Sejauh ini lebih dari 6,5 juta perempuan di Indonesia jadi populasi rawan tertular HIV. Lebih dari 30% diantaranya melahiran bayi yan! tertular HIV. "ada tahun #0$5, diperiraan aan terjadi penularan pada 3%.500 ana yan! dilahiran dan itu terin&esi HIV. Sampai tahun #006 diperiraan '.360 ana terena HIV dan separuh diantaranya menin!!al dunia. Saat ini diperiraan #3#0 ana terena HIV. (ebanyaan wanita men!urus eluar!a dan ana)ananya selain men!urus diri sendiri, sehin!!a !an!!uan esehatan pada wanita aan mempen!aruhi seluruh eluar!anya. *anita den!an HIV+,I-S harus mendapatan duun!an dan perawatan men.aup penyuluhan yan! memadai tentan! penyaitnya, perawatan, pen!obatan, serta pen.e!ahan penularan pada ana dan eluar!anya. "enularan HIV e bayi dan ana bisa dari ibu e ana, penularan melalui darah, penularan melalui hubun!an ses /pele.ehan sesual pada ana0. "enularan dari ibu e ana terjadi arena wanita yan! menderita HIV+,I-S seba!ian besar /%5%0 berusia subur /$5)'' tahun0 sehin!!a terdapat resio penularan in&esi yan! bias terjadi pada saat ehamilan. "re1alensi penularan dari ibu e bayi dalah 0,0$% sampai 0,2%. 3ila ibu baru terin&esi HIV dan belum ada !ejala ,I-S, emun!inan bayi terin&esi sebanya #0% sampai 35%, sedan!an !ejala ,I-S sudah jelas pada ibu emun!inan men.apai 50%. 4in!at transmisi ,I-S dapat diuran!i dari #5% ) 30% menjadi uran! dari #% /beruran! 5 60%0 alau paai obat antireto1iris /,7V0 pada 4rismester terahir ehamilan, selama persalinan, dan elahiran dan bayi diobati pas.apersalinan selama 6 min!!u dan tida disusui. ,turan+resiman yan! san!at e&eti& ini belum ada di 8e!ara)ne!ara sedan! beremban!.In&esi Human immunodeficiency virus /HIV0 pertama ali ditemuan pada ana tahun $6%3 di ,meria Seriat, yan! mempunyai beberapa perbedaan den!an in&esi HIV pada oran! dewasa dalam berba!ai hal seperti .ara penularan, pola seroon1ersi, riwayat perjalanan dan penyebaran penyait, &ator resio, metode dia!nosis, dan mani&estasi oral. -ampa acquired immunodeficiency syndrome /,I-S0 pada ana terus menin!at, dan saat ini menjadi penyebab pertama ematian ana di ,&ria, dan perin!at eempat penyebab ematian ana di seluruh dunia. Saat ini World Health Organization /*H90 memperiraan #,2 juta ana di dunia telah menin!!al arena ,I-S. 4ransmisi HIV se.ara 1ertial dari ibu epada ananya merupaan jalur terserin! in&esi pada masa ana)ana, dan an!a terjadinya in&esi perinatal diperiraan sebesar %3% antara tahu $66# sampai #00$. -i ,meria Seriat, in&esi HIV perinatal terjadi pada hampir %0% dari seluruh in&esi HIV pediatri. In&esi perinatal sendiri dapat terjadi in) utero, selama periode peripartum, ataupun dari pemberian ,SI, sedan!an transmisi 1irus melalui rute lain, seperti dari trans&usi darah atau omponen darah relati& lebih jaran! ditemuan. Selain itu, se:ual abuse yan! terjadi pada ana ju!a dapat menjadi penyebab terjadinya in&esi HIV, di mana hal ini lebih serin! ditemuan pada masa remaja. 3erba!ai !ejala dan tanda yan! ber1ariasi dapat bermani&estasi dan ditemuan pada ana) ana yan! sebelumnya tida diperiraan men!idap in&esi HIV harus menjadi suatu tanda perin!atan ba!i para petu!as esehatan, terutama para doter untu memiiran emun!inan terjadinya in&esi HIV. ;ejala dan tanda)tanda yan! mun!in terjadi meliputi in&esi bateri yan! berulan!, demam yan! suar sembuh, diare yan! suar sembuh, sariawan yan! suar sembuh, parotitis ronis, pneumonia berulan!, lymphadenopati !eneralisata, !an!!uan peremban!an yan! disertai failure to thrive, dan elainan ulit ronis)berulan!. 1 BAB II PEMBAHASAN II.1. DEFINISI HIV /Human Immunode&i.ien.y Virus0 adalah sejenis 1irus yan! menyeran! sistem eebalan tubuh manusia dan dapat menimbulan ,I-S /Acquired Immunodeficiency Syndrome0. ,rtinya bahwa HIV berbeda den!an ,I-S tetapi HIV memun!inan untu menjadi pen.etus terjadinya ,I-S. Sampai saat ini masih ditemuan beberapa ontra1ersi tentan! etepatan meanisme perusaan sistem imun oleh HIV. Human Immunodeficiency Virus merupaan 1irus yan! termasu dalam &amilia retro1irus yaitu elompo 1irus berselubun! (envelope virus) yan! mempunyai en<im re1erse trans.riptase, en<im yan! dapat mensintesis opi -8, dari !enon 78,. Virus ini masu dalam sub &amilia lenti1irus berdasaran esamaan se!men !enon, mor&olo!i dan silus hidupnya. Sub &amilia lenti1irus mempunyai si&at dapat menyebaban in&esi laten, mempunyai e&e sitopati yan! .epat, peremban!an penyait lama dan dapat &atal. In&esi HIV adalah in&esi 1irus yan! se.ara pro!resi& men!han.uran sel)sel darah putih dan menyebaban ,I-S /,.=uired Immunode&i.ien.y Syndrome0. ,I-S adalah penyait &atal yan! merupaan stadium lanjut dari in&esi HIV. In&esi oleh HIV biasanya beraibat pada erusaan sistem eebalan tubuh se.ara pro!resi&, menyebaban terjadinya in&esi oportunisti. ;ejala umum yan! serin! terjadi pada ana adalah diare berepanjan!an, serin! men!alami in&esi atau demam lama, tumbuh jamur di mulut, badan semain urus dan berat badan terus turun. Serta !an!!uan sistem dan &un!si or!an tubuh lainnya yan! berlan!sun! ronis atau lama. Se.ara primer HIV dan ,I-S terjadi pada dewasa muda, tapi jumlah ana)ana dan remaja yan! terena semain bertambah jumlahnya. II.2. ETIOLOGI Virus penyebab de&isiensi imun yan! den!an nama Human Immunodeficiency Virus /HIV0 adalah suatu 1irus 78, dari &amili etrovirus dan sub&amili !entiviridae" Sampai searan! baru dienal dua serotype HIV yaitu HIV)$ dan HIV)# yan! ju!a disebut lymphadenopathy associated virus type#$ /L,V)#0 yan! hin!!a ini hanya dijumpai pada asus ,I-S atau oran! sehat di ,&ria,dan spetrum penyait yan! ditimbulannya belum banya dietahui. HIV)$, seba!ai penyebab sindrom de&isiensi imun /,I-S0 terserin!, dahulu dienal ju!a seba!ai human % cell#lymphotropic virus type III /H4LV) III0, lymphadenipathy#associated virus /L,V0 dan AI&S#associated virus. Virus ini pertama ali diisolasi oleh >onta!nier dan awan)awan di "ran.is pada tahun $6%3 den!an nama Lymphadenopathy ,sso.iated Virus /L,V0, sedan!an ;allo di ,meria Seriat pada tahun $6%' men!isolasi /HIV0 III. (emudian atas esepaatan internasional pada tahun $6%6 nama 1irus dirubah menjadi HIV. Human Immunode&i.ien.y Virus adalah sejenis 7etro1irus 78,. -alam bentunya yan! asli merupaan partiel yan! inert, tida dapat beremban! atau meluai sampai ia masu e sel tar!et. Sel tar!et 1irus ini terutama sel Lym&osit 4, arena ia mempunyai reseptor untu 1irus HIV yan! disebut ?-)'. -idalam sel Lym&osit 4, 1irus dapat beremban! dan seperti retro1irus yan! lain, dapat tetap hidup lama dalam sel den!an eadaan inati&. *alaupun demiian 1irus dalam tubuh pen!idap HIV selalu dian!!ap in&e.tious yan! setiap saat dapat ati& dan dapat ditularan selama hidup penderita tersebut. 2 Se.ara mortolo!is HIV terdiri atas # ba!ian besar yaitu ba!ian inti /.ore0 dan ba!ian selubun! /en1elop0. 3a!ian inti berbentu silindris tersusun atas dua untaian 78, /7ibonu.lei. ,.id0. @n<im re1er.e trans.riptase dan beberapa jenis prosein. 3a!ian selubun! terdiri atas lipid dan !lioprotein /!p '$ dan !p $#00. ;p $#0 aan beriatan den!an reseptor ?-', yaitu suatu reseptor yan! terdapat pada permuaan sel 4 helper, maro&a!, monosit, sel) sel lan!erhans pada ulit, sel)sel !lial, dan epitel usus /terutama sel)sel ripta dan sel)sel enteroroma&in0. Sedan!an gp '( atau disebut ju!a protein transmembran, dapat beerja seba!ai protein &usi yaitu protein yan! dapat beriatan den!an reseptor sel lain yan! berdeatan sehin!!a sel)sel yan! berdeatan tersebut bersatu membentu sinsitium. (arena ba!ian luar 1irus /lema0 tida tahan panas, bahan imia, maa HIV termasu 1irus sensiti& terhadap pen!aruh lin!un!an seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatian den!an berba!ai disin&etan seperti eter, aseton, alohol, jodium hipolorit dan seba!ainya, tetapi telati& resisten terhadap radiasi dan sinar utra1iolet. Virus HIV hidup dalam darah, sa1ila, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat ju!a ditemuan dalam sel monosit, marota! dan sel !lia jarin!an ota. (,7,(4@7IS,SI VI7AS HIV
;ambar $. Strutur anatomi HIV)$ dan HIV ) # "artiel HIV terdiri atas inner core yan! men!andun! # untai -8, identi yan! dielilin!i oleh selubun! &os&olipid. ;enom HIV men!andun! !en env yan! men!ode selubun! !lioprotein, !en !a! yan! men!ode protein .ore yan! terdiri dari protein p$2 /3> $2.0000 dan p#' /3> #'.0000, dan !en pol yan! men!ode beberapa en<im yaitu B re1erse trans).riptase, inte!rase dan protease. @n<im)en<im tersebut dibuuhan dalam proses repliasi. Selain itu HIV ju!a men!andun! 6 !en lainnya yaitu vpr) vif) rev) nef dan vpu yan! men!atur proses reprodusi 1irus. 3a!ian palin! in&esius dari HIV adalah selubun! !lioprotein !p $#0 /3> $#0.0000 dan !p '$ /3> '$.0000. (edua !lioprotein tersebut san!at ber)peran pada perleatan 1irus HIV den!an sel hospes pada proses in&esi. HIV dielompoan berdasaran strutur !enom dan anti!enitasnya yaitu HIV)$ dan HIV)#. "erbedaan in&esi edua 1irus tersebut dapat dilihat pada tabel. 3 4abel $. "erbedaan in&esi HIV)# dan HIV)$ II.3. PATOFISIOLOGI INFEKSI HIV Sistem imun manusia san!at omples, erusaan pada salah satu omponen sistem imun aan mempen!aruhi sistem imun se.ara eseluruhan. HIV men!in&esi sel 4helper yan! memilii reseptor ?-' di permuaannya, maro&a!, sel dendriti, or!an lim&oid. Cun!si pentin! sel 4 helper antara lain men!hasilan <at imia yan! berperan seba!ai stimulasi pertumbuhan dan pembentuan sel)sel lain dalam sistem imun dan pembentuan antibodi, sehin!!a penurunan sel 4 ?-' menurunan imunitas dan menyebaban penderita mudah terin&esi. (etia HIV masu melalui muosa, sel yan! pertama ali terin&esi ialah sel dendriti. (emudian sel)sel ini menari sel)sel radan! lainnya dan men!irim anti!en tersebut e sel)sel lim&oid. HIV mempunyai tar!et sel utama yaitu sel lim&osit 4', yan! mempunyai reseptor ?-'. Setelah masu e dalam tubuh, HIV aan menempel pada sel yan! mempunyai moleul ?-' pada permuaannya. >oleul ?-' ini mempunyai a&initas yan! san!at besar terhadap HIV, sehin!!a lim&osit ?-' dihasilan dan diirim e sel lim&oid yan! pea terhadap in&esi HIV. Lim&osit)lim&osit ?-' yan! diaumulasian di jarin!an lim&oid aan tampa seba!ai lim&adenopati dari sindrom retro1irus aut yan! dapat terlihat pada remaja dan oran! dewasa. HIV aan men!in&esi sel ?-' yan! san!at berespon terhadapnya sehin!!a ehilan!an respon dan ontrol pertumbuhan terhadap HIV. (etia repliasi 1irus 4 melebihi batas /biasanya 3)6 min!!u seja in&esi0 aan terjadi 1iremia yan! tampa se.ara linis seba!ai fluli*e syndrome /demam, rash, lim&adenopati, atrhral!ia0 terjadi 50)20% pada oran! dewasa. -en!an terbentunya respon imun humoral dan seluler selama #)' bulan, muatan 1irus dalam darah men!alami penurunan se.ara substansial, dan pasien memasui masa den!an !ejala yan! sediit dan jumlah ?-' yan! menin!at sediit. >eanisme utama in&esi HIV adalah melalui perleatan selubun! !lioprotein 1irus !p$#0 pada moleul ?-'. "artiel HIV yan! beriatan den!an moleul ?-' emudian masu e dalam sel hospes melalui &usi antara membran 1irus den!an membran sel hospes den!an bantuan !p'$ yan! terdapat pada permuaan membran 1irus. >oleul ?-' banya terdapat pada sel lim&osit 4 helper+ ?-'D, narnun sel)sel lain seperti maro&a!, monosit, sel dendriti, sel lan!erhans, sel stem hematopoeti dan sel miro!ial dapat ju!a terin&esi HIV melalui in!esti ombinasi 1irus)antibodi atau melalui moleul ?-' yan! diespresian oleh sel tersebut. 3anya buti menunjuan bahwa moleul ?-' meme!an! peranan pentin! pada pato!enesis dan e&e sitopati HIV. "er.obaan tran&esi !en yan! men!ode moleul ?-' pada sel tertentu yan! tida mempunyai moleul tersebut, menunjuan bahwa sel yan! semula resisten ter)hadap HIV berubah menjadi rentan terhadap in&esi tersebut. @&e sitopati ini ber1ariasi pada sel ?-'D, namun palin! tin!!i pada sel den!an densitas moleul ?-' permuaan yan! palin! tin!!i yaitu sel lim&osit 4 ?-'D. Seali 1irion HIV masu e dalam sel, maa en<im yan! terdapat dalam nuleoprotein menjadi ati& dan memulai silus reprodusi 1irus. 8uleoprotein inti 1irus menjadi rusa dan !enom 78, 1irus aan ditransripsi menjadi -8, untai !anda oleh en<im reverse transcriptase dan emudian masu e nuleus. @n<im inte!rase aan men!atalisa inte!rasi antara -8, 1irus den!an -8, !enom dari sel hospes. 3entu -8, inte!rasi dari HIV disebut pro1irus, yan! mampu bertahan dalam bentu inati& selama beberapa bulan atau beberapa tahun tanpa memprodusi 1irion baru. Itu sebabnya in&esi HIV pada seseoran! dapat bersi&at laten dan 1irus terhindar dari sistem imun hospes. "artiel 1irus yan! in&esius aan terbentu pada saat sel lim&osit 4 terati1asi. ,ti1asi sel 4 ?-'D yan! telah terin&esi HIV aan men!aibatan ati1asi provirus ju!a. ,ti1asi ini diawali den!an transripsi !en strutural menjadi m78, emudian ditranslasian menjadi protein 1irus. (arena protein 1irus dibentu dalam sel hospes, maa membran plasma sel hospes aan disisipi oleh !lioprotein 1irus yaitu !p'$ dan !p$#0. 78, 1irus dan protein core emudian aan membentu membran dan men!!unaan membran plasma sel hospes yan! telah dimodi&iasi den!an !lioprotein 1irus, membentu selubun! 1irus dalam proses yan! dienal seba!ai buddin!. "ada beberapa asus ati1asi pro1irus HIV dan pembentuan partiel 1irus baru dapat menyebaban lisisnya sel yan! terin&esi. Selama periode laten, HIV dapat berada dalam bentu provirus yan! berinte!rasi den!an !enom -8, hospes, tanpa men!adaan transripsi. ,da beberapa &ator yan! dapat men!ati1asi proses transripsi 1irus tersebut. Se.ara in vitro telah dibutian pada sel)4 yan! terin&esi 1irus laten, ran!san!an 48C (%umor +ecrosis ,actor) dan IL)6 dapat menin!atan produsi 1irus yan! in&esius. Hal ini pentin! arena monosit pada indi1idu yan! terin&esi HIV .enderun! melepasan sitosin dalam jumlah besar sehin!!a dapat menyebaban menin!atnya transripsi 1irus. In&esi beberapa 1irus dapat menin!atan transripsi pro1irus -8, pada HIV sehin!!a beremban! menjadi ,I-S yaituE H4LV) $, cytomegalovirus) virus herpes simple-) virus .pstein#/arr) adeno#virus) papovirus dan virus hepatitis 3. 5 7epliasi HIV)$ permulaan pada ana tida menunjuan adanya mani&estai linis pada ana. *alaupun di tes den!an men!!unaan "?7 atau isolasi 1irus untu sequence asam nuleat dari 1irus, hanya 3 pola penyait ditemuan pada ana)ana. 4epatnya $5)#5% bayi baru lahir yan! terin&esi HIV pada ne!ara beremban! mun.ul den!an perjalanan penyait yan! .epat, den!an !ejala dan onset ,I-S dalam beberapa bulan pertama ehidupan, median watu etahanan hidup ialah 6 bulan jia tida diobati. "ada ne!ara misin, mayoritas bayi baru lahir aan men!alami perjalanan penyait seperti ini. 4elah dietahui bahwa in&esi intrauterin bertepatan den!an periode pertumbuhan .epat ?-' pada janin. >i!rasi yan! normal dari sel)sel ini menuju e sumsum tulan!, limpa, dan timus yan! men!hasilan penyebaran sistemi HIV, tida dapat di.e!ah oleh sistem imun yan! imatur dari janin. In&esi dapat terjadi sebelum pembentuan onto!eni normal sel imun, yan! men!aibatan !an!!uan dari imunitas. ,na)ana den!an eadaan seperti ini menunjuan hasil tes "?7 yan! positi& /nilai median $$.000 opi+ml0 pada '% jam pertama ehidupan. 3uti ini menunjuan terjadinya in&esi inuterin. >uatan 1irus aan terus menin!at dalam #)3 bulan /250000opi+ml0 dan menurun se.ara perlahan. 3erbeda den!an oran! dewasa bahwa muatan 1irus pada ana)ana tetapi tin!!i selama $)# tahun pertama. In&esi perinatal mayoritas yan! terjadi di ne!ara beremban! /60)%0%0 men!alami pola penyait yan! edua ini, yan! mempunyai perjalanan penyait yan! lebih lambat, den!an median etahanan hidup selama 6 tahun. 3anya pasien den!an penyait ini memilii tes ultur yan! ne!ati& dalam $ min!!u pertama ehidupan dan dipertimban!an seba!ai pasien bayi yan! terin&esi intrapartum. "ada pasien muatan 1irus aan menin!at den!an .epat dalam #)3 bulan pertama ehidupan /median $00.000 opi+ml0 dan menurun se.ara lambat setelah #' bulan. Ini berbeda den!an oran! dewasa dimana muatan 1irus beruran! den!an .epat setelah in&esi primer. "ola eti!a dari perjalanan penyait /long#term suvivors0 mun.ul dalam jumlah e.il /F5%0 host, dan in&esi 1irus yan! .a.at /adanya de&e pada !en 1irus0. "erubahan sistem imun ana)ana arena in&esi HIV aan menyerupai in&esi HIV pada oran! dewasa. "enurunan sel 4 aan uran! dramatis disebaban arena pada bayi terjadi lim&ositosis relati&. Seba!ai .ontoh, jumlah ?-' $.500 sel+mm3 pada ana F$5. ,ti1asi sel 3 mun.ul pada in&esi awal pada ebanyaan ana seba!ai buti hiper!amma!lobulinemia den!an adar antibodi anti)HIV)$ yan! tin!!i. 7espon ini memperlihatan adanya disre!ulasi dari supresi sel 4 dari sintesis antibodi sel 3 dan penin!atan jumlah ?-' ati& dari respon humoral sel lim&osit 3. -isre!ulasi dari sel 3 mendahului beruran!nya ?-' pada ebanyaan ana, dan dapat ber!una seba!ai alat bantu dia!nosis in&esi HIV pen!!anti bila tes dia!nosis spesi&i. /"?7, ultur0 tida ada atau terlalu mahal. >esipun penin!atan adar imuno!lobulin, buti dari produsi antibodi spesi&i tida mun.ul pada beberapa ana. Hipo!ama!lobulinemia san!at jaran!. "en!aruh terhadap sistem sara& pusat lebih serin! terjadi pada ana)ana dibandin!an oran! dewasa. >aro&a! dan miro!lia mempunyai peran pentin! dalam dalam neuropato!enesis HIV, dan dari data dilaporan astrosit ju!a dapat berpen!aruh. >esipun meanisme pada sistem sara& pusat belum be!itu jelas, pertumbuhan ota pada bayi muda dipen!aruhi # meanisme, yaitu 1irus itu sendiri yan! dapat men!in&esi berma.am)ma.am sel ota se.ara lan!sun! ,atau se.ara tida lan!sun! den!an .ara men!eluaran sitoin /IL)$G, IL)$ , 48C) G, IL)#0 atau osi!en reati& dari lim&osit atau maro&a! yan! terin&esi HIV. DEPLESI SEL LIMFOSIT CD4+ 6 Humlah 1irus yan! terdapat pada sel hospes berhubun!an den!an menurunnya &un!si sel 4 ?-'D dan parahnya penyait. (e.epatan penurunan sel 4 ?-'D rendah dan relati& onstan pada indi1idu terin&esi HIV tetapi asimtomati, dan menjadi lebih .epat pada indi1idu terin&esi HIV yan! disertai den!an sinsitia /sel rasasa multinulear0. Humlah sel 4 ?-'D pada darah penderita in&esi HIV merupaan indiator terpentin! untu men!etahui perjalanan penyait. ,pabila jumlah sel 4 ?-'D uran! dari 600 sel+ul darah maa penderita mulai menunjuan de&isiensi imunitas seluler dan menderita in&esi oportunisti. 3eremban!nya in&esi HIV penyait menjadi ,I-S ditandai den!an beruran!nya jumlah sel 4 ?-'D pada darah tepi dari $000 sel+ul menjadi uran! dari #00 sel+ul darah5. "ada indi1idu normal perbandin!an sel 4 ?-'D dan sel 4 ?-%D pada darah tepi adalah #B$, aan tetapi pada penderita ,I-S perbandin!an ini menjadi terbali, sehin!!a menjadi uran! dari $ bahan uran! dari $B5. >enurunnya jumlah sel lim&osit 4 ?-'D merupaan arateristi in&esi HIV. "enurunan ini dapat disebaban oleh ran!san!an 1irus terhadap sel 4 ?-'D lain untu men!eluaran <at yan! bersi&at tosis terhadap sel 4 ?-'D, eliminasi oleh respon imun hospes melalui antibodi omplemen atau melalui Anti0ody#&ependent 1ell#mediated 1ytoto-icity (A&11)) dan ran!san!an si!nal yan! menyebaban apoptosis. Satu atau lebih protein HIV dapat bersi&at seba!ai superanti!en yan! beriatan den!an rantai beta pada reseptor sel 4 dan >ajor Histo.ompatibility ?omple: />H?0 elas II pada Antigen 2resenting 1ell /,"?0. Iatan ini aan menyebaban si!nal apoptosis terhadap sel 4. Selain itu ada beberapa e&e sitopati lan!sun! HIV terhadap sel yan! terin&esi sehin!!a menyebaban lisisnya sel yaitu. $0 "roses produsi 1irus den!an espresi !p '$ pada membran plasma dan buddin! partiel 1irus aan menyebabanE (enaian permeabilitas membran plasma >asunya alsium dalam jumlah yan! mematian Lisis sel. #0 >embran plasma sel terin&esi HIV aan ber!abun! den!an sel 4 ?-'D lain melalui interasi moleul !p $#0)sel 4 ?-'D, sehin!!a membentu sel rasasa multinulear atau sinsitia. "roses pembentuan sinsitia ini dapat menyebaban ematian sel yan! terin&esi HIV maupun sel yan! tida terin&esi 30 -8, 1irus yan! tida terinte!rasi dalam sitoplasma atau sejumlah 78, yan! tida ber&un!si dapat bersi&at tosi terhadap sel yan! terin&esi. '0 "rodusi 1irus aan men!!an!!u sintesis atau espresi protein sehin!!a menyebaban ematian sel. Selain menyebaban menurunnya jumlah sel lim&osit 4 ?-'D, in&esi HIV ju!a menyebaban menurunnya &un!si sel tersebut, yan! se.ara tida lan!sun! berhubun!an den!an e&e sitopati dan pen!uran!an jumlah sel lim&osit 4. 7espon humoral terhadap anti!en terlarut dan respon sel 4 sitotosi /?4L0 terhadap 1irus tertentu ju!a ter!an!!u, 7 mun!in arena !a!alnya sel 4 ?-'D menseresi sitoin dalam jumlah yan! .uup untu di&erensiasi &un!si sel 3 dan ?4L. "enurunan &un!si sel 4 ?-'D disebaban oleh iatan !p$#0 den!an moleul ?-' pada permuaan sel 4. Iatan ini menyebaban moleul ?-' yan! telah beriatan den!an !p$#0 tida dapat berinterasi den!an moleul >H? elas II pada ,"?, sehin!!a respon sel 4 terhadap anti!en terlarut dapat dihambat. (emun!inan lain !p$#0 yan! beriatan den!an moleul ?-' menyebaban &un!si pen!aturan espresi permuaan beberapa moleul yan! dibutuhan untu ati1asi sel 4 menurun. Selain itu protein tat HIV dapat memblo respon imun, yan! diran!san! oleh anti!en melalui jalur ati1asi sel 4 intra seluler. Selain men!in&esi sel lim&osit 4 ?-'D, HIV dapat ju!a men!in&esi monosit atau maro&a! lebih rendah daripada sel lim&osit 4, arena maro&a! relati& lebih resisten. Hal ini disebaban arena sitotosisitas 1irus membutuhan espresi moleul ?-' yan! .uup tin!!i. >aro&a! dapat terin&esi melalui jalur bebas moleul ?-', yaitu melalui &a!ositosis sel lain yan! terin&esi atau endositosis melalui reseptor ,c antibodi yan! men!iat HIV. "ada umumnya maro&a! dapat diin&esi oleh HIV namun tida dapat dibunuh oleh 1irus tersebut, sehin!!a serin! merupaan reservoir. >esipun maro&a! relati& resisten terhadap sitolisis HIV, namun serin!ali &un!sinya ju!a beruran! pada indi1idu terin&esi HIV. 3eruran!nya &un!si maro&a! tersebut meliputi menurunnya emoinesis dan produsi sitoin. Cun!si ,"? pada maro&a! ju!a menurun, emun!inan disebaban arena menurunnya pen!aturan espresi >H? elas II. Selama &ase lanjutan /roni0 in&esi HIV ini penderita aan rentan terhadap in&esi lain dan respons imun terhadap in&esi ini aan meran!san! produsi 1irus HIV dan erusaan jarin!an lim&oid semain menyebar. "ro!resi1itas penyait ini aan berahir pada tahap yan! mematian yan! dienal seba!ai ,I-S. "ada eadaan ini erusaan sudah men!enai seluruh jarin!an lim&oid dan jumlah ?-'D sel 4 dalam darah turun di bawah #00 sel+mmI /normal $.500 sel+mmI0. "enderita ,I-S dapat men!alami berba!ai ma.am in&esi oportunisti, e!anasan, .a.he:ia (HIV 3asting syndrome)) !a!al !injal /HIV ne&ropati0, dan de!enerasi susunan sara& pusat /,I-S ense&alopati0. 9leh arena ?-'D sel 4 san!at pentin! dalam respons imun selular dan humoral pada berba!ai ma.am miroba, maa ehilan!an sel lim&osit ini merupaan alasan utama men!apa penderita ,I-S san!at rentan terhadap berba!ai ma.am jenis in&esi. II.4. TRANSMISI 4ransmisi HIV se.ara umum dapat terjadi melalui empat jalur, yaitu B $. (onta sesualB HIV terdapat pada .airan mani dan seret 1a!ina yan! aan ditularan 1irus e sel, bai pada pasan!an homosesual atau heterosesual. (erusaan pada muosa !enitalia aibat penyait menular sesual seperti si&ilis dan chancroid aan memudahan terjadinya in&esi HIV. #. 4ran&usiB HIV ditularan melalui tran&usi darah bali itu tran&usi 3hole 0lood) plasma, trombosit, atau &rasi sel darah Iainnya. 3. Harum yan! terontaminasiB transmisi dapat terjadi arena tusuan jarum yan! terin&esi atau bertuar paai jarum di antara sesama pen!!una obat)obatan psiotropia. 8 '. 4ransmisi 1ertial /perinatal0B wanita yan! tein&esi HIV sebanya $5)'0% beremun!inan aan menularan in&esi epada bayi yan! baru dilahirannya melalui plasenta atau saat proses persalinan atau melalui air susu ibu. >asih belum dietahui se.ara pasti ba!aimana HIV menular dari ibu)e)bayi. 8amun, ebanyaan penularan terjadi saat persalinan /watu bayinya lahir0. Selain itu, bayi yan! disusui oleh ibu terin&esi HIV dapat ju!a tertular HIV. ,da beberapa &ator risio yan! menin!atan emun!inan bayi terin&esi HIV. Jan! palin! mempen!aruhi adalah 1iral load /jumlah 1irus yan! ada di dalam darah0 ibunya. 9leh arena itu, salah satu tujuan utama terapi adalah men.apai 1iral load yan! tida dapat terdetesi K seperti ju!a ,74 untu siapa pun terin&esi HIV. Viral load pentin! pada watu melahiran. Seperti ditunjuan pada !ambar, penularan dapat terjadi dalam andun!an. Hal ini dapat disebaban oleh erusaan pada plasenta, yan! seharusnya melindun!i janin dari in&esi HIV. (erusaan tersebut dapat memun!inan darah ibu men!alir pada janin. (erusaan pada plasenta dapat disebaban oleh penyait lain pada ibu, terutama malaria dan 43. 8amun risio penularan lebih tin!!i pada saat persalinan, arena bayi tersentuh oleh darah dan .airan 1a!ina ibu watu melalui saluran elahiran. Helas, jan!a watu antara saat pe.ah etuban dan bayi lahir ju!a merupaan salah satu &ator risio untu penularan. Hu!a inter1ensi untu membantu persalinan yan! dapat meluai bayi, misalnya 1aum, dapat menin!atan risio. (arena air susu ibu /,SI0 dari ibu terin&esi HIV men!andun! HIV, ju!a ada risio penularan HIV melalui menyusui. Cator risio lain termasu elahiran premature /bayi lahir terlalu dini0 dan euran!an perawatan HIV sebelum melahiran. Sebenarnya semua &ator risio menunjuan satu halB yan! terpentin! adalah men!awasi esehatan ibu. 3eberapa poo un.iB Status HIV bayi dipen!aruhi oleh esehatan ibunya Status HIV bayi tida dipen!aruhi sama seali oleh status HIV ayahnya Status HIV bayi tida dipen!aruhi oleh status HIV ana lain dari ibu II.5. FAKTOR RISIKO PENULARAN ,da dua &ator utama untu menjelasan &ator risio penularan HIV dari ibu e bayiB $. Cator ibu dan bayi 9 a. Cator ibu Cator yan! palin! utama mempen!aruhi risio penularan HIV dari ibu e bayi adalah adar HIV /viral load0 di darah ibu pada menjelan! ataupun saat persalinan dan adar HIV di air susu ibu etia ibu menyusui bayinya. Amumnya, satu atau dua min!!u setelah seseoran! terin&esi HIV, adar HIV aan .epat seali bertambah di tubuh seseoran!. 7isio penularan aan lebih besar jia ibu memilii adar HIV yan! tin!!i pada menjelan! ataupun saat persalinan. Status esehatan dan !i<i ibu ju!a mempen!aruhi risio penularan HIV dari ibu e bayi. Ibu den!an sel ?-' yan! rendah mempunyai risio penularan yan! lebih besar, terlebih jia jumlah ?-' uran! dari #00. Hia ibu memilii berat badan yan! rendah selama ehamilan serta euran!an 1itamin dan mineral, maa risio terena berba!ai penyait in&esi ju!a menin!at. 3iasanya, jia ibu menderita in&esi menular sesual atau in&esi reprodusi lainnya maupun malaria, maa adar HIV aan menin!at. 7isio penularan HIV melalui pemberian ,SI aan bertambah jia terdapat adar ?-' yan! uran! dari #00 serta adanya masalah pada ibu seperti mastitis, abses, lua di putin! payudara. 7isio penularan HIV pas.a persalinan menjadi menin!at bila ibu terin&esi HIV etia sedan! masa menyusui bayinya. b. Cator bayi $0 3ayi yan! lahir prematur dan memilii berat badan lahir rendah, #0 >elalui ,SI yan! diberian pada usia enam bulan pertama bayi, 3ayi yan! meminum ,SI dan memilii lua di mulutnya #. Cator .ara penularan a. >enular saat persalinan melalui per.ampuran darah ibu dan darah bayi b. 3ayi menelan darah ataupun lendir ibu .. "ersalinan yan! berlan!sun! lama d. (etuban pe.ah lebih dari ' jam e. "en!!unaan eletrode pada epala janin, pen!!unaan 1aum atau &or.eps, dan tindaan episiotomi &. 3ayi yan! lebih banya men!onsumsi maanan .ampuran daripada ,SI 4abel # Cator yan! menin!atan risio penularan HIV dari ibu e bayi 10 II.6. PERJALANAN PENYAKIT "erjalanan penyait in&esi HIV terdiri atas ti!a &ase sesuai den!an perjalanan in&esi HIV itu sendiri,yaituB $. Seroon1ersi Seroon1ersi adalah masa selama 1irus beredar menuju tar!et sel /1iremia0 dan antibodi serum terhadap HIV mulai terbentu. Seitar 20% pasien in&esi HIV primer menderita sindrom mononucleosis#li*e aut yan! terjadi dalam # hin!!a 6 min!!u setelah in&esi awal, yan! dienal ju!a seba!ai sindrom retro1iral aut /a.ute retroviral syndrome4 ,7S0. Sindrom ini terjadi aibat in&esi awal serta penyebaran HIV dan terdiri dari !ejala)!ejala yan! tipial, namun tida has. Sindrom ini memilii berma.am)ma.am mani&estasi, !ejala yan! palin! umum men.aup demam, lemah badan, mial!ia, lim&adenopati, dan nyeri ten!!oroan /sore throat)" Selama masa ini terjadi 1iremia yan! san!at hebat den!an penurunan jumlah lim&osit ?-'. #. "enyait HIV ,simtomatis Setelah in&esi HIV aut den!an penyebaran 1irus dan mun.ulnya respons imun spesi&i HIV, maa indi1idu yan! terin&esi memasui tahap edua in&esi. 4ahap ini dapat saja asimtomatis sepenuhnya. Istilah linis IlatenI dulu di!unaan untu menandai tahap ini, namun istilah tersebut tida sepenuhnya aurat arena pada tahap laten sejati (true latency)) repliasi 1irus terhenti sementara. 11 Hia tida diobati masa laten in&esi HIV dapat berlan!sun! $% bulan hin!!a $5 tahun bahan Iebih, rata)ratanya % tahun. "ada tahap ini penderita tida rentan terhadap in&esi dan dapat sembuh bila terena in&esi yan! umum. Humlah ?-'D sel 4 se.ara perlahan mulai turun dan &un!sinya semain ter!an!!u. "enderita den!an masa laten yan! lama, biasanya menunjuan pro!nosis yan! lebih bai. #. In&esl HIV simtomati atau ,I-S. Hia terjadi penurunan jumlah sel ?-'D yan! menin!at disertai den!an penin!atan 1iremia maa hal tersebut menandaan ahir masa asimtomati. ;ejala awal yan! aan ditemui sebelum masu e &ase simtomati adalah pembesaran elenjar lim&e se.ara menyeluruh (general lim&adenopati0 den!an onsistensi enyal, mo0ile den!an diameter $ .m atau lebih. Seirin! den!an menurunnya jumlah sel ?-'D dan menin!atnya jumlah 1irus di dalam sirulasi aan memper.epat terjadinya in&esi oportunisti. Seba!ian besar permasalahan yan! beraitan den!an in&esi HIV terjadi seba!ai aibat lan!sun! hilan!nya imunitas selular /cell mediated immunity) yan! disebaban oleh han.urnya lim&ost 4 helper1&'5" 9ran! den!an penurunan jumlah sel ?-'D hin!!a uran! dari #00 sel+mm3 diataan menderita ,I-S, mesipun ondisi ini tida disertai den!an adanya penyait yan! menandai ,I-S. -e&inisi ini men.erminan penin!atan e.enderun!an timbulnya masalah yan! beraitan den!an HIV yan! menyertai rendahnya jumlah sel ?-'D se.ara pro!resi&. Setelah ,I-S terjadi, maa sistem imun sudah sedemiian terompensasi sehin!!a pasien tida mampu la!i men!ontrol in&esi oleh pato!en oportunis yan! pada ondisi normal tida berproli&erasi, serta menjadi rentan terhadap terjadinya beberapa e!anasan. "asien den!an ,I-S yan! tida diobati rata)rata menin!!al dalam jan!a watu satu hin!!a ti!a tahun. "erjalanan alamiah in&esi HIV dapat diba!i dalam tahapan seba!ai beriut B Infe*si virus ($#6 minggu) I Sindrom retroviral a*ut ($#6 minggu) 7e8ala menghilang 5 sero*onversi I Infe*si *ronis HIV#asimtomati* (rata#rata 9 tahun) I Infe*si HIV:AI&S simtomati* (rata#rata ()6 tahun) I ;ematian 3a!an $. "erjalanan penyait alamiah in&esi HIV 12 ;ra&i $. "erubahan ?- ' D II.. MANIFESTASI KLINIS >ani&estasi linis in&esi ber1ariasi antara bayi, ana)ana dan remaja. "ada ebanyaan bayi pemerisaan &isi biasanya normal. ;ejala inisial dapat san!at sediit, seperti lim&adenopati, hepatosplenome!ali, atau yan! tida spesi&i seperti e!a!alan untu tumbuhm diare reuren atau ronis, pneumonia interstitial. -i ,meria dan @ropa serin! terjadi !an!!uan paru)paru dan sistemi, sedan!an di ,&ria lebih serin! terjadi diare dan malnutrisi. 4erdapat berba!ai lasi&iasi linis HIV+,I-S # diantaranya menurut enter &or -isease ?ontrol and "re1ention /?-?0 dan *orld Health 9r!ani<ation /*H90. (lasi&iasi HIV menurut ?-? pada ana men!!unaan # parameter yaitu status linis dan derajat !an!!uan imunolo!is, lihat tabel 3 dan tabel '. -@CI8ISI S4,4AS I>A89L9;IS (,4@;97I I>A89L9;IS HA>L,H ?-'D -,8 "@7S@84,SI 494,L LI>C9SI4 4@7H,-," ASI, 0 K $ tahun $)5 tahun 6)$# tahun LL % LL % LL % $. 8onsuppressed M $500 M #5 M $000 M #5 M 500 M #5 #. >oderate suppression 250)$'66 $5)#' 500)666 $5)#' #00)'66 $5)#' 3. Se1ere suppression F5 F$5 F5 F$5 F5 F$5 4abel 3. (lasi&iasi HIV pada ,na (uran! dari $3 4ahun 3erdasaran Humlah ?-' dan "ersentasi 4otal Lim&osit 4erhadap Asia -@CI8ISI S4,4AS (lasi&iasi Se.ara (linis 13 I>A89L9;IS 8 B 4anpa ;ejala dan 4anda , B ;ejala dan 4anda 7in!an 3 B ;ejala dan 4anda Sedan! ? B ;ejala dan 4anda 3erat $. 8onsuppressed 8$ ,$ 3$ ?$ #. >oderate suppression ,# ?# 3# ?# 3. Se1ere suppression ,3 ?3 33 ?3 4abel '. (lasi&iasi HIV menurut ?-? pada ,na (uran! dari $3 4ahun Se.ara (linis (riteria linis untu in&esi HIV pada ana)ana uran! dari $3 tahun. (ate!ori 8 B pasien)pasien asimptomati. 4ida ditemuan tanda maupun !ejala yan! menunjuan adanya in&esi HIV, atau pasien hanya dapat ditemuan satu bentu elainan berdasaran ate!ori ,. (ate!ori , B pada pasien dapat ditemuan dua atau lebih elainan, tetapi tida termasu ate!ori 3 atau ? B Lymphadenopathy /M 0.5 .m pada dua tempat atau lebih, dua (;3 yan! bilateral dian!!ap seba!ai satu esatuan0. Hepatome!ali Splenome!ali -ermatitis "arotitis A74I berulan! atau persisten (ate!ori 3B moderately symptomati.. "asien menunjuan !ejala)!ejala yan! tida termasu e dalam eadaan)eadaan pada ate!ori , maupun ?, dan !ejala)!ejala yan! terjadi merupaan aibat dari terjadinya in&esi HIV. ,nemia /F%!+dl0 neutropenia /F $000+ul0, trombositopenia /F$00.000+ul0menetap 5 30 hari >enin!itis baterial, pneumonia, atau sepsis /terjadi dalam satu episode0. ?andidiasis oro&arin! yan! terjadi lebih dari dua bulan pada ana)ana berusia enam bulan atau uran!. (ardiomiopati. In&esi ?>Vyan! terjadi lebih dari satu bulan. -iare Hepatitis 14 Stomatitis yan! disebaban oleh HSV /reuren, minimal terjadi # ali dalam satu tahun0. 3ronitis yan! disebaban oleh HSV, pneumonitis, atau eso&a!itis yan! terjadi sebelum usia satu bulan. Herpes <oster yan! terjadi dalam dua episode berbeda pada satu dermatom. Leiomyosar.oma "neumonia lim&oid interstitiel, atau hiperplasia elenjar lim&oid pulmonal omples. 8e&ropati. 8o.ardiosis. -emam yan! berlan!sun! selama satu bulan atau lebih. 4osoplasmosis yan! timbul sebelum usia satu bulan. Vari.ella diseminata atau den!an ompliasi. (ate!ori ?B pasien)pasien den!an !ejala)!ejala penyait yan! parah dan ditemuan pada pasien ,I-S. (andidiasis broni, traea, dan paru (andidiasis eso&a!us (aner leher rahim in1asi& ?o..idiomy.osis menyebar atau di paru (riptoous di luar paru 7etinitis 1irus sitome!alo @nse&alopati yan! berhubun!an den!an HIV Herpes simples dan ulus ronis 5 $ bulan 3ronhitis, eso&a!itis dan pneumonia Histoplasmosis menyebar atau di luar paru Isosporiasi intestinal ronis 5 $ bulan 15 Saroma (aposi Lim&oma 3uritt Lim&oma imunoblasti Lim&oma primer di ota <yco0acterium Avium 1omple- />,?0 atau >. (ansasii tersebar di luar paru <" %u0erculosis dimana saja Ioba.terium jenis lain atau jenis yan! tida dienal tersebar atau di luar paru "neumonia 2neumoncystitis carinii "neumonia berulan! Leuoense&alopati multi&oal pro!resi& Septiemia salmonella yan! berulan! 4osoplasmosis di ota Sedan!an lasi&iasi *H9 pada ana ialah B S!"#$%& K'$($) 1 4anpa !ejala /asimtomatis0 Lim&adenopati !eneralisata persisten S!"#$%& K'$($) 2 Hepatosplenome!aly persisten tanpa alasan i @rupsi papular pruritis In&esi 1irus util yan! luas >olusum onta!iosum yan! luas In&esi jamur di uu Alus mulut yan! berulan! "embesaran parotid persisten tanpa alasan 16 @ritema lineal !in!i1al /L;@0 Herpes <oster In&esi saluran napas ba!ian atas yan! berulan! atau ronis /ototis media, otore, sinusitis, atau tonsilitis0 S!"#$%& K'$($) 3 >alanutrisi sedan! tanpa alasan jelas tida membai den!an terapi bau -iare terus)menerus tanpa alasan /$' hari atau lebih0 -emam terus)menerus tanpa alasan /di atas 32,5N?, sementara atau terus)menerus, lebih dari $ bulan0 (andidiasis oral terus)menerus /setelah usia 6)% min!!u0 Oral hairy leu*opla*ia /9HL0 ;in!i1itis atau periodonitis nerotisin! berulus yan! aut 4uberulosis pada elenjar !etah benin! 4uberulosis paru "neumonia bateri yan! parah dan berulan! "neumonitis lim&oid interstitialis ber!ejala "enyait paru ronis terait HIV termasu broietasis ,nemia /F%!+dl0,5 S!"#$%& K'$($) 4 $$ Wasting yan! parah, tida bertumbuh atau malanutrisi yan! parah tanpa alasan dan tida menan!!api terapi yan! bau "neumonia 2neumosistis /"?"0 In&esi bateri yan! parah dan berulan! /mis. empiema, piomisotis, in&esi tulan! atau sendi, atau menin!itis, tetapi tida termasu pneumonia0 In&esi herpes simples ronis /orolabial atau utaneous lebih dari $ bulan atau 1iseral pada tempat apa pun0 17 4uberulosis di luar paru Saroma (aposi (andidiasis eso&a!us /atau andidiasis pada traea, bronus atau paru0 4osoplasmosis sistem sara& pusat /setelah usia $ bulan0 @nse&alopati HIV In&esi sitome!alo1irusB retinitis atau in&esi ?>V yan! mempen!aruhi or!an lain, yan! mulai pada usia lebih dari $ bulan0 (riptooosis di luar paru /termasu menin!itis0 >iosis diseminata endemis /histoplasmosis luar paru, oidiomiosis0 (riptosporidiosis ronis Isosporiasis ronis In&esi miobateri non)43 diseminata Lim&oma serebral atau non)Hod!in sel)3 2rogressive multifocal leucoencephalopathy /">L0 8e&ropati ber!ejala terait HIV atau ardiomiopati ber!ejala terait HIV ?atatanB i O4anpa alasanP berarti eadaan tida dapat diaibatan oleh alasan lain. ii 3eberapa penyait husus yan! ju!a dapat dimasuan pada lasi&iasi wilayah /misalnya penisiliosis di ,sia0 II.*. DIAGNOSIS Seperti penyait lain, dia!nosis HIV lain ju!a dite!aan berdasaran anamnesis, pemerisaan linis dan hasil pemerisaan laboratorium. ,namnesis yan! menduun! emun!inan adanya in&esi HIV ialah B $. Lahir dari ibu resio tin!!i atau terin&esi HIV 3ayi)bayi yan! terlahir dari ibu)ibu yan! terin&esi HIV aan tetap mempertahanan status seropositi& hin!!a usia $% bulan oleh arena adanya respon antibodi ibu yan! ditrans&er se.ara transpla.ental. Selama priode ini, hanya ana)ana yan! terin&esi HIV saja yan! aan men!alami respon seroon1ersi positi& pada pemerisaan den!an enzyme immunoassays /@I,0, immunofluorescent assays /IC,0 atau HIV) $ anti0ody 3estern 0lots /*30. 18 #. Lahir dari ibu pasan!an resio tin!!i atau terin&esi HIV 3. "enerima trans&usi darah atau omponennya dan tanpa uji tapis HIV '. "en!!unaan obat parenteral atau intra1ena se.ara eliru /biasanya pe.andu narotia0 5. (ebiasaan sesual yan! eliru, homosesual atau bisesual. ;ejala linis yan! sesuai den!an penjelasan sebelumnya, pada ba!ian mani&estasi linis. Sedan!an untu dia!nosti pasti dierjaan pemerisaan laboratorium. 4es untu mendia!nosis 1irus harus dilauan dalam '% jam ehidupan pertama. Hampir '0% bayi dapat didia!nosis pada masa ini. -isebaban arena banya bayi yan! terin&esi HIV mempunyai peremban!an penyait yan! .epat sehin!!a memerluan terapi yan! pro!resi& pula. "ada ana yan! terpapar HIV den!an tes 1irolo!is yan! ne!ati& pada # hari pertama, beberapa pendapat men!usulan perlu untu dilauan pemerisaan embali pada hari e)$' untu memasimalan detesi dari 1irus ini. 4erdapat beberapa tes HIV yan! .epat den!an sensiti1itas dan spesi&isitas yan! bai. (ebanyaan dari tes)tes ini hanya membutuhan satu step pen!ambilan sampel dan hasilnya didapat lebih .epat /F styleQRR5 pada # hari pertama ehidupan, dan 5 60% pada usia 5 # min!!u ehidupan. Aji 78, HIV plasma, yan! mendetesi repliasi 1irus lebih sensiti& daripada "?7 -8, untu dia!nosis awal, namun data yan! menyataan seperti itu masih terbatas. (ultur HIV mempunyai sensiti1itas yan! hampir sama den!an "?7 HIV -8,, namun teninya lebih sulit dan mahal, dan hasilnya sulit didapat pada beberapa min!!u, dibandin!an den!an "?7 yan! membutuhan hanya #)3 hari. Aji anti!en p#' bersi&at lebih spesi&i dan mudah untu dilauan namun uran! sensiti& dibandin!an den!an uji 1irolo!is lainnya. Seoran! bayi yan! terpapar oleh 1irus HIV dapat dinyataan positi& terin&esi HIV jia pada pemerisaan serolo!is dari # /dua0 sampel darah yan! berbeda pada bayi /tida termasu darah yan! berasal dari pusat, arena adanya risio terontaminasi oleh darah ibu0E bai dua ali hasil positi& pada pemerisaan ultur HIV darah peri&er untu sel)sel mononulear /peripheral 0lood mononuclear cell /">3?00, dan+atau satu hasil positi& untu -8, atau 78, polymerase chain reaction /"?70 assay dan satu hasil posti& pada ultur ">3? HIV. "emerisaan)pemerisaan terebut harus dilauan pada dua watu yan! berlainan pada bayi)bayi yan! belum pernah diberi ,SI sebelumnya. Seoran! bayi yan! terlahir dari seoran! ibu pen!idap in&esi HIV dapat dinyataan tida terin&esi HIV jia tes)tes di atas tetap memberian hasil ne!ati& sampai usia bayi lebih dari empat bulan dan bayi tida mendapat ,SI. $. "emerisaan serolo!i HIV 3erdasaran pen!amatan atas penderita ,I-S se.ara terus menerus selama saitnya maa dapat dibuat suatu hipotesa men!enai lama dan relati& onsentrasi anti!en /HIV0 dan antibodi dalam darah penderita. ;ambaran parameter serolo!i in&esi HIVK$ tampa pada ;ra&i $, dan dapat dipaai seba!ai patoan dalam men!interpretasi hasil pemerisaan serolo!i HIV. "ada bulan pertama setelah terjadi in&esi, dalam darah penderita masih ditemuan 1irus HIV /1iremia pertama0. "emerisaan untu isolasi HIV pada periode ini san!at jaran! berhasil, arena sulit men!etahui apan in&esi terjadi, la!ipula 1iremia hanya berlan!sun! sebentar, seitar # bulan. "ada ahir bulan e # tubuh mulai membentu antibodi terhadap envelope dan disusul den!an pembentuan antibodi terhadap core /inti0. "ada saat itu pemerisaan antibodi HIV mulai menjadi positi& untu jan!a watu 19 lama, e.uali pada antibodi terhadap core yan! dapat menurun setelah beberapa tahun emudian, ter!antun! dari &reuensi in&esi ulan!. Ini berarti bahwa selama palin! sediit # bulan penderita tampa sehat dan dalam darahnya antibodi HIV tida terdetesi oleh pemerisaan serolo!iE periode ini disebut 3indo3 period" Setelah 5K $0 tahun HIV mulai ditemuan dalam darah untu edua alinya /1iremia edua0, di sampin! itu ju!a ditemuan antibodi terhadap envelope" 4ampa bahwa antibodi terhadap envelope selalu dapat ditemuan dalam darah dibandin! den!an antibodi terhadap core" "emerisaan antibodi HIV palin! banya men!!unaan metoda @LIS,+@I, (enzyme lin*ed immunoadsor0ent assay)" @LIS, pada mulanya di!unaan untu srenin! darah donor dan pemerisan darah elompo risio tin!!i+tersan!a ,I-S. "emerisaan @LIS, harus menunjuan hasil positi& # ali /reati&0 dari 3 test yang dilauan, emudian dilanjutan den!an pemerisaan on&irmasi yan! biasanya den!an memaai metoda Western /lot" 4est on&irmasi lain yan! jaran! dipaaila!i adalah 7I", (adioimmunoprecipitation Assay)) I,A (Immunofluorescence Anti0ody %echnique)" 3erba!ai ma.am teston&irmasi tersebut tida lebih sensiti& dari @LIS,, sulit dierjaan, mahal, lama dan masih dapat memberi hasil tida benar, false positive) false negative) indeterminate" "en!!abun!an test @LIS, yan! san!at sensiti& dan Western /lot yan! san!at spesi&i mutla dilauan untu menentuan apaah seseoran! positi& ,I-S. @n<ym immunoassay /@I,0 di!unaan seba!ai uji penapis antibodi HIV. Aji penapis yan! positi& memilii sensiti1itas lebih dari 66,5 persen. Aji positi& dion&irmasi den!an 3estern 0lot atau immunofluorescence assay /IC,0. *alaupun san!at positi&, western blot uran! sensiti& dibandin!an den!an immunoassay, arena untu memberi hasil positi& diperluan lebih banya antibodi. -en!an demiian immuno&luores.en.e assay dapat di!unaan untu memastian sampel yan! positi&)@I, tetapi hasil western blot)nya mera!uan. >enurut 1enter for &iseases and 2revention ((==9/) antibodi dapat didetesi pada 65% pasien dalam watu 6 bulan setelah in&esi, dan arenanya pemerisaan antibodi tida dapat menyin!iran in&esi yan! terjadi lebih dini. Antu in&esi HIV primer aut, diperluan identi&iasi anti!en inti "#' atau 78, Virus. Hasil on&irmasi yan! positi& palsu jaran! terjadi dan pada satu penelitian terhadap hampir 300.000 donor darah, den!an men!!unaan biaan 1irus, tida terdetesi adanya hasil positi& palsu wester blot /1enter for &iseases and 2revention ((==>)0. Hasil western blot yan! mera!uan dapat terjadi arena &ator)&ator yan! men.aupB Indi1idu baru terin&esi, sehin!!a sedan! men!alami seroon1ersi "enyait HIV stadium ahir 3ayi yan! terpajan se.ara perinatal dan sedan! men!alami seroon1ersi 7easi nonspesi&i pada wanita tida terin&esi yan! sedan! atau pernah hamil. #. "emerisaan @LIS,+@I, 20 @LIS, dari berba!ai ma.am *it yan! ada di pasaran mempunyai .ara erja hampir sama. "ada dasarnya, diambil 1irus HIV yan! ditumbuhan pada biaan sel, emudian dirusa dan dileatan pada biji)biji polistiren atau sumur microplate" Serum atau plasma yan! aan diperisa, di inubasian den!an anti!en tersebut selama 30 menit sampai # jam emudian di.u.i. @lla terdapat I!; /immuno!lobulin ;0 yan! menempel pada biji)biji atau sumur microplate tadi maa aan terjadi reasi pen!iatan anti!en dan antibodi. ,ntibodi anti)I!; tersebut terlebih dulu sudah diberi label den!an en<im /alali &os&atase,horseradish pero-idase) sehin!!a setelah elebihan en<im di.u.i habis maa en<im yan! tin!!al aan bereasi sesuai den!anadar I!; yan! ada, emudian aan berwarna bila ditambah den!an suatu substrat. Searan! ada test @I, yan! men!!unaan iatan dari heavy dan light chain dari Human Immunoglo0ulin sehin!!a reasi den!an antibodi dapat lebih spesi&i, yaitu mampu mendetesi I!> maupun I!;. "ada setiap tes selalu diiutan ontrol positi& dan ne!ati& untu dipaai seba!ai pedoman, sehin!!a adardi atas cut#offvalue atau di atasa0sor0ance level spesimen aan dinyataan positi&. 3iasanya lama pemerisaan adalah ' jam. "emerisaan @LIS, hanya menunjuan suatu in&esi HIV di masa lampau. 4es @LIS, mulai menunjuan hasil positi& pada bulan e #K3 masa sait. Selama &ase permulaan penyait /&ase aut0 dalam darah penderita dapat ditemuan 1irus HIV+partiel HIV dan penurunan jumlah sel 4' /;rati0. Setelah beberapa hari terena in&esi ,I-S, I!> dapat didetesi, emudian setelah 3 bulan I!; mulai ditemuan. "ada &ase beriutnya yaitu pada watu !ejala major ,I-S men!hilan! /arena seba!ian besar HIV telah masu e dalam sel tubuh0 HIV sudah tida dapat ditemuan la!i dari peredaran darah dan jumlah Sel 4' aan embali e normal. Hasil pemerisan @LIS, harus diinterpretasi den!an hati)hati, arena ter!antun! dari &ase penyait. "ada umumnya, hasil aan positi&pada lase timbul !ejalapertama ,I-S (AI&S phase) dan seba!ian e.il aan ne!ati& pada &ase dini ,I-S (2re AI&S phase)" 3eberapa hal tentan! ebaian test @LIS, adalah nilai sensiti1itas yan! tin!!iB 6%,$% K $00%, Western /lot memberi nilai spesi&i 66,6% K $00%. *alaupun be!itu, predictive value hasil test positi& ter!antun! dari pre1alensi HIV di masyaraat. "ada elompopenderita ,I-S)predictive positive value adalah$00% sedan!an pada donor darah dapat antara 5% K $00%. 2redictive value dari hasil ne!ati& @LIS, pada masyaraat seitar 66,66% sampai 26,6% pada elompo risio tin!!i. -i sampin! eun!!ulan, beberapa endala path test @LIS, yan! perlu diperhatian adalahB $0 "emerisaan @LIS, hanya mendetesi antibodi, buan anti!en /ahir)ahir ini sudah ditemuan test @LIS, untu anti!en0. 9leh arena itu test uji baru aan positi& bila penderita telah men!alami seroon1ersi yan! lamanya #K3 bulan seja terin&esi HIV, bahan ada yan! 5 bulan atau lebih /pada eadaan immunocompromised)" (asus den!an in&esi HIV laten dapat temp ne!ati& selama 3' bulan. #0 "emerisaan @LIS, hanya terhadap anti!en jenis I!;. "en)1ermin &unia ;edo*teran +o" ?>) (==$ (> derita ,I-S pada tara& permulaan hanya men!andun! I!>, sehin!!a tida aan terdetesi. "erubahan dari I!> e I!; membutuhan watu sampai '$ min!!u. 21 30 "ada umumnya pemerisaan @LIS, ditujuan untu HIVK $. 3ila test ini di!unaan pada penderita HIV)#, nilai positi&nya hanya #'%. 4etapi HIVK# palin! banya ditemuan hanya di ,&ria. '0 >asalah false positive pada test @LIS,. Hasil ini serin! ditemuan pada eadaan positi& lemah, jaran! ditemuan pada positi& uat. Hal ini disebaban arena mor&olo!i HIV hasil biaan jarin!an yan! di!unaan dalam test emurniannya berbeda den!an HIV di alam. 9leh arena itu test @LIS, harus dior&irmasi den!an test lain. 4es @LIS, mempunyai sensiti&itas dan spesi&isitas .uup tin!!i walaupun hasil ne!ati& tesini tida dapat menjamin bahwa seseoran! bebas $00%dari HIV)$ terutama pada elompo resio tin!!i. ,hir)ahir ini test @LIS, telah men!!unaan recom0inant antigen yan! san!at spesi&i terhadap envelope dan core" ,ntibodi terhadap envelope ditemuan pada setiap penderita HIV stadium apa saja /;ra& 0. Sedan!an antibodi terhadap p#' /proten dari core) bila positi& berarti penderita sedan! men!alami emunduran+deteriorasi. 3. "emerisaan *estern 3lot "emerisaan Western /lot .uup sulit, mahal, interpretasinya membutuhan pen!alaman dan lama pemerisaan seitar #' jam. ?ara erja test Western /lot yaitu den!an meletaan HIV murni pada polyacrylamide gel yan! diberi anus eletro&oresis sehin!!a terurai menurut berat protein yan! berbeda)beda, emudian dipindahan e nitrocellulose" +itrocellulose ini diinubasian den!an serum penderita. ,ntibodi HIV didetesi den!an memberian antlbodi anti#human yang sudah dionju!asi den!an en<im yan! men!hasilan warna bila diberi suatu substrat. 4est ini dilauan bersama den!an suatu bahan den!an pro&il berat moleul standar, ontrol positi& dan ne!ati&. ;ambaran 0and dari berma.am)ma.am protein envelope dan core dapat men!identi&iasi ma.am anti!en HIV. ,ntibodi terhadap protein core HIV (gag) misalnya p#' dan protein precursor /p#50 timbul pada stadium awal emudian menurunpada saat penderita men!alami deteriorasi. ,ntibodi terhadap envelope (env) pen!hasil !en /!p$600 dan precursornya /!p$#00 dan protein transmembran /!p'l0 selalu ditemuan pada penderita ,I-S pada stadium apa saja. 3eberapa protein lainnya yan! serin! ditemuan adalahB p3 I, p5$, p66, p$', p#2, lebih jaran! ditemuan p#3, p$5, p6, p2. Se.ara sin!at dapat diataan bahwa bila serum men!andun! antibodi HIV yan! len!ap maa Western 0lot aan memberi !ambaran pro&il berba!ai ma.am 0and protein dari HIV anti!en .etaannya. -e&inisi hasil pemerisaan Western /lot menurut pro&it dari 0and protein dapat berma.am) ma.am, pada umumnya adalahB $. "ositi&B a0 @n1elope B !p'l, !pl#9, !p$60. b0 Salah satu dari 0and @ p $5, p $2, p#', p3$, !p'l, p5$, p55, p66. #. 8e!ati& B 3ila tida ditemuan 0and protein. 22 3. Indeterminate B 3ila ditemuan 0and protein yan! tida sesuai den!an pro&il positi&. Hasil indeterminate diberian setelah ditest se.ara duplo dan penderita diberitahu untu diulan! setelah #K3 bulan. Hal ini mun!in arena in&esi masih terlalu dini sehin!!a yan! ditemuan hanya seba!ian dari core anti!en /p$2, p#', p550. ,hir)ahir ini hasil positi& diberian bila ditemuan palin! tida p#', p3$ dan salah satu dari !p'$ atau !pl60. -en!an main etatnya S.riteria Western /lot maa spesi&isitas menjadi tin!!i, dan sensiti&itas turun dari $00% dapat menjadi hanya 56% arena hanya 60% penderita ,I-S mempunyai p#', dan %3% mempunyai p3$. Sebalinya .ara ini dapat menurunan an!a false positive pada elompo risio tin!!i, yan! biasanya ditemuan sebesar $ di antara #00.000 test padahal test tersebut sudah didahului den!an test @LIS,. 3esar false negative Western /lot belum dietahui se.ara pasti, tapi tentu tida not" ,alse negative dapat terjadi arena adar antibodi HIV rendah, atau hanya timbul0and protein p#' dan p3' saja /yaitu pada asus den!an in&esi HIVK#0. ,alse negative biasanya rendah pada elompo masyaraat tetapi dapat tin!!i pada elompo risio tin!!i. ?ara men!atasi endala tadi adalah den!an men!!unaanrecom0inant HIV yan! lebih murni '. "emerisaan "enunjan! HIV ,I-S lainnyaB $0 Coto 4horas #0 "emerisaan Cisi a0 "enampilan umum tampa sait sedan!, berat b0 4anda 1ital .0 (ulit terdapat rush, ste1en jhonson d0 >ata merah, i.teri, !an!!uan pen!lihatan e0 LeherB pembesaran (;3 &0 4elin!a dan hidun!E sinusitis berden!un! !0 7on!!a mulutB .andidiasis h0 "aruB sesa, e&usi pleura, otot bantu i0 Hantun!B pembesaran jantun! j0 ,bdomenB as.ites, distensi abdomen, pembesaran hepar 0 ;enetalia dan re.tumB herpes l0 8eurolo!iB ejan!, !an!!uan memori, neuropati 30 >antou: test 23 '0 "emerisaan Laboratorium -arah /(adar ?-', Hepatitis, "aps Smear, 4o:oplasma, Virus load0 II.+. PENATALAKSANAAN 4erapi ,nti 7etro1iral /,7V0 4erapi saat ini tida dapat men!eradiasi 1irus namun hanya untu mensupres 1irus untu memperpanjan! watu dan perubahan perjalanan penyait e arah yan! ronis. "en!obatan in&esi 1irus HIV pada ana dimulai setelah menunjuan adanya !ejala linis. ;ejala linis menurut lasi&iasi ?-?. "en!obatan ,7V diberian den!an pertimban!an B $. ,danya buti supresi imun yan! ditandai den!an menurunnya jumlah ?-' atau persentasenya. #. Asia 3. 3a!i ana berusia 5 $ tahun asimtomatis den!an status imunolo!i normal, terdapat # pilihan B a. ,wali pen!obatan tida ber!antun! epada !ejala linis. b. 4unda pen!obatan pada eadaan resio pro!resi&itas perjalanan penyait rendah atau adanya &ator lain misalnya pertimban!an lamanya respon pen!obatan, eamanan dan epatuhan. "ada asus seperti ini &ator lain yan! harus dipertimban!an ialah B "enin!atan viral load "enurunan den!an .epat ?-' bai jumlah atau presentasi supresi imun /(ate!ori Imun # pada tabel 0 4imbulnya !ejala linis (eputusan untu memberian terapi antiretro1irus harus memenuhi riteria seba!ai beriut B $0 4es HIV se.ara suarela disertai onselin! yan! mudah dijan!au untu mendia!nosis HIV se.ara dini. #0 4ersedia dana yan! .uup untu membiayai ,nti 7etro1irus 4erapi /,740 selama sediitnya $ tahun. 30 (onselin! ba!i pasien dan pendampin! untu memberian pen!ertian tentan! ,74, pentin!nya epatuhan pada terapi, e&e sampin! yan! mun!in terjadi, dll. '0 (onselin! lanjutan untu memberi duun!an psiososial dan mendoron! epatuhan serta untu men!hadapi masalah nutrisi yan! dapat timbul aibat ,74 50 Laboratorium untu memantau e&e sampin! obat termasu Hb, tes &un!si hati, dll. 24 60 (emampuan untu men!enal dan menan!ani penyait umum dan in&esi oportunisti aibat HIV. 20 4ersedianya obat yan! bermutu den!an jumlah yan! .uup, termasu obat untu in&esi oportunisti dan penyait yan! berhubun!an den!an HIV. %0 4ersedianya tim esehatan termasu doter, perawat, onselor, peerja sosial, duun!an sebaya. 4im ini seharusnya membantu pembentuan elompo duun!an 9ran! -en!an HIV+,I-S /9-H,0 dan pendampinya. 60 ,danya pelatihan, pendidian berelanjutan, pemantauan dan umpan bali tentan! penatalasanaan penyait HIV yan! e&eti& termasu sistem untu menyebarluasan in&ormasi dan pedoman baru. $00 9bat ,7V di!unaan se.ara rasional sesuai pedoman yan! berlau. "erjalanan penyait in&esi HIV dan pen!!unaan ,74 pada ana adalah serupa den!an oran! dewasa tetapi ada beberapa pertimban!an husus yan! dibutuhan untu bayi, balita, dan ana yan! terin&esi HIV. @&e obat berbeda selama transisi dari bayi e ana. 9leh arena itu dibutuhan perhatian husus tentan! dosis dan tosisitas pada bayi dan ana. (epatuhan berobat pada ana menjadi tantan!an tersendiri. 4erapi ,7V memberi man&aat linis yan! bermana pada ana yan! terin&esi HIV yan! menunjuan !ejala. Aji linis terhadap ana sudah menunjuan bahwa ,74 memberi man&aat serupa den!an pemberian ,74 pada oran! dewasa. Saat ini ada 3 /ti!a0 !olon!an ,74 yan! tersedia di IndonesiaB $. +ucleoside everse %ranscriptase Inhi0itors /874Is0B 9bat ini dienal seba!ai analo! nuleosida yan! men!hambat proses perubahan 78, 1irus menjadi -8,. "roses ini diperluan a!ar 1irus dapat berepliasi. 9bat dalam !olon!an ini termasu Tido1udine /,T40, Lami1udine /34?0, -idanosine /ddl0, Sta1udine /d'40, Tal.itabin /dd?0, ,ba.a1ir /,3?0. #. +on#+ucleoside everse %ranscriptase Inhi0itors /8874I0B obat ini berbeda den!an 874I walaupun ju!a men!hambat proses perubahan 78, menjadi -8,. 9bat dalam !olon!an ini termasu ne1irapine /8V"0, @&a1iren< /@CV0, dan -ela1irdine /-LV0. 3. 2rotease Inhi0itor /"I0B 9bat ini beerja men!hambat en<im protease yan! memoton! rantai panjan! asam amino menjadi protein yan! lebih e.il. 9bat dalam !olon!an ini termasu Indina1ir /I-V0, 8el&ina1ir /8CV0, Sa=uina1ir /SUV0, 7itona1ir /74V0, ,mprena1ir /,"V0, dan Lopina1ir+ritona1ir /L"V+r0. 7e!imen obat yan! diusulan di Indonesia ialah B 25 Salah satu dari (olom , dan salah satu ombinasi dari (olom 3 (olom , (olom 3 8e1irapine /8V"0 ,T4 D ddl 8el&ina1ir /8VC0 ddlD34? d'4 D ddl ,T4 D 34? d'4 D 34? 4abel 5. 7e!imen ,74 yan! diusulan di Indonesia Antu neonatus, re!imen obat yan! diberian berupa # nucleoside reverse transcriptase inhi0itors /874Is0 atau ne1irapine den!an #874Is atau protease inhi0itor den!an #874Is. Selain itu, ju!a direomendasian pemberian <ido1udine den!an didanosine atau <ido1udine den!an lami1udine diombinasi den!an nel&ina1ir atau ritona1ir. Antu bayi)bayi yan! lebih tua dan ana)ana, direomendasian beberapa re!imen antiretro1iral. 2rotease inhi0itor seba!ai pilihan utama den!an #874Is. +onnucleoside reverse transcriptase inhi0itor yan! palin! direomendasian untu ana)ana berusia lebih dari ti!a tahun adalah #874Is den!an e&a1iren< /dapat disertai den!an atau tanpa protease inhi0itor0. Antu ana)ana berusia uran! dari ti!a tahun yan! belum dapat mendapat tablet, re!imennonnucleoside terpiliih adalah #874Is den!an ne1irapine. ,lternati& pemberian re!imen terapi nucleoside analogue adalah <ido1udine den!an lami1udine dan aba.a1ir. P,&"(!"%"( -,(./0"!"( "emantauan pen!obatan diperluan untu melihat B $. (epatuhan minum obat. #. ;ejala baru yan! timbul aibat e&e sampin! obat maupun dari perjalanan penyait itu sendiri. "emantauan sebainya dilauan setelah $ bulan pen!obatan dimulai dan selanjutnya setiap 3 bulan seali. "emantauan eberhasilan dan tosisitas ,74B $. Se.ara linis a. 3erat badan menin!at b. 4ida ena in&esi opportunisti, atau alau pun terena, in&esi tida berat .. ,namnesis !ejala yan! berhubun!an den!an HIV seperti batu lebih dari # min!!u, demam, diare, dll disertai pemerisaan &isi. #. "emerisaan laboratorium 4es darah rutin termasu tes darah len!ap, S;94+S;"4, reatinin, !ula darah, olesterol dan tri!liserid dibutuhan untu memantau e&e sampin! obat dan perjalanan penyait. Henis tes yan! dibutuhan ber!antun! pada re!imen obat yan! di!unaan. 4es jumlah ?-' setiap 6 bulan seali diperluan untu menentuan apan pro&ilasis dapat dihentian. 3ila tes ini belum dapat dilauan maa dapat dipaai hitun! lim&osit total. Indiasi untu >en!!anti 7e!imen atau 3erhenti ,74 >en!!anti re!imen aibat tosisitas obat dapat dilauan de!an men!!anti satu atau lebih obat dari !olon!an yan! sama den!an obat yan! di.uri!ai men!aibatan tosisitas. >en!!anti terapi aibat e!a!alan, untu hal ini terdapat riteria husus untu pen!!antian terapi menjadi re!imen yan! baru se.ara eseluruhan /masin!)masin! obat dalam ombinasi di!anti den!an yan! baru0 atau pen!hentian terapi pen!!antian atau pen!hentian dilauan apabila B $. 9-H, pernah menerima re!imen yan! sama seali tida e&eti& la!i misalnya monoterapi atau terapi den!an # nuleosida 8u.leosida re1erse trans.riptase inhibitor /874I0 #. Viral load masih terdetesi setelah ')6 bulan terapi, atau bila 1iral load menjadi terdetesi embali setelah beberapa bulan tida terdetesi. 3. Humlah ?-' terus)menerus menurun setelah dites # ali den!an inter1al beberapa min!!u 26 '. In&esi opportunisti den!an immune reconstitution syndrome+sindrom pemulihan embali eebalan. A)%1"( G$2$ ,suhan !i<i merupaan omponen pentin! dalam perawatan indi1idu yan! terin&esi HIV. >erea aan men!alami !an!!uan pertumbuhan dan penurunan berat badan dan hal ini beraitan den!an uran! !i<i. "enyebabnya multi&atorial antara lain arena anoresia, !an!!uan penyerapan sari maanan pada saluran .erna, hilan!nya .airan tubuh aibat diare dan muntah, dan !an!!uan metabolisme. Hia seseoran! den!an HIV mempuyai status !i<i yan! bai maa daya tahan tubuh aan lebih bai sehin!!a men!hambat memasui tahap ,I-S. ,suhan !i<i dan terapi !i<i ba!i 9-H, san!at pentin! ba!i merea yan! men!onsumsi ,7V. >aanan yan! dionsumsi mempen!aruhi penyerapan ,7V dan obat in&esi opoortunisti dan ju!a sebalinya, sehin!!a memerluan pen!aturan diet seperti obat ,7V dimaan etia saat lambun! oson!. "rinsip !i<i medis pada 9-H, ialah tin!!i alori tin!!i protein /4(4"0 diberian se.ara oral, ju!a aya 1itamin meneral dan .uup air. 3erdasaran beberapa penelitian, pemberian stimulan na&su maan, seperti megestrol acetate dan human recom0inant gro3th hormone dapat memberian enaian berat badan dan pertumbuhan. Seirin! den!an beremban!nya penyait, aan terjadi penurunan berat badan yan! san!at drastis /drastic 3asting0 dan terhambatnya pertumbuhan ana. 3eruran!nya .adan!an protein dapat diatasi den!an menin!atan intae asam amino, terutama threonine dan methionine. 3ayi yan! lahir dari ibu HIV tida boleh diberi ,SI ibunya, sehin!!a bayi diberian pen!!anti air susu ibu /",SI0. 8amun dalam eadaan tertentu dimana pemberian ",SI tida memun!inan dan bayi aan jatuh e dalam uran! !i<i, ,SI masih dapat diberian den!an .ara diperas dan dihan!atan terlebih dahulu pada suhu di atas 66 9 ? untu membunuh 1irus HIV. 7eomendasi terait menyusui untu ibu den!an HIV adalah seba!ai beriut B $. >enyusui bayinya se.ara eslusi& selama ')6 bulan untu ibu yan! tida terin&esi atau ibu yan! tida dietahui status HIV)nya. #. Ibu den!an HIV positi& dianjuran untu tida memberian ,SI dan sebalinya memberian susu &ormula /",SI0 atau susu sapi atau ambin! ya! dien.eran. 3. 3ila ",SI tida memun!inan disaranan pemberian ,SI eslusi& selama ')6 bulan emudian se!era dihentian untu di!anti den!an ",SI. II.13. PROGNOSIS Viremia plasma dan hitun! lim&osit ?-' sesuai usia dapat menentuan resio perjalanan penyait dan ompliasi HIV. "ro!nosis yan! buru pada in&esi perinatal berhubun!an den!an terjadinya en.ephalo&ati, in&esi, peremban!an menjadi ,I-S lebih awal, dan beruran!nya jumlah lim&osit ?-' yan! .epat. 4anpa terapi, uran! lebih 30% bayi yan! terin&esi beremban! menjadi !ejala linis berat ate!ori ? atau ematian dalam $ tahun ehidupan. -en!an terapi yan! optimal an!a mortalitas dan morbiditas menjadi rendah 27 II.11. PENCEGAHAN $. -apatah perempuan terin&esi HIV hamil+memilii ana (ita semua berha untu meniah dan mendapatan eturunan. >enjadi HIV positi& tida men!uran!i ha ita. 8amun jelas tan!!un! jawab ita ju!a lebih besar. (ita pasti in!in supaya ana ita tida terin&esi HIV, dan ada beberapa .ara untu men!uran!i risio ini. Selain itu, ita pasti in!in tetap sehat a!ar dapat membesaran ana ita. ?ara terbai untu memastian bahwa bayi ita tida terin&esi dan ita tetap sehat adalah den!an memaai terapi antiretro1iral /,740. "erempuan terin&esi HIV di seluruh dunia sudah memaai obat antiretro1iral /,7V0 se.ara aman watu hamil lebih dari sepuluh tahun. ,74 sudah berdampa besar pada esehatan perempuan terin&esi HIV dan ananya. 9leh arena ini, banya dari merea yan! diberi seman!at untu mempertimban!an mendapatan ana. #. "enatalasanaan selama ehamilan (onselin! merupaan eharusan ba!i wanita positi&)HIV. Hal ini sebainya dilauan pada awal ehamilan, dan apabila ia memilih untu melanjutan ehamilannya, perlu diberian onselin! berelanjutan. "eremban!an penatalasanaan selama ehamilan men!iuti emajuan)emajuan dalam pen!obatan indi1idu non hamil den!an HIV. (onseuensi penyait yan! tida diobati san!at meru!ian, terjadi per!eseran dari &ous yan! semata)mata untu melindu!i janin menjadi pendeatan yan! lebih berimban! berupa pen!obatan ibu dan janinnya. 3anya terjadi emajuan dalam pen!obatan HIV. Sejumlah penelitian membutian bahwa ombinasi analo! nuleosida)<ido1udin, <alsitabin, atau lami1udin yan! diberian bersama den!an suatu inhibitor protease)indina1ir, ritona1ir, atausauina1ir san!at e&eti& untu menean adar 78, HIV. "ada pasien HIV yan! diberi emoterp triple, an!a elansun!an hidup jan!a panjan! menin!at dan morbiditas beruran!. 1enter for &isease 1ontrol and 2revention ((==9) men!anjuran untu menawaran terapi antiretro1irus /,7V0 ombinasi pada wanita hamil. "etunju ini diperbarui oleh 2erinatal HIV 7uidelines Wor*ing 7roup ($AAA)$AA(). *orin! ;roup mereomendasian pemerisaan hitun! ?-'D lim&osit 4 dan adar 78, HIV uran! lebih tiap trimester, atau seitar setiap 3 sampai ' bulan. Hasil pemerisaan ini dipaai untu men!ambil eputusan untu memulai terapi ,7V, men!ubah terapi, menentuan rute pelahiran, atau memulai pro&ilasis untu pneumonia 2neumocystis carinii. 3ahan den!an pen!obatan, penyulit non) in&esi meni!at pada para wanita dan bayi. *anita hamil yan! diterapi dua inhibitor trans.riptase men!alami e&e meru!ian dan serin! terjadi pelahiran preterm. "ada ibu ju!a dilauan pemerisaan untu penyait menular sesual lain dan tuber.ulosis /430. "asien diberi 1asininasi untu hepatiis 3, in&luen<a, dan mun!in ju!a in&esi pneumoous. ,pabila hitun! ?-'D uran! dari #00 +ul, dianjuran pemberian pro&ilasis primer "..arinii. "neumonia diterapi den!an pentamidin atau sul&ametosa<ol)trimetoprin oral atau intra1ena. In&esi oportunisti simtomati lain yan! mun!in timbul adalah tosoplasmosis, herpes, dan andidiasis. 28 3. "enatalasanaan "ersalinan Sesio Sesarea B .uropean 1olla0orative Study 7roup /$66'0 melaporan bahwa sesio sesarea eleti& dapat men!uran!i risio penularan 1ertial seitar 50 %. ,pabila dianalisis berdasaran terapi ,7V, tida terdapat perbedaan yan! bermana dalam an!a penularan pada wanita yan! mendapat <ido1udin dan menjalani sesio sesarea 1ersus per 1a!inam. Internasional 2erinatal HIV 7roup /$6660 baru)baru ini melaporan penularan HIV 1ertial se.ara bermana menurun menjadi uran! dari separuh apabia sasio sesarea dibandin!an den!an .ara pelahiran lain. ,pabila pada masa prenatal, intrapartum, dan neonatal ju!a diberian terapi ,7V dan dilauan sesio sesarea, emun!inan penularan 1ertial aan beruran! sebesar %2 % disbandin! den!an .ara pelahiran lain dan tanpa terapi ,7V. 3erdasaran temuan ini, American 1ollege of O0stetricians and 7ynecologists /#0000 menyimpulan bahwa sesio sesarea teren.ana harus dianjuran ba!i wanita terin&esi HIV den!an jumlah 78, HIV)$ lebih dari $000 salinan+ml. Hal ini dilauan tanpa memandan! apaah pasien sedan! atau belum mendapat terapi ,7V. "ersalinan teren.ana dapat dilauan sebelum 3% min!!u untu men!uran!i emun!inan pe.ahnya selaput etuban. PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI "ro!ram untu men.e!ah terjadinya penularan HIV dari ibu e bayi, dilasanaan se.ara omprehensi& den!an men!!unaan empat pron!, yaituB a0 "ron! $ B >en.e!ah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduti&. b0 "ron! # B >en.e!ah ehamilan yan! tida diren.anaan pada ibu HIV positi&. .0 "ron! 3 B >en.e!ah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positi& e bayi yan! diandun!nya. d0 "ron! ' B >emberian duun!an psiolo!is, sosial dan perawatan epada ibu HIV positi& beserta bayi dan eluar!anya. "ada daerah den!an pre1alensi HIV yan! rendah, diimplementasian "ron! $ dan "ron! #. "ada daerah den!an pre1alensi HIV yan! teronsentrasi, diimplementasian semua pron!. (e)empat pron! se.ara nasional dioordinir dan dijalanan oleh pemerintah, serta dapat dilasanaan institusi esehatan swasta dan lemba!a swadaya masyaraat. "edoman baru dari *H9 men!enai pen.e!ahan penularan dari ibu)e) bayi/preventing mother#to#child transmission+">4?40 berpotensi menin!atan etahanan hidup ana dan esehatan ibu, men!uran!i risio /mother#to#child transmission+>4?40 hin!!a 5% atau lebih rendah serta se.ara jelas memberantas in&esi HIV pediatri. "edoman itu memberian perubahan yan! bermana pada beberapa tindaan di berba!ai bidan!. ,njuran un.i adalahB 29 ,74 untu semua ibu hamil yan! HIV)positi& den!an jumlah ?-' di bawah 350 atau penyait *H9 stadium 3 atau penyait HIV stadium ', tida menunda mulai pen!obatan den!an tulan! pun!!un! ,T4 dan 34? atau teno&o1ir dan den!an 34? atau C4?. "enyediaan antiretro1iral pro&ilasis yan! lebih lama untu ibu hamil yan! HIV) positi& yan! membutuhan ,74 untu esehatan ibu. ,pabila ibu menerima ,74 untu esehatan ibu, bayi harus menerima pro&ilasis ne1irapine selama enam min!!u setelah lahir apabila ibunya menyusui, dan pro&ilasis den!an ne1irapine atau ,T4 selama enam min!!u apabila ibu tida menyusui. Antu pertama alinya ada .uup buti ba!i *H9 untu menduun! pemberian ,74 epada ibu atau bayi selama masa menyusui, den!an anjuran bahwa menyusui dan pro&ilasis harus dilanjutan hin!!a bayi berusia $# bulan apabila status bayi adalah HIV)ne!ati& atau tida dietahui. ,pabila ibu dan bayi adalah HIV)positi&, menyusui harus didoron! untu palin! sediit dua tahun hidup, sesuai den!an anjuran ba!i populasi umum. Antu men.e!ah penularan pada bayi, yan! palin! pentin! adalah men.e!ah penularan pada ibunya dulu. Harus diteanan bahwa bayi hanya dapat tertular oleh ibunya. Hadi bila ibunya HIV)ne!ati&, maa bayi ju!a tida terin&esi HIV. Status HIV ayah tida mempen!aruhi status HIV bayi. Hal ini dapat dijelasan arena sperma ayah yan! menderita HIV tida men!andun! 1irus, yan! men!andun! 1irus adalah air mani. 9leh sebab itu, telur ibu tida dapat ditularan sperma. Helas, bila perempuan tida terin&esi, dan melauan hubun!an ses den!an lai)lai tanpa ondom dalam upaya buat ana, ada risio si perempuan tertular. -an bila perempuan terin&esi pada watu tersebut, dia sendiri dapat menularan 1irus pada bayi. 4etapi lai)lai tida dapat lan!sun! menularan janin atau bayi. Hal ini meneanan pentin!nya ita men!hindari in&esi HIV pada perempuan. 4etapi untu ibu yan! sudah terin&esi, ehamilan yan! tida diin!inan harus di.e!ah. 3ila ehamilan terjadi, harus ada usaha men!uran!i 1iral load ibu di bawah $.000 a!ar bayi tida tertular dalam andun!an, men!uran!i risio onta .airan ibunya den!an bayi watu lahir a!ar penularan tida terjadi watu itu, dan hindari menyusui untu men.e!ah penularan melalui ,SI. -en!an semua upaya ini, emun!inan si bayi terin&esi dapat diuran!i jauh di bawah %%. $. ">4?4 den!an antiretro1iral penuh Antu men!uran!i 1iral load ibu, .ara terbai adalah den!an memaai terapi antiretro1iral penuh sebelum menjadi hamil. Ini aan men.e!ah penularan pada janin. 4erapi antiretro1iral dapat diberian walaupun tida memenuhi riteria untu mulai terapi antiretro1iralE setelah melahiran bisa berhenti la!i bila masih tida dibutuhan. "edoman baru dari *H9 melon!!aran riteria terapi antiretro1iral untu perempuan hamil. *H9 men!usulan perempuan hamil den!an penyait stadium linis 3 dan ?-' di bawah 350 ditawaran ,74 /antiretro1iral therapy0. Helas bila ?-' di bawah #00, atau men!alami penyait stadium linis ', sebainya si perempuan memaai ,74. 8amun ada sediit era!uan den!an rejimen yan! sebainya diberian pada perempuan. "erempuan hamil tida boleh diberian e&a1iren< pada triwulan pertama. Selain itu, ada masalah den!an pemberian ne1irapine pada perempuan den!an ?-' yan! masih tin!!iB e&e 30 sampin! ruam dan hepatotosisitas /era.unan hati0 lebih mun!in dialami oleh perempuan den!an di atas #50. Hadi dibutuhan pemantauan yan! lebih etat, sediitnya pada beberapa min!!u pertama, bila ne1irapine diberian pada perempuan den!an ?-' di atas #50./#60 #. ">4?4 K mulai dini 8amun serin! ali si ibu baru tahu dirinya terin&esi setelah dia hamil. >un!in ,7V tida terjan!au. Seperti dibahas, ibu hamil tida boleh memaai e&a1iren< pada triwulan pertama, tetapi mun!in ne1irapine menimbulan e&e sampin!. 3ila dia paai terapi 43 /tuber.ulosis0, diusulan dihindari ne1irapine, walaupun boleh tetap dipaai 8874I /non nucleoside reverse transcriptase inhi0itor) ini bila tida ada pilihan lain. -an apa dampa bila ,74 diberian pada perempuan tetapi tida pada suami yan! terin&esi ju!aV ,paah si perempuan aan asih obatnya pada suami, atau lebih buru la!i, obatnya diba!i den!an diaV 3ila men!hadapi beberapa masalah ini, atau si perempuan tetap tida memenuhi riteria untu mulai ,74 penuh, sebainya dia ditawaran protool yan! beriut. 4abel 6. 7e<imen ">4? -ini ,T4 dan 34? diterusan setelah melahiran untu men.e!ah timbulnya resistansi pada ne1irapine, arena walaupun hanya satu pil diberian watu persalinan, tin!at ne1irapine dapat tetap tin!!i dalam darah untu beberapa hari, jadi serupa den!an monoterapi den!an ne1irapine. Hal yan! serupa pada bayi di.e!ah den!an pemberian ,T4 setelah dosis tun!!al ne1irapine. Seali la!i, protool ini membutuhan dia!nosis dan perawatan a!a dini, dan obat harus tersedia. 3ila ibu diberian ,T4 untu uran! dari empat min!!u sebelum melahiran, ,T4 pada bayi sebainya diterusan selama empat min!!u, buan tujuh hari. 3. ">4?4 K mulai lambat 3ila baru dapat mulai pen!obatan watu persalinan yan! dapat dipaa seba!ai beriut 4abel 2. 7e<imen ">4? Lambat '. >aanan bayi Sampai $0% bayi dari ibu HIV)positi& tertular melalui menyusui, tetapi jauh lebih sediit bila disusui se.ara eslusi&. Sebalinya lebih dari 3% bayi di Indonesia menin!!al aibat in&esi bateri, yan! serin! disebaban oleh maanan atau botol yan! tida bersih. ,da ju!a yan! diberi pen!!anti ,SI /",SI0 den!an jumlah yan! uran! sehin!!a bayi menin!!al arena malnutrisi. ,SI memberi semuanya yan! dibutuhan oleh bayi untu tumbuh dan melawan in&esi. Hadi serin! ali bayi lebih berisio bila diberi ",SI daripada ,SI dari ibu HIV)positi&. 9leh arena itu usulan searan! adalah a!ar bayi diberi ,SI 31 eslusi& untu enam bulan pertama, emudian disapih mendada, e.uali bila dapat dipastian bahwa ",SI se.ara eslusi& dapat diberi den!an .ara ,C,SS , Q Afforda0le /terjan!au0 C Q ,easi0le /pratis0 , Q Accepta0le /diterima oleh lin!un!an0 S Q Safe /aman0 S Q Sustaina0le /esinambun!an0 Itu berarti tida boleh disusui sama seali. ,da banya masalahB mahalnya har!a susu &ormula, sehin!!a serin! bayi tida diberi .uupE alau bayi menan!is, ibu didesa untu menyusuinyaE ibu yan! tida menyusui dian!!ap uran! memperhatian bayi, atau melawan den!an asasE air yan! dipaai tida bersih, atau .ampuran tida disimpan se.ara amanE dan apaah ",SI dapat diberi terus)menerus. ,SI eslusi& berarti bayi hanya diberi ,SI dari saat lahir tanpa maanan atau minuman lain, termasu air. ,SI adalah san!at halus, mudah diserap oleh perut+usus. >aanan lain lebih eras sehin!!a lapisan perut+usus membua a!ar diserap, membiaran HIV dalam ,SI menembus dan masu darah bayi. Hadi risio penularan tertin!!i bila bayi diberi ,SI yan! men!andun! HIV, bersamaan den!an maanan lain. Harus ada esepaatan sebelum melahiran antara ibu, ayah dan petu!as medis a!ar bayi lan!sun! disusui setelah lahir, sebelum diberi maanan+minuman lain. Setelah enam bulan, sebainya disapih se.ara mendada /berhenti total menyusui0. 32 -,C4,7 "AS4,(, ," ,ib, ,rwin, >unasir Taiudin, (urniati 8ia . Human Imunode&i.ien.y Virus. 3uu ,jar ,ler!i)Imunolo!i ,na. @disi e)#. Iatan -oter ,na Indonesia. HaartaB 3a!ian Ilmu (esehatan ,na Caultas (edoteran Ani1ersitas Indonesia. #0$0. 32%)'05. ?unnin!ham C ;, ;ant 8 C, Le1eno ( H, ;ilstrap L ?, Hauth H ?, *enstrom, ( -. "enyait >enular Sesual. -alamB ?unnin!ham C ;, ;ant 8 C, Le1eno ( H, ;ilstrap L ?, Hauth H ?, *enstrom, ( -. 9bstetri *illiams. HaartaB @;?. #006. $622 K $62%. -epartemen (esehatan 7I -iretorat Henderal 3ina (esehatan >asyaraat. Cator risio penularan HIV dari ibu e bayi. -alamB "ratomo H. et al. /eds0. "edoman pen.e!ahan penularan HIV dari ibu dan bayi. HaartaB -epartemen (esehatan 7I, #006E $3)$6. -onel Suhaimi,d.#006."en.e!ahan dan "enatalasanaan In&esi HIV pada (ehamilan."ean 3aru. (emenes 7I.#0$$."edoman 8asional "en.e!ahan "enularan HIV dari Ibu (e 3ayi.Haarta L,"97,8 (,SAS HIV),I-S -I I8-98@SI, 4riwulan 3 4ahun #0$$ -iretorat Henderal "en!endalian "enyait dan "enyehatan lin!un!an, (ementerian (esehatan 7I "ro&. Subowo, dr. >s.."hd. #0$0.Imunolo!i (lini.?V. S,;A8; S@49. ".$22.Haarta Samsuridjal -. ;ejala)!ejala in&esi HIV+,I-S. -alam umpulan ,rtiel dan >aalah untu "elatihan "enatalasanaan HIV+,I-S di 7S pro1insi sumatera Atara. >edanE httpB++www.iluni&%3..om+t2$)hi1)aids Soedarmo S S, ;arna H, Hadine!oro S 7, Satari H I. Human Imunode&i.ien.y Virus. -alamB Soedarmo S S, ;arna H, Hadine!oro S 7, Satari H I. 3uu ,jar In&esi W "ediatri 4ropis. @disi e)#. Iatan -oter ,na Indonesia. HaartaB 3a!ian Ilmu (esehatan ,na Caultas (edoteran Ani1ersitas Indonesia. #00%. #'3 K #'2. *injosastro H, Sai&uddin , 3, 7a.himhadhi 4. "enyait >enular. -alamB *injosastro H, Sai&uddin , 3, 7a.himhadhi 4. Ilmu (ebidanan. HaartaB Jayasan 3ina "ustaa Sarwono "rawirohardjo d+a 3a!ian (ebidanan dan (andun!an Caultas (edoteran Ani1ersitas Indonesia. #006. 556. 33 34