Anda di halaman 1dari 7

A.

Sejarah Turunnya Al-Quran


Al-Quran diturunkan bersamaan dengan diangkatnya Nabi Muhammad SAW.sebagai Rasul
Allah pada waktu beliau berusia 40 tahun. Ayat yang pertama diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1
sampai dengan ayat 5. Ayat pertama turun sewaktu Nabi sedang bertahanus di Gua Hira pada malam
Jumat, tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Malam ini disebut
malam Alqadar ( Lailatul Qadar ) yakni malam yang sangat mulia, Karena pada tanggal tersebut Al-
Quran turun untuk pertama kalinya. Malam tanggal 17 Ramadhan dikenal sebagai malam Nuzulul
Quran ( malam turun Al-Quran) oleh karena itu kaum muslimin setiap tahun melakukan acara
Peringatan Nuzulul Quran untuk mengenang peristiwa yang sangat agung dan bersejarah itu.
Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat , atau
berupa sebuah surat yang pendek secara lengkap. Penyampaian Al-Quran secara keseluruhan
memakan waktu kurang lebih 23 tahun waktu Nabi tinggal di Mekkah ( Sebelum Hijriyah), dan 10
tahun waktu Nabi sudah hijrah ke Madinah. Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelum hijrah disebut
Surat Makiyah 19/30 dari Al-Quran, surat dan ayatnya pendek-pendek dan gaya bahasanya singkat
padat (ijaz), Karena sasaran yang pertama dan utama pada periode Mekkah ini adalah orang-orang
Arab asli yang sudah faham benar akan bahasa Arab. Wahyu Ilahi yang diturunkan sesudah hijrah
disebut surat Madaniyah 11/30 dari Al-Quran. Surat dan ayatnya panjang-panjang dan gaya
bahasanya panjang lebar dan lebih jelas (ithnab), karena sasarannya bukan hanya orang Arab asli,
melainkan juga non Arab dari berbagai bangsa yang telah mulai banyak masuk islam dan mereka
kurang menguasai bahasa Arab.
Ayat terakhir turun pada tanggal 9 Dzulijjah yaitu surat Al-Maidah ayat 3 tahun 10 Hijriyah,
bertepatan dengan bulan Maret 632 Masehi, yaitu ketika Nabi sedang melaksanakan wukuf di padang
Arafah, waktu beliau melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini bagi beliau disebut dengan Haji
Wada, Karena merupakan ibadah haji yang penghabisan.Ayat ini pada akhirnya menunjukan
kesempurnaan kewajiban dan hukum tetapi bukan merupakan ayat yang terakhir turun, Karena
setelah menerima ayat tersebut, Rasulullah masih hidup selama 81 hari.
Al-Quran diturunkan dalam tempo, menurut satu riwayat, 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai
dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada` tahun tahun 63
dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H.
Proses turunnya al-Quran kepada Nabi Muhammad saw melalui tiga tahapan, yaitu:
Pertama, al-Quran turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh , yaitu suatu tempat yang
merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam
Q.S. al-Buruj (85) ayat 2122, Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Quran yang mulia. Yang
(tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh.
Diisyaratkan pula oleh firman Allah surat al-Waqi`ah (56) ayat 7780, Sesungguhnya Al Quran ini
adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya
kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
Tahap kedua, al-Quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke bait al-izzah (tempat yang berada
di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat al-Qadar [97] ayat 1, sungguhnya Kami
telah menurunkannya (Al-Quran) pada malan kemuliaan.
Juga diisyaratkan dalam Q.S. Surat ad-Dukhan [44] ayat 3, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada
suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
Tahap ketiga, al-Quran diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-
angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu surat.
Mengenai proses turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. asy-Syu`ara [26] ayat 193195,
Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-`amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, tidak secara sekaligus
melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu turun karena untuk menjawab
pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi saw. Di
samping itu banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau
kejadian tertentu.
Dalam kenyataan tersebut terkandung hikmah dan faidah yang besar, sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran itu sendiri dalam Surat al-Furqan [25] ayat 32, Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa
Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).
Di samping hikmah yang telah diisyaratkan ayat di atas, masih banyak hikmah yang terkandung dalam hal
diturunkannya al-Quran secara berangsur-angsur, antara lain adalah:
1. Memantapkan hati Nabi Ketika menyampaikan dakwah, Nabi kerapkali berhadapan dengan para
penentang. Maka, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan doroaikan dakwah. Hal ini
diisyaratkan oleh firman Allah, Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (QS. al-Furqan [25]:32).
2. Menentang dan melemahkan para penentang al-Quran
Nabi kerapkali berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang dilontarkan orang-orang musyrik
dengan tujuan melemahkan Nabi. Maka, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja menjawab
pertanyaan itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan al-Quran.Dan
ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, hal itu sekaligus merupakan salah satu mu`jizat al-
Quran.
3. Memudahkan untuk dihapal dan difahami
Nabi Muhammad sangat merindukan turunnya wahyu. Saking rindunya, suatu ketika mengikuti bacaan
wahyu yang disampaikan Jibril sebelum wahyu itu selesai dibacakannya. Karena itu, Allah berfirman,
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al
Quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (QS. Thaha [20]:114) Janganlah kamu gerakkan lidahmu
untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.Sesungguhnya atas tanggungan
Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila Kami telah
selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.(QS. al-Qiyamah [75]:69).
Di lain pihak, al-Quran pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang ummi, yakni yang
tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Maka, turunnya wahyu secara berangsur-angsur
memudahkan mereka untuk memahami dan menghapalkannya.
4. Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat al-Quran turun) dan melakukan pentahapan
dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia. Hikmah ini diisyaratkan
oleh firman Allah, Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS.
al-Isra [17]:106).
5. Membuktikan dengan pasti bahwa al-Quran turun dari Allah Yang Maha Bijaksana.
Walaupun al-Quran turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, tetapi secara
keseluruhan, terdapat keserasian di antara satu bagian dengan bagian al-Quran lainnya. Hal ini tentunya
hanya dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.
Penulisan al-quran pd masa Abu Bakar termotivasi karena kekwatiran sirnanya al-quran dgn
syahitnya beberapa penghapal Al-quran pd perang yamamah, Abu bakar melakukan pengumpulan al-
quran dgn mengumpulkan al-quran yg terpencar-pencar pd pelepah kurma,kulit,tulang& sebagainya.
Al qur'an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun,13
tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.Hikmah Al Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur itu
ialah:

1.Agar lebih mudah di mengerti dan di laksanakan.Orang akan enggan melaksanakan , dan larangan
sekiranya suruhan dan larangan itu diturunkan sekaligus. hal ini disebutkan oleh Bukhari riwayat 'Aisyah
r.a.

2.Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan kemaslahatan.Ini tidak
dapat di lakukan sekiranya Al Qur'an di turunkan sekaligus. (Ini menurut pendapat yang mengatakan
adanya nasikh dan mansukh).

3.Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih
berpengaruh di hati.

4.Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menanyakan mengapa Al Qur'an tidak di
turunkan sekaligus, sebagaimana tersebut dalam Al Qur'an surat (25) Al Furqaan ayat 32,yaitu:
"Berkatalah orang-orang yang kafir:"Mengapa Al Qur'an tidak di turunkan kepadanya sekali turun
saja?";demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(teratur dan benar)."

5.Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu pendapat
atau perbuatan,sebagai dikatakan oleh Ibnu 'Abas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al Qur'an
diturunkan sekaligus.

Ayat-ayat Makkiyyah dan ayat-ayat Madaniyyah.
Di tinjau dari segi masa turunnya, maka Al Qur'an itu dibagi atas dua golongan:

1.Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah
dinamakan ayat-ayat Makkiyyah.

2.Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah
dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.

Ayat-ayat Makkiyyah meliputi 19/30 dari isi Al Qur'an terdiri dari atas 86 surat,sedang ayat-ayat
Madaniyyah meliputi 11/30 dari isi Al Qur'an terdiri atas 28 surat.
Al-Quran adalah petunjuk bagi umat manusia yang meletakkan dasar-dasar yang prinsip dalam segala
persoalan kehidupan manusia dan merupakan kitab universal.Petunjuk ini merupakan sendi utama yang
dimiliki agama Islam sebagai way of life bagi penganutnya dan menjamin kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat kelak.
Allah SwT menurunkan Al-Quran kepada nabi terakhir Muhammad Saw dengan perantara malaikat
Jibril secara berangsur-angsur.Malaikat sebagai mediator Allah SwT dengan manusia.Al-Quran
merupakan petunjuk bagi khalifah bumi tersebut.ayat-ayat Al-Quran diturunkan sesuai dengan peristiwa
dan/atau kebutuhan Rasulullah Saw. Allah SwT berfirman:

Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-
lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Q.s. Al-Isra [17]: 106).

Al-Kitab (Al-Quran) itu diturunkan dari Allah Yang Maha Agung dan Bijaksana. (Q.s. Al-Jatsiyah
[45]: 2)

Dilihat dari ungkapan-ungkapan ayat-ayat tersebut, untuk arti menurunkan, semuanya menggunakan kata
tanzil bukan inzal.Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qauran diturunkan secara bertahap atau berangsur-
angsur. Berbeda dengan kitab-kitab samawi sebelumnya, yakni Taurat, Injil, dan Zabur yang turun
sekaligus, Al-Quran turun bertahap, sebagaimana ditunjukkan dalam firman-Nya,

Dan berkatalah orang-orang kafir: Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?
Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi
kelompok. (Q.s. Al-Furqan [25]: 32).

Pertanyaan orang-orang kafir itulah yang dijadikan landasan beberapa ahli tafsir, bahwa orang kafir heran
dengan turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur, karena mereka mengetahui kitab-kitab sebelumnya
turun sekaligus.Bukanlah kitab-kitab itu berwujud benda kemudian diturunkan begitu saja, tetapi
diturunkan atau dibacakan sekaligus oleh malaikat Jibril.

Sejarah turunnya Al-Quran dibagi dalam tiga periode: Periode pertama, kandungan wahyu Allah SwT
berkisar dalam tiga hal, yaitu: a. Pendidikan bagi Rasulullah Saw dalam membentuk kepribadiannya
(Q.s. Al-Muddatsir [74]: 1-7), b. Pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai ketuhanan (Q.s. Al-Ala [87]
dan Al-Ikhlash [112], dan c. Dasar-dasar akhlak Islamiyah dan pembentukan masyarakat Muslim.

Periode ini berlangsung sekitar 4 sampai 5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di
kalangan masyarakat Arab terhadap Al-Quran ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal
pokok: pertama, sebagian kecil dari mereka menerima dengan baik. Kedua, sebagian besar menolaknya
karena kebodohan mereka (Q.s. Al-Anbiya [21]: 24), keteguhan mereka mempertahankan adat-istiadat
dan tradisi nenek moyang (Q.s. Az-Zukhruf [43]: 22), atau karena maksud-maksud tertentu dari suatu
golongan. Dan ketiga Al-Quran mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah
sekitarnya.

Periode kedua, berlangsung selama 8-9 tahun, ketika ayat-ayat Al-Quran telah sanggup memblokade
paham jahiliyah dari segala segi, sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam alam
pikiran sehat (Q.s. An-Nahl [16]: 125), (Q.s. Yasin [36]: 78-82).

Periode Ketiga, pada masa ini dakwah Al-Quran telah mencapai atau mewujudkan prestasi yang sangat
besar. Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Ini merupakan periode yang terakhir, saat Islam
disempurnakan oleh Allah SwT dengan turunnya ayat yang terakhir, Al-Maidah [5]: 3, ketika Rasulullah
Saw wukuf pada haji wada 9 Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632 M. Dana ayat terakhir turun secara mutlak,
surat Al-Baqarah [2]: 281, sehingga dari ayat pertama kalinya memakan waktu sekitar 23 tahun.
Turunnya Quran Secara Bertahap
Allah berfirman dalam Quran :

. ( (

62 :) 296 -
291 .)
Dan Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; dia dibawa turun oleh ar-
Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-
orang yang member peringatan; dengan bahasa Arab yang jelas.(asy-Syuara [26]: 192-195).
Dan firman-Nya:
.

( ( 22 :) 206 .)
Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk
meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri kepada Allah. (an-Nahl [16]: 102).
Dan firman-Nya:

( : ( . 51 :) 6 .)
Kitab ini diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana. (al-Jatsiyah [45]: 2).
Dan firman-Nya:

( ( .

6 :) 62 .)
Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Quran yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah saja yang semisal quran itu. (al-Baqarah [2]: 23).
Dan firman-Nya:

( ( .

6 :) 93 .)
Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka jibril itu telah menurunkannya
(Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (al-Baqarah [2]: 97).
Ayat-ayat di atas menyatakan bahwa al-Quranul Karim adalah kalam Allah dengan lafalnya yang
berbahasa Arab; dan bahwa Jibril telah menurunkannya ke dalam hati Rasulullah s.a.w.; dan bahwa
turunnya ini bukanlah turunnya yang pertama kali ke langit dunia. Tetapi yang dimaksudkan adalah
turunnya Quran secara bertahap.Ungkapan (untuk arti menurunkan) dalam ayat-ayat di atas
menggunakan kata tanzil bukannya inzal.Ini menunjukkan bahwa turunnya itu turunnya itu secara
bertahap dan berangsur-angsur.Ulama bahasa membedakan antara inzal dan tanzil.Tanzil berarti turun
secara berangsur-angsur sedangkan inzal hanya menunjukkan turun atau menurunkan dalam arti umum.
Quran turun secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun: tiga belas tahun di Mekkah
menurut pendapat yang kuat, dan sepuluh tahun di Madinah. Penjelasan tentang turunnya secara
berangsur-angsur itu terdapat dalam firman Allah:
( ( .

23 :) 202 .)
Dan Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (al-Isra [17]: 106).
Maksudnya: Kami telah menjadikan turunnya Quran itu secara berangsur agar kamu
membacakannya kepada manusia secara perlahan dan teliti dan kami menurunkannya bagian demi bagian
sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian.
Adapun kitab-kitab samawi yang lain, seperti Taurat, Injil dan Zabur, turunnya sekaligus, tidak
turun secara berangsur-angsur. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya:

( ( .

61 :) 26 .)
Dan berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja? demikianlah supaya Kami perkuathatimu dengannya dan Kami membacakannya
kelompok demi kelompok. (al-Furqan [25]: 32).
Ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang terdahulu itu turun sekaligus.Dan inilah
pendapat yang dijadikan pegangan oleh jumhur ulama. Seandainya kitab-kitab yang terdahulu itu turun
secara berangsur-angsur, tentulah orang-orang kafir tidak akan merasa heran terhadap quran yang turun
secara berangsur-angsur. Makna kata-kata mereka, Mengapa Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja seperti halnya kitab-kitab yang lain. Mengapa ia diturunkan secara bertahap? Mengapa
ia diturunkan secara berangsur-angsur? Allah tidak menjawab mereka bahwa ini adalah Sunnah-Nya di
dalam menurunkan semua kitab samawi sebagaimana dia menjawab kata-kata mereka:

( ( . 61 :) 3 .)
Dan mereka berkata: Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? (al-
Furqan [25]: 7).

( ( . 61 :) 60 .)
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar. (al-Furqan [25]: 20), dan seperti Dia menjawab ucapan mereka:
( ( .

....... 23 :) 95 .)
..........Adakah Allah mengutusseorang manusia menjadi rasul? (al-Isra [17]: 94) dengan
jawaban:

( ( .

23 :) 91 .)
Katakanlah: Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni
di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul. (al-Isra
[17]: 95) dan dengan firman-Nya:
( .

( 62 :) 3 .)
Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang
Kani beri wahyu kepada mereka. (al-Anbiya [21]: 7).
Tetapi Allah menjawab mereka dengan menjelaskan hikmah mengapa Quran diturunkan secara
bertahap dengan firman-Nya: Demikianlah supaya kami perkuat hatimu, maksudnya: Demikianlah
Kami menurunkan Quran secara bertahap dan terpisah-pisah karena suatu hikmah, yaitu untuk
memperkuat hati Rasulullah. Dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok, maksudnya: Kami
menentukannya seayat demi seayat atau bagian demi bagian, atau kami menjelaskannya dengan sejelas-
jelasnya, karena turunnya yang bertahap sesuai dengan peristiwa-peristiwa itu lebih dapat memudahkan
hafalan dan pemahaman yang merupakan salah satu penyebab kemantapan (di dalam hati).
Penelitian-penelitian terhadaphadits-hadits shahih menyatakan bahwa Quran turun menurut
keperluan, terkadang turun lima ayat, terkadang sepuluh ayat, terkadang lebih banyak dari itu atau lebih
sedikit. Terdapat hadits shahih yang menjelaskan sepuluh ayat telah turun sekaligus berkenaan dengan
berita bohong tentang Aisyah.Dan telah turun pula sepuluh ayat dalam permulaan surah Mukminun secara
sekaligus. Dan telah turun pula, yang tidak mempunyai alasan (ghaira ulid darari) saja yang
merupakan bagian dari satu ayat.

Anda mungkin juga menyukai