Mata Kuliah : Standardisasi Hari/Tanggal : Rabu, 25 Juni 2014 Waktu : 90 menit Dosen Pengampu : Achmad Tohari,SPi Semester : VI Sifat Ujian : Take Home
Petunjuk : 1 Jawab pertanyaan dengan tepat dan benar, jawaban di tulis tangan tidak boleh diketik. 2 Bobot soal No.1 = 30; No.2 = 20; No.3 = 10; No.4 = 15; No.5 = 25 3 Setiap peserta ujian harus mengisi daftar hadir dan lembar jawaban di kumpulkan ke bagian Admisi pada jam kerja paling lambat tgl 30 Juni 2014
1. Isu standar halal yang terpadu secara global muncul setelah terkuaknya kasus Cadbury yang dijual di Malaysia bulan lalu. Telah ditemukan jejak DNA daging babi pada sejumlah produk yang dihasilkan oleh produsen cokelat terkenal Cadbury. Isu halal tidaknya makanan menjadi isu yang mencemaskan bagi banyak korporasi besar dunia yang ingin menembus pasar makanan halal. Islam mengharuskan penganutnya mengkonsumsi makanan halal dan itu artinya tidak ada kandungan alkohol atau babi di dalamnya. Agar halal, daging ternak juga harus disembelih dengan nama Allah. Mondelez International, Nestle dan Unilever adalah sejumlah perusahaan yang harus berjuang keras menyesuaikan produk makanan mereka agar menjadi halal dan patut dikonsumsi segmen muslim di negeri-negeri seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan sebagainya. Upaya mereka untuk mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang untuk mendapatkan sertifikasi halal juga tidak mudah. Dan masalahnya yang lain ialah karena ketiadaan standar baku global untuk produk halal. Standar tiap negara bisa berbeda-beda dan membutuhkan biaya yang bervariasi pula. Ketidakmampuan memenuhi semua persyaratan itu akan membuat perusahaan makanan menanggung risiko penggunaan bahan yang dilarang di satu aturan tetapi diperbolehkan di aturan wilayah lainnya. Pertanyaan : Berdasarkan kasus diatas jelaskan bagimana seharusnya aplikasi penerapan standardisasi. 2. Banyaknya barang tak berstandar nasional yang beredar di pasaran, membuat Kementerian Perdagangan menetapkan aturan baru terkait barang ber-SNI jika pihaknya menemukan barang yang tak sesuai standar, setelah ditemukan adanya produk beredar yang tidak sesuai, akan segera keluarkan larangan edar untuk produk tersebut. Pelaksanaan pengawasan barang yang beredar di pasar dengan parameter standar SNI Wajib, memenuhi ketentuan pencantuman label dalam Bahasa Indonesia PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS PEKALONGAN dan kewajiban melengkapi buku petunjuk penggunaan Manual dan Kartu Garansi (MKG) dalam Bahasa Indonesia serta nomor pendaftaran. Peraturan ini dibuat karena melihat kondisi di lapangan, Kemendag menemukan ada 3000 kasus barang ilegal pada 2013. Ironisnya, hanya 18 kasus yang masuk ke pengadilan dan baru satu kasus yang terkena hukumann pidana. Pendekatan dengan cara pelarangan izin edar sementara terhadap produk tak sesuai Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPTSNI) dan Nomor Registrasi Produk (NRP) dinilai lebih efektif daripada membawa kasus ke pengadilan. Pertanyaan : Bagaimana penilaian saudara atas gagasan tersebut diatas. 3. Jelaskan Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran ter-hadap Pasal 8 UU 8/1999. 4. Pemberlakuan SNI merupakan usaha pening-katan mutu, yang di samping menguntungkan produsen juga menguntungkan konsumen. Hal ini karena standar mutu internasional, yaitu, de-ngan telah diadopsinya ISO 9000 oleh Dewan Sandardisasi Nasional dengan Nomor Seri SNI 19-9000-1992. Jelaskan ruang lingkup ISO bagi konsumen dan produsen. 5. Jelaskan pernyataan berikut : a. Dalam hal produk pangan yang kedaluarsanya lebih dari 3 bulan, diperbolehkan untuk hanya mencantumkan bu-lan dan tahun kedaluarsa saja. b. Dilarang memperdagangkan pangan melampaui tang-gal, bulan, dan tahun kedaluarsa sebagaimana dican-tumkan pada label. c. Setiap orang dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti label, melabel kembali pangan yang diedar-kan. d. Setiap orang dilarang menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluarsa pangan yang diedarkan.