Nama
: Meti Fitriani
NRP
: 04.P3286
Group
: K-3
Partner
Dosen
Asisten
:1. Hendra
2. Ida Nuramdani
Maksud
1.
2.
3.
Teori Dasar
Misalkan jarak antara benda dan layar sama dengan D. jika sebuah lensa berjarak fokus f ditempatkan
diantara benda dan layar, maka ada dua kedudukan lensa yang dapat memberikan bayangan tegas pada layar,
asalkan D lebih besar dari pada 4f . Misalkan S 1, S1`, S2` berturut turut adalah jarak benda dan bayangan pada
dua kedudukan lensa, dan d adalah jarak antara dua kedudukan lensa (lihat gambar).
benda
layar
P`
S2
S`2
Oleh karena itu titik benda P dan titik bayangan P` adalah titik titik yang brpautan (conjungate points), maka
jelaslah bahwa:
Dan
S1 = S2`
(1)
S2 = S1`
(2)
D = S1 + S1`
(3)
d = S2 S1
(4)
S1
Dd
2
(5)
S1'
Dd
2
(6)
Dan dengan menggunakan persamaan-persamaan (5),(6) dan persamaan lensa bentuk Gauss
1 1 1
s s'
f
Didapat:
D2 d 2
4D
(7)
(8)
S1 S1'
f
S1 S1'
f
dimana:
s'
1 m
(9)
(10)
s'
s
(11)
2.
3.
4.
5.
Layar
6.
Mistar plastik
7.
Diafragma
8.
9.
Cara Kerja
A.
harga D yang berlain-lainan untuk lensa positif (+) yang jarak fokusnya terpanjang ( = f +) dan lensa (+
+) yang jarak fokusnya terpendek ( = f ++)
B.
C.
D.
E.
1.
Aberasi
Aberasi khromatik
Menggunakan lampu pijar pada D sebagai benda dan lensa (++). Mencari dua kedudukan layar dimana
masing-masing tepi bayangan berwarna merah dan berwarna biru. Mencatat dua kedudukan layar tadi.
Meletakkan diafragma yang terbesar didepan dan didekat lensa. Melakukan percobaan seperti diatas,
mencatat apa yang sekarang terjadi menurut pengamatan saudara. Mengulangi percobaan ini dengan
menggunakan diafrgma yang lebih kecil.
2.
a. Distorsi
Menggunakan kawat kasa atau kaca bergaris yang diterangi lampu susu sebagai benda dan lensa (++).
Dengan mengubah-ubah kedudukan layar mencatat apa yang terjadi. Meletakan diafragma didepan
lensa. Mengulangi percobaan diatas.
b. Astigmatisme
Seperti pada a tetapi dengan lensa yang diletakkan miring terhadap sumbu sistem benda dan layar.
F.
Kedalam medan
Menggunakan kawat wolfram lampu pijar sebagai benda, lensa (+) dan layar. Dengan mengubah-ubah
kedudukan lampu tentu daerah dimana masih terdapat bayangan yang masih cukup tegas. Mencatat dua
kedudukan lampu yang terdekat dan yang terjauh terhadap lensa dimana masih terbentuk bayangan
yang masih cukup tegas tadi. Mencatat pula kedudukan lensa dan layar. Mengulangi percobaan ini
beberapa kali untuk kedudukan lensa atau layar. Meletakkan diafragma dedipan lensa kemudian
melakukan percobaan seperti diatas.
Data Percobaan
Kondisi Ruangan
1. Temperatur
2. Kelembaban
3. Tekanan Udara
Awal Percobaan
28.50 0.50
61.00 0.50
75.05 0.01
Akhir Percobaan
28.50 0.50
62.00 0.50
75.05 0.01
Satuan
0
C
%
CmHg
S1 (cm)
25.3 0.05
17.7 0.05
S1` (cm)
93.3 0.05
101.7 0.05
S2 (cm)
92.8 0.05
101.4 0.05
S2` (cm)
26.5 0.05
17.9 0.05
D (cm)
118.6 0.05
119.4 0.05
d (cm)
67.5 0.05
83.7 0.05
S2 (cm)
86.9 0.05
S2` (cm)
10.6 0.05
D (cm)
97 0.05
d (cm)
76.9 0.05
S2 (cm)
6.4 0.05
S2` (cm)
32.5 0.05
D (cm)
41.9 0.05
d (cm)
-29.1 0.05
S1 (cm)
10 0.05
S1` (cm)
87 0.05
S1 (cm)
35.5 0.05
S1` (cm)
6.4 0.05
S1 (cm)
14.9 0.05
S1` (cm)
59.4 0.05
D (cm)
74.3 0.05
E. Aberasi
1.
Aberasi Khromatik
Jika lensa dimajukan maka tepinya menjadi biru, sedangkan jika lensa dimundurkan maka warna
tepinya menjadi merah, jika ditmbah diagfragma didepan mka tidak ada warna pada kawat wolfram,
dan jika ditambahkan diafragma dibelakng maka kawat wolfram bagian atas berrna merah dan bagian
bawah berwarna biru.
2.
Distorsi
Jika layar didekatkan maka garis akan mengecil dan jika terus didekatkan mak garis akan membesar,
dan jika terus dijauhkan maka garis akan menghilang, jika diafragma disimpaan didepn lensa maka
bayangan akan menjadi cembung.
3.
Astigmatisme
Jika lensa dimiringkan maka bayangan yang terlihat hanya garis horizontal sedangkan garis vertikalnya
menjadi hilang.
D d
4D
2
d = 67,5 cm
2
(118,6) (67,5)
4 x118,6
2
df 2
df
f
D 2
dD
dd
9509,71
20,0458cm
474,4
d
2
2
20.0458 2
20.0458
f
(0,05) 2
(0,05) 2
67.5
118 .6
0.0001 0,0002
0,0173cm
f f ( 20,0458 0,017)cm
Menentukan f ( ++ )
D = 119,4 cm
f
d = 83,7 cm
D2 d 2
(119 ,4) 2 (83,7) 2
7250.67
15,1815cm
4D
4 x119,4
477.6
df 2
df
f
D 2
dD
dd
d
2
2
15.1815 2
15.1815
f
(0,05) 2
(0,05) 2
119
.
4
83
.
7
4.417 x10
0,0001 0,0118cm
f f (15,1815 0,0118)cm
S .S `
25.3 x93.3
2360.49
19.903cm
S S ` 25.3 93.3
118 .6
2
df 2
df
f
D 2
d 2
ds`
ds
2
19.903 2
19.903
f
(0.05) 2
(0.05) 2
93.3
25.3
S .S `
17.7 x101.7
1800.09
15.0761cm
S S ` 17.7 101.7
119 .4
df
f
ds
df
D
d 2
ds`
2
15.0761 2
15.9761
f
(0.05) 2
(0.05) 2
101.7
17.7
S`
93,3
3,68
S
25,3
dm
dm
m
S
S `
dS
dS
`
3,68
3.68
m
0.05
0,05
25
.
3
93
,
3
S`
93,3
93,3
19,9030cm
1 m 1 ( 3,68)
4,68
df .S
df .S
(1) 2
m 2
d (1 m)
d (1 m)
2
19.903 x 25.3 2
19.903 x 25.3
f
(0)
( 0,00920) 2
1 3.68
1 3.68
f (0 0,9799)
0,9899
f f (19.903 0.9899)
Menentukan f (++)
S`
101.7
5.7458
S
17.7
dm
dm
m
S
S `
dS
dS
`
5,7458
5.7458
m
0.05
0,05
17
.
7
101
.
7
15,0761cm
1 m 1 ( 5,7458)
6.7458
df .S
df .S
f
(1) 2
m 2
d (1 m)
d (1 m)
2
15.0761x17.7 2
15.0761x17.7
f
( 0)
( 0,0191) 2
1 5.7458
1 5.7458
f (0 0,5709) 2 0,7555cm
f f (15.0761 0.7555)cm
B. Menentukan Jarak Foku Lensa Gabungan
Menggunakan Persamaan (8)
f
D2 d 2
(97) 2 (76.9) 2
3495.39
9.0087cm
4D
4 x97
388
df 2
df
f
D 2
dD
dd
d
2
2
9.0087 2
9.0087
f
(0,05) 2
(0,05) 2
97
76.9
2.1564 x10
S .S `
10 x87
870
8.97cm
S S ` 10 87
97
df
f
ds
f f (9,0087 0,0075)cm
df
D
d 2
ds`
2
8.97 2
8.97
f
(0.05) 2
(0.05) 2
87
10
S`
87
8.7
S
10
dm
dm
m
S
S `
dS `
dS
8,7
8.7
m
0.05
0,05
10
87
S`
87
87
8.97cm
1 m 1 (8.7) 9.7
df .S
df .S
f
(1) 2
m 2
d (1 m)
d (1 m)
2
8.97 x10 2
8.97 x10
f
(0)
(0,0485) 2
1 8.7
1 8.7
f (0 0,2012)
0,4485
f f (8.97 0.4485)cm
C. Menentukan Jarak fokus Lensa Negatif
Menggunakan Persamaan (8)
f
D2 d 2
( 41.9) 2 ( 29.1) 2
908.8
5.42cm
4D
4 x 41,9
167.6
df 2
df
f
D 2
dD
dd
d
2
2
5.42 2
5.42
f
(0,05) 2
(0,05) 2
29.1
41.9
4.1832 x10
0,0001 0,0113cm
f f (5.42 0,0113)cm
S .S `
35.5 x 6.4
227.2
5.42cm
S S ` 35.5 6.4
41.9
df
f
ds
df
D
d 2
ds`
2
5.42 2
5.42
f
(0.05) 2
(0.05) 2
6.4
35.5
S`
6,4
0,1803
S
35,5
dm
dm
m
S
S `
dS
dS
`
0,1803
0.1803
m
0.05
0,05
35
.
5
6
.
4
5,42cm
1 m 1 ( 0.1803) 0.1803
df .S
df .S
(1) 2
m 2
d (1 m)
d (1 m)
2
5.42 x35,5 2
5.42 x35.5
f
( 0)
( 0,0017) 2
1 0.1803
1 0.1803
f (0 0,005) 2 0,0217
f f (5.42 0.0217)cm
2.
1
1
1
f
f f
f
f
f
1
1
1
35.2273
f
20.0458 15.1815
304.3253
f 8.6389
f
df
df
f ( )
f ( )
df ( )
df ( )
8.6389
8.6389
(0,0665)
(0,0118 )
20.0458
15.1815
f 0.0287 0.0067 0.0354cm
f
f f (8,6389 0,0354)
dari data hasil percobaan diatas didapat jarak fokus gabungan sebesar (8,97 0,0354) cm sedangkan pada
rumus nomor 2 diatas didapat hasil (8,6389 0,0354) cm. Dari data tersebut, terdapat sedikit perbedaan, hal
ini disebabkan oleh kurang telitinya dalam pengukukuran saat melakukan percobaan.
3.
3,98cm
S
14,9
P
dm
dm
3,98
3,98
S
S `
0,05
0,05
dS
dS `
14,9
59,4
dP
dP
1,8844
1,8844
m
m
0,0168
0,0168
dm
dP`
3,98
7,5
4.
Ceritakan dan terangkan semua hasil pengamatan saudara tentang abrasi beserta pengaruh diafragma!
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh pengertian bahwa aberasi khromatik adalah peristiwa yang
terjadi pada lensa, dimana tiap lensa mempunyai titik api tersendiri atau sering disebut saatan warna. Pada
saat percobaan, saat tepi bayangan berwarna merah, bayang membesar, dan pada saat tepi bayangan
berwarna biru, bayangan mengecil.
Distorsi yaitu peristiwa ketika layar dijadikan bayangan dan didepan lensa ditempatkan diafragma maka
bayangan yang terjadi menjadi cekung, dan pada saat diafragma ditempatkan dibelakang lensa, maka
bayangan menjadi cembung.
Atigmatisme yaitu peristiwa ketika lensa dimiringkan, maka bayangan yang vertikal menjadi lebih buram
dibandingkan dngan bayangan horizontal. Kaca yang digunakan adalah kaca yang brgari atau kawat kasa.
Pengaruh diafragma yang dimaksud adalah untuk membatai cahaya yang masuk atau tertangkap oleh layar.
5.
Ceritakan dan terangkan semua hasil pengamatan saudara tentang kedalaman medan. Bagaimana kedalaman
medan bergantung pada jarak benda terhadap lensa?
Pada saat percobaan, saat jarak bnda diubah, terjadi prubahan bayangan yaitu bayangan dapat menjadi lebih
jela atau tidak jela, ada jarak maksimum dan ada jarak minimum dimana bayangan yang terbentuk dengan
jelas/tegas, sedangkan jarak antara lensa dengan layar tidak begitu berpengaruh.
Diskusi
Pada percobaan ini tidak terlalu sulit jika dibandingkan percobaan-percobaan lain pada semester dua ini.
Kesulitan yang kami temui yaitu pada saat melakukan pngukuran karena kadang benda atau pun lensa bergeser
saat dilaakukan pengukuran sehingga kemungkinan besar angka-angka yang kami peroleh ada yang kurang atau
ada yang lebih dari seharusnya. Selain itu ada rasa ribet ketika harus mengganti lampu pijar dengan lampu susu
karena panasnya lampu, kami merasa takut, apalagi bagi para praktikan wanita.
Kesimpulan
Dari data percobaan diatas diperoleh:
Berdasarkan Persamaan (8)
f (+)
= (20,0458 0,0665) cm
f (++)
= (15,1815 0,0118) cm
f gabungan
= (9,0087 0,0075) cm
f(-)
= (5,42 0,0113) cm
= (19,903 0,0408) cm
f (++)
= (15,0761 0,0432) cm
f gabungan
= (8,97 0,0451) cm
f(-)
= (5,42 0,0083) cm
= (19,903 0,9899) cm
f (++)
= (15,0761 0,7555) cm
f gabungan
= (8,97 0,4485) cm
f(-)
= (5,42 0,0217) cm
Daftar Pustaka
- Pedoman Praktikum Fisika Dasar, Mekanika, Panas, Bunyi. Bandung; STT Tekstil. 2004.
- Padri, I Made; Fisika Dasar 1. FPMIPA IKIP Bandung, Bandung. 1992.