulfat.
Segera ikuti dengan magnesium sulfat 10 g dengan suntikan IM
dalam (5 g di setiap sisi pinggul) dengan 2% lignocaine 1 mL
pada spuit yang sama. Pastikan bahwa teknik aseptik digunakan
saat memberikan suntikan IM dalam.
Jika kejang tidak berhenti atau muncul kembali setelah 15
menit, berikan MgSO4 2 g IV selama 5 menit.
Jika terjadi gangguan napas, berikan kalsium glukonat 1 g (10
mL dari larutan 10%) IV secara perlahan-lahan selama 10 menit.
Sebelum ibu diberikan dosis Magnesium
sulfat, pastikan bahwa:
kecepatan napas paling kurang 16 kali per
menit,
ada refleks lutut,
produksi urin paling kurang 30 mL per jam
selama 4 jam
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA
DAN EKLAMPSIA
Alternatif I
Dosis awal








Dosis
Pemeliharaan
MgSO4 4 g IV sebagai larutan
40% selama 5 menit

Segera dilanjutkan dengan 15
ml MgSO4 (40%) 6 g dalam
larutan Ringer Asetat / Ringer
Laktat selama 6 jam
Jika kejang berulang setelah 15
menit, berikan MgSO4 (40%) 2
g IV selama 5 menit

MgSO4 1 g / jam melalui infus
Ringer Asetat / Ringer Laktat
yang diberikan sampai 24 jam
postpartum
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Alternatif II Dosis awal

Dosis pemeliharaan




Sebelum pemberian MgSO4
ulangan, lakukan
pemeriksaan:


Hentikan pemberian MgSO4,
jika:

Siapkan antidotum
MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit

Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml Lignokain (dalam
semprit yang sama)
Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4

Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit
Refleks patella (+)
Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit

Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2

Jika terjadi henti nafas:
Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV
perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
PENGELOLAAN
DIASEPAM
DOSIS AWAL DIASEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT
DOSIS
PEMELIHARAAN
DIASEPAM 40 MG / 500 ML RINGER LAKTAT
TIDAK MELEBIHI 100 MG/JAM
PEMBERIAN
MELALUI
REKTUM
DIASEPAM 20 MG DALAM SEMPRIT 10 ml
JIKA MASIH ADA KEJANG DOSIS
TAMBAHAN 10 MG/JAM
DAPAT DIBERIKAN MELALUI KATETER URIN
KE DALAM REKTUM

Jika tidak tersedia MgSO4
Berikan dosis Diazepam 10 mg IV secara pelan-pelan selama 2
menit
Jika kejang berulang, ulangi dosis awal.
Jika ibu mengalami persalinan lambat atau rujukan tertunda,
berikan dosis pemeliharaan sebagai berikut :
Berikan Diazepam 40 mg dalam 500 mL cairan IV (Ringer laktat
atau normal saline) selama 6 8 jam, secara titrasi untuk
menjaga agar ibu tetap tenang tetapi masih sadar.
Hentikan dosis pemeliharaan jika pernapasan turun dibawah 16
kali per menit.
Jangan berikan lebih dari 100 mg Diazepam dalam 24 jam.
Lakukan tindakan / segera rujuk. Jika rujukan
diperlukan, ikuti langkah-langkah berikut:
Temani ibu selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
Pastikan selama membawa cukup obat-obatan
Jika rujukan tertunda atau ibu mengalami
persalinan lambat:
Lanjutkan pemberian Magnesium sulfat
Berikan Magnesium sulfat 5 g IM plus 2% lignocaine 1 mL.
(diberikan secara bergantian di setiap sisi pinggul) setiap 4 jam.
Lanjutkan perawatan selama 24 jam setelah persalinan atau
setelah kejang yang terakhir.
Monitor produksi urin
Pertimbangkan
Eklampsia
Tetanus
Epilepsi
Komplikasi malaria
Lihat sakit kepala, gangguan
penglihatan, kejang atau hilang
kesadaran
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
PERDARAHAN PER VAGINAM
Tanyakan :
Kehamilan ?
Umur kehamilan?
Nyeri abdomen ?
Setelah 22 minggu kehamilan, tanyakan apakah :
Sekarang sudah melahirkan, tgl. Melahirkan
Plasenta telah lahir
Perdarahan lambat dan berlangsung lama (berapa lama) atau tiba-tiba
banyak.
Periksa
Vulva: banyaknya perdarahan, trauma
Vagina : laserasi, plasenta
Serviks : hasil konsepsi, laserasi
Uterus : retensio plasenta, atonia
Kandung kemih : penuh
Pada tahap ini, jangan lakukan pemeriksaan per vaginam
Stabilisasi
Hentikan perdarahan. Ases penyebab
perdarahan berdasarkan umur kehamilan
dan berikan tindakan yang sesuai.
Pertimbangkan
Abortus
Kehamilan ektopik.
Kehamilan mola
Lihat Perdarahan per
vaginam pada awal
kehamilan (hal.
Abruptio plasenta
Ruptura uteri
Plasenta previa
Lihat Perdarahan per
vaginam setelah 22
minggu kehamilan atau
pada persalinan sebelum
bayi lahir (hal.
Atonia uteri
Robekan serviks dan vagina
Retensio plasenta
Uterus terbalik
Lihat Perdarahan
pervaginam setelah bayi
lahir

PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
DEMAM
Tanyakan :
Lemah, letargis ?
Sering buang air kecil dan nyeri ?
Periksa
Tidak sadar
Suhu : 38 C
Leher : tegang
Paru-paru : napas pendek, penguatan
Abdomen: nyeri berat
Vulva : cairan yang purulen
Payudara : nyeri
Stabilisasi
BERIKAN AMPISILIN 2g IV setiap 6 jam PLUS
gentamisin 5 mg/kg BB secara IV setiap 24 jam
PLUS metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam.
Rujuk segera
Jika muncul tanda-tanda syok sepsis, lihat
prosedur menstabilkan syok
Mulai berikan infus IV (dua jika memungkinkan)
menggunakan kanula atau jarum besar. Segera
berikan Ringer laktat atau normal saline dengan
kecepatan 1 L per 15-20 menit. Berikan
minimum 2 L cairan dalam 1 jam pertama.
Pertimbangkan
Abortus septik
Amnionitis
Komplikasi malaria
Tifoid
Lihat Demam selama kehamilan dan
persalinan
Metritis
Selulitis luka
Komplikasi malaria
Mastitis
Lihat Demam setelah melahirkan
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
NYERI ABDOMEN
Tanyakan :
Kehamilan ?
Umur kehamilan ?
Periksa
Tekanan darah: Sistolik 90 mmHg
Suhu: 38 C atau lebih
Uterus: Umur kehamilan atau tanggal
persalinan.
Pertimbangkan
Abortus
Kehamilan ektopik
Kehamilan mola
Lihat Perdarahan per vaginam pada awal
kehamilan
Plasenta abruptio
Ruptura uteri
Plasenta previa
Lihat Perdarahan per vaginam setelah 22
minggu umur kehamilan atau pada
persalinan sebelum bayi lahir
MERUJUK IBU UNTUK PERAWATAN
LANJUT
Setelah manajemen gawat darurat, diskusikan dengan ibu dan keluarganya
tentang perlunya ibu dirujuk.
Segera siapkan kendaraan dan dana yang dibutuhkan (sumber bantuan
dana yang mungkin)
Informasikan hal ini ke pusat rujukan melalui radio atau telefon
Berikan ibu surat rujukan yang berisi informasi berikut ini :
Nama, umur, dan alamat
Riwayat obstetrik (paritas, umur kehamilan, komplikasi antenatal)
Riwayat komplikasi obstetri sebelumnya yang relevan
Masalah spesifik sebab ibu dirujuk
Tindakan yang sudah diberikan dan hasilnya
MERUJUK IBU UNTUK PERAWATAN
LANJUT
Yang perlu bersama ibu dalam perjalanan
ke tempat rujukan:
Petugas kesehatan yang sudah dilatih tentang
perawatan persalinan bayi.
Obat-obatan gawat darurat esensial dan
bahan-bahan lain yang diperlukan
Anggota keluarga yang bisa mendonorkan
darah
Jika ada bayi, sertakan anggota keluarga
yang bisa menjaga dan merawat bayi.
Selama dalam perjalanan ke tempat rujukan:
Terus berikan infus IV
Upayakan agar ibu (dan bayinya jika sudah lahir) tetap hangat,
tetapi jangan sampai berlebihan
Jika perjalanan cukup jauh, berikan tindakan yang sesuai selama
perjalanan
Catat semua cairan IV yang sudah diberikan, pengobatan, waktu
pemberian tindakan dan obat serta kondisi ibu
MERUJUK IBU UNTUK PERAWATAN
LANJUT
RINGKASAN
TINDAKAN AWAL
STABILISASI
MIRIP TRIAGE

Anda mungkin juga menyukai