Anda di halaman 1dari 13

Surat Keputusan

Nomor : Kpts-/B00000/2017
Tanggal :

PANDUAN
OBAT KEWASPADAAN TINGGI
DAN LOOK ALIKE SOUND ALIKE

RUMAH SAKIT PERTAMINA TANJUNG


2 0 1 7

1
DAFTAR ISI

Halaman
DaftarIsi ................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG......................................................... 3
B. DEFINISI............................................................................ 3
C. TUJUAN........................................................................... 3
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................. 5
BAB III TATA LAKSANA ................................................................... 6
BAB IV DOKUMENTASI .................................................................... 10
BAB V PENUTUP............................................................................... 12
REFERENSI .......................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan obat dengan kewaspadaan tinggi (High alert Medication) perlu diatur dan
dikelola dengan baik karena berisiko tinggi membahayakan pasien apabila diberikan
secara tidak tepat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute for Safe Medication
Practices (ISMP) selama tahun 1995 dan 1996 menunjukkan bahwa terdapat 161
Layanan Kesehatan melaporkan terjadi medication error dan sebagian besar penyebab
terjadinya medication error yang berakibat pada kematian atau luka serius pada pasien
adalah beberapa obat tertentu sehingga kemudian disusunlah daftar obat tersebut
sebagai High Alert Medication (ObatdenganKewaspadaan Tinggi).
Obat-obat yang termasuk High alert Medication diantaranya adalah Insulin, Elektrolit
konsentrat tinggi, narkotika, obat antikoagulan, dan sebagainya. Contoh medication error
yang dapat terjadi seperti kesalahan dalam memberikan insulin pada pasien dapat
berisiko menyebabkan pasien hipoglikemia hingga tidak sadarkan diri.Atau seperti
pemberian elektrolit konsentrasi tinggi dimana banyak laporan tentang kejadian kematian
dan cedera serius/kecacatan berhubungan dengan pemberian elektrolit konsentrasi
tinggi yang tidak sesuai. Misalnya, di USA pada tahun 1996-1997, 10 pasien meninggal
akibat kesalahan pemberian larutan kalium klorida (KCl). Di Canada terjadi 23 insiden
kesalahan pemberian KCl yang terjadi pada tahun 1993-1996. Selain itu ada juga
laporan kematian yang tiba-tiba akibat pemberian natrium klorida (NaCl) yang kurang
hati-hati. Sebagian besar, secara klinis efek yang ditimbulkan akibat kesalahan
pemberian elektrolit konsentrasitinggi sukar diatasi (misalnya tidak benar melarutkan,
ragu dengan obat lain, dll) dan karena itu, outcome yang biasa terjadi adalah kematian
pasien. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka rumah sakit perlu menentukan daftar
obat dengan kewaspadaan tinggi (High alert Medication) yang ada di rumah sakit dan
mengatur pengelolaannya secara tepat.

B. DEFINISI
1. HAM (High Alert Medication)atau obat kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang
mempunyai risiko tinggi menyebabkan cedera berat sampai kematian apabila
diberikan secara tidak tepat kepada pasien, termasuk di dalamnya obat-obat yang
tampak mirip/ucapan mirip (LASA, Look Alike Sound Alike/ NORUM, Nama Obat
Rupa Ucapan Mirip).
2. Obat LASA (Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)
adalah obat yang berisiko menimbulkan kesalahan karena kemasan atau nama obat
yang membingungkan yaitu obat yang tampak mirip (Look Alike) atau ucapan mirip
(Sound Alike).

C. TUJUAN
1. TujuanUmum:
Untuk mencegah terjadi kesalahan pemberian obat yang berisiko tinggi kepada
pasien, sehingga meningkatkan jaminan terhadap keselamatan pasien di rumah
sakit.

3
2. TujuanKhusus :
a. Seluruh petugas rumah sakit memahami bahaya High Alert Medication.
b. Meningkatkan kewaspadaan petugas rumah sakit dalam pemberian dan
pengelolaan High Alert Medication.
c. Menurunkan tingkat kejadian medication error terkait High Alert Medication.

4
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup pengelolaan High Alert Medication yaitu:


1. Instalasi Farmasi:
a. Seluruh penyimpanan High Alert Medication ada di Instalasi Farmasi, kecuali untuk
ruang rawat yang membutuhkan obat High Alert secara klinis. Untuk itu setiap
petugas harus mengetahui pasti cara penyimpanan, dan pengelolaan lainnya yang
akan dijabarkan dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku.
b. Pelabelan High Alert Medication dilakukan oleh petugas Instalasi Farmasi.

2. Bangsal/ Ruang perawatan


a. Perawat harus melakukan 2 kali pengecekan yaitu oleh petugas yang menyiapkan
dan satu petugas lainnya (independent double check) pada pemberian High Alert
Medication, sesuai dengan kebijakan pengelolaan obat dengan kewaspadaan tinggi
(High Alert Medication).
b. Perawat harus meningkatkan kewaspadaan terkait pemberian obat berlabel LASA
pada kemasan obat serta harus memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai
dengan permintaan dokter penulis resep.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Pengelolaan Obat dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert Medication)


A. Golongan obat kewaspadaan tinggi (High Alert Medication):

NO OBAT KETERANGAN
AGONIS ADRENERGIK, IV
1 Epinefrin Formularium RSPT
2 Norepinefrin Formularium RSPT
ANESTETIK UMUM, INHALASI / IV
1 Propofol Formularium RSPT
2 Ketamin Formularium RSPT
ANTIARITMIA, IV
1 Lidocain Formularium RSPT
2 Amiodaron Formularium RSPT
ANTITROMBOSIS / ANTIKOAGULAN
1 Warfarin Formularium RSPT
2 Heparin Formularium RSPT
3 Fondaparinux Formularium RSPT
4 Dabigatran Formularium RSPT
5 Streprokinase Formularium RSPT
CARDIOPLEGIC SOLUTION
1 MgCl2,KCl, ProcainHCl Non Formularium RSPT
DEXTROSE HIPERTONIK, ≥ 20%

1 Dextrose Formularium RSPT


HIPOGLIKEMIK, ORAL
1 Acarbose Formularium RSPT
2 Glibenklamid Formularium RSPT
3 Gliclazide Formularium RSPT
4 Glimepirid Formularium RSPT
5 Glipizide Formularium RSPT
6 Gliquidone Formularium RSPT
7 Metformin Formularium RSPT
11 Pioglitazon FormulariumRSPT
12 Sitaglipitin Non Formularium RSPT
13 dan lain-lain obathipoglikemik oral kombinasi

INSULIN, IV / SK
1 Insulin Glulisine Formularium RSPT
2 Insulin Lispro / Insulin Lispro Protamine Formularium RSPT
3 Insulin Isophan Suspension Non Formularium RSPT
4 Insulin Reguler Formularium RSPT
5 Insulin Glargine Formularium RSPT
6 Insulin Detemir Formularium RSPT

6
7 Insulin Aspart / Insulin Aspart Protamine Formularium RSPT
8 Insulin Aspart Formularium RSPT
OBAT INOTROPIK, IV
1 Digoksin Formularium RSPT
OBAT SEDATIF, IV
1 Midazolam Formularium RSPT
NARKOTIKA, ORAL / IV / TRANSDERMAL
1 Codein Formularium RSPT
2 Feniltoloksamin Non Formularium RSPT
3 Fentanyl Formularium RSPT
4 Morfin Formularium RSPT
5 Pethidin Formularium RSPT
NEUROMUSKULAR BLOCKER
1 Atracurium Formularium RSPT
2 Rocuronium Formularium RSPT
3 Vecuronium Formularium RSPT
MgSO₄ INJEKSI
1 MgSO₄ Formularium RSPT
OKSITOSIN, IV
1 Oksitosin Formularium RSPT
KCL INJEKSI, KONSENTRAT
1 KCl7,46% Formularium RSPT
NaCl INJEKSI HIPERTONIK, ≥ 0,9%
1 NaCl Formularium RSPT
AIR STERIL UNTUK INJEKSI, INHALASI, IRIGASI DENGAN VOLUME ≥ 100ML
1 Air Steril Formularium RSPT
OBAT-OBAT LASA MENGIKUTI PENANDAAN PADA FORMULARIUM

B. Penyimpanan

1. Obat high alert disimpan di gudang farmasi, layanan farmasi, dan hanya di ruang
rawat yang membutuhkan obat high alert secara klinis, dalam jumlah terbatas, pada
area yang terpisah, akses terbatas, serta ditandai label “HIGH ALERT” berwarna
merah.
2. Obat high alert yang dapat disimpan di ruang rawat adalah: KCl 7,46% (hanya boleh
di ruang rawat ICU dan UGD), MgSO4 (hanya boleh di kamar bersalin), dan epinefrin
(hanya untuk troli emergensi di setiap ruang rawat dan ruang OK-Anesthesi).
3. Obat high alert yang disimpan di ruangan ditempatkan pada lemari terkunci, kunci
dipegang oleh Penanggungjawab atau petugas yang dikuasakan.
4. Khusus untuk penyimpanan narkotika menggunakan lemari sesuai aturan dalam
kebijakan Pengelolaan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor yang berlaku.
5. Obat-obat LASA diberi stiker LASA berwarna hijau pada kotak obat di layanan
farmasi. Tidak diletakkan pada tempat yang berdekatan minimal dengan jeda tiga
jenis obat yang berbeda.

7
Gambar 1.Stiker untuk lemari penyimpanan obat dengan kewaspadaan tinggi/ HAM dan pada kemasan
obat dengan kewaspadaan tinggi

Gambar 2.Stiker untuk wadah penyimpanan obat LASA (Looks Alike Sounds Alike)

C. Pengendalian
Untuk mengkontrol semua obat yang termasuk dalam daftar High Alert Medication yang
telah ditetapkan dalam kebijakan pengelolaan obat kewaspadaan tinggi, maka
diperlukan pengendalian yaitu dengan cara mengontrol kesesuaian stok fisik obat High
Alert sama dengan jumlah yang tertera pada SIM RSPT. Pengontrolan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Untuk obat Narkotika di ruang Kamar Bedah dan Psikotropika di Ruang Perawatan
pengecekan stok dilakukan setiap pergantian shift oleh petugas keperawatan dan
setiap satu bulan sekali oleh petugas farmasi.
2. Stok opname dilakukan setiap bulan mengikuti Kebijakan Stok Opname dan prosedur
yang berlaku.

D. Penyiapan dan Pengeluaran


Penyiapan High Alert Medication dikerjakan sesuai dengan SPO Pelayanan Resep di
Layanan Farmasi, dimana dilakukan independent double check oleh petugas farmasi.
Jika mengalami keraguan terhadap resep yang dituliskan, dilakukan verifikasi ulang
kepada dokter yang menulis resep dengan cara:
1. Menyebutkan ulang obat yang ditulis dengan cara mengeja obat yang ditulis dokter.
2. Jika indikasi obat berbeda, dapat menyebutkan indikasi obat yang dimaksudkan.
3. Jika obat merek dagang dapat menyebutkan isi obat atau nama generik obat.

E. Pemberian
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus pada pemberian High Alert Medication
adalah:
1. Pemberian High Alert Medication harus dilakukan independent double check dalam
hal ini di lantai keperawatan dilakukan oleh Perawat Kepala Shift.
2. Penyiapan dan pemberian obat high alert intra vena harus dilakukan dengan teliti.
Lakukan verifikasi terhadap konsentrasi obat, kecepatan pemberian, dan jalur
intravena yang digunakan. Pemberian label dilakukan pada jalur infus dan pada kolf
infus sesuai kebijakan pelabelan.
3. Pemberian KCl dan MgSO4 menggunakan protokol khusus sesuai dengan Kebijakan
Pengelolaan Obat dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert Medication), yaitu
sebagai berikut :
8
a. Pemberian MgSO4, Pertama kali diberikan 2 gram bolus IV MgSO4 dalam 10
menit dilanjutkan dengan 12 gram MgSO4 dalam Dextrose 5% untuk 6 jam (28
tetes/menit). Kolf berikutnya tetap diberikan 12 gram MgSO4 dalam Dextrose 5%
untuk 6 jam.
b. Pemberian Cyntosinon (protokol terlampir)
c. Pemberian KCl (protokol terlampir)
d. Pemberian Bicarbonat Natricus (protokol terlampir)
e. Pemberian Trombolitik IV (streptokinase danalteplase) dan Heparin IV (protokol
terlampir)

9
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Kebijakan pengelolaan obat kewaspadaan tinggi


B. Sistem Pelaporan
1. Hal yang dilaporkan
a. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/ Patient Safety Incident, yaitu setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm/
cedera yang tidak seharusnya terjadi.
b. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)/ Adverse Event, yaitu suatu insiden yang
mengakibatkan harm/ cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis yang tidak
dapat dicegah.
c. KNC (Kejadian Nyaris Cedera)/ Near Miss, yaitu suatu insiden yang tidak
menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), dapat terjadi karena “keberuntungan” (misal pasien terima suatu obat
kontraindikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), karena “pencegahan” (misal suatu
obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan), atau karena “peringanan” (misal suatu
obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan anti
dotumnya).
d. Kejadian Sentinel/ Sentinel events, yaitu suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius. Yang termasuk Sentinel events di RSPT
adalah sebagai berikut :
1) Semua pasien meninggal, lumpuh, koma atau cacat (kehilangan fungsi)
mayor dan permanen yang disebabkan oleh kesalahan medis (bukan
diakibatkan oleh penyakit yang dideritanya).
2) Pasien-pasien yang bunuh diri, dengan dugaan kecenderungan bunuh diri
sebelumnya dan tidak diawasi secara ketat.
3) Semua tindakan medis yang salah pasien, salah lokasi, dan salah organ.
4) Semua tindakan persalinan yang menyebabkan kematian ibu.
5) Semua tindakan kriminal yang menyebabkan kematian pasien atau
kecacatan permanen.
6) Semua pasien yang meninggal atau menjadi cacat permanen yang
merupakan dampak langsung akibat jatuh di rumah sakit.
7) Tertukarnya bayi
8) Penculikan bayi
9) Reaksi hemolitik akibat transfusi karena reaksi inkompatibiliti mayor
2. Alur dan Waktu pelaporan :
a. Apabila terjadi suatu insiden (KTD/ KNC/ Sentinel events), wajib segera
ditindaklanjuti (dicegah atau ditangani) untuk mengurangi dampak/ akibat
yang tidak diharapkan.

10
b. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi
Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/ shift kepada Atasan langsung.
Paling lambat 2 x 24 jam, jangan menunda laporan.
c. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada Koordinator/
Kepala bagian terkait.
d. Koordinator/ Kepala bagian terkait akan memeriksa laporan dan melakukan
grading risiko sesuai dengan Panduan Keselamatan Pasien.
e. Laporan hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim Komite
Keselamatan Pasien (KKP) RSPT.

11
BAB V
PENUTUP

Demikianlah panduan ini disusun sebagai pedoman dalam pengelolaan obat dengan
kewaspadaan tinggi (termasuk obat look alike sound alike). Panduan ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu panduan akan dievaluasi kembali setiap 3 tahun sesuai dengan
tuntutan layanan dan standar Akreditasi Nasional 2012 dan standar Internasional.

12
REFERENSI

1. The Joint Commission, 1999, High Alert Medication and Patient Safety, diakses dari
http://www.jointcommission.org/assets/1/18/SEA_11.pdf
2. ISMP, 2011, ISMP’s List of Confused Drug Name, diakses dari
http://www.ismp.org/Tools/confuseddrugnames.pdf
3. ISMP, 2006, Independent Double-Check–One simple step to decrease the risks for high
alert medications diakses dari http://www.ismp-
canada.org/download/hnews/HNews0603.pdf
4. ISMP, 2005, diakses dari http://www.ismp-
canada.org/download/safetyBulletins/ISMPCSB2005-01.pdf
5. Panduan Keselamatan Pasien RS Pertamina Tanjung.

Ditetapkan di : Tanjung
PadaTanggal : 2017

RUMAH SAKIT PERTAMINA TANJUNG


Direktur,

dr. Rachmawati, MPH

13

Anda mungkin juga menyukai