Anda di halaman 1dari 9

Nama : Julius Ferdinand

Prodi : Teknik Kimia



Pembinaan Hari Ke-1 : Doktrin Alkitab & Allah Tritunggal
SESI I: Alkitab
Pandangan yang salah tentang Alkitab :
Alkitab adalah tradisi manusia abad mula-mula
Alkitab adalah buku biasa yang tidak luput dari kesalahan
Alkitab bukanlah firman Allah, tetapi berisi catatan dengan firman Allah
Alkitab mengandung firman Allah
Alkitab menjadi firman Allah ketika terjadi pertemuan/pengalaman pribadi
Pandangan yang benar tentang Alkitab :
Alkitab adalah firman Allah, walaupun dalam bentuk buku, Alkitab adalah benar-
benar firman Allah
Alkitab dihembuskan/diilhamkan oleh Roh Kudus. Banyak orang menuntut bukti kalau
Alkitab adalah firman Allah dan diilhamkan oleh Roh Kudus. Tetapi ketika bukti tidak bisa
membuktikan Alkitab adalah firman Allah, firman Allah tetap menjadi firman Allah dan tidak
berubah menjadi bukan firman Allah. Alkitab sendirilah yang mampu membuktikan dirinya
adalah firman Allah (internal witness of Holy Scripture). Allah menggunakan 40 penulis untuk
menulis kitab-kitab dalam Alkitab dan semua isinya saling berkaitan dan menceritakan hal
yang sama yaitu penebusan Kristus dan penulisan itu terjadi dalam kurun waktu +/- 1400
tahun! Walaupun ada banyak tulisan para bapa gereja tentang iman kristen, tetapi itu
semua tidak dapat disejajarkan dengan Alkitab. Sebagai contoh, tulisan Polikarpus (murid
Yohanes Rasul) tidak dapat disejajarkan dengan tulisan Yohanes sendiri yang menjadi bagian
dari Alkitab.
SESI I: Allah Tritunggal
Allah Tritunggal adalah konsep mengenai Allah yang hanya dikenal dalam Kekristenan.
Mengapa? Karena hanya orang Kristen yang tahu, mengenal, dan mengimani Allah
Tritunggal. Dalam agama lain, tidak ada konsep mengenai hal ini. Allah Tritunggal berbeda
dengan konsep trimurti dalam hindu dan konsep tiga-tuhan dalam agama-agama berhala
lain di dunia. Istilah Allah Tritunggal tidak secara eksplisit disebutkan dalam Alkitab, tetapi
kita bisa melihat ayat-ayat Alkitab yang menjadi kesaksian mengenai kebenaran Allah
Tritunggal, seperti dalam Matius 28:19-20.
Allah itu esa! Tetapi didalam Keesaan Allah itu terdapat tiga Oknum yang berbeda tetapi
tidak dapat dipisahkan yaitu: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Allah Tritunggal bukan berarti
bahwa ada satu Allah tetapi memiliki tiga fungsi atau satu Allah dengan menyatakan diri
dalam tiga hal yang berbeda. Tidak ada hal di dunia ini yang dapat menjadi
perumpamaa/menggambarkan Allah Tritunggal. Kenapa? Karena kalaupun ada, tidak
sepenuhnya hal tersebut benar digambarkan dan karena barang perumpamaan tersebut
adalah ciptaan dan ciptaan tidak dapat menjadi perumpamaan untuk menggambarkan siapa
itu Sang Pencipta nya.
Dalam Perjanjian Lama, sebutan untuk Tuhan adalah Elohim. Akhiran im dalam bahasa
ibrani memiliki arti jamak. Dari sini sebenarnya sudah tersirat bahwa dalam Keesaan Allah
Israel terdapat Oknum-Oknum yang berbeda di dalam-Nya. Dalam Yohanes 1:1 kita juga bisa
melihat bahwa Yesus juga adalah Tuhan. Dalam pelayanan-Nya di dunia ada banyak mujizat
yang dibuat oleh Tuhan Yesus sendiri dan TIDAK ada nabi-nabi sebelum Tuhan Yesus yang
mampu melakukan mujizat seperti yang telah Ia lakukan. Juga tidak ada nabi-nabi yang
dapat melakukan mujizat hanya dengan langsung berkata-kata saja tanpa
berdoa/memohon/difirmankan dahulu oleh Allah, kecuali Yesus. Kenapa? Karena Dia sendiri
lah Allah dan setiap hal yang keluar dari mulut-Nya ialah firman Allah. Inilah kenapa setiap
Yesus berbicara Ia tidak mendahuluinya dengan kalimat Beginilah firman Allah Israel....
Roh Kudus juga adalah Allah. Ia adalah Roh Yang memberi hidup. Dia yang menggerakkan
orang-orang untuk berbicara dalam Nama Allah. Ia juga yang telah berfirman melalui
perantaraan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Roh Kudus memiliki karakter-karakter yang
sama seperti Tuhan Yesus dan Allah Bapa. Roh Kudus bukan kuasa Allah karena Ia memiliki
rasio, memiliki emosi, dan memiliki kemauan. Mana ada sebuah kuasa memiliki hal itu
semua?
Didalam Ketritunggallan Allah, kita dapat melihat relas-relasi yang terdapat di dalamnya,
yaitu :
Saling menghormati dan memulikan
o Bapa memuliakan Anak dan Roh Kudus
o Anak memuliakan Bapa dan Roh Kudus
o Roh Kudus memuliakan Bapa dan Anak
Saling mengasihi dan kasih dalam hubungan di dalam Allah Tritunggal adalah kasih
yang sempurna
Koordinasi dalam kesatuan
o Penciptaan alam semesta
o Keselamatan
o Lahir dan hidup baru
o Kesatuan jemaat
o Baptisan dan berkat
Di dalam Ketritunggalan Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki hubungan :
Sehakekat (co-existence)
Setara (co-equal)
Sama-sama kekal (co-eternal)
Ketiga oknum dalam Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) tidak dapat dipisahkan,
tetapi dapat dibedakan.
Pemahaman kita mengenai Allah Tritunggal membuat kita dapat memahami natur-natur
Allah seperti berikut :
Allah adalah kasih
Allah adalah hidup dan kehidupan
Allah yang bersabda
Sebelum dunia diciptakan dan makhluk-makhluk sorga diciptakan, Allah tidak
pernah kesepian dan kita bisa melihatnya dalam diri Allah Tritunggal bahwa
Allah Tritunggal berkomunikasi dengan dirinya sendiri sejak kekekalan dan
sampai kekekalan
Pembinaan Hari Ke-2 :
SESI II
Definisi dosa adalah segala perbuatan yang Allah anggap jahat. Berdosa berarti melakukan
pelanggaran yang berhubungan dengan Allah. Berdosa juga berarti melawan kehendak
Allah. Dosa adalah perbuatan-perbuatan yang memalukan jika ketahuan sehingga makanya
orang berdosa senang jika berada ditempat yang gelap karena perbuatan-perbuatan
mereka yang jahat tidak ketahuan. Dosa memiliki dua macam yaitu melanggar apa yang
Tuhan larang dan tidak melakukan kebenaran firman Tuhan. Dosa memiliki sifat
menyembunyikan diri, tidak ingin diketahui orang, dan munafik sehingga apabila kita jatuh
kedalam dosa, maka kita akan cenderung menyembunyikannya dan kita menipu diri kita
sendiri. Hanya ada satu jalan ketika kita berdosa yaitu mengaku dosa kita dengan sungguh-
sungguh.
Jika kita berdosa dan kita menyesal, mengakui dosa kita, dan bertobat, maka kita akan
beroleh persekutuan dengan orang-orang percaya yang lain (1 Yoh 1:5-7). Ketika kita
semakin hidup kudus, kita semakin merasakan kasih Tuhan yang melimpah.
Pembinaan Hari Ke-3 :
Pembicara : Mas Poer
SESI I
Setiap orang kristen dan persekutuan kristen harus memiliki visi. Visi tersebut
akan memberi makna. Sebelumnya kita harus melihat apa yang membuat kita harus
memiliki visi.
Istilah kristen pertama kali muncul di Antiokhia (Kis 11:26) dan sebutan ini
merupakan ejekan/hinaan yang ditujuan untuk orang-orang percaya di Antiokhia. Kristen
sendiri berarti hamba/budak Kristus. Sebelum disebut kristen, sebutan untuk orang percaya
ialah murid. Dalam Perjanjian Lama, sebutan untuk orang pilihan Allah ialah hamba.
Seorang murid memiliki sifat yang taat pada gurunya dan seorang hamba memiliki sifat yang
taat kepada tuannya. Dari sini kita dapat melihar sebuah persamaan murid dan hamba, yaitu
taat. Manusia bisa menjadi taat karena dua hal: reward dan relasi.



Taat terdiri dari dua hal: being dan doing. Being dapat berupa motivasi/visi atau
hal yang mendasari kita untuk taat, sedangkan doing adalah tindakan ketaatan kita.
Hamba/murid/kristen yang dibentuk pertama kali oleh Allah adalah being-nya baru dari
being yang sudah benar akan melahirkan doing yang benar juga. Bagi banyak orang, konsep
anak bungsu (dalam perumpamaan anak yang hilangLuk 15:11-32) adalah anak yang
tidak taat. Padahal, yang tidak taat adalah anak sulungnya; dia taat (doing) karena
motivasinya (being) yang salah yaitu hendak berpesta dengan sahabat-sahabatnya. Nah bila
konsep ini dihubungkan dengan visi, melalui visi, kita dapat melihat diri kita dengan benar
(ketaatan kita dengan benar).
Setiap orang memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Perbedaan kegiatan tersebut
ada karena perbedaan prioritas. Kenapa ada prioritas? Karena ada makna dibalik prioritas
tersebut. Makna tersebut lah yang membuat kita memiliki motivasi. Makna membuat kita
fokus akan apa yang ingin kita capai. Makna tersebut ada karena adanya relasi/hubungan.
Dalam kaitannya dengan visi, visi akan memberi kita makna, yang mana bila dihubungkan
lagi visi tersebut akan memberi kita kekuatan kepada hidup kita.
Kita dapat melihat dalam hidup kita apa yang menjadi makna dalam hidup kita
dan menilai apakah makna tersebut benar adalah dengan melihat apa yang paling pertama
kita selamatkan ketika terjadi kegagalan atau kepahitan/kekecewaan. Mengapa bisa
dilihat dengan hal tersebut? Karena kita memiliki relasi yang lebih penting dengan yang
paling pertama kita selamatkan tersebut karena hal tersebut lah yang memberi makna
kepada hidup kita.
Taat
Doing Being
Visi yang benar akan memberi makna yang benar. Visi yang benar didapat jika
kita memiliki relasi dengan hal yang benar (lihat Roma 1:18-32). Berikut jabaran mengenai
Roma 1:18-32 :
Ayat 21: mereka katanya kenal dengan Allah, tetapi mereka tidak memiliki relasi
dengan Allah. Dengan apanya mereka kenal Allah??
Ayat 24: being mereka rusak sehingga melahirkan doing yang rusak
Ayat 25: mereka memiliki relasi dengan berhala; ditunjukkan dengan tindakan
memuja, menyembah, dan memuji berhala
Ayat 27: kebenaran Allah diganti dengan dusta
Ayat 32: Kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka menganggap Allah itu
tidak bermakna dan tidak peduli dengan makna itu.
AKK kita nantinya dapat menjadi orang-orang dalam Roma 1:18-32 jika mereka
tidak memiliki relasi dengan Allah sehingga mereka tidak memiliki visi yang benar. Manusia
punya relasi yang benar dengan Allah (ibadah).





Ciri orang kristen yang semakin dewasa: dia sadar penuh dan mengakui bahwa dia tidak
bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan
Empat kata Yunani yang menggambarkan sembah :
Proskuneo
Arti : bow down, tunduk, sujud dengan muka sampai ke tanah. Kita menganggap
Allah sangat penting dan tinggi sehingga kita jatuh dan sujud di hadapan-Nya
Implikasi :
Ketika AKK melihat PKK apakah ia semakin kagum dengan Allah?
Apakah saya tunduk kepada Allah karena saya proskuneo kepada Allah
Latreia
Arti : serve, submit, service, sacrifice
Implikasi :
Apakah kita bisa mengorbankan segalanya demi hubungan kita dengan Allah?
Apakah kita mampu bergantung sepenuhnya kepada Allah?
Liturgea
Arti : drama, kisah
Implikasi :
CIptaan Realita yang
ada
Rusak Dosa Mati
Relasi Memuliakan dan mengucap syukur Seharusnya
Apakah kita merasa kalau Ibadah adalah dimana kita merasa kembali kepada
Allah?
Homologea
Implikasi :
Apakah kita memaknai bahwa ibadah itu adalah kesatuan/unity yang
berdasarkan dan berikatkan kasih?
Ciri orang kristen yang tidak dewasa :
Ketika dia sadar bahwa dia berbuat dosa, dia berdoa minta ampun, terus dia berpikir harus
rajin sate, rajin gereja, dll nya sampai rasa bersalahnya hilang. Dia terjebak dalam doing nya.
Dia berpikir bahwa dia harus doing something supaya feeling guilty nya hilang. Dengan ini,
dia mencirikan bahwa dia bukan orang yang proskuneo.

SESI II
Dalam Matius 3:2, kita melihat :
Kerajaan Allah adalah sebuah visi
Ketika kita punya relasi dengan raja, kita dapat hidup menurut apa yang raja
itu mau
Misi adalah gerakan untuk menyebarkan visi. Misi menghasilkan sebuah tindakan. Misi juga
memiliki hambatan, yang mana dalam hal ini adalah menghalangi pemuridan.
Misi pemuridan adalah ibarat domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Iblis
menghalangi misi pemuridan dengan menggunakan orang-orang sekitar. Melalui pencobaan
yang dialami Tuhan Yesus, kita dapat melihat :
Pencobaan pertama : ubah batu menjadi roti
Hambatan pertama adalah materi. Lebih mementingkan materi adalah
hambatan pertama dalam pemuridan, sebagai contoh: Yudas
Jangan mencari Tuhan Yesus hanya demi materi (uang, penghargaan, prestasi,
prestige, dll)
Semua diukur dengan menggunakan logika
Tantangan pertama dan utama: MATERI/LOGIKA vs FAITH /IMAN
Pencobaan kedua : keinginan, kekuatan hati, kepuasan hati
Lawan dengan firman Tuhan: Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu!
Jangan turuti setiap keinginan yang membuat hatimu puas
Kepuasan hanya didapat didalam Tuhan; jangan minta selain itu
Pencobaan ketiga : mengikuti Tuhan hanya karena image/penglihatan kita/apa yang
ada di depan mata
Mata kita tidak pernah puas (Amsal 27:20)
Kesimpulan : tantangan dalam pemuridan ada tiga, yaitu logika, hati, dan mata atau materi,
kehendak/hati, dan apapun yang terlihat menyenangkan/kepuasan
Bagaimana cara Tuhan Yesus mengerjakan misinya :
Memberitakan berita pertobatan
Memberitakan berita untuk mengikut Dia (pemuridan)
Melakukan mujizat (melepaskan keterikatan)
Membimbing dalam pengajaran
Melatih melayani
Mengutus para murid kepada dunia
Firman Tuhan akan membuat kita memiliki makna.
Kondisi yang membuat misi Allah dapat berjalan :
Bergantung dalam firman Allah
o Seperti domba yang sepenuhnya bergantung kepada gembalanya
Bergantung dalam doa
Esensi pelayanan adalah penuh bergantung kepada Allah! Inilah keunikan pelayanan
Penginjilan adalah beban untuk memberitakan tentang pertobatan dan pemuridan adalah
beban untuk memperbaiki yang seharusnya.
Kita harus menjaga kawanan domba Allah dengan ajaran yang sehat! Dengan cara apa?
pemuridan!
Pertanyaan kritis untuk diri sendiri :
Apa yang menjadi kerjaanku dalam mengerjakan misi Allah? (lihat cara Tuhan Yesus
mengerjakan misi-Nya)
Kondisi apa yang aku alami dalam mengerjakannya?
o Apakah aku bergantung penuh pada Sang Gembala Agung?
o Apakah aku melayani karena beban?
Siapa yang melayani teman satu kos? Satu jurusan? Satu fakultas? Satu universitas?
Satu kota?

Pembinaan Hari Ke-4 :
Pembicara : Mas Poer
SESI I & SESI II
Visi akan membentuk misi dan misi berhubungan dengan pengutusan. Misi
dijalankan dengan menggunakan strategi, yang mana alatnya adalah sebuah program.
Strategi dibagi menjadi dua hal: text dan context. Text yang dimaksud disini adalah
kebenaran/dasar, sedangkan context adalah penerapan/tempat aplikasi.
Tantangan terbesar dari strategi pelayanan kita adalah strategi perang.
Strategi pelayanan kita haruslah memakai strategi iman. Artinya setiap pelayanan yang kita
kerjakan, hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Pelayanan tidak memakai konsep bahwa
semua orang yang dilayani harus bertobat, tetapi itu semua terjadi menurut kehendak Allah.
Dari segi konsep strategi perang, Tuhan Yesus bisa dibilang gagal karena dia gagal
memuridkan satu orang, yaitu Yudas.
Strategi Pelayanan :
text yang berisi firman Tuhan harus diberitakan ke hidup pribadi orang yang
dilayani. Ketika hidup orang tersebut berubah, maka dia akan menyebarkan text tersebut
ke orang lain lagi. Gimana caranya supaya text itu bisa lebih teratur diberitakan? Dengan
membuat strategi pelayanan yang benar.

Bagaimana membuat strategi dalam pelayanan mahasiswa?
Terlebih dulu kita list keterbatasan-keterbatasan kita :
Terbatas waktu kuliah
Terbatas orang yang mau melayani
Terbatas pengalaman
Terbatas pemahaman
Hidup orang yang kita layani sulit

Langkah 1: mengetahui kondisi kampus dengan jelas
Berapa tahun kuliah
Fakultas apa saja
Lokasi fakultas
Kehidupan mahasiswa
Berapa banyak mahasiswa yang masuk
Bagaimana kondisi mahasiswa yang baru masuk
Hal-hal diatas adalah hal yang dapat mengetahui kondisi yang selanjutnya dibawa
dalam doa
Enam pertanyaan untuk melihat AKK kita berelasi dengan siapa, apa makna hidup dia, dan
context hidup dia :
Happy (apa yang membuat dia bahagia atau apa arti bahagia menurut dia)
Antusias (apa arti antusias menurut kamu atau kamu antusias dalam hal apa)
Proud (apa yang paling kamu banggakan atau apa arti bangga buat kamu)
Grateful (apa yang membuat kamu merasa bersyukur)
Enjoy (kamu enjoy jika melakukan apa)
Commit (apa yang membuat kamu commit untuk mendapatkan hal-hal diatas atau
dibalik commit itu apa yang kamu cari)

Langkah 2: Temukan pola penginjilan
Langkah 3: Temukan cara pembinaan
Langkah 4: Tentukan metode melayani
Langkah 5: Temukan kerinduan bagi bangsa
Bagaimana menjaga beban saat dunia kerja
Bagaimana tetap setia dalam dunia kerja
Bagaimana jika gagal
Bagaimana mewujudkan visi hidup

Program pelayanan mahasiswa harus memiliki tujuan dan bentuk. Bentuk yang dimaksud
bisa berubah PDPH, PDSH, POJ, KK, dll. Dari tujuan kemudian muncul sasaran kuantitas dan
kualitas. Tujuan menentukan apa yang mau kita capai. Jangan sampai metode pelayanan
mahasiswa menjadi tujuan pelayanan mahasiswa!

JAWABAN PERTANYAAN MAS POER:
Kenapa mahasiswa harus memiliki visi yang benar?
Mahasiswa harus memiliki visi yang benar karena visi tersebut lah yang menentukan makna
hidup, prioritas hidup, dan setiap kegiatan/tindakan dalam hidupnya. Visi yang benar akan
muncul sebagai akibat dari relasi/hubungan dengan hal yang benar. Jika seorang mahasiswa
memiliki relasi dengan materi (penghargaan, prestasi, prestige), maka visi hidupnya adalah
bagaimana caranya supaya ia bisa mendapat penghargaan, prestasi yang lebih, dan prestige
yang besar. Visi tersebut kemudian akan memaknai hidupnya dia sehingga dia
memprioritaskan semua kegiatan/hal yang menurut dia jalan untuk mencapai materi yang ia
inginkan. Pada akhirnya, jika ia tidak mendapat materi yang ia inginkan, ia akan mengalami
kekecewaan besar. Lain halnya dengan mahasiswa yang sudah mengenal/berelasi yang
benar dengan Tuhan. Visi hidupnya adalah bagaimana ia bisa menikmati Tuhan melalui
setiap tindakan hidupnya karena menikmati Tuhan adalah bentuk dari penyembahan Ia
kepada Tuhan. Visi hidup ini yang kemudian membuat mahasiswa tersebut memprioritaskan
segala kegiatan/tindakan yang dapat mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. Setiap
tindakan/kegiatan tersebut tidak selalu kegiatan rohani, tetapi dapat juga kegiatan-kegiatan
sekular.

Bagaimana mahasiswa memiliki visi yang benar?
Agar mahasiswa memiliki visi yang benar, ia pertama-tama harus mengenal Allah dulu.
Orang mengenal Allah bisa melalui perenungan firman Allah dan pengalaman hidup, tetapi
menurutku, sarana yang paling mengena adalah melalui pengalaman hidup. Ketika orang
sudah mengenal Allah, ia pasti tahu apa yang Allah suka, apa yang Allah tidak suka, apa yang
Allah inginkan, dll. Hal tersebut bisa dicapai jika kita terus bercakap-cakap dengan Allah.
Inilah yang dinamakan berelasi dengan Allah. Ingat kalau kenal beda dengan tahu! Kalau
hanya tahu, kita tahu sifat-sifat Allah, siapa Allah yang benar itu, perbuatan-perbuatan-Nya,
dll. Tetapi dia belum pernah merasakan itu semua. Kalau kenal, berarti kita mengetahui
sifat-sifat Allah, siapa Allah yang benar itu, dan perbuatan-perbuatan-Nya, dan kita sudah
pernah mengalaminya sehingga kita paham semua atribut Allah itu.

Anda mungkin juga menyukai