Anda di halaman 1dari 2

Korelasi Negara dengan Hukum

Kita hidup di suatu Negara yang mendapat legitimitas dari Negara lain baik secara
defacto atau dejure untuk mendekalrasikan kemerdekaan Negara kita, akan tetapi mayoritas dari
kalangan primitife yang mejadi element penting terbentuknya suatu Negara tidak mengetahui
hakekat atau ontologi Negara, yang ada di benak mereka hanya bagaimana cara mendapat sesuap
nasi untuk keluarga, mencari nafkah untuk keluarga dan meratapi nasib, bahkan masyarakat urban
pun yang juga tergolong element penting terbentuknya suatu Negara juga begitu, mereka terlalu
sibuk dengan pekerjaan, hanya uang yang ada di benak mereka, Negara hanya diposisikan
sebagai lapangan untuk mencari pekerjaan bahkan ada yang tidak puas dengan Negaranya sendiri
sehingga marantau ke Negara lain, rasa memiliki kepada suatu Negara tidak ada, pengabdian
untuk mempersolid suatu Negara juga masih tanda tanya, mereka belum mengerti pentingnya
suatu Negara. Mungkin, inilah salah satu penyebab program konstitusi sulit terealisasi.
Istilah Negara berasal dari kata latin yaitu status atau statum yang mempunyai arti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat tetap dan tegak. Sedangkan secara
terminologi Negara adalah organisasi tertinggi yang ada dalam masyarakat yang mempunyai cita-
cita untuk bersatu, hidup dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat,
sebagaimana ungkapan . ubaedillah, dkk, Demokrasi, !M dan masyarakat madani, "#akarta$
I%%& 'IN Syarif #akarta, ())*, hlm. (+. !akekat adanya suatu Negara bertujuan membentuk tali
persaudaraan yang kokoh, terlepas tujuan tersebut di salah gunakan oleh pejabat atau tidak,
sehingga penduduk suatu Negara bisa hidup tentram, tidak saling sikut menyikut dll. ,engertian
di atas, dapat diambil benang merah bahwa elemen terpenting dalam suatu Negara adalah rakyat,
kawasan, pemerintahan. -anpa ada ketiganya mustahil suatu Negara bisa terbentuk, ketiga-
tiganya mempunyai peran yang sangat signifikan sehingga suatu Negara mendapat legalitas dari
Negara lain baik secara defacto atau dejure. Negara merupakan wadah untuk mengekpresikan
kehidupan yang berlangsung sekaligus sebagai pengenalan warga satu dengan yang lainnya, hal
ini sangat dianjurkan oleh syara. dengan statemennya yaitu /litaarofu0.
Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, mempunyai
aneka ragam budaya dan beribu-ribu pulau. !al ini disebabkan da.wah para wali sangat diterima
oleh masyarakat pada waktu itu, ketika berda.wah mereka tidak sedikit pun menyinggung
kesalahan agama yang masyarakat anut apalagi menggunakan kekerasan, mungkin inilah salah
satu penyebab diterimanya gama Islam di Negara kita. Islam adalah agama samawi terakhir
yang lahir di muka bumi, agama yang dibawa filosof muslim "Muhammad*, kitab sucinya mulai
1aman terdahulu sampai sekarang tidak ada yang berubah dan sangat responsi2e terhadap
perkembangan 1aman. %iri khas Islam adalah toleransi beragama sebagaimana firman llah laa
ikroha fiddin artinya pemeluk agama lain tidak boleh dikucilkan, dicerca bahkan diusir.
Muhammad, sang pelopor pun ketika berhadapan dengan non muslim bersifat lemah lembut,
orang yang beragama Islam ketika bertobat tidak harus bunuh diri, inilah yang membedakan
dengan agama-agama samawi terdahulu. Islam membawa perubahan yang signifikan, siksaan
yang diturunkan oleh sang khali3 akibat perbuatan bejat ummatnya ditangguhkan sampai hari
pembalasan "kiamat* sehingga peluang untuk bertobat sangat besar, hal ini berbeda dengan
agama-agama terdahulu ketika ummatnya melewati batas mereka langsung di bombardir dengan
siksaan seketika itu.
gama Islam mempunyai norma-norma yang harus dilakukan oleh pemeluknya seperti
berlaku adil, tolong menolong dalam hal kebaikan, meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji, dll.
Negara juga mempunyai hukum-hukum atau norma yang wajib dikerjakan oleh setiap warganya,
tanpa adanya norma Negara akan mengalami ketimpangan dari segi konstitusi karena norma
tersebut aksiologinya adalah sebagai kontrol dari keegoisan rakyat ,ermasalahannya sekarang,
bila norma gama bertabrakan dengan aturan Negara bagaimana mencari jalan keluarnya4
mengingat aturan agama yang menerangkan kenegaraan tidak begitu mendalam, gama hanya
menerangkan secara uni2ersal saja, misalkan musyawarah, bai.at, dll padahal permasalahan yang
muncul dalam suatu Negara sangatlah kompleks butuh keterangan lebih lanjut dan sangat
memungkinkan aturan konstitusi berbenturan dengan undang-undang syara.. pakah undang-
undang Negara lebih diprioritaskan dengan mengkesampingkan undang-undang syara.4kalau
memang iya, apakah hal tersebut tidak termasuk perbuatan mungkar4padahal otoritas pemempin
yang mengendalikan suatu Negara harus merujuk pada undang-undang syara.5, atau sebaliknya
yakni lebih memprioritaskan undang-undang syara.4sehingga ketentuan pemimpin tidak
diindahkan oleh rakyat5.
,aradigma tersebut sangat sulit dicarikan titik temu, mengingat suatu Negara tidak hanya
Islam saja pemeluknya meskipun minoritas. Kalau hanya merujuk pada norma-norma Islam,
bagaimana dengan agama lain4 toh selain agama Islam, juga mempunyai aturan-aturan tersendiri,
sangat memungkinkan terjadi kecemburuan social. da tiga pendapat yang terkenal menyikapi
paradigma di atas$ kelompok pertama mempunyai pandangan bahwa antara gama dan Negara
tidak bisa dipisahkan, keduanya ibarat dua mata keping uang yang bersifat formal atau integral,
pandangan ini dianut oleh golongan Syi.ah, Ikhwanul Muslimin di Mesir, kelompok 6ahabi di
rab, al-Mawardi, al-7ho1ali, ibnu taimiyyah, 8asyid 8idha dan ta3iyuddin al-Nabhani
"1yumardi 1ra, pergolakan politik Islam, hlm. 9*. re2olusi Iran yang dipimpin oleh Imam
Khoemaini sebagai bukti sahih dari teori ini, sehingga memunculkan konsep wilayat al-Faqih,
"nam Khairul, fikih siyasah dan wacana politik Islam kontemporer, ide pustaka, hal. :(*.
Kelompok kedua mempunyai asumsi bahwa tidak ada kaitannya antara Islam dengan Negara,
karena Negara adalah urusan manusia dengan manusia sedangkan agama adalah urusan tuhan
dengan hambanya. Kelompok ini dianggap sekuleristik karena setatemen kerasnya, salah satu
tokoh Islam yang paling populer menyuarakan adanya sekularisme adalah li bdul 8a1i3
dengan karya monumentalnya al-Islam wa Ushul al hukm. Ia adalah salah seorang ulama mesir
yang pernah diusir dari al-1har pada tahun 9;(< karena pendapat dan karyanya yang
menyuarakan sekularisme "Isma.il =usanto, Islam Idiologi, refleksi, hlm. ><*. kelompok ketiga
beranggapan bahwa gama dengan Negara mempunyai korelasi simbiosis-mutualisme, keduanya
saling melengkapi. Negara ditempatkan sebagai sarana penunjang perkembangan agama,
sedangkan gama diposisikan sebagai pembimbing etika dan moral "moral force* bagi Negara.
Negara tidak perlu memakai hukum Islam secara legal dan formal, tetapi hanya dijadikan pijakan
moral dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara, pandangan ini dikemukakan oleh
beberapa tokoh muslim, seperti Nasr hamid bu ?aid, Muhammad bduh dan bdurrahman
6ahid, bukan 7usdur "Isma.il =usanto, Islam Idiologi, refleksi, hlm. >@*.
Mengekor keterangan di atas dalam konteks Indonesia sebagai kaum yang mayoritas
beragama Islam penulis cenderung mengklasifikasi tata laksana atau perundang-undangan yang
diterapkan oleh pemerintah Indonesia, pertama apabila undang-undang bersinggungan dengan
hukum syara. maka harus dicarikan titik temu dalam perumusannya dengan menimbang sisi
maslahah dan mafsadah atau melihat konteks atau situasi pada sat itu yakni menggunakan analisa
kualitatif "melihat berbagai sudut pandang*, terlepas pemeluk non Islam setuju atau tidak. Aanyak
sejarah yang menyebutkan bahwa agama yang benar adalah agama yang menyembah tuhan yang
berhak disembah, di antaranya adalah Ibrahim dalam pengembaraanya untuk mencari kebenaran
hakiki sampai menemukan tuhan yang esa, kedua apabila tidak ada korelasi dengan hukum syara.
maka pemerintah berhak atau mempunyai wewenang untuk merumuskan masalah perundang-
undangan tanpa melihat prespektif syara. tetapi harus disepakati oleh rakyat selain karena
Indonesia menggunakan system demokrasi, tendensi kaedah fi3ih tasharrufu al-Imam Bala al-
raiyayh manutun bi al-maslahah juga ikut memperkuat alibi tersebut. rtinya penulis lebih setuju
dengan kelompok pertama yang mengatakan bahwa Negara dan gama tidak bisa dipisahkan,
akan tetapi lebih memperinci keterang seperti yang telah disebutkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai