Anda di halaman 1dari 7

http://www.isfinational.or.

id/content/view/147
ikatan sarjana farmasi indonesia

HASIL SIDANG KOMISI II


 
A. AGENDA
 
1. Pengantar Pimpinan Sidang
2. Pengantar Materi Sidang
3. Pandangan Umum Peserta
4. Pembahasan
a. Evaluasi & Penyempurnaan Puka
b. Sertifikasi 2009
5. Perumusan Hasil Sidang
 
 
B. BAHAN YANG DIBAHAS
 
 
1. DAFTAR KEGIATAN SERTIFIKASI
 
NO PROGRAM / KEGIATAN (Penyusunan/Penyempurnaan) PJ UTAMA

1 PUKA

2 Standar Kompetensi Apoteker BSPA

3 Standar Pelayanan ( Minimal ? )Profesi Apoteker Binfar

4 Standar Pendidikan Profesi Apoteker APTFI

5 Standar Praktek Kerja Profesi Apoteker APTFI

6 Standar Pendidikan Berkelanjutan Profesi Apoteker ISFI/BID. PROFESI

7 Standar Asesor Kompetensi Apoteker BSP A

8 Standar Uji Kompetensi Apoteker BSP A

Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Asesor


9 BSP A
Kompetensi

10 Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi APTFI

Sistem dan Prosedur (Pengajuan/Penetapan) Pendidik,


11 Pelatih, dan Penguji(Asesor) ISFI dalam Program / Ujian APTFI & BSPA
Apoteker
Sistem dan Prosedur Pendidikan Berkelanjutan Profesi
12 ISFI
Apoteker

13 Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Ujian Apoteker APTFI

14 Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Ujian Kompetensi Apoteker BSP A

15 Modul Pendidikan Praktek Kerja Profesi APTFI

16 Modul Pendidikan Berbekelanjutan Apoteker ISFI

17 Modul Ujian Komprehensif Profesi Apoteker DITUNDA

18 Modul Ujian Kompetensi Apoteker DITUNDA

19 Pedoman Jaminan Mutu Praktek Kerja Profesi DITUNDA

20 Pedoman Jaminan Mutu Pendidikan Berkelanjutan DITUNDA

21 Pedoman Jaminan Mutu Sertifikasi BSP A

22 Pedoman Penerbitan, Pemeliharaan & Pembatalan Sertifikat DIMASUKKAN KE 20

23 Kode Etik & Pedoman Penerapan ISFI

24 Pedoman Jaminan Mutu Pendidikan Profesi Apoteker DITUNDA

 
 
 
 
 
2. KEGIATAN PRIORITAS
 
 
NO PROGRAM / KEGIATAN

1 PUKA

2 Standar Kompetensi Apoteker

3 Standar Pekerjaan / pelayanan Kefarmasian

4 Standar Pendidikan Profesi Apoteker

5 Kode Etik & Pedoman Penerapan

6 Sistem dan Prosedur Pendidikan Berkelanjutan Profesi Apoteker


7 Modul Pendidikan Berkelanjutan Apoteker

 
 
 
C. EVALUASI & PENYEMPURNAAN PUKA
 
1. PEDOMAN PUKA
Tujuan :

1. Terjalinnya kerjasama antar pihak terkait


2. Melaksanakan sertifikasi yang efektif & efisien
3. Mengembangkan profesi farmasi & kompetensi apoteker
 
Ruang lingkup

1. Meningkatkan kompetensi apoteker


2. Berdasarkan kajian kebutuhan
3. Komposisi :

• 10 % Per UU-an, Std, Kompetensi/pelayanan, kode etik


• 10 % Program profesi
• 40 % Perkembangan iptek
• 40 % Perkembangan yan & Praktik Farmasi
 
Proses :
1. BSPA : sosialisasi, pelatihan, bimbingan & arahan, monitoring & evaluasi
2. PT Farmasi : Proposal, Mou, Protokol Pelaksanaan & Monev, Pelaporan, bekerjasama dengan PD ISFI
3. Penatar bersertifikat, praktisi penataran /praktisi profesi, ahli dalam bidang akademik S2/S3/lektor kepala
 
Indikator
1. Pemerkayaan iptek
2. Menerapkan konsep baru
3. Menerapkan keterampilan
4. Hasrat berubah sikap
5. Pengaruh masukan & metode
2. PELAKSANAAN PUKA
a. Rekapitulasi Laporan PUKA
Kuantitatif :
• Sudah dilaksanakan untuk 45 angkatan, sudah diterbitkan 5975 sertifikat,
yang menyerahkan laporan baru 28 laporan
• Waktu penyelenggaraan: umumnya 2,5 hari (2 – 10 hari) dengan total 480 sesi, dengan materi PUKA
tercantum
pada bahan rapat pleno yang telah dibagikan hal 15- 31.
Kualitatatif
• Belum optimalnya perencanaan / penyusunan proposal termasuk perumusan kebutuhan pelatihan,
• Beragamnya metode, lama dan materi, pelaksanaan
• Seleksi dan keterlibatan Penatar dalam persiapan penataran belum optimal
• Monev sangat bervariasi.
Khusus :
• Penggalian masalah
• PMR
• CPD /PI
b. Usulan untuk perbaikan PUKA Kedepan
Peserta
- Diusulkan peserta dapat mengikuti PUKA diluar wilayah Pengurus Daerah tempat anggota menjadi
anggota,
dengan catatan diperlukan koordinasi untuk pendataan keanggotaan serta pengaturan masalah pembagian
jatah uang sertifikat.
 
Materi
• Penyeragaman untuk materi utama
• Pengaturan keseimbangan materi dalam proporsi untuk Per –UU-an, keprofesian, perkembangan IPTEK
dan pelayanan kefarmasian, termasuk keseimbangan antara Pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku.
• Ditambah materi muatan lokal yang digali dari permasalahan/ kebutuhan masing-masing daerah.
• Disusun berdasarkan evidence based
• Penambahan waktu penggalian masalah ( inventarisasi dan solusi), dan latihan praktis,
termasuk Penyusunan Pengembangan Profesionalitas Berkelanjutan (CPD) dan rencana pendidikan
berkelanjutan ,
Pemateri
• Sesuai dengan materi dapat berasal dari ISFI, PT, Praktisi

Pelaksanaan
• Efisiensi waktu dan biaya.
• Bersifat pelatihan
• Evaluasi dipertajam dengan penilaian/ujian
• Peninjauan kembali kerjasama PD ISFI dan PTF dalam hal pengorganisasian.
• Sertifikasi mahasiswa baru tidak otomatis, tetapi melalui pembinaan oleh PD dan atau Cabang
Pencatatan dan Pelaporan
• Setiap pelaksanaan PUKA agar melaksanakan pencatatan yang baik dan benar serta memelihara
dokumen arsip
• Pengurus Daerah dan atau PT Farmasi menyampaikan laporan lengkap PUKA selambat lambatnya
1 bulan setelah pelaksanaan menyampaikan laporan lengkap.

D. SERTIFIKASI 2009
1. RANCANGAN SERTIFIKASI BERKELANJUTAN
 

2. RENCANA PENDIDIKAN BERKELANJUTAN


Proses Sertifikasi Tiap Apoteker :
1. Akreditasi Diri & Sertifikasi Awal
2. Menyusun Rencana Pengembangan Profesionalitas ( Continuous Professional Development )
3. Mengembangkan Pekerjaan Kefarmasian( Practice Improvement )
4. Melaksanakan & Mendokumentasikan Pekerjaan Kefarmasian( Practice & Documentation )
5. Akreditasi & Sertifikasi Lanjutan
 

Tahapan Proses Sertifikasi :


- TAHAP SUKARELA (s/d 2008)
• Pendidikan profesi apoteker (+isfi)
• Apoteker baru
- Ujian apoteker : + penguji isfi
• Apoteker lama
- Puka
- TAHAP WAJIB( mulai 2009)
• Portofolio
• Uji kompetensi
Skema Tahapan Proses Sertifikasi :
 

6. MASUKAN UNTUK PERANGKAT LUNAK SERTIFIKASI


Standar Kompetensi Apoteker
- Sifat
• Disusun dg bahasa yg sederhana, mudah dipahami tetapi tajam, dapat di ukur dan
dilaksanakan serta bersifat sebagai pagar.
• Spesifik /unik
- Isi
• Meliputi knowledge , skill dan attitude.
Standar Pelayanan
- Konsistensi terminologi
- Pelayanan swamedikasi termasuk OWA harus ada standar pelayanan yg rinci.
- Disusun Standar pelayanan kefarmasian di bidang distribusi
Standar Pendidikan Profesi Apoteker
- Sense of caring, sense of responsibility.
- Efisiensi pendidikan harus diperhatikan.
- Memperhatikan keteladanan
Kode etik dan Pedoman penerapan.
- Harus disusun tatalaksana organisasi
- Dilengkapi dengan peraturan organisasi yg memadai
- Materi dipertajam
- MPEA pusat dan daerah akan berkoordinasi untuk meningkatkan peran dan fungsinya.
- Kode etik merupakan kuliah wajib dan muatan yang disampaikan harus bisa
membentuk perilaku profesional.
- Muatan mata kuliah ditekankan pada penerapan dan dilengkapi dengan
kasus kasus klasik dan aktual dilapangan
 
Sistem dan Prosedur Pendidikan Berkelanjutan Apoteker
- Klasifikasi pendidikan berkelanjutan
- Perumusan sistem Satuan Kredit Penyertaan (SKP)
- Melibatkan himpunan seminat : HISFARSI, HISFARIN dan HISFARMA (dewan Profesi) dalam
penyelenggaraan.
- Termasuk alat ukur (komponen portofolio) yang terkait dengan sertifikasi
- Berdasarkan kebutuhan nyata praktisi .
- Bersinergi dengan industri farmasi dengan semangat win-win solution
Modul Pendidikan Berkelanjutan Apoteker
- Berorientasi pada perkembangan iptek dan pelayanan kefarmasian dimasa depan.
- Berdasarkan masalah dan temuan di lapangan.
Bandung, 19 Januari 2008
Segenap Anggota Komisi II

Anda mungkin juga menyukai