Anda di halaman 1dari 55

CASE

PENDAHULUAN
Cedera kranioserebral merupakan suatu
kedaruratan neurologik yang perlu
mendapat penanganan cepat, tepat dan
cermat, karena dapat mengakibatkan
kematian, kecacatan atau menyebabkan
seseorang tidak dapat bekerja untuk waktu
yang cukup lama
PENDAHULUAN

Data catatan medik bagian saraf RSCM
selama 5 tahun terakhir :
1100-1200 kasus/tahun

CKR (55 - 60%)
CKS (25 - 30%)
CKB (10 - 15%)
PENDAHULUAN
Jumlah kematian rata-rata pertahun 10-
15%, angka kematian tertinggi (40-50%)
karena cedera kranioserebral berat, dan
sebagian besar (85-95%) disebabkan
karena kecelakaan lalu lintas

70-75% cedera kepala terjadi pada laki-
laki muda berumur sekitar 20 25 tahun.

DEFINISI
Cedera kranioserebral adalah cedera
kepala dimana terjadi kerusakan kompleks
pada kulit kepala, tulang tengkorak,
selaput pembungkus otak dan jaringan
otak yang disebabkan oleh kekerasan fisik
dari luar
ETIOLOGI
Disebabkan oleh kecelakaan lalulintas,
kekerasan fisik, misalnya terkena benda
tajam seperti pisau tertembak peluru dan
lain-lain.
PATOFISIOLOGI
Cedera kranioserebral dapat menimbulkan proses
kerusakan pada otak, yaitu :

Kerusakan primer :
Akibat langsung kekuatan fisis pada jaringan otak

Kerusakan sekunder :
Kelanjutan dari kerusakan otak primer, disebabkan oleh
edema serebri, iskemia, perdarahan intrakranial atau
subarachnoid, dan infeksi
1. Berdasarkan mekanisme cedera kepala
- Cedera kepala tumpul :
Kecelakaan mobil motor, jatuh, atau
pukulan benda tumpul.

- Cedera kepala tembus :
Tembakan peluru atau tusukan.

KLASIFIKASI
2. Berdasarkan beratnya :
- Berdasarkan patofisiologi
- Berdasarkan lokalisasi
- Berdasarkan derajat kesadaran
Berdasarkan patofisiologi

Komosio serebri :
Tidak ada jaringan otak yang rusak hanya kehilangan fungsi otak
sesaat, berupa pingsan kurang dari 10 menit atau amnesia pasca
trauma.

Kontusio serebri :
Kerusakan jaringan otak dengan defisit neurologis setara dengan
kerusakan jaringan otak tersebut, pingsan > 10 menit.

Laserasi otak :
Kerusakan otak yang luas dan jaringan otak robek disertai fraktur
tengkorak terbuka

Berdasarkan lokalisasi

Lesi difus :
Kerusakan akibat proses trauma akselerasi/deselerasi
yang merusak sebagian besar akson susunan saraf
pusat akibat regangan.

Lesi kerusakan vaskuler otak :
Disebabkan oleh lesi sekunder iskemik terutama
akibat hipoperfusi dan hipoksia yang dapat terjadi
pada waktu selama perjalanan ke rumah sakit atau
selama perawatan.
Lesi fokal :

Kontusio dan laserasi otak :
Disebut kontusio bila pia subarachnoid masih utuh
dan jika robek disebut laserasi.

Hematom intrakranial :
Perdarahan intrakranial dapat terjadi ekstradural
atau epidural di mana pembuluh darah meningea
atau cabang-cabangnya pecah. Perdarahan
intradural dapat berupa subarachnoid, intraserebral
atau intraserebelar.


Berdasarkan derajat kesadaran
Kategori GCS Gambaran Klinik Scanning Otak
C.K ringan 14-15 Pingsan 10 mnt,
defisit neurologik (-)
Normal
C.K. sedang 9-13 Pingsan < 10 mnt
s/d 6 jam, defisit
neurologik (+)
Abnormal
C.K. berat 3-8 Pingsan > 6 jam,
defisit neurologik
(+)
Abnormal
3. Berdasarkan morfologi cedera
a. Fraktur kranium
- Kalvaria
- Basis kranii (ant, med, post)

b. Lesi intraserebral :
- Perdarahan epidural
- Perdarahan subdural
- Kontusio dan perdarahan intraserebral
- Cedera difus


1. Anterior :
- Rhinorea
- Brill hematom
2. Media :
- Otorhoea
- Battle sign
3. Posterior :
- Battle sign
Paling gawat! kena batang otak meninggal

Fraktur basis kranii, dibagi menjadi 3 sebagai berikut :
1. Perdarahan epidural :
- Pecahnya a. meningea media
- Paling sering ditemporal
- Terdapat lucid interval, tanda-tanda TIK , gangguan
neurologis (gangguan kesadaran, hemiparese, pupil
anisokor, reflek patologi kontra lateral (+)

2. Perdarahan subdural :
- Antara duramater dan arakhnoid
- Pecahnya bridging vena
Penatalaksanaan cedera kepala
Penanganan awal cedera kepala pada dasarnya mempunyai
tujuan:

(1) Memantau sedini mungkin dan mencegah cedera otak
sekunder
(2) Memperbaiki keadaan umum seoptimal mungkin sehingga
dapat membantu penyembuhan sel-sel otak yang sakit.
Cedera kepala ringan ( GCS 13 15 )
Pemeriksaan fisik umum
Perawatan luka
Buat foto kepala
Istirahat baring, mobilisasi bertahap
Terapi simptomatis
Observasi minimal 24 jam
Bila perlu CT Scan.

Penderita tidak perlu dirawat jika :
Orientasi waktu dan tempat masih baik
Tidak ada gejala fokal neurologis.
Tidak sakit kepala ataupun muntah-muntah.
Tidak ada fraktur tulang kepala.
Tempat tinggal tidak jauh dari puskesmas

IDENTITAS
Nama : Nn. Z
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 28 tahun
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Tanggal masuk : 13 Maret 2007

ANAMNESIS
KU = Trauma kepala akibat kecelakaan
lalu lintas

KT = Pusing

ANAMNESIS
2 jam SMRS sewaktu pasien hendak
menyebrang jalan, tiba-tiba dari arah
berlawanan datang sepeda motor dengan
kecepatan 40- 50 km/jam menabrak
pasien sehingga pasien terjatuh. Kepala
pasien terbentur aspal dan langsung
pingsan sekitar 10 menit, mual (-), muntah
(-), pusing (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : E4 V5 M6, Cm
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 70 x/menit (regular,kuat angkat)
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,8C

Status lokalis :
Regio parieto-oksipital dextra
Inspeksi : tampak luka jahitan tertutup
verban, darah (+)
Palpasi : nyeri tekan (+)

Status Neurologis :
I. Kesadaran : E4V5M6, composmentis
II. Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : -/-
Kerniq : -/-
Laseque : >70/>70
III. Syaraf kranial
N.I : Normosmia kanan = kiri

N.II : Tajam penglihatan secara kasar baik
Buta warna ()
Lapang pandang baik
Funduskopi tidak dilakukan

N.III, IV,VI : Sikap bola mata :
- Ptosis -/-
- Strabismus -/-
- Exophtalmus -/-
- Endophtalmus -/-
- Diplopia -/-
- Deviasi konjugae -/-

Pergerakan bola mata:
Baik, ke segala arah
Pupil:
Bulat
Isokor , 3mm/3mm
Reflex cahaya langsung +/+

N.V : Motorik : Buka tutup mulut baik
Gerakan rahang baik
Sensorik : Kanan = Kiri
Reflex : Reflex kornea +/+
Reflex maseter +
N.VII : Wajah simetris
Mimik biasa
Kembung pipi
Menyeringai
Angkat alis
Kerut dahi

N.VIII : Test gesek jari +/+
Vertigo (-)
Nistagmus ()

N.IX, X : Uvula di tengah
Arcus faring simetris
Palatum molle simetris
Disfoni (-)
Disfagi (-)
Batuk (-)

Baik, simetris
N. XI : Menoleh kanan dan kiri baik
Angkat bahu baik

N.XII : Deviasi lidah ()
Tremor ()
Fasikulasi (-)
Tenaga otot lidah : baik


IV. Motorik
Derajat kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
Tonus otot : normotoni
Trofi otot : eutrofi
Gerakan spontan abnormal : (-)

V. Test koordinasi : tidak dilakukan

VI. Sensibilitas : kanan = kiri

VII. Vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
Keringat : baik
VIII. Refleks

1. Refleks fisiologis
Biseps : ++ / ++
Triseps : ++ / ++
KPR : ++ / ++
APR : ++ / ++

2. Refleks patologis
Babbinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-

IX. Fungsi luhur
Memori : amnesia (-)
Bahasa : baik, disartria (-)
Afek dan emosi : biasa
Kognitif : baik
Visuospatial : tidak di lakukan

DIAGNOSIS
Cedera kepala ringan + vulnus laceratum
regio parietal sinistra
TERAPI :

IVFD : Ringer laktat 30 tetes/menit
Mm/ : - Cefotaxim 2 x 1 gram
- Tramal 2 x 1
PEMERIKSAAN ANJURAN
- Laboratorium darah lengkap
- Foto Schedel AP, lateral
- CT- Scan kepala
PH - 2 : 14 MARET 2007

S : Masih pusing

O :
Status Generalis
KU : TSS Kes : E4V5M6 TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m RR : 18x/m Sh : 37,0 C

Status Lokalis :
1.Regio parieto-oksipital dextra :
- Inspeksi : tampak luka jahitan tertutup verban, darah (+)
- Palpasi : nyeri tekan (+)

2.Regio femoralis latero-superior dextra
- Inspeksi : hematom (+), edema (-)
- Palpasi : nyeri tekan (+)

Status neurologis :

Rangsang meningeal : -/-

Saraf kranial : defisit neurologis (-)

Motorik : 5555 5555
5555 5555 ,
normotoni,eutrofi

Vegetatif :
Miksi : baik
Defekasi : baik
Keringat : baik

Refleks :
Fisiologis : ++/++
Patologis : --/--

Fungsi luhur (memori) : baik

Hasil lab 14 maret 2007
LED : 40 mm/jam
Leukosit : 17.300 /ul
Hitung jenis : 0/1/0/87/12/0
Eritrosit : 4.460.000 /ul
Hemoglobin : 12.2 g/dl
Hematokrit : 35,8 %
MCV : 80.3 %
MCH : 27.4 %
MCHC : 34.2%
Trombosit : 247.000 /ul
A. : Cedera Kepala Ringan + vulnus laceratum
regio parietal sinistra + contusio jaringan
lunak regio femoralis latero-superior dextra

P : IVFD : RL 30 tts/mnt
Mm/ : Cefotaxim 2 x 1 gram
Tramal 2 x 1

Visite dr. Irwansyah Sp.S :
Foto femur dextra AP-Lateral
Terapi lanjutkan
PH - 3 : 15 MARET 2007

S : pusing berputar, mual (+), muntah (+)

O :
Status Generalis
KU : TSS Kes : E4V5M6 TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m RR : 18x/m Sh : 37,0 C

Status Lokalis :
1.Regio parieto-oksipital dextra :
- Inspeksi : luka jahitan tertutup perban, darah (-), pus (-)
- Palpasi : nyeri tekan (+)

2.Regio femoralis latero-superior dextra
- Inspeksi : hematom (+), edema (-)
- Palpasi : nyeri tekan (+)

Pemeriksaan neurologis
Rangsang meningeal : -/-

Saraf kranial :
N VIII : vertigo (+), nistagmus (-)

Motorik : 5555 5555
5555 5555 ,
normotoni,eutrofi

Test koordinasi : tes telunjuk hidung : baik
disdiadokokinesia (-)
Hasil Foto femur dextra AP Lateral :
Kesan : Tidak ada tanda tanda fraktur
Hasil CT scan :
Kesan :
- Tidak tampak perdarahan / edema
intrakranial
- Subkutan hematom parietal kanan
A. : Cedera Kepala Ringan + vulnus
laceratum regio parietal sinistra +
contusio jaringan lunak regio
femoralis latero-superior dextra +
vertigo

P : IVFD : RL 30 tts/mnt
mm/ : Cefotaxim 2 x 1 gram
Tramal 2 x 1


Visit dr. Mercy L. Tobing, Sp.S :
- Somerol 2 x 62,5 (I.V)
- Mertigo 3 x 1
- Brain act 3 x 1
- Rantin 2 x 1
PH - 4 : 16 MARET 2007

S : pusing berputar, mual (+), muntah (+)

O :
Status Generalis
KU : TSR Kes : E4V5M6 TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m RR : 18x/m Sh : 37,0 C

Status Lokalis :
1.Regio parieto-oksipital dextra :
- Inspeksi : luka jahitan tertutup perban, darah (-), pus (-)
- Palpasi : nyeri tekan (+)

2.Regio femoralis latero-superior dextra
- Inspeksi : hematom (+), edema (-)
- Palpasi : nyeri tekan (+)

Pemeriksaan neurologis
Rangsang meningeal : -/-

Saraf kranial : N VIII : vertigo (+)

Motorik : 5555 5555
5555 5555 ,
normotoni,eutrofi

Test koordinasi : baik
A. : Cedera Kepala Ringan + vulnus laceratum regio
parietal sinistra + contusio jaringan lunak regio femoralis
latero-superior dextra+ vertigo

P : IVFD : RL 30 tts/mnt
Mm/ : Cefotaxim 2 x 1 gram
Tramal 2 x 1
Ranitidin 2 x 150 mg
Mertigo 3 x 1
Somerol 1 x 62,5
Brain act 3 x 1


Visit dr. Liz, Sp.S :
- Infus dilanjutkan
- Somerol 2 x 31,25 2 hari saja
- Trunal 2 x 50 mg
- Cefotaxim ganti oral
ANALISA KASUS
Diagnosis cedera kepala ringan di tegakkan atas
autoanamnesis dan alloanamnesis di dapatkan
bahwa pasien mengalami kecelakaan dan
terbentur di daerah kepala, kemudian pasien
pingsan selama 10 menit , tanpa disertai dengan
hilang ingatan saat kejadian, mual (-), muntah (-
), pusing (+)

Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran
composmentis dengan GCS E4V5M6.

Pemberian infus RL sudah tepat, Karena RL
merupakan cairan kristaloid yang tidak
mengandung glukosa oleh karena hiperglikemia
dapat menyebabkan edema serebri.
Pemberian cefotaxim 2 x 1 gr bertujuan untuk
mencegah adanya infeksi. Hal ini berhubungan
dengan adanya vulnus laceratum pada regio
parietal.
Pemberian rantin 2 x 1 amp di gunakan untuk
mencegah strees ulcer yang dapat
menyebabkan perdarahan.
Pemberian tramal 2 x 1 bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit yang diakibatkan vulnus
laceratum
Pemberian somerol (methylprednisolon) 2 x
62.5 mg ini bertujuan untuk mengurangi
terjadinya edema serebri. Namun berdasarkan
penelitian terakhir menunjukkan bahwa steroid
tidak bermanfaat baik dalam mengendalikan
kenaikan tekanan intrakranial maupun
memperbaiki hasil terapi penderita dengan
cedera kepala berat. Sehingga penggunaan
steroid pada cedera kepala tidak dianjurkan.
Pemberian brain act (citycoline) 3 x 1 amp
sebagai neuroprotektan terhadap kerusakan
otak sekunder.
Daftar Pustaka

Abdulbar Hamid. Penatalaksanaan non bedah pada cedera kepala :
paper bagian saraf FKUI/RSUPN. Jakarta. 2000
American college of surgeon. Trauma kapitis : dalam buku
advanced trauma life support. Ikatan ahli bedah Indonesia
(penerjemah).1997 :195 -227
Budi Ryanto. W.cermin dunia kedokteran. penatalaksaan fase akut
cedera kepala. Bogor 1992
Wim de jong., Sjamsuhidajat. R. Buku ajar ilmu bedah. Edisi revisi,
penerbit EGC, Jakarta 1997: 1170-1171
asra alfauzi. Penanganan cedera kepal di puskesmas. Ilmu Bedah
Saraf FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
Yuda Turana, Jofizal Jannis. Perdarahan Intrakranial Akibat Cedera
Kranioserebral di RSCM. Bagian Neurologi FKUI / RSUPN Cipto
Mangunkusumo. Jakarta. 2000
Mardjono. M, farmakologi dan terapi. Edisi 4. bagian farmakologi
fakultas kedokteran universitas indonesia,jakarta 2001
adelina yasmar alfa. Pendekatan diagnostik cedera kranio serebral.
SMF. Ilmu penyakit saraf FKUP RSHS Bandung, Mei 2000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai