(No. ICOPIM: 5!"4# 1. $U%U&N 1.1. $u'ua( )e*+ela'ara( u*u* Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi, histologi, fisiologi dan biokimia dari traktus urogenital pria, menegakkan diagnosis dan pengelolaan undescensus testis, melakukan work-up penderita undescensus testis dan menentukan tindakan operatif yang sesuai beserta dengan perawatan pasca operasinya 1.". $u'ua( )e*+ela'ara( ,hu-u- Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Mampu menjelaskan anatomi, topografi, histologi, fisiologi dan biokimia traktus genitalia pria (tingkat kompetensi K,! "ak.#,,$,% & #. Mampu menjelaskan gambaran klinis dan terapi medescensus testis ( tingkat kompetensi K,! " ak#,,$,% & . Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis seperti ultrasonografi ( tingkat kompetensi K,! " ak #,,$,%& '. Mampu menjelaskan tehnik operasi orkhidopeksi dan komplikasinya ( tingkat kompetensi K,! " ak #,,$,% & (. Mampu menjelaskan penanganan komplikasi operasi ( tingkat kompetensi K,! " ak #, , ', (, $, % & $. Mampu melakukan work-up penderita yang akan dilakukan orkhidopeksi yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ( tingkat kompetensi K,)(,! " ak 1*1+ & %. Mampu melakukan tindakan pembedahan orkhidopeksi ( tingkat kompetensi K,)(,! " ak 1*1# & ,. Mampu merawat penderita yang akan dilakukan orkhidopeksi pra operatif ( memberi penjelasan kepada penderita dan keluarga, informed consent &, dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi ( tingkat kompetensi K,)(,! " ak 1*1# & ". POKOK B&H&S&N . SUB POKOK B&H&S&N 1. !natomi, topografi, histologi, fisiologi dan biokimia dari traktus urogenitalia pria #. -tiologi, macam, diagnosis dan rencana pengelolaan undescensus testis . .ehnik operasi orkhidopeksi dan komplikasinya '. /ork*up penderita undescensus testis (. )erawatan penderita undescensus testis pra operatif dan pasca operasi /. 0&K$U ME$ODE !. )roses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: 1) small group discussion 2) peer assisted learning ()!0& 3) bedside teaching 4) task-based medical education 1. )eserta didik paling tidak sudah harus mempelajari: 1) bahan acuan (references& 2) ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran 3) ilmu klinis dasar 2. )enuntun belajar (learning guide& terlampir 3. .empat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi. 4. MEDI& 1. Workshop " )elatihan 2. 1elajar mandiri 3. Kuliah 4. 4roup diskusi 5. 5isite, bed site teaching . 1imbingan 6perasi dan asistensi 1 !. Kasus morbiditas dan mortalitas ". #ontinuing $rofesional %e&elopment ($2'2) 5. &1&$ B&N$U PEMBE1&%&R&N (nternet) telekonferens) dll. !. E2&1U&SI 1. )ada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk *#+) essa, dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas: !natomi dan urodinamika saluran kemih bagian atas )enegakan 3iagnosis .erapi ( tehnik operasi & Komplikasi dan penanganannya -ollow up #. Selanjutnya dilakukan .small group discussion/ bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal*hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian. . Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta didik diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah*langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-pla, dengan teman* temannya (peer assisted learning& atau kepada S) (standardi0ed patient&. )ada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang oleh teman*temannya untuk melakukan e7aluasi (peer assisted e&aluation&. Setelah dianggap memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada nodel anatomik dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. )ada saat pelaksanaan, e7aluator melakukan pengawasan langsung (direct obser&ation&, dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut: Perlu )er+ai,a(: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan Cu,u): pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien Bai,: pelaksanaan benar dan baik (efisien& '. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan. (. Self assessment dan $eer 1ssisted 2&aluation dengan mempergunakan penuntun belajar $. )endidik"fasilitas: )engamatan langsung dengan memakai e&aluation checklist form " daftar tilik (terlampir& )enjelasan lisan dari peserta didik" diskusi Kriteria penilaian keseluruhan: cakap" tidak cakap" lalai. %. 3i akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education& ,. )encapaian pembelajaran: $re test 8si pre test !natomi dan fisiologi dan patologi sistem urogenital 3iagnosis .erapi (.ehnik operasi& Komplikasi dan penanggulangannya -ollow up 1entuk pre test *#+) 2ssa, dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan 1uku acuan untuk pre test 1. Madden 9), 1oddy SM. 6rchidope:y in: /hitfield ;9 (ed&. <ob = Smith>s 6perati7e Surgery: 4enitourinary Surgery. ( th ed. 6:ford: 1utterworth*;einemann 0td? # 1@@. p.%'(*(+. 1entuk Ajian " test latihan Ajian 6S2! (K, ), !&, dilakukan pada tahapan bedah dasar oleh Kolegium 8. 1edah. Ajian akhir stase, setiap di7isi" unit kerja oleh masing*masing senter pendidikan. Ajian akhir kognitif nasional, dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga 88& oleh Kolegium 8. 1edah. Ajian akhir profesi nasional (kasus bedah&, dilakukan pada akhir pendidikan oleh Kolegium 8. 1edah 3. RE4ERENSI 1. Madden 9), 1oddy SM. 6rchidope:y in: /hitfield ;9 (ed&. <ob = Smith>s 6perati7e Surgery: 4enitourinary Surgery. ( th ed. 6:ford: 1utterworth*;einemann 0td? 1@@. p.%'(*(+. 5. UR&I&N: ORKHIDOPEKSI 5.1. I(6rodu,-i a. 3efinisi Suatu tindakan pembedahan untuk meletakkan dan memfiksasi testis pada skrotum b. <uang lingkup )enderita yang datang dengan keluhan tidak teraba testis dalam skrotum 3alam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu <adiologi. c. 8ndikasi operasi )osisi testis yang abnormal, yaitu: 1. .estis ektopik, yaitu testis yang sudah turun melewati anulus ekstenus tetapi terletak di luar skrotum. 1iasanya terletak di superfisial dari kanalis ingunalis, perineum atau prepubik. #. .estis undescensus, yaitu posisi testis berada pada jalur penurunan testis dari ginjal hingga skrotum. Bika testis tidak teraba harus dilakukan laparoskopi, kedua testis tidak teraba pada keadaan (undescesisus bilateral& sebaiknya diperiksa analisa chromosome dan hormon 20;, CS;, testosteron. 6perasi harus dilakukan pada usia # tahun, karena perubahan degeneratif terjadi selama usia #* tahun. d. Kontra indikasi operasi (tidak ada& e. 3iagnosis 1anding !norchia f. )emeriksaan )enunjang Altrasonografi bila pemeriksaan klinis meragukan. Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang dokter ahli bedah mempunyai kompetensi serta penerapannya dapat dikerjakan di <S )endidikan dan <S jaringan pendidikan. 5.". Ko*)e6e(-i 6er,ai6 de(ga( *odul. List of skill .ahapan 1edah 3asar ( semester 8 D 888 & E )ersiapan pra operasi : o !namnesis o )emeriksaan Cisik o )emeriksaan penunjang o (nformed consent E 1ssisten #, assisten 1 pada saat operasi E -ollow up dan rehabilitasi .ahapan bedah lanjut (Smstr. 85*588& dan #hief residen (Smstr 5888*8F & E )ersiapan pra operasi : o !namnesis o )emeriksaan Cisik o )emeriksaan penunjang o (nformed consent E Melakukan 6perasi ( 1imbingan, Mandiri & o )enanganan komplikasi
o -ollow up dan rehabilitasi
5./. &lgori6*a da( Pro-edur &lgori6*a 2rytorchidism )alpable testis 9on palpable testis 6rchidope:y Anilateral 1ilateral AS4" laparoscopic 2romosom, hormon (CS;, 0;, testosteron& 6rchidope:y AS4" laparoscopic 6rchidope:y 5.4. $eh(i, O)era-i Secara singkat tehnik dari orkhidopeksi dapat dijelaskan sebagai berikut: 3engan pembiusan regional atau umum. )osisi pasien terlentang (supinasi&. 3esinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. 0apangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. 8nsisi secara trans7ersal pada lipatan kulit melewati batas kanalis inguinalis. Baringan subkutan dipisahkan. .estis mungkin berada di superfisial dari kanalis inguinalis atau anulus eksternus. 4ubernakulum dibebaskan dengan diatermi sehingga anulus eksternus terekspos. 6tot obligus ekstenus di insisi sesuai dengan arah seratnya. Setelah itu pisahkan otot obligus internus. 1ebaskan posesus 7aginalis dari jaringan sekitarnya hingga tampak lemak preperitoneum. )ada saat membebaskan funikulus spermatikus harap berhati*hati dengan struktur yang ada,terutama arteri dan 7as deferens. 3iseksi dilakukan hingga ke dalam anulus internus Mobilisasi funikulus spermatikus untuk melihat apakah panjangnya memadai untuk dilakukan orchidope:y. 1ila terdapat kantung hernia, lakukan herniotomi. 0akukan insisi pada kulit skrotum sesuai dengan panjang funikulus spermatikus yang bisa dibebaskan. Masukkan klem arteri secara retrograde melalui lubang insisi tersebut, dan testis dibawa masuk kedalam skrotum. Cunikulus spermatikus tidak boleh terlalu tegang. Ciksasi testis pada skrotum cukup hanya dengan satu jahitan benang yang tidak diserap. Kulit skrotum ditutup dengan jahitan jelujur atau interrupted menggunakan bengan chromic catgut '.+. 5.5. Ko*)li,a-i o)era-i Komplikasi pasca bedah ialah infeksi, hematoma dan edema. 5.!. Mor6ali6a- (tidak ada& 5.3. Pera7a6a( Pa-8a+edah <awat luka hari ke 5.5. Follow-up ;indari olahraga bersepeda dan beladiri sekitar minggu. )osisi dan 7iabilitas testis die7aluasi minggu dan $ bulan setelah operasi. 5.9. Ka6a Ku(8i3 testis undescensus) orkhidopeksi ' 9. D&4$&R CEK PENUN$UN BE1&%&R PROSEDUR OPER&SI 9o 3aftar cek penuntun belajar prosedur operasi Sudah dikerjakan 1elum dikerjakan PERSI&P&N PRE OPER&SI 1 8nformed consent # 0aboratorium )emeriksaan tambahan ' !ntibiotik propilaksis ( 2airan dan 3arah $ )eralatan dan instrumen operasi khusus &N&S$ESI 1 9arcose dengan general anesthesia, regional, lokal PERSI&P&N 1OK&1 D&ER&H OPER&SI 1 )enderita diatur dalam posisi terlentang # 0akukan desinfeksi dan tindakan asepsis " antisepsis pada daerah operasi. 0apangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. $IND&K&N OPER&SI 1 8nsisi kulit sesuai dengan indikasi operasi # Selanjutnya irisan diperdalam menurut jenis operasi tersebut diatas )rosedur operasi sesuai kaidah bedah urologi PER&0&$&N P&SC& BED&H 1 Komplikasi dan penanganannya # )engawasan terhadap !12 )erawatan luka operasi 2atatan: Sudah " 1elum dikerjakan beri tanda (
1:. D&4$&R $I1IK
1erikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan"tugas telah dikerjakan dengan memuaskan (1&? tidak memuaskan (#& dan tidak diamati (& 1. Me*ua-,a( 0angkah" tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun ". $ida, *e*ua-,a( .idak mampu untuk mengerjakan langkah" tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun /. $ida, dia*a6i 0angkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih 9ama peserta didik .anggal 9ama pasien 9o <ekam Medis D&4$&R $I1IK No Kegia6a( . la(g,ah ,li(i, Pe(ilaia( 1 " / 1 )ersiapan )re*6perasi # !nestesi .indakan Medik" 6perasi ' )erawaran )asca 6perasi = -ollow-up )eserta dinyatakan : 0ayak .idak layak melakukan prosedur .anda tangan pelatih .anda tangan dan nama terang $