Anda di halaman 1dari 45

TERAPI CAIRAN

Fitri Musdalifa
Patofisiologi Cairan Tubuh pada trauma dan
perdarahan
JANTUNG
PEMBULUH
DARAH
VOLUME
DARAH
Faal sirkulasi = hemodinamik
JANTUNG
PEMBULUH
DARAH
VOLUME
DARAH
Hypovolemic shock
Cardiogenic shock
- Anaphylactic shock
- Septic shock
NORMAL
SHOCK
CARDIAC
ARREST
hipovolemi
Ggn transport O2
kejaringan/
Organ vital

Metabolisme
anaerob
Penumpukan
Asam laktat,
Piruvat,Keton
asam amino
Asidosis
sel
Otodigesti
sel
Kecukupan transport oksigen
Rumus Nunn-Freeman (Available O2)
= CO {(Hb x SaO2 x 1.34) + (pO2 x
0.003)}
Disederhanakan :
Av. O2 = CO x Hb x 1.34
CO = f X Stroke volume
Hb 7-15
Perubahan setelah perdarahan
1.Tahap Vasokonstriksi
- Mengatur Cardiac Output yg turun karena
volume drh kurang
- Segera setelah perdarahan
- Vena : darah diperas dari vena ke
jantung ( 75 % vol drh di vena )
- Arteri : Perfusi ginjal , otot , kulit , usus dan hati
kurang
Perfusi otak dan jantung relatif tdk kurang

Hubungan antara vasokonstriksi dan tanda
shock
-Turunnya perfusi otot dan kulit : kaki &
tangan penderita dingin dan pucat
-Kelenjar keringat : penderita berkeringat
-Ginjal : oliguri sampai anuri
-Vena : kempis

Tensi yang baik saja tidak dapat
digunakan sebagai pengukuran hasil
terapi
2.Tahap hemodilusi
- Volume darah menjadi normal karena
naiknya volume plasma
- Tanpa pertolongan berjalan lambat ( 24
48 jam )
- Hemodilusi tidak mengurangi perfusi dan
oksigenasi ke jaringan
3. Tahap produksi eritrosit

- berjalan lambat 3 4 minggu
- dapat hidup dengan jumlah eritrosit 35 %
dari normal
- mati jika volume plasma kurang dari 70%
Mempersingkat masa

1.Hipovolemi
2.Vasokonstriksi
3.Hipoperfusi organ
4.Hipoksia jaringan
RESUSITASI
CAIRAN
RESUSITASI
CAIRAN
Kristalloid
Kolloid
Transfusi
Darah
Natrium
Hipertonis-
Dextran
Penggantian perdarahan dengan cairan
Estimasi BB : ... 60 kg
Estimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 ml
Estimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml
NORMO
VOLEMIA
-- 30% EBV
-- 15% EBV
-- 50% EBV
Tsyst
Nadi
Perf
120
80
hangat
100
100
pucat
< 90
> 120
dingin
< 60-70
>140 /ttb
basah
EBL = perdarahan 600
1200
2000
ml
Infus RL 1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
Pasien perdarahan
|
posisi shock
pasang infus jarum besar (#16/18, 2 buah)
ambil sample darah u/ cari donor
|
infusi RL 1000 (+ 1000)
|

Perfusi HKM
nadi < 100
T-sist > 100
|
Lambatkan
infusi
Perfusi, nadi, T-sist
belum baik, masih shock
|
tambah RL lagi sampai
2-4 x volume hilang
(kalau ada: transfusi)
Posisi shock hipovolemik
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI
300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral
60% dari berat badan
adalah H
2
O

Pasien berat 50 kg
30 kg adalah air
(30 liter)
Intra Vascular Fluid (IVF) 5% BB
Intra Cellular Fluid (ICF) 40% BB
Interstitial Fluid (ISF) 15% BB
ECF
IVF 5%
ISF 15% ICF 40%
2500 ml 7500 ml
pada pasien 50 kg
ISF merupakan buffer / cadangan yang
lebih besar daripada IVF
ECF
IVF 5%
ISF 15% ICF 40%
Infusi cairan elektrolit ke IVF akan merembes keluar ke ISF
Komposisi IVF dan ISF sama
ECF
Komposisi
ECF
Na 140
K 4
Ca 5
Mg 3
ICF
Na 10
K 150
Ca 0
Mg 40
ECF berhubungan dengan dunia luar
ICF
minum
infusi
Metabolisme
350 ml/m2
ECF
Urine
25 ml/kg
S & I
700 ml/m2
Na 2-4 mEq/kg
K 1-3 mEq/kg
input output
Output berlebih
normovolemia
input = output
hypovolemia
Input kurang
Mengapa harus diganti ?
DEFISIT

3%
5%
10%
AKIBAT

Haus
Oliguria
Anuria + Shock
Cairan
masuk
Cairan
keluar
Minum
Infusi
Water of metab
Urine
Keringat
Uap air nafas (S&I)
Cairan masuk = Cairan keluar
1
2
Gastro-intestinal loss
Diare, muntaber, peritonitis

1. Interstitial sign :
1. mata cowong,
2. turgor turun,
3. mucosa kering
2. Plasma sign :
1. Perfusi lambat
2. Nadi naik
3. Tekanan darah turun
IVF ISF
1
2
Terapi Infus untuk Diare, muntaber, peritonitis

1. Infus cepat untuk mengisi kembali IVF
2. Infus lambat untuk mengisi kembali ISF
3. (memberikan juga cairan maintenance)
1
2
IVF ISF
infus
Gangguan keseimbangan
deficit
kehilangan cairan meningkat
muntaber / GE
capillary leakage (DSS)
demam tinggi, luka bakar
cairan lambung >>
ileus pada sepsis
peritonitis
masukan cairan berkurang :
mual, muntah
Ileus
Coma
puasa pasca bedah
tidak minum cukup
Prevalence of Malnutrition in
Hospitalized Patients

69%
Adequate
Nutritional
State
21%
Moderately
Malnourished
10%
Severely Malnourished
Detsky et al. JPEN 1987
NUTRISI
Px pasca bedah tanpa komplikasi tidak
mendapat nutrisi sama sekali akan
kehilangan protein 75-125gr/hr
Pemberian Karbohidrat 100-150gr
menekan pemecahan protein sampai 50%
Hipoalbumin menyebabkan edema jaringan
, infeksi dan dehisensi luka
operasi.Turunnya enzym pencernaan
menyulitkan proses realimentasi
INGAT
Pastikan nutrisi pasien selalu cukup
Jika nutrisi oral, periksa apakah diet habis
dimakan semua
Jika nutrisi oral kurang, tambahkan supplement
(susu khusus, sip-drink)
Jika nutrisi oral tetap kurang, sedang usus
berfungsi baik, berikan nutrisi enteral
(nasogastric tube feeding)
Jika usus tidak berfungsi, berikan nutrisi
parenteral

Kapan pasien perlu NPE ?
Usus tidak mampu menyerap (cukup)
makanan
ileus paralitik
ileus obstruktif
fistula usus-kulit (bocor)
kebutuhan nutrisi meningkat tinggi
luka bakar
tetanus dengan kejang yang berkepanjangan
MALNUTRISI
BB IDEAL
BB ACTUAL
Pada malnutrisi, energy expenditure dihitung berdasarkan
berat badan actual
OBESITAS
BB IDEAL
BB ACTUAL
Obesitas, energy expenditure dihitung berdasarkan BB
ideal
Nutrisi Parenteral (NPE)
Terapi intravena dengan bahan nutrisi
karbohidrat : glucose, fructose
poli-alkohol : xylitol
asam amino / protein : kombinasi berbagai
asam amino esensial dan non-esensial
emulsi lemak
Berapa banyak harus / boleh diberikan ?
-KH adalah sumber utama non protein energy
-Sangat mudah di absorbsi & dimetabolisme
-Pada umumnya diberikan 50% - 60% dari total kalori
-Pada keadaan tertentu dapat diturunkan s.d 30% dr
total kalori
-Mencegah protein anabolik
Catatan:
Protein anabolisme
proses dimana protein diubah di jaringan
menjadi energi

Jalur vena untuk Nutrisi Parenteral
Jalur vena sentral
Jalur vena perifer
Cairan Hipertonis
Plasma normal 280-300 mOsm
Dextrose 10% 506 mOsm
KaEnMg3 695 mOsm
NaCl 0.9%-Dext 5% 578 mOsm

Kepekatan s/d 900 mOsm masih boleh
diberikan lewat vena perifer
Gangguan Elektrolit
Gangguan Elektrolit ( dan juga
metabolisme) umum terjadi pada
sakit kritis dan pasien pasien trauma
Terjadi karena proses penyakit yang
mendasari
Penting untuk mencari penyebabnya
dan juga mengobati perubahan
elektrolit yang terjadi


KALlUM
Penting untuk mempertahankan muatan listrik
membran potensial
Gangguan berakibat pada sistem kardiovaskuler
, neuromuskuler dan gastrointestinal

HIPERKALEMI

Gangguan fungsi ginjal
Kerusakan jaringan luas
Luka bakar

Tanda Klinis
Kesemutan ,kelemahan otot
Aritmia : bradikardi , blok , hambatan konduksi
EKG : tall T
Apatis , gangguan mental

TERAPI
Pemberian Calcium Glukonas 10 30 cc
Sodium bikarbonat 50 -100mEq
Dialisis
Diuretika
HIPOKALEMI
Disebabkan krn kehilangan ( loss ) baik
lewat ginjal atau diluar ginjal ,
pergeseran(shift) transeluler atau intake
yang kurang
Penyebab
Shift : Alkalosis,insulin,hiperventilasi
Ginjal:diuretik,diabetic ketoasidosis
Diluar ginjal : diare , keringat banyak
Intake kurang : malnutrisi , peminum alkohol

Gambaran Klinis
Kelemahan otot,paralisis
Aritmia
Paralitik Ileus
Mengantuk sampai koma
Terapi
Syarat pemberian Kalium ( KCL ) iv :
Produksi urine 0,5 1 cc /KgBB / jam
Jangan lebih 20 meq / jam
Harus diencerkan
Kalau dosis besar lewat vena sentral
Terapi monitor lewat EKG

Anda mungkin juga menyukai