Anda di halaman 1dari 5

teori VSEPR dalam suatu pertemuan yang di adakan oleh American ChemicalSociety (ACS).

Setelah
memberi ceramah ia ditantang oleh perserta ceramah yang lain yaituRundle. Rundle menyatakan teori
VSEPR terlalu
naive
dan satu-satunya cara pendekatan dalam meramalkan bentuk molekul adalah teori orbital
molekul.Setelah mengadakan diskusi yang cukup panjang Gillespie menantang Rundlemeramal
bentuk molekul dari ksenon fluorida (XeF
6
) yang pada saat itu barusaja disintesis oleh Malm dan rekan-rekannya.Berdasarkan terori orbital
molekul, Rundle menyatakan
bentuk molekul XeF
6
adalah oktahedral normal.
Sedangkan Gillespie berdasarkan teori VSEPR menyatakan
bentuk molekul XeF
6
adalah oktahedral terdistorsi.
Berdasarkan hasil eksperimen metode spektroskopi inframerah terhadap XeF6yang dilakukan oleh
Bartell diperoleh fakta bahwa bnetuk molekul XeF6adalah oktahedral terdistorsi yang diramalkan
Gillespie. Sejak saat itu teoriVSEPR menjadi terkenal dan Bartell menyatakan
The VSEPR model somecapture the essence of molecular behaviour
.

Beberapa Bentuk Molekul Berdasarkan Teori VSEPR
Pada penentuan struktur ruang molekul-molekul berdasarkan teori VSEPR umumnya atom pusat atom
pusat dilambangkan dengan A, jumlah atom yangdiikat atau jumlah pasangan elektron ikatan (PEI)
dilambangkan dengan X dan pasangan elektron bebas atom pusat dilambangkan dengan E.Berbagai
struktur ruang molekul dapat dilihat pada Tabe
Teori yang mempelajari gaya tolak antar sesama elektronvalensi disebut teori
VSEPR

(Valence Shell Electron Pair Repulsion
)
yangdikembangkan oleh Gillespie dan Nylholm sehigga sering disebut sebagai teoriGillespie-Nylholm
.

Dengan teori ini ternyata struktur ruang suatu senyawadapat ditentukan dengan memperhatikan
elektron bebas dan elektronikatan dari senyawa yang bersangkutan
Model atom Bohr memperkenalkan adanya kulit atom sebagai lintasan elektron mengelilingi
inti atom dengan tingkat energi tertentu.Perhatikan gambar 1 disamping, inti atom dikelilingi
oleh elektron yang tersebar di tiga kulit dengan jumlah elektron disetiap kulit berbeda-beda.
Bohr menyatakan bahwa lapisan kulit tersusun berdasarkan urutan tingkat energinya, artinya
kulit K memiliki tingkat energi paling rendah jika dibandingkan kulit L dan dan kulit M. a.
Bilangan Kuantum Utama (n)
Menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital
(menyatakan tingkat energi utama atau kulit atom). Bilangan kuantum utama memiliki
harga mulai dari 1, 2, 3, 4,.dst (bilangan bulat positif). Biasanya dinyatakan dengan
lambang, misalnya K(n=1), L(n=2), dst. Orbitalorbital dengan bilangan kuantum utama
berbeda, mempunyai tingkat energi yang berbeda. Makin besar bilangan kuantum utama, b.
Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan kuantum ini menentukan
bentuk ruang orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Nilai untuk bilangan kuantum
azimuth dikaitkan dengan bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum azimuth mempunyai
harga dari nol sampai (n 1) untuk setiap n. Setiap subkulit diberi lambang berdasarkan
harga bilangan kuantum l.
l = 0 , lambang s (sharp)
l = 1, lambang p (principal)
l = 2, lambang d (diffuse)
l = 3, lambang f (fundamental)
(Lambang s, p, d, dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali dari
Li sampai dengan Cs).
kulit makin jauh dari inti, dan makin besar pula energinya. Hubungan antara kulit dengan
bilangan kuantum utama digambarkan sebagai berikut :
KULIT
BIL.KUANTUM UTAMA
(n)
SUB KULIT
K
L
M
N
Dst.
1
2
3
4

1s
2s, 2p
3s, 3p, 3d
4s, 4p, 4d, 4f
Susunan elektron dalam kulit-kulit elektron disebut sebagai konfigurasi elektron.

c. Bilangan Kuantum magnetik (m)
Menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit. Selain itu
juga dapat menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai
bilangan kuantum magnetik bergantung pada bilangan kuantum azimuth, yaitu bilangan bulat
dari l sampai +l.
Contoh:
l = 0, maka nilai m = 0 berarti hanya terdapat 1 orbital
l = 1, maka nilai m = 1, 0, +1, berarti terdapat 3 orbital
Konfigurasi elektron Bohr
Kulit atom selanjutnya disimbolkan dengan n, berturut-turut n = 1, n = 2, n = 3 dinamakan
kulit K, L, M, dst., dengan jumlah elektron maksimal disetiap kulitnya mengikuti persamaan


Contoh beberapa konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron menyatakan sebaran elektron dalam atom. Nomor atom menunjukkan
jumlah elektron. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara sifat-sifat unsur
dengan konfigurasi elektron, katena tabel Sistem Periodik Unsur (SPU) disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom unsur. Pada SPU dikenal istilah Golongan (kolom vertikal) dan Periode
(baris horizontal)
Selain itu untuk menentukan nomor golongan, ditentukan dengan mengetahui jumlah
elektron valensi pada konfigurasi terakhir.
Penentuan Golongan Utama
Golongan Alkali (IA) = ns
1

Golongan Alkali Tanah (IIA) = ns
2

Golongan Boron (IIIA) = ns
2
np
1

Golongan Karbon (IVA) = ns
2
np
2

Golongan Nitrogen (VA) = ns
2
np
3

Golongan Oksigen (VIA) = ns
2
np
4

Golongan Halogen (VIIA) = ns
2
np
5

Golongan Gas Mulia (VIIIA) = ns
2
np
6

Contoh :
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
Dapat diketahui bahwa elektron terakhir pada n=3 mempunyai elektron valensi 1, berarti
golongan I serta berakhir di subkulit s, berarti Golongan A, jadi kalau digabungkan menjadi
Golongan IA
2. Periode
SPU terdiri atas 7 periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur
yang mempunyai jumlah kulit sama akan menempati baris yang sama. Dengan demikian
jumlah kulit sama dengan periode, sehingga periode 1 memiliki n-1, periode 2 memiliki n=2,
dst.
Penentuan Golongan Transisi
Golongan IB = ns
1
nd
10
(ns
2
nd
9
)
Golongan II B = ns
2
nd
10

Golongan III B = ns
2
nd
1

Golongan IV B = ns
2
nd
2

Golongan V B = ns
2
nd
3

Golongan VI B = ns
2
nd
4
(tidak stabil diubah ns
1
nd
5
)
Golongan VII B = ns
2
nd
5

Golongan VIII B = ns
2
nd
6


ns
2
nd
7


ns
2
nd
8

Ket: n menunjukkan kulit atom sekaligus menujukkan periode dari suatu atom
Contoh :
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum ke-4 ini diusulkan oleh George Uhlenbeck, Samuel Goudsmit Otto
Stern, dan Walter Gerlach pada tahun 1925. Bilangan kuantum spin terlepas dari pengaruh
momentum sudut. Hal ini berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung
dengan tiga bilangan kuantum yang lain. Bilangan kuantum spin bukan merupakan
penyelesaian dari persamaan gelombang, tetapi didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan
Walter Gerlach terhadap spektrum yang dilewatkan pada medan magnet, ternyata terdapat
dua spektrum yang terpisah dengan kerapatan yang sama. Terjadinya pemisahan garis
spektrum oleh medan magnet dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama
mengelilingi inti berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Berdasarkan hal ini
diusulkan adanya bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada
sumbunya.
Bilangan Kuantum Spin menyatakan arah putar elektron terhadap sumbunya sewaktu
elektron berputar mengelilingi inti atom. Jadi, hanya ada dua kemungkinan arah rotasi
elektron, yaitu searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam, maka probabilitas
elektron berputar searah jarum jam adalah dan berlawanan jarum jam 1/2 . Untuk
membedakan arah putarnya maka diberi tanda positif (+) dinyatakan dengan arah panah ke
atas dan negatif ( ) dinyatakan dengan arah panah ke bawah. Oleh karena itu dapat
dimengerti bahwa satu orbital hanya dapat ditempati maksimum dua elektron.
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1

Anda mungkin juga menyukai