akah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?
Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahw
a ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanya
kan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku k
arena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakk
u. Saat aku sakit demam, ayah membentakku Sudah diberitahu, Jangan minum es! Lanta
s aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu ba
hwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibi
r menahan kesakitanku.
Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkat
a Tidak boleh! Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih ta
hu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesua
tu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarka
n peraturannya.
Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruan
g tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak bebe
rapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sa
na.'' Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar,
tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi
mencari nafkah dulu buat kita bersama.
Disaat aku merengek memerlukan ini itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya men
gerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku
harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi t
empat untuk meminjam.
Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan unt
ukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau ka
dang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan t
ersenyum dengan bangga.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan
doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan s
angat berhati hati mengizinkannya.
Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, aya
hpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi
ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau p
un berdoa, Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri
kecilku yang manis bersama pasangannya.
''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''
Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...
Nak..
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar
kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak ama
n...
Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia tak
ut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendi
ri..
Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu