Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Yersiniosis adalah penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang
khas berupa diare akut disertai dengan febris. Bakteri penyebab adalah salah satu
dari tiga jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis atau Y.pestis. Y.
enterocolitica merupakan bakteri kecil, berbentuk batang, Gram-negatif. Bakteri ini sering
diisolasi dari sample klinis seperti luka, kotoran, dahak, dan kelenjar limfe di bagian perut.
Yersinia pseudotuberculosis masuk dalam keluarga Enterobacteriacae. Yersinia
pseudotuberculosis merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkakn penyakit
pseudotuberculocsis pada hewan serta dapat menular pada manusia melalui pangan asal hewan.
Bakteri ini berbentuk batang kecil berukuran sekitar 0.5 x 3.0 m. Yersinia pseudotuberculosis
tidak berspora, bergerak dengan peritrichous flagella dan berkapsul. Yersinia pestis adalah
bakteri yang menyebabkan gangguan. Ini adalah bakteri Gram-negatif yang dapat tumbuh
dengan atau tanpa oksigen (yang disebut kualitas tdk anaerobic)Y. enterocolitica dan Y.
pseudotuberculosis yang menyebabkan gastroenteritis sedangkan Y.pestis yang menyebabkan
penyakit pes.








BAB II
PEMBAHASAN

Definisi
Merupakan penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri kecil berbentuk
batang,bergram negative. Bakteri penyebab adalah salah satu dari tiga jenis yaitu Yersenia
enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis atau Y.pestis.
Epidemiologi
Di Amerika penyakit yang paling sering menyerang manusia disebabkan oleh satu
spesies Y.entercolitica Berdasarkan data dari Foodborne Diseases Active Surveillance
Bereillance Network yang mengukur beban dan penyakit dari waktu ke waktu
dikonfirmasi bahwa yersiniosis menginfeksi per 100.000 orang pertahun,dimana anak
anak lebih sering terkena infeksi daripada orang dewasa dan infeksi lebih sering terjadi
pada musim dingin.
Klasifikasi
Yersinia pestis
bakteri Gram-negatif yang dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen. Keluarga Yersinia
Pestis sebelumnya telah diklasifikasikan dalam keluarga Pasteurellaceae, namun
berdasarkan kesamaan dengan Escherichia coli (E. coli), maka Yersinia grup reclassified
sebagai anggota dari keluarga Enterobacteriaceae.Yersinia pestis paling sering ditemukan
pada tikus yang dapat menyebabkan penyakit pes. Penyakit pes, adalah infeksi yang
disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea),
Xenopsylla cheopis.. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran
binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu
yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain itu pada
kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang
terbawa oleh udara.
Diagnosis
Masa inkubasi 2-8 hari.
a. Keluhan pokok
Nyeri di daerah inguinal
Demam tiba-tiba, kadang-kadang sampai delirium
Mialgi berat
Menggigil
Ada riwayat terpapar tikus
b. Tanda penting
Tergantung dari bentuknya
1.Bentuk bubonic
- Bubo atau pembesaran kelnjar limfe terutama daerah inguinal dan
femoral
2. Bentuk septikemik
- Pucatdan lemah sampai koma
3. Bentuk pneumonik
- Batuk-batuk dan Sesak nafas dengan sputum yang cair
- Bentuk meningeal
- Sefalgi,kaku kuduk,kernig sign positif,kejang sampai koma
c. Pemeriksaan Laboratorium
Biarkan aspirat nodul limfe/darah
Hapusan aspirat bubo ditemukan basil Gram negatif
Titer antibodi
Lekosistosis sampai memberi gambaran reaksi lekomoid
(100.000/mm3)
Ada tanda PIM/DIC.
Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1.Istirahat
- Bentuk pneumonik perlu diisolasi
2. Diet
3.Medikamentosa
- Obat pertama
Streptomisin IM 30 mg/kg BB/hari, 3-4 kali/hari suntikan pertama 1
gr.
- Obat alternative
Tetrasiklin sebagai lanjutan/bersama-sama dengan streptomisin. Dosis
30 mg/kg BB
1. Kloramfenikol : 50 75 mg/kg BB selama 10 hari
2. Trimetoprim-sulfametoksazol 2 x 2 tablet
3. Sulfadiazin

Yersinia pseudotuberculosis
Yersinia pseudotuberculosis masuk dalam keluarga Enterobacteriacae.
Yersinia pseudotuberculosis merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan
penyakit pseudotuberculocsis pada hewan serta dapat menular pada manusia
melalui pangan asal hewan. Bakteri ini berbentuk batang kecil berukuran sekitar
0.5 x 3.0 m. Yersinia pseudotuberculosis tidak berspora, bergerak dengan
peritrichous flagella dan berkapsul. Bakteri ini memiliki fimbriae (pili) yang
membentang dari satu kutub dan digunakan untuk adhesi dan patogenisitas. Serta
dengan dinding sel yang terdiri atas murein, phospholipid, protein dan
lipopolisakarida. Rantai dari lipopolisakarida di Yersinia pseudotuberculosis
sangat cair dan ini meningkatkan permeabilitas membran luar bakteri. Bakteri ini
berpotensi memiliki sistem penghabisan yang memompa keluar senyawa
hidrofobi. Yersinia pseudotuberculosis memiliki kemampuan untuk bertahan
hidup dan aktif berkembang biak pada temperatur rendah (1 4
o
Celcius).
Penularan dan penyakit pada manusia
Penularan umumnya melalui oral dengan bahan makanan dan air sebagai
perantara. Makanan yang dilaporkan berhubungan dengan letupan penyakit
keracunan makanan adalah susu dan hasil olahannya.
Gejala umum
Diare, demam, sakit perut, muntah, sakit kepala, pharingitis dan dapat
berlanjut menjadi enterokolitis, mesenterik limfadenitis akut dan septikemia.
Umumnya menyerang balita dengan gejala demam tinggi dan sakit perut pada
bagian kanan bawah sehingga sering dikelirukan dengan radang usus buntu..
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan dengan melakukan isolasi bakteri dari spesimen feses.
Pengobatan
Yersinia sensitif terhadap cotrimaxasole, gentamisin dan cefotaxime.
Yersinia enterocolitica.
bakteri kecil, berbentuk batang, Gram-negatif. Bakteri ini sering diisolasi
dari sample klinis seperti luka, kotoran, dahak, dan kelenjar limfe di bagian perut
( mesenteric lymph nodes). Yersiniosis sering ditandai dengan gejala seperti
gastroenteritis yang disertai dengan diare dan/atau muntah; Tetapi, gejala yang
khas untuk penyakit ini adalah demam dan sakit perut, Gejala biasanya dimulai
antara 24 sampai 48 jam setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi (bakteri ini biasanya ditularkan melalui makanan atau minuman)


Cara penularan adalah melalui rute orofekol karena mengkonsumsi
makanan dan minumam yang terkontaminasi oleh manusia atau binatang yang
terinfeksi. Y.enterocolitica telah diisolasi dari berbagai jenis bahan makanan;
namun jenis yang patogenik biasanya ditemukan pada daging babi mentah dan
produk makanan yang dibuat dari daging babi. Di AS makanan yang berasal dari
jeroan babi paling sering menjadi sumber infeksi. Kasus-kasus yang muncul di
Eropa dihubungkan dengan pemberiandaging babi mentah kepada bayi. Berbeda
dengan penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui makanan maka Y.
enterocolitica dapat berkembang biak dalam suhu rendah didalam lemari es dan
dalam kondisi mikroaerofilik. Oleh karena itu risiko terinfeksi oleh Y.
Enterocolitica meningkat apabila daging yang setengah matang yang tidak
dikelola dengan baik disimpan didalam kantong plastik. Y. enterocolitia, pernah
ditemukan dibadan air yang tidak ada Eschrichia coli nya. Infeksi nosokomial
terjadi karena memakai darah yang disimpan dalam lemari pendingin dari donor
darah penderita asimptomatik atau yang menderita penyakit saluran pencernaan
ringan. Masa inkubasi berlangsung sekitar 3 7 hari umumnya 10 hari.



Diagnosis yersiniosis diawali dengan isolasi organisme dari kotoran
manusia yang menjadi korban, darah, muntahan, dan kadang-kadang juga
diisolasi pada saat dilakukan pemotongan usus buntu. Konfirmasi dilakukan
dengan isolasi, yang didukung dengan identifikasi biokimia dan serologis
terhadap Y. enterocolitica baik dari manusia yang sakit maupun dari makanan
yang dikonsumsi. Diare dilaporkan terjadi pada sekitar 80% kasus sakit perut dan
demam merupakan gejala yang dapat memperkuat diagnosis.
Karena yersiniae sulit diisolasi dari kotoran, beberapa Negara
mengandalkan analisa serologi. Serum dari pasien akut dan pasien yang baru
sembuh dianalisa untuk menentukan adanya serotip Yersinia spp. yang dicurigai.
Penatalaksanaaan ;
Kasus tanpa komplikasi akibat diare karena Y.enterocolitica biasanya
hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan antibiotic.Namun,pada infeksi lebih
berat atau rumit bias diberikan aminoglikosida, doksisiklin, trimetoprim-
sulfametoksazol, atau fluoroquinolones

Reservoir
Binatang merupakan reservoir utama dari Yersenia. Babi adalah reservoir utama dari
Y.enterocolitica yang patogenik. Pada musim dingin babi sering berperan sebagai
Carriertanpa gejala, dimana pada faring penuh dengan koloni Yersenia. Y.
pseudotuberculosistersebar pada berbagai spesies burung dan mamalia terutama pada
rodensia dan mamalia kecil lainnya
Pencegahan
1). Siapkanlah makanan dengan cara-cara yang saniter, hindari mengkonsumsi daging
babi mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi. Lakukan iradiasi terhadap daging,cara ini
sangat efektif untuk membunuh bakteri.
2). Cucilah tangan dengan baik sebelum makan dan sebelum menjamah makanan
terutama setelah menjamah daging babi mentah atau setelah bontak dengan
binatang.
3). Lindungi sumber air dari kotoran binatang dan manusia, lakukan upaya untuk
pengamanan sumber air tersebut.
4). Lakukan pengawasan terhadap rodentia dan burung terhadap kemungkinan
terinfeksi oleh Y. pseudotuberculosis
5). Buanglah kotoran manusia dan binatang dengan cara-cara yang saniter
6). Pada waktu menyembelih babi, pisahkan segera kepala dan leher babi dari daging
babi. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminsai daging babi oleh Yersenia yang
terdapat pada faring babi.


B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya
1). Laporan kepada institusi kesehatan setempat. Kasus wajib dilaporkan di sebagian besar
negara bagian di AS dan di sebagian besar negara di dunia
2). Isolasi: Lakukan upaya kewaspadaan enterik pada waktu merawat penderita di
rumah sakit. Mereka yang menderita diare dilarang menangani makanan, merawat
penderita dan dilarang melakukan pekerjaan yang ada kaitannya dengan mengasuhbayi.
3). Disinfeksi serentak : disinfeksi dilakukan terhadap tinja. Di negara yang system
pembuangnnya baik, tinja dapat dibuang langsung masuk kedalam sistem
pmbuangan tersebut (Sewage system) tanpa perlu dilakukan disinfeksi terlebih
dulu.
6). Investigasi terhadap kontak dan sumbaer infeksi: Lakukan investigasi dan
pencarian kasus-kasus yang tidak dilaporkan. Pecarian carrier diantara mereka
yang kontak dengan penderita disarankan apabila KLB yang terjadi diduga karena
penularan dengan cara common source
7). Pengobatan spesifik: Organisme ini umumnya peka terhadap semua jenis
antibiotika.Pemberianantibiotika kepada penderita dengan gejala gastrointestinal cukup
membantu.Antibiotika harus diberikan kepada penderita septikemia dan penderita
dengangejala-gejala invasive. Antibiotika yang baik untuk Y. enterocolitica adalah
derivateaminoglycosides (untuk septicemia saja) dan TMPSMX. Derivat quinolones
yang baru seperti Ceprofloxacin juga cukup efektif. Y. enterocolitica dan
Y.pseudotuberculosis umumnya sensitif terhadap tetrasiklin.
C. Upaya penanggulangan wabah
1). Jika ditemukan penderita gastroenteritis atau kasus appendecitis dalam jumlah
yang cukup banyak segera laporkan kepada instansi kesehatan setempat walaupun
diagnosanya belum tahu.
2). Lakukan investigasi terhadap kondisi sanitasi lingkungan secara umum dan
selidiki terhadap kemungkinan terjadinya penularan dengan cara common
source. Berikan perhatian khusus terhadap kemungkinan penderita
mengkonsumsi daging babi atau tercemarnya makanan yang akan dikonsumsi oleh
daging babi mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna. Perhatikan juga terhadap
kemungkinan terjadinya kontak dengan binatang seperti anjing, kucing dan binatng
peliharaan lainnya.
Populasi yang Rentan
Populasi yang paling rentan terhadap Yersiniosis dan komplikasinya adalah anak kecil,
orang dengan tubuh yang lemah, orang yang sudah sangat tua, dan orang-orang yang
sedang dalam perawatan dengan obat-obatan yang menekan system kekebalan.





















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Yersiniosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dai genus Yersinia. Bakteri
penyebab adalah salah satu dari tiga jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y.
pseudotuberculosis atau Y.pestis dengan gejala khas diare akut dan febris. Berdasarkan
data dari Foodborne Diseases Active Surveillance Bereillance Network yang mengukur
beban dan penyakit dari waktu ke waktu dikonfirmasi bahwa yersiniosis menginfeksi per
100.000 orang pertahun,dimana anak anak lebih sering terkena infeksi daripada orang
dewasa dan infeksi lebih sering terjadi pada musim dingin. Yersinia peka terhadap panas
dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70C). Sumber utama infeksi
bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan kontaminasi
silang, yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah
atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong). Karena itu, pemasakan
dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah infeksi Yersinia








DAFTAR PUSTAKA
1 Buku Ajar Penyakit Dalam FKUI jilid III edisi IV
2 Price, Sylvia.A. et.all, 2006, Patofisiologi Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
3 Adelberg, Jawetz, Melnick,1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC, Jakarta
Anonim, 2003, Setelah SARS apa lagi, www.korantempo.com
4 Anonim, 2004, http://dedaunanijo.blogspot.com
5 Tedy, 2008, Virus dan Monera, http://tedbio.multiply.com/journal/item/12
















MAKALAH TASK READING
YERSINISOSIS



KELOMPOK 15 :
DIAN WAHYUNITA 09.06.0007
NI LUH PUTU SUARTADEWI 09.06.0038




FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2012

Anda mungkin juga menyukai