Anda di halaman 1dari 63

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI
BALAI BESAR PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN
SURABAYA

DASAR :
Keputusan Kepala Badan POM No. : 05018/SK/KBPOM Tgl 17
Mei 2001 Tentang Organisasi dan tata kerja unit pelaksana
teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

TUGAS :
Melaksanakan penyusunan rencana dan program serta
evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan
secara laboratorium pengujian dan penilaian mutu secara
Mikrobiologi




Sumber Daya Manusia
Jumlah 13 Orang :

Apotheker = 1 orang
S1-Biologi = 9 orang
Akademi Analis = 1 orang
Analis Kesehatan = 1 orang
Asisten Apoteker = 1 orang

Penganalisa sampel Lab.Mikrobiologi

Analisa Makanan
S1 Biologi 3 orang
Akademi Analis 1 orang
Analis Kesehatan 1 orang
Asisten Apoteker 1 orang

Analisa Obat, Kosmetik dan Alat Kesehatan
S1 Biologi 4 orang

Analisa Obat Tradisional
Apoteker 1 orang
S1 Biologi 3 orang



KEMAPUAN UJI



A. Analisa
Produk
Makanan



Uji Angka Lempeng Total (TPC)
Uji Angka Kapang Khamir
Uji MPN Coliform
Identifikasi dan Angka Escherichia coli
Identifikasi dan Angka Staphylococcus
aureus
Identifikasi dan Angka Clostrium
perfringens
Angka Enterococcus
Identifikasi Salmonella sp
Identifikasi Bacillus cereus
Identifikasi Vibrio sp

B. Analisa
Produk
Obat,
Kosmetik
dan Alat
Kesehatan

Analisa Produk Obat
Uji Potensi Antibiotik
Uji Sterilitas
Analisa Produk
Kosmetik
Uji Angka Lempeng Total
Identifikasi Pseudomonas
aeruginosa
Identifikasi Staphylococcus
aureus
Identifikasi Candida albicans
Identifikasi Clostridium welchii
Identifikasi Clostridium tetani
Identifikasi Bacillus anthracis

Analisa Produk Alat
Kesehatan
Uji Sterilitas

C.Analisa
Produk Obat
Tradional

Uji Angka Lempeng Total
Uji Angka Kapang-Khamir
Identifikasi Escherichia coli
Identifikasi Staphylococcus
aureus
Identifikasi Salmonella sp
Identifikasi Pseudomonas
aureginosa
Identifikasi Candida albicans
Identifikasi Clostridium
perfringens


Standart acuan yang digunakan dalam
pengujian produk pangan adalah SNI dan
buku resmi lainnya.
Contoh :

AMDK : SNI 01-3553-1996

No Parameter Uji Syarat
1. ALT awal (di pabrik) Max 1,0 x 10
2
kol/ml
2. ALT akhir (di pasaran) Max 1,0 x 10
5
kol/ml
3. Bakteri Bentuk Coli < 2 APM/100 ml
4. Escherichia coli 0 kol/ml
5. Clostridium perfringens Negatif/100 ml
6. Pseudomonas aeruginosa Negatif/100 ml
Margarin : SNI 01-3541-1994
(Meja/Reroti/Dapur)

No Parameter Uji Syarat
1. ALT Max 10
5
kol/g
2. Bakteri Bentuk Coli Max 10 APM/g
3. MPN E. coli < 3 APM/g
4. Staphylococcus aureus Max 10
2
kol/g
5. Salmonella Negatif/25 g
6. Enterococci Max 10
2
kol/g
Sirup : SNI 01-3544-1994

No Parameter Uji Syarat
1. ALT Max 10
5
kol/ml
2. MPN Coliform Max 20 APM/ml
3. MPN E. coli < 3 APM/ml
4. Staphylococcus aureus 0 kol/ml
5. Salmonella Negatif kol/25 ml
6. Vibrio cholerae Negatif kol/ml
7. Kapang Max 50 kol/ml
8. Khamir Max 50 kol/ml
Saos Cabe : SNI 01-2976-1992

No Parameter Uji Syarat
1. ALT Max 10
5
kol/g
2. Bakteri Coliform Max 10
2
APM/g
3. MPN E. coli < 3 APM/g
4. Staphylococcus aureus Max 10 kol/g
5. Salmonella Negatif/25 g
Keju Ceddar Olahan : SNI 01-2980-1992
No Parameter Uji Syarat
1. MPN E. coli < 3 APM/g
2. Salmonella Negatif/25 g
3. Staphylococcus aureus Max 1,0 x 10
2
kol/g
4. Clostridium perfringens Max 1,0 x 10
2
kol/g
Susu UHT : SNI 01-2980-1992
(Dengan atau tanpa penyedap rasa)
No Parameter Uji Syarat
1. ALT Max 10 kol/ml
2. MPN Coliform 3 APM/ml
Standart acuan yang digunakan dalam
pengujian produk kosmetik adalah Surat
Keputusan Jenderal Pengawas Obat dan
Makanan Nomor : HK.00.06.4.02894 tanggal 23
Nopember 1994 tentang persyaratan cemaran
mikroba pada kosmetik, sbb :
Jenis Kosmetik Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
1. Sediaan Bayi
a. Bedak Bayi
ALT 5 x 10
2

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas
aeruginosa
Negatif

Candida albicans Negatif

Jenis Kosmetik Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
b. Bedak Bayi
yang
mengandung
talk atau
kaolin
ALT 5 x 10
2

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Candida albicans Negatif

Clostridium tetani Negatif

Clostridium welchii Negatif

Bacillus antrachis Negatif

Jenis Kosmetik Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
2.Sediaan
Kebersihan
Badan
a.Deodorant,
antiperspiran,
bedak badan
ALT 10
5

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Candida albicans Negatif

Jenis Kosmetik Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
b. Bedak badan
yang
mengandung
talk atau
kaolin
ALT 10
5

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Candida albicans Negatif

Clostridium tetani Negatif

Clostridium welchii Negatif

Bacillus antrachis Negatif

Jenis Kosmetik Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
3. Sediaan
Higiene Mulut
a. Tapal gigi
(Pasta, powder,
solid blocks,
liquid)
ALT 10
5

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Candida albicans Negatif

Escherichia coli Negatif

Pasta gigi persyaratan ada pada SNI 12-3524-1995
Keterangan :
1. ALT adalah : jumlah bakteri aerob mesofil dalam tiap 1 gram atau 1 ml contoh
kosmetik.
2. Negatif berarti bebas dari mikroba patogen yang dipersyaratkan dalam 0,01 g /
ml cuplikan contoh kosmetik.
Standart acuan yang digunakan dalam pengujian produk
obat tradisional adalah Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
661/MENKES/SK/VII/1994.00.06.4.02894 tentang
persyaratan obat tradisional sbb :
Jenis Sediaan Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
1. Serbuk ALT 10
6
kol/g
Angka Kapang & Khamir 10
4
kol/g
Escherichia coli Negatif

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Salmonella Negatif

Jenis Sediaan Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
2. Pil ALT 10
5
kol/g
Angka Kapang & Khamir 10
3
kol/g
Escherichia coli Negatif

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Salmonella Negatif

Jenis Sediaan Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
3. Kapsul ALT 10
4
kol/g
Angka Kapang & Khamir 10
3
kol/g
Escherichia coli Negatif

Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Salmonella Negatif

Jenis Sediaan Jenis Pengujian Persyaratan
Maksimum
4. Parem,
Pilis, Tapel
ALT 10
5
kol/g
Angka Kapang & Khamir 10
4
kol/g
Staphylococcus aureus Negatif
Pseudomonas aeruginosa Negatif

Candida albicans Negatif

Clostridium tetani Negatif

Clostridium perfringens Negatif

Bacillus antrachis Negatif

PENYIAPAN CONTOH

Terdiri dari 2 tahapan :
Tahap 1. Penanganan wadah atau
kemasan
Disiapkan alat alat seperti gunting, spatula,
pinset, pembuka botol / kaleng
Wadah plastik atau kertas
Pada wadah yang akan dibuka dibersihkan dengan
alkohol 70 %, kemudian dibuka secara aseptik
Wadah botol / kaleng
Tutup botol / kaleng dibersihkan dengan alkohol
70%, mulut botol / kaleng difiksasi di api bunsen,
sumbat dibuka secara aseptik
Ampul direndam dalam alkohol 70%



Tahap.2. Homogenisasi contoh
Makanan
Makanan bentuk cair
Contoh dalam wadah asli dikocok 25 kali
Dipipet 25 ml ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 225
ml larutan pengencer
Kocok homogen, hingga diperoleh pengenceran 1 : 9
Makanan bentuk serbuk
Ditimbang 25 g cuplikan ke dalam erlenmeyer atau
wadah steril lain yang sesuai yang telah berisi 225 ml
larutan pengencer yang sesuai
Dikocok hingga homogen, hingga diperoleh 1 : 9

Makanan bentuk kental
Ditimbang 25 g cuplikan ke dalam erlenmeyer atau
wadah lain yang sesuai yang telah berisi 225 ml larutan
pengencer
Dikocok homogen,hingga diperoleh pengenceran 1 : 9
Makanan bentuk padat
Ditimbang 25 g cuplikan ke dalam polybag steril,
kemudian ditambah 225 ml larutan pelarut, kemudian
masukkan dalam stomacher
Bila perlu lakukan pemanasan 45
0
C ( seperti mentega,
keju )
Makanan beku
Ditimbang 25 g cuplikan masukkan dalam wadah steril
Dipecahkan menjadi bagian kecil dengan menggunakan
peralatan tumpul
Ditambah 225 ml larutan pelarut, kemudian
dihomogenkan, hingga diperoleh pengenceran 1 : 9
Makanan yang dikalengkan
Setelah kaleng dibuka, ditimbang 25 g cuplikan
masukkan dalam wadah blender
Ditambah 225 ml larutan pelarut, kemudian
dihomogenkan, diperoleh pengenceran 1 : 9

Obat Tradisional
Obat Tradisional bentuk serbuk
Ditimbang 10 g cuplikan ke dalam 90 ml larutan pelarut
Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 1 : 9
Obat Tradisional bentuk rajangan
Sampel dipotong potong dengan pisau steril menjadi
bagian kecil kecil
Ditumbuk dalam cawan mortir dalam suasana aseptik
Dari sampel yang sudah halus ditimbang 10 g cuplikan
dicampur dengan 90 ml larutan pelarut
Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 1 : 9






Obat Tradisional bentuk kapsul
Ditimbang 10 g cuplikan ke dalam erlenmeyer steril
Ditambahkan 90 ml larutan pelarut
Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 1 : 9

Obat Tradisional bentuk tablet
Gerus cuplikan dengan mortir steril, timbang 10 g
cuplikan dalam erlenmeyer steril
Tambahkan 90 ml larutan pelarut
Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 1 : 9

Obat Tradisional bentuk cairan
Dipipet 10 ml cuplikan ke dalam erlenmeyer steril yang
telah berisi 90 ml larutan pelarut
Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 1 : 9

Kosmetika
Kosmetika bentuk cair
Dipipet 10 ml cuplikan ke dalam erlenmeyer steril yang
telah berisi 90 ml pelarut
Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 10
-1

Kosmetika bentuk padat
Ditimbang 10 g cuplikan dan dimasukkan ke dalam mortir
steril, ditambah 2 ml parafin cair steril dan 10 ml Tween 20
Diaduk hingga terbentuk pasta
Ditambah 80 ml larutan pelarut, dihomogenkan hingga
diperoleh pengenceran 10
-1
Kosmetika bentuk krim dan
mengandung minyak
Ditimbang 10 g cuplikan dan dimasukkan ke dalam
beaker glass steril, ditambah 10 ml minyak mineral
steril dan diaduk
Ditambah 1 2 ml Tween 80
Ditambah pelarut, dihomogenkan hingga diperoleh
pengenceran 10
-1

Kosmetika bentuk semprot
(aerosol), bedak, sabun dll
Ditimbang 10 g cuplikandan dimasukkan ke dalam
beaker glass steril Ditambah 90 ml larutan pelarut,
dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 10
-1


Antibiotika
Potensi
Kapsul dan Tablet
Ditimbang berat rata rata isi dari 20 kapsul / tablet yang
telah dihomogenkan
Dilarutkan dalam pelarut yang sesuai hingga diperoleh
larutan induk setara dengan potensi 100 SI/ml antibiotik
yang bersangkutan
Kemudian dari larutan baku dibuat suspensi hingga
sesuai dengan S3
Suspensi / sirup kering
Sirup kering disuspensikan lebih dahulu dalam aquades
steril hingga volume sesuai etiket
Dipipet sejumlah suspensi secara seksama dan
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai hingga diperoleh
larutan induk setara dengan potensi 100 SI/ml antibiotik
yang bersangkutan

Injeksi
Seluruh isi wadah injeksi dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai hingga diperoleh larutan induk setara
dengan potensi potensi 100 SI/ml antibiotik yang
bersangkutan

Salep / krim
Salep diekstraksi lebih dahulu dengan penyaring
yang sesuai
Ekstrak yang mengandung antibiotik di larutkan
dalam pelarut yang sesuai hingga diperoleh larutan
induk setara dengan potensi 100 SI/ml antibiotik
yang bersangkutan
PENGGOLONGAN
METODE
PENGUJIAN
MIKROBIOLOGI
A. Penghitungan untuk mengetahui jumlah
cemaran mikroba, yang terdiri dari
tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan dan homogenisasi contoh
2. Pengenceran
3. Inkubasi
4. Perhitungan koloni
5. Pengambilan kesimpulan




B. Isolasi untuk mengetahui adanya
cemaran bakteri / kapang patogen,
yang terdiri dari tahapan sebagai
berikut :
1. Persiapan dan homogenisasi contoh
2. Inkubasi
3. Inokulasi
4. Isolasi
5. Identifikasi / konfirmasi
6. Pengambilan keputusan

Dalam uji kualitatif diperlukan beberapa
tahap untuk memperbanyak bakteri
patogen tersebut sehingga
memudahkan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi

Tahap tahap tersebut adalah :
1.Tahap Perbanyakan ( Enrichment ), yaitu memperbanyak
jumlah bakteri yang akan diuji, sedangkan bakteri lainnya
akan dihambat pertumbuhannnya
Jika diperlukan tahap ini dapat dilakukan dalam 2
tahap, yaitu :
- Pre Enrichment
- Enrichment

2. Tahap Seleksi, yaitu :
Menumbuhkan pada media selektif sehingga koloni
yang akan diuji mudah diisolasi
3. Tahap Isolasi, yaitu :
Mengisolasi / memisahkan bakteri yang diuji dari
bakteri yang lain
4. Identifikasi Primer, yaitu :
Membedakan bakteri yang diuji dengan bakteri
bakteri lainnya yang sekelompok dengan sifat -
sifatnya yang sangat berbeda
5. Identifikasi Lengkap, yaitu :
Membedakan bakteri yang akan diuji dari bakteri
bakteri lainnya yang sekelompok dengan sifat sifat
yang hampir sama

ANGKA LEMPENG TOTAL
( TOTAL PLATE COUNT )

Prinsip Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah
cuplikan diinokulasikan pada media agar dengan
cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai ( 35
37
O
C )
Media Plate Count Agar
Larutan Triphenyltetrazoliumchloride 0,5%
Larutan Pelarut dan Pengencer yang sesuai
Perhitungan
Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang
menunjukkan jumlah koloni antara 25 250 koloni
Jumlah koloni rata rata dari kedua cawan dihitung,
lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya
Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam
tiap ml / g cuplikan


Cara Kerja :

Cuplikan 25 g / ml atau 10 g / ml
Larutan pelarut yang sesuai 225 ml atau 90 ml
( Konsentrasi 1 : 9 atau 10
-1
)





























9 ml PDF 9 ml PDF 9 ml PDF
9 ml PDF 9 ml PDF
1 ml
1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
Kedalam masing-masing cawan dituang 15-20 ml PCA dengan suhu 45C
UJI STERILITAS
Uji Sterilitas dilakukan untuk bahan /
sediaan yang digunakan dengan cara :
- Disuntikkan
- Digunakan pada mata ( salep atau tetes mata )
- Injeksi
- Larutan Infus, Infus set, kateter
- Alat alat kesehatan : benang bedah, kapas dan
pembelut
- Lensa Kontak
- Bahan / sediaan yang dinyatakan steril
Uji Sterilitas dilakukan dengan 2 cara :
Cara Langsung ( Direct Methods )
Digunakan untuk bahan / sediaan
- Dengan volume kecil
- Bukan Antibiotik
Cara Tidak Langsung ( Membran Filtration Methods )
Digunakan untuk bahan / sediaan
- Dengan volume besar
- Mengandung Antibiotik
- Serbuk yang dapat larut
- Mengandung lemak / minyak
Catatan
- Untuk bahan / sediaan dalam air, menggunakan
membran filter hidrofilik
- Untuk bahan / sediaan antibiotik, menggunakan
membran filter campuran hidrofilik dan hidrofobik
- Untuk bahan / sediaan yang mengandung lemak /
minyak, menggunakan membran filter hidrofobik


UJI POTENSI

Ruang Lingkup :
Metode ini digunakan untuk menetapkan potensi
eritromisin etilsuksinat dalam sirup kering
dengan metode difusi agar

Pustaka :
MA PPOMN
FI IV tahun 1995

Prinsip :
Menginterpolasikan derajat hambatan
pertumbuhan jasadrenik uji yang diperoleh
secara difusi agar dari dosis sediaan uji
terhadap kurva baku dari dosis-dosis sediaan
baku
Prosedur :
1. Pembuatan Suspensi bakteri uji / Spora
uji
2. Penyiapan larutan baku
3. Penyiapan larutan uji
4. Percobaan pendahuluan
5. Penetapan potensi
6. Perhitungan

Contoh :

Jenis antibiotik Mikroba uji
Eritromisin Micrococcus luteus
Kanamisin Bacillus subtilis

Ruangan yang bersekat sekat, yang dimaksudkan untuk
meminimalkan kontak yang terjadi antar tiap analisa / uji
SARANA DAN PRASARANA
LAB.MIKROBIOLOGI
3 buah Autoclave
1 buah Oven
5 buah Inkubator
2 buah Waterbath
2 buah Laminar Air Flow
Cabinet
3 buah Lemari Es
2 buah Pompa vakum
Centrifuge





Anaerobic Jar
Pipet Ependorf
2 buah Hot Plate
Timb.Analitik
Stomacher
Sensident Scan
Zone reader / Read Biotik
Colony Counter
PEMELIHARAAN
LAMINAR AIR FLOW
Meliputi :

1. Pembersihan

2. Pemantauan terhadap :
- Jumlah Bakteri : Lempeng agar Tryptic Soy Agar
- Jumlah Partikel : Particle counter
- Suhu : Termometer ruangan
- Aliran udara : Flowmeter


Prosedur Pemantauan
Jumlah Bakteri
1. Persiapan Pendahuluan

Siapkan Lempeng agar TSA pada cawan petri
sebanyak yang diperlukan ( berdasarkan luas
area yang akan dipantau )
Lempeng agar TSA diinkubasi 35 37
O
C
selama 48 jam
Pilih lempeng agar TSA yang benar benar
tidak ada pertumbuhan


2. Prosedur Pengujian
Hidupkan lampu UV di Laminar Air Flow selama 30
60 menit
Matikan lampu UV, Desinfeksi dengan alkohol 70%,
hidupkan fan, biarkan selama 30 menit
Tempatkan 1 lempeng agar TSA tiap 900 cm
2
atau 1
kaki persegi (sq ft)
Segera buka tutup cawan petri TSA, biarkan terbuka
selama 60 menit kemudian segera tutup kembali
Inkubasi 35 37
O
C selama 48 jam, kemudian
inkubasi pada suhu 20 25
O
C selama 4 hari (untuk
melihat pertumbuhan jamur)
Lakukan uji blanko dengan lempeng agar TSA yang
tidak dibuka sebagai kontrol
Diamati dan dihitung koloni yang tumbuh
Jumlah koloni yang tumbuh dibandingkan dengan
persyaratan yang ada pada tabel
Persyaratan Ruang Uji
Kelas Partikel Tekana
n
Kelem
baban
Aliran
Udara
Cahaya
() Jumlah
/ft
3
mm/AQ % m/det Lux
100 0.5 100
1,25
atau
lebih
19,4
s/d 25
0,45
20 %
1080
s/d
1620
10.000 0,5 10000
100.000 0,5 100000
Persyaratan Partikel Biologis
Kelas
Partikel Biologis
Per ft
3
100 1,21
10.000 6,0
100.000 30,0
Contoh Perhitungan dan
Interpretasi Hasil
Spesifikasi Lemari Aseptik
- Kelas : 100
- Tekanan : 1,25 mm/Aq
- Suhu : 25
O
C
- Kecepatan Aliran Udara : 0,45 m/detik
- Luas Meja : 110 x 50 cm
2

Jumlah cawan petri yang diperlukan untuk pemantauan
:
Untuk setiap cawan 1 kaki persegi ( sq.ft ) diperlukan 1
cawan petri maka jumlah petri yang diperlukan adalah :

Luas meja lemari aseptik

1 square feet

X Cawan Petri
= ( 110 x 50 ) cm
2

( 30 x 30 ) cm
2
= 6,1 cawan ( Dibulatkan menjadi 6 cawan petri )

Hasil Pengamatan

Nomor Cawan
Jumlah Koloni pada hari ke -
II III IV
1 0 0 0
2 1 1 1
3 2 2 2
4 0 0 0
5 1 1 1
6 0 0 0
Jumlah 4

Perhitungan dan Interpretasi Hasil

Dari keenam cawan yang digunakan, diperoleh 4 koloni.
Maka partikel biologis per cawan
= 4 / 6 per.sq.ft
= 0,67 per.sq.ft

Persyaratan Laminar Air Flow kelas 100 = 1,2 per.sq.ft

Kesimpulan :
Partikel biologis dalam lemari aseptik
tersebut memenuhi syarat
SENSIDENT SCAN
Prinsip :
Identifikasi Enterobacter, nonfermentasi,
Gram (-), Bakteri Staphylococcus,
Enterococcus, dengan 23 reaksi biokimia.
Interpretasi dan evaluasi setelah inkubasi
suhu 35-37C selama 5-6 jam. Identifikasi
otomatis menggunakan Micronout IDS
software.

Alat :
- Microtitration plate 100 ml
- NaCl 0,9% 5 ml kekeruhan dengan standart 2
McFarland
- Parafin oil
- Reagen Indol
- Reagen Peptidase

JENIS JENIS SAMPEL
1. Sampel Rutin (Anggaran DIPA)
2. Pihak III
3. PKD (Pelayanan Kesehatan Dasar)
Permintaan pemeriksaan sampel dari
Dinas Kesehatan, Puskesmas, Gudang
Farmasi
4. Kasus / BB (KLB)
Berdasarkan temuan Bidang PP atau
kejadian di masyarakat
SKEMA IDENTIFIKASI
Escherichia coli
Sample BHIB/TSB
( 1 : 9 ) ( Inkubasi 35-37
O
C )
24 48 jam




ENDO EMB TSA

Inkubasi 35 - 37C, 24 48 jam







TSA TSA TSA




Pewarnaan Gram







UJI BIOKIMIA Pewarnaan Gram
IMViC ( + + - - ) ( Gram - , batang halus )


Mannitol Salt
Phenol Red Agar
(positive mannitol-reaction:
colonies with bright yellow zones)

VOGEL-JOHNSON Agar
(black colonies; change of pH indicated
by color change to yellow)

BAIRD-PARKER Agar
(black colonies with clear
precipitate)

Blood Agar
(positive -haemolysis)

Eosin Methylen Blue Agar
(Possitive EMBA Reaction)
Colonies with Metallic Green-Sheen ;
Dark Centers
Catalase test
catalase-positive: gas bubbles
tube-coagulase
(for testing free coagulase)
negative no coagulation
positive complete coagulation;
contents does not shift
when tube is inverted

Anda mungkin juga menyukai