Anda di halaman 1dari 1

Sore yang Mencekam

Sore itu, beberapa anak bermain petak umpet di pinggir hutan hingga senja. Karena hampir gelap,
datanglah ibu salah satu anak, Andi.... Ayo kita pulang, hari sudah senja, Andi mendengar
panggilan ibunya menoleh dan menjawab dengan keras Sebentar lagi, Bu. Sebentar lagi selesai.
Ibunya mendengar jawaban Andi hanya bisa menggeleng dan kembali ke rumah. Ibunya tahu kalau
sifat Andi itu keras, dan susah dinasehati.
Andi... Ayo cepat kita mulai permainannya, kata teman-teman Andi.
Akhirnya permainan mereka baru selesai setelah gelap. Andi pulang bersama Deni tetangganya.
Jalan menuju ke rumah Andi masih gelap karena tidak ada lampu penerangan jalan.
Sayup-sayup dari jauh terdengar suara jangkrik dan anjing-anjing yang mengonggong. Ketika Andi
dan Deni tiba dijalan ditengah pematang sawah tidak jauh dari rumah mereka, tiba-tiba bulu kuduk
mereka menegak.
Andi, kamu terasa merinding tidak, tanya Deni sambil berjalan sedikit cepat.
Iya , Den bulu kuduk juga merindih nih, kata Andi sambil berjalan cepat mengimbangi langkah
Deni.
Setelah Andi berkata begitu tiba-tiba terdengar suara tangisan yang menyeramkan.
Di.. Suara tangisan dari mana itu?, tanya Deni sambil bergetar kakinya.
Tidak tahu, Den?, jawab Andi sambil juga ikut bergetar.
Ayo lari Di, ajak Deni sambil menarik Andi, tapi Andi tidak bergerak sedikitpun dari tempat ia
berdiri. Kenapa Di, Ayo.., kata Deni sambil menarik tangan Andi. Tapi setelah menarik Andi
beberapa saat dan Andi tidak juga bergerak, akhirnya Deni melihat kewajah Andi yang melihat
kebawah dan pandangan Deni pun mengikuti pandangan Andi dan melihat seorang wanita berpedar
biru, wanita miliki wajah yang pucat dan mata yang memiliki pupil putih yang menyebabkan
matanya putih total. Wujud wanita itu bagaikan asap biru, dari mulut wanita terdengar tangisan
yang mengerikan yang meneggakkan bulu roma. Dan wanita itu memegangi kaki Andi. Untuk
beberapa saat. Andi dan Deni hanya bisa mematung ditempat itu dengan kaki yang bergetar. Tidak
lama kemudian terdengar suara azan yang mengumandang dari mushola di dekat rumah mereka.
Dan hantu wanita tersebut sedikit demi sedikit mulai menghilang. Dan setelah hantu wanita itu
hilang, mereka berlari menuju ke rumah mereka masing-masing.
Sesampainya Andi kerumahnya, dia langsung berlari menuju kamar ibunya dan memeluk ibunya.
Ibu... tolong aku, kata Andi sambil menangis.
Ada... apa sayang?, tanya Ibu Andi
Ada hantu, Bu, jawab Andi
shsh.... sudah tidak apa-apa, makanya kalau main jangan sampai magrib laginya, kata ibu Andi.
Baik,Bu, kata Andi
Sejak saat itu Andi tidak pernah lagi bermain hingga magrib, mau mengikuti perkataan dari ibunya.

The End

Anda mungkin juga menyukai