Pembinaan Hari Ke-1 : Doktrin Alkitab & Allah Tritunggal SESI I: Alkitab Pandangan yang salah tentang Alkitab : Alkitab adalah tradisi manusia abad mula-mula Alkitab adalah buku biasa yang tidak luput dari kesalahan Alkitab bukanlah firman Allah, tetapi berisi catatan dengan firman Allah Alkitab mengandung firman Allah Alkitab menjadi firman Allah ketika terjadi pertemuan/pengalaman pribadi Pandangan yang benar tentang Alkitab : Alkitab adalah firman Allah, walaupun dalam bentuk buku, Alkitab adalah benar- benar firman Allah Alkitab dihembuskan/diilhamkan oleh Roh Kudus. Banyak orang menuntut bukti kalau Alkitab adalah firman Allah dan diilhamkan oleh Roh Kudus. Tetapi ketika bukti tidak bisa membuktikan Alkitab adalah firman Allah, firman Allah tetap menjadi firman Allah dan tidak berubah menjadi bukan firman Allah. Alkitab sendirilah yang mampu membuktikan dirinya adalah firman Allah (internal witness of Holy Scripture). Allah menggunakan 40 penulis untuk menulis kitab-kitab dalam Alkitab dan semua isinya saling berkaitan dan menceritakan hal yang sama yaitu penebusan Kristus dan penulisan itu terjadi dalam kurun waktu +/- 1400 tahun! Walaupun ada banyak tulisan para bapa gereja tentang iman kristen, tetapi itu semua tidak dapat disejajarkan dengan Alkitab. Sebagai contoh, tulisan Polikarpus (murid Yohanes Rasul) tidak dapat disejajarkan dengan tulisan Yohanes sendiri yang menjadi bagian dari Alkitab. SESI I: Allah Tritunggal Allah Tritunggal adalah konsep mengenai Allah yang hanya dikenal dalam Kekristenan. Mengapa? Karena hanya orang Kristen yang tahu, mengenal, dan mengimani Allah Tritunggal. Dalam agama lain, tidak ada konsep mengenai hal ini. Allah Tritunggal berbeda dengan konsep trimurti dalam hindu dan konsep tiga-tuhan dalam agama-agama berhala lain di dunia. Istilah Allah Tritunggal tidak secara eksplisit disebutkan dalam Alkitab, tetapi kita bisa melihat ayat-ayat Alkitab yang menjadi kesaksian mengenai kebenaran Allah Tritunggal, seperti dalam Matius 28:19-20. Allah itu esa! Tetapi didalam Keesaan Allah itu terdapat tiga Oknum yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan yaitu: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Allah Tritunggal bukan berarti bahwa ada satu Allah tetapi memiliki tiga fungsi atau satu Allah dengan menyatakan diri dalam tiga hal yang berbeda. Tidak ada hal di dunia ini yang dapat menjadi perumpamaa/menggambarkan Allah Tritunggal. Kenapa? Karena kalaupun ada, tidak sepenuhnya hal tersebut benar digambarkan dan karena barang perumpamaan tersebut adalah ciptaan dan ciptaan tidak dapat menjadi perumpamaan untuk menggambarkan siapa itu Sang Pencipta nya. Dalam Perjanjian Lama, sebutan untuk Tuhan adalah Elohim. Akhiran im dalam bahasa ibrani memiliki arti jamak. Dari sini sebenarnya sudah tersirat bahwa dalam Keesaan Allah Israel terdapat Oknum-Oknum yang berbeda di dalam-Nya. Dalam Yohanes 1:1 kita juga bisa melihat bahwa Yesus juga adalah Tuhan. Dalam pelayanan-Nya di dunia ada banyak mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus sendiri dan TIDAK ada nabi-nabi sebelum Tuhan Yesus yang mampu melakukan mujizat seperti yang telah Ia lakukan. Juga tidak ada nabi-nabi yang dapat melakukan mujizat hanya dengan langsung berkata-kata saja tanpa berdoa/memohon/difirmankan dahulu oleh Allah, kecuali Yesus. Kenapa? Karena Dia sendiri lah Allah dan setiap hal yang keluar dari mulut-Nya ialah firman Allah. Inilah kenapa setiap Yesus berbicara Ia tidak mendahuluinya dengan kalimat Beginilah firman Allah Israel.... Roh Kudus juga adalah Allah. Ia adalah Roh Yang memberi hidup. Dia yang menggerakkan orang-orang untuk berbicara dalam Nama Allah. Ia juga yang telah berfirman melalui perantaraan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Roh Kudus memiliki karakter-karakter yang sama seperti Tuhan Yesus dan Allah Bapa. Roh Kudus bukan kuasa Allah karena Ia memiliki rasio, memiliki emosi, dan memiliki kemauan. Mana ada sebuah kuasa memiliki hal itu semua? Didalam Ketritunggallan Allah, kita dapat melihat relas-relasi yang terdapat di dalamnya, yaitu : Saling menghormati dan memulikan o Bapa memuliakan Anak dan Roh Kudus o Anak memuliakan Bapa dan Roh Kudus o Roh Kudus memuliakan Bapa dan Anak Saling mengasihi dan kasih dalam hubungan di dalam Allah Tritunggal adalah kasih yang sempurna Koordinasi dalam kesatuan o Penciptaan alam semesta o Keselamatan o Lahir dan hidup baru o Kesatuan jemaat o Baptisan dan berkat Di dalam Ketritunggalan Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki hubungan : Sehakekat (co-existence) Setara (co-equal) Sama-sama kekal (co-eternal) Ketiga oknum dalam Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Pemahaman kita mengenai Allah Tritunggal membuat kita dapat memahami natur-natur Allah seperti berikut : Allah adalah kasih Allah adalah hidup dan kehidupan Allah yang bersabda Sebelum dunia diciptakan dan makhluk-makhluk sorga diciptakan, Allah tidak pernah kesepian dan kita bisa melihatnya dalam diri Allah Tritunggal bahwa Allah Tritunggal berkomunikasi dengan dirinya sendiri sejak kekekalan dan sampai kekekalan Pembinaan Hari Ke-2 : SESI II Definisi dosa adalah segala perbuatan yang Allah anggap jahat. Berdosa berarti melakukan pelanggaran yang berhubungan dengan Allah. Berdosa juga berarti melawan kehendak Allah. Dosa adalah perbuatan-perbuatan yang memalukan jika ketahuan sehingga makanya orang berdosa senang jika berada ditempat yang gelap karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat tidak ketahuan. Dosa memiliki dua macam yaitu melanggar apa yang Tuhan larang dan tidak melakukan kebenaran firman Tuhan. Dosa memiliki sifat menyembunyikan diri, tidak ingin diketahui orang, dan munafik sehingga apabila kita jatuh kedalam dosa, maka kita akan cenderung menyembunyikannya dan kita menipu diri kita sendiri. Hanya ada satu jalan ketika kita berdosa yaitu mengaku dosa kita dengan sungguh- sungguh. Jika kita berdosa dan kita menyesal, mengakui dosa kita, dan bertobat, maka kita akan beroleh persekutuan dengan orang-orang percaya yang lain (1 Yoh 1:5-7). Ketika kita semakin hidup kudus, kita semakin merasakan kasih Tuhan yang melimpah. Pembinaan Hari Ke-3 : Pembicara : Mas Poer SESI I Setiap orang kristen dan persekutuan kristen harus memiliki visi. Visi tersebut akan memberi makna. Sebelumnya kita harus melihat apa yang membuat kita harus memiliki visi. Istilah kristen pertama kali muncul di Antiokhia (Kis 11:26) dan sebutan ini merupakan ejekan/hinaan yang ditujuan untuk orang-orang percaya di Antiokhia. Kristen sendiri berarti hamba/budak Kristus. Sebelum disebut kristen, sebutan untuk orang percaya ialah murid. Dalam Perjanjian Lama, sebutan untuk orang pilihan Allah ialah hamba. Seorang murid memiliki sifat yang taat pada gurunya dan seorang hamba memiliki sifat yang taat kepada tuannya. Dari sini kita dapat melihar sebuah persamaan murid dan hamba, yaitu taat. Manusia bisa menjadi taat karena dua hal: reward dan relasi.
Taat terdiri dari dua hal: being dan doing. Being dapat berupa motivasi/visi atau hal yang mendasari kita untuk taat, sedangkan doing adalah tindakan ketaatan kita. Hamba/murid/kristen yang dibentuk pertama kali oleh Allah adalah being-nya baru dari being yang sudah benar akan melahirkan doing yang benar juga. Bagi banyak orang, konsep anak bungsu (dalam perumpamaan anak yang hilangLuk 15:11-32) adalah anak yang tidak taat. Padahal, yang tidak taat adalah anak sulungnya; dia taat (doing) karena motivasinya (being) yang salah yaitu hendak berpesta dengan sahabat-sahabatnya. Nah bila konsep ini dihubungkan dengan visi, melalui visi, kita dapat melihat diri kita dengan benar (ketaatan kita dengan benar). Setiap orang memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Perbedaan kegiatan tersebut ada karena perbedaan prioritas. Kenapa ada prioritas? Karena ada makna dibalik prioritas tersebut. Makna tersebut lah yang membuat kita memiliki motivasi. Makna membuat kita fokus akan apa yang ingin kita capai. Makna tersebut ada karena adanya relasi/hubungan. Dalam kaitannya dengan visi, visi akan memberi kita makna, yang mana bila dihubungkan lagi visi tersebut akan memberi kita kekuatan kepada hidup kita. Kita dapat melihat dalam hidup kita apa yang menjadi makna dalam hidup kita dan menilai apakah makna tersebut benar adalah dengan melihat apa yang paling pertama kita selamatkan ketika terjadi kegagalan atau kepahitan/kekecewaan. Mengapa bisa dilihat dengan hal tersebut? Karena kita memiliki relasi yang lebih penting dengan yang paling pertama kita selamatkan tersebut karena hal tersebut lah yang memberi makna kepada hidup kita. Taat Doing Being Visi yang benar akan memberi makna yang benar. Visi yang benar didapat jika kita memiliki relasi dengan hal yang benar (lihat Roma 1:18-32). Berikut jabaran mengenai Roma 1:18-32 : Ayat 21: mereka katanya kenal dengan Allah, tetapi mereka tidak memiliki relasi dengan Allah. Dengan apanya mereka kenal Allah?? Ayat 24: being mereka rusak sehingga melahirkan doing yang rusak Ayat 25: mereka memiliki relasi dengan berhala; ditunjukkan dengan tindakan memuja, menyembah, dan memuji berhala Ayat 27: kebenaran Allah diganti dengan dusta Ayat 32: Kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka menganggap Allah itu tidak bermakna dan tidak peduli dengan makna itu. AKK kita nantinya dapat menjadi orang-orang dalam Roma 1:18-32 jika mereka tidak memiliki relasi dengan Allah sehingga mereka tidak memiliki visi yang benar. Manusia punya relasi yang benar dengan Allah (ibadah).
Ciri orang kristen yang semakin dewasa: dia sadar penuh dan mengakui bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan Empat kata Yunani yang menggambarkan sembah : Proskuneo Arti : bow down, tunduk, sujud dengan muka sampai ke tanah. Kita menganggap Allah sangat penting dan tinggi sehingga kita jatuh dan sujud di hadapan-Nya Implikasi : Ketika AKK melihat PKK apakah ia semakin kagum dengan Allah? Apakah saya tunduk kepada Allah karena saya proskuneo kepada Allah Latreia Arti : serve, submit, service, sacrifice Implikasi : Apakah kita bisa mengorbankan segalanya demi hubungan kita dengan Allah? Apakah kita mampu bergantung sepenuhnya kepada Allah? Liturgea Arti : drama, kisah Implikasi : CIptaan Realita yang ada Rusak Dosa Mati Relasi Memuliakan dan mengucap syukur Seharusnya Apakah kita merasa kalau Ibadah adalah dimana kita merasa kembali kepada Allah? Homologea Implikasi : Apakah kita memaknai bahwa ibadah itu adalah kesatuan/unity yang berdasarkan dan berikatkan kasih? Ciri orang kristen yang tidak dewasa : Ketika dia sadar bahwa dia berbuat dosa, dia berdoa minta ampun, terus dia berpikir harus rajin sate, rajin gereja, dll nya sampai rasa bersalahnya hilang. Dia terjebak dalam doing nya. Dia berpikir bahwa dia harus doing something supaya feeling guilty nya hilang. Dengan ini, dia mencirikan bahwa dia bukan orang yang proskuneo.
SESI II Dalam Matius 3:2, kita melihat : Kerajaan Allah adalah sebuah visi Ketika kita punya relasi dengan raja, kita dapat hidup menurut apa yang raja itu mau Misi adalah gerakan untuk menyebarkan visi. Misi menghasilkan sebuah tindakan. Misi juga memiliki hambatan, yang mana dalam hal ini adalah menghalangi pemuridan. Misi pemuridan adalah ibarat domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Iblis menghalangi misi pemuridan dengan menggunakan orang-orang sekitar. Melalui pencobaan yang dialami Tuhan Yesus, kita dapat melihat : Pencobaan pertama : ubah batu menjadi roti Hambatan pertama adalah materi. Lebih mementingkan materi adalah hambatan pertama dalam pemuridan, sebagai contoh: Yudas Jangan mencari Tuhan Yesus hanya demi materi (uang, penghargaan, prestasi, prestige, dll) Semua diukur dengan menggunakan logika Tantangan pertama dan utama: MATERI/LOGIKA vs FAITH /IMAN Pencobaan kedua : keinginan, kekuatan hati, kepuasan hati Lawan dengan firman Tuhan: Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu! Jangan turuti setiap keinginan yang membuat hatimu puas Kepuasan hanya didapat didalam Tuhan; jangan minta selain itu Pencobaan ketiga : mengikuti Tuhan hanya karena image/penglihatan kita/apa yang ada di depan mata Mata kita tidak pernah puas (Amsal 27:20) Kesimpulan : tantangan dalam pemuridan ada tiga, yaitu logika, hati, dan mata atau materi, kehendak/hati, dan apapun yang terlihat menyenangkan/kepuasan Bagaimana cara Tuhan Yesus mengerjakan misinya : Memberitakan berita pertobatan Memberitakan berita untuk mengikut Dia (pemuridan) Melakukan mujizat (melepaskan keterikatan) Membimbing dalam pengajaran Melatih melayani Mengutus para murid kepada dunia Firman Tuhan akan membuat kita memiliki makna. Kondisi yang membuat misi Allah dapat berjalan : Bergantung dalam firman Allah o Seperti domba yang sepenuhnya bergantung kepada gembalanya Bergantung dalam doa Esensi pelayanan adalah penuh bergantung kepada Allah! Inilah keunikan pelayanan Penginjilan adalah beban untuk memberitakan tentang pertobatan dan pemuridan adalah beban untuk memperbaiki yang seharusnya. Kita harus menjaga kawanan domba Allah dengan ajaran yang sehat! Dengan cara apa? pemuridan! Pertanyaan kritis untuk diri sendiri : Apa yang menjadi kerjaanku dalam mengerjakan misi Allah? (lihat cara Tuhan Yesus mengerjakan misi-Nya) Kondisi apa yang aku alami dalam mengerjakannya? o Apakah aku bergantung penuh pada Sang Gembala Agung? o Apakah aku melayani karena beban? Siapa yang melayani teman satu kos? Satu jurusan? Satu fakultas? Satu universitas? Satu kota?
Pembinaan Hari Ke-4 : Pembicara : Mas Poer SESI I & SESI II Visi akan membentuk misi dan misi berhubungan dengan pengutusan. Misi dijalankan dengan menggunakan strategi, yang mana alatnya adalah sebuah program. Strategi dibagi menjadi dua hal: text dan context. Text yang dimaksud disini adalah kebenaran/dasar, sedangkan context adalah penerapan/tempat aplikasi. Tantangan terbesar dari strategi pelayanan kita adalah strategi perang. Strategi pelayanan kita haruslah memakai strategi iman. Artinya setiap pelayanan yang kita kerjakan, hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Pelayanan tidak memakai konsep bahwa semua orang yang dilayani harus bertobat, tetapi itu semua terjadi menurut kehendak Allah. Dari segi konsep strategi perang, Tuhan Yesus bisa dibilang gagal karena dia gagal memuridkan satu orang, yaitu Yudas. Strategi Pelayanan : text yang berisi firman Tuhan harus diberitakan ke hidup pribadi orang yang dilayani. Ketika hidup orang tersebut berubah, maka dia akan menyebarkan text tersebut ke orang lain lagi. Gimana caranya supaya text itu bisa lebih teratur diberitakan? Dengan membuat strategi pelayanan yang benar.
Bagaimana membuat strategi dalam pelayanan mahasiswa? Terlebih dulu kita list keterbatasan-keterbatasan kita : Terbatas waktu kuliah Terbatas orang yang mau melayani Terbatas pengalaman Terbatas pemahaman Hidup orang yang kita layani sulit
Langkah 1: mengetahui kondisi kampus dengan jelas Berapa tahun kuliah Fakultas apa saja Lokasi fakultas Kehidupan mahasiswa Berapa banyak mahasiswa yang masuk Bagaimana kondisi mahasiswa yang baru masuk Hal-hal diatas adalah hal yang dapat mengetahui kondisi yang selanjutnya dibawa dalam doa Enam pertanyaan untuk melihat AKK kita berelasi dengan siapa, apa makna hidup dia, dan context hidup dia : Happy (apa yang membuat dia bahagia atau apa arti bahagia menurut dia) Antusias (apa arti antusias menurut kamu atau kamu antusias dalam hal apa) Proud (apa yang paling kamu banggakan atau apa arti bangga buat kamu) Grateful (apa yang membuat kamu merasa bersyukur) Enjoy (kamu enjoy jika melakukan apa) Commit (apa yang membuat kamu commit untuk mendapatkan hal-hal diatas atau dibalik commit itu apa yang kamu cari)
Langkah 2: Temukan pola penginjilan Langkah 3: Temukan cara pembinaan Langkah 4: Tentukan metode melayani Langkah 5: Temukan kerinduan bagi bangsa Bagaimana menjaga beban saat dunia kerja Bagaimana tetap setia dalam dunia kerja Bagaimana jika gagal Bagaimana mewujudkan visi hidup
Program pelayanan mahasiswa harus memiliki tujuan dan bentuk. Bentuk yang dimaksud bisa berubah PDPH, PDSH, POJ, KK, dll. Dari tujuan kemudian muncul sasaran kuantitas dan kualitas. Tujuan menentukan apa yang mau kita capai. Jangan sampai metode pelayanan mahasiswa menjadi tujuan pelayanan mahasiswa!
JAWABAN PERTANYAAN MAS POER: Kenapa mahasiswa harus memiliki visi yang benar? Mahasiswa harus memiliki visi yang benar karena visi tersebut lah yang menentukan makna hidup, prioritas hidup, dan setiap kegiatan/tindakan dalam hidupnya. Visi yang benar akan muncul sebagai akibat dari relasi/hubungan dengan hal yang benar. Jika seorang mahasiswa memiliki relasi dengan materi (penghargaan, prestasi, prestige), maka visi hidupnya adalah bagaimana caranya supaya ia bisa mendapat penghargaan, prestasi yang lebih, dan prestige yang besar. Visi tersebut kemudian akan memaknai hidupnya dia sehingga dia memprioritaskan semua kegiatan/hal yang menurut dia jalan untuk mencapai materi yang ia inginkan. Pada akhirnya, jika ia tidak mendapat materi yang ia inginkan, ia akan mengalami kekecewaan besar. Lain halnya dengan mahasiswa yang sudah mengenal/berelasi yang benar dengan Tuhan. Visi hidupnya adalah bagaimana ia bisa menikmati Tuhan melalui setiap tindakan hidupnya karena menikmati Tuhan adalah bentuk dari penyembahan Ia kepada Tuhan. Visi hidup ini yang kemudian membuat mahasiswa tersebut memprioritaskan segala kegiatan/tindakan yang dapat mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. Setiap tindakan/kegiatan tersebut tidak selalu kegiatan rohani, tetapi dapat juga kegiatan-kegiatan sekular.
Bagaimana mahasiswa memiliki visi yang benar? Agar mahasiswa memiliki visi yang benar, ia pertama-tama harus mengenal Allah dulu. Orang mengenal Allah bisa melalui perenungan firman Allah dan pengalaman hidup, tetapi menurutku, sarana yang paling mengena adalah melalui pengalaman hidup. Ketika orang sudah mengenal Allah, ia pasti tahu apa yang Allah suka, apa yang Allah tidak suka, apa yang Allah inginkan, dll. Hal tersebut bisa dicapai jika kita terus bercakap-cakap dengan Allah. Inilah yang dinamakan berelasi dengan Allah. Ingat kalau kenal beda dengan tahu! Kalau hanya tahu, kita tahu sifat-sifat Allah, siapa Allah yang benar itu, perbuatan-perbuatan-Nya, dll. Tetapi dia belum pernah merasakan itu semua. Kalau kenal, berarti kita mengetahui sifat-sifat Allah, siapa Allah yang benar itu, dan perbuatan-perbuatan-Nya, dan kita sudah pernah mengalaminya sehingga kita paham semua atribut Allah itu.