Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan
pada zaman sekarang. Peranan teknologi dalam kehidupan manusia menjadi
titik vital dalam upaya meningkatkan kemudahan kegiatan manusia, baik
masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Dalam segi pendidikan, masyarakat
perkotaan mempunyai ladang informasi yang banyak daripada masyarakat
pedesaan, akibatnya pendistribusian ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
merata.
Masyarakat desa merupakan masyarakat yang masih menggunakan
sistem gotong-royong dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari bidang pertanian,
peternakan maupun perdagangan. Semua kegiatan dilakukan dengan asas
kebersamaan, atau dengan kata lain sebagai mahkluk sosial. Sebagian besar
masyarakat desa masih mengandalkan proses konvensional dalam proses
kegiatan ekonomi. Potensi bahan yang terdapat di pedesaan sangat melimpah
dan belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat.
Kegiatan yang masih dilakukan secara konvensional dan didukung
dengan alat seadanya menyebabkan hasil yang seadanya pula. Begitupula
masyarakat di dusun Sinom desa Kedungpoh kecamatan Nglipar kabupaten
Gunung Kidul, dengan potensi yang melimpah dari berbagai sektor khususnya
pada sektor pertanian dan peternakan, masyarakat sekitar hanya mampu
mengolah hasil sektor tersebut dengan proses seadanya secara manual.
Dengan demikian, hasil olahan dari kegiatan ekonomi masyarakat dusun
Sinom, Desa Kedungpoh masih rendah dan belum mampu bersaing di pasaran.
Rendahnya hasil olahan dari masyarakat Kedungpoh menyebabkan nilai jual
yang diberikan masih murah dan tidak sebanding dengan biaya pengerjaannya.
Hasil dari sektor peternakan dan pertanian di daerah Sinom, desa
Kedungpoh sangat banyak, bidang peternakan mulai dari peternakan sapi,
kambing dan unggas. Serta, dari bidang pertanian mulai dari padi, jagung,
2

singkong dan lain-lain. Hasil dari bidang peternakan adalah pemanfaatan
daging ternak untuk konsumsi dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk
tanaman. Selain pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk tanaman, juga
sangat potensial sebagai sumber biogas di masyarakat. Hasil dari bidang
pertanian sangat potensial, tetapi proses pengolahan dari bahan-bahan
pertanian masih rendah. Hal itu terbukti dari penjualan dari bahan-bahan
pertanian sering dijual secara mentah atau tanpa pengolahan akhir. Oleh
karena itu, hasil penjualan dari bahan-bahan pertanian tidak terlalu besar
dikarenakan kurangnya alat teknologi dalam proses pengolahan hasil
pertanian.
Peranan teknologi tepat guna (TTG) di daerah pedesaan sangat
membantu dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Teknologi tepat guna
didesain khusus untuk membantu meningkatkan produksi ekonomi di
masyarakat. Masyarakat dusun Sinom, desa Kedungpoh kecamatan Nglipar
kabupaten Gunung Kidul masih melakukan kegiatan ekonomi secara manual.
Oleh karena itu, masyarakat dusun Sinom, desa Kedungpoh sangat
menginginkan alat tepat guna yang dapat membantu meningkatkan proses
kegiatan ekonomi. Dengan kehadiran alat tepat guna tersebut diharapkan
dapat meningkatkan hasil produksi peternakan dan pertanian dengan
memaksimalkan memanfaatkan potensi-potensi di daerah Kedungpoh.
Kegiatan ini diimplementasikan pada Progam yang berjudul Optimalisasi
Produk Mahasiswa Berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) Dalam Rangka
Mendukung Ketahanan Pangan Guna Mencapai Desa Mandiri Di Dusun
Sinom, Desa Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul, Yogyakarta.








3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang ada
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara untuk menjadikan Dusun Sinom, Desa Kedungpoh,
Nglipar, Gunung Kidul, Yogyakarta menjadi desa mandiri yang mampu
meningkatkan taraf perekonomian?
2. Program apa yang perlu direncanakan dan dilaksanakan dalam kegiatan
bina desa di Dusun Sinom, Desa Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul,
Yogyakarta?
3. Bagaimana cara memaksimalkan potensi di Dusun Sinom, Desa
Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul, Yogyakarta?
4. Bagaimana cara pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mempertahankan
pangan di Desa Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul, Yogyakarta?

C. Tujuan Penulisan
Karya tulis ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah :
1. Mengetahui cara untuk menjadikan Desa Kedungpoh, Nglipar, Gunung
Kidul, Yogyakarta menjadi desa mandiri yang mampu meningkatkan taraf
perekonomian.
2. Menentukan program dalam kegiatan bina desa di Dusun Sinom, Desa
Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul, Yogyakarta.
3. Mengetahui cara memaksimalkan potensi di Dusun Sinom,Desa
Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul, Yogyakarta.
4. Mengetahui pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mempertahankan
pangan di Dusun Sinom, Desa Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul,
Yogyakarta.






4

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Hasil Pertanian
Singkong atau cassava sudah sejak lama dikenal masyarakat
sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah
sebagai bahan baku makanan olahan. Keripik singkong misalnya,
panganan ini sudah lama menjadi makanan kecil atau cemilan yang
banyak disukai orang. Bahkan, keripik singkong sudah memasuki pasar
ekspor untuk dijadikan sebagai makanan ringan.
Gunung kidul merupakan salah satu Kabupaten di Yogyakarta
dengan hasil pertanian utama berupa singkong, jagung dan kacang-
kacangan, ini disebabkan karena keadaan topografis yang cenderung
kurang subur, minim air dan berdaya dukung rendah untuk ditanami
karena lahan tanah yag terdiri dari bebatuan. Hal ini yang memaksa para
petanit etap bertani di lahan kering tersebut. Hasil pertanian yang ada
kemudian diolah sebagai bahan panganan pokok, seperti singkong.

Gambar.1 Hasil Pertanian Singkong
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH)
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengembangkan
singkong sebagai komoditas argoindustri. Kepala DPTPH Gunungkidul,
Dwinggo Nirwanto, mengatakan pihaknya terus mengembangkan
berbagai potensi pertanian di Gunungkidul salah satunya mengoptimalkan
produksi singkong. Pengembangan singkong sebagai komoditas
5

agroindustri karena sebagian besar penduduk Gunungkidul bertempat
tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani.
B. Teknologi Tepat Guna
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai
kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu, eksakta dan
berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah ilmu atau cara tentang
menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan
kenyamanan manusia.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu
masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek aspek
lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat
yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna
haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat,
dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus
utama, yang pada umumnya berisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan.














Gambar.2 Salah satu teknologi tepat guna dibidang pertanian

Alat-alat tepat guna secara langsung dihibahkan kepada kelompok
masyarakat yang mempunyai potensi-potensi yang dapat meningkatkan
taraf hiduf masyarakat tersebut.


6

C. Desa Mandiri
Desa Mandiri adalah desa yang bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri dan tidak semata tergantung dengan bantuan dari pemerintah.
Kalau ada bantuan dari pemerintah, sifatnya hanya stimulant atau
perangsang, Serta ada kerjasama yang baik, tidak tergantung dengan
bantuan pemerintah, sistem administrasi baik, pendapatan masyarakat
cukup. Supaya lebih berdaya, masyarakat perlu menghormati aturan,
kelestarian sumberdaya alam, memiliki kemampuan keahlian,
ketrampilan, sumber pendapatan cukup stabil, semangat kerja yang tinggi,
memanfaatkan potensi alam untuk lebih bermanfaat dengan menggunakan
teknologi tepat guna, mampu menyusun dan melaksanakan pembangunan
desanya.
Tingkatan-tingkatan atau level dalam pembentukan desa,
digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu desa mitra, desa binaan, dan desa
mandiri. Desa Mandiri mampu mengatur dan membangun desanya dengan
memaksimalkan potensi yang ada di desa dan kemampuan masyarakatnya
dan tidak tergantung pada bantuan pihak luar.
D. Lembaga Penyelenggara Kegiatan
Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY yang lebih dikenal dengan
IKIP Yogyakarta, merupakan perguruan tinggi yang mempunyai ranah
kependidikan. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai lembaga perguruan
tinggi dengan menggunakan asas Tri Dharma Peruguruan yang menjadi
landasannya. Tri Dharma Perguruan Tinggi diantara lain pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dalam hal pengabdian masyarakat banyak kegiatan yang kurang
tersentuh oleh kita sebagai mahasiswa dan UNY sebagai perguruan tinggi.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mempunyai potensi yang
banyak berkaitan hasil-hasil mahasiswa. Banyaknya hasil-hasil mahasiswa
yang sudah diciptakan oleh mahasiswa, terkadang juga mempunyai masalah
besar bagi keberlanjutan di kampus. Sangat ironis ketika banyaknya hasil-
hasil mahasiswa tidak termanfaat sebagaimana mestinya. Hasil-hasil tersebut
7

hanya digunakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan belaka. Oleh karena
itu akan lebih bijak ketika hasil-hasil produk mahasiswa tidak hanya
digunakan sebagai persyaratan kelulusan, akan tetapi dapat termanfaatkan
kepada masyarakat lulus. Jadi birokrasi jurusan di Fakultas Teknik UNY pada
khususnya atau lembaga penyelenggara kegiatan harus bisa memanfaatkan
hasil-hasil produk mahasiswa kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.























8

BAB III
METODE PENULISAN
A. Desain Penulisan
Karya tulis yang berjudul Optimalisasi Produk Mahasiswa Berbasis
Teknologi Tepat Guna (TTG) Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan
Guna Mencapai Desa Mandiri ini merupakan kajian literatur. Karya tulis ini
berjenis diskriptif kualitatif. Langkah penulisan dimulai dari pendiskripsian
optimalisasi produk mahasiswa yang berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG)
yang dihubungkan untuk mendukung ketahanan pangan guna mencapai desa
mandiri.
Dalam penulisan digambarkan potensi yang terdapat di daerah Sinom,
yang belum dioptimalkan dengan baik. Berbagai potensi-potensi yang
terdapat di daerah tersebut akan memajukan dari segi ekonomi dengan
pengoptimalkan produk mahasiswa yang berbasis Teknologi Tepat Guna
(TTG).
Sumber sumber data yang diambil berdasarkan beberapa sumber,
baik dari wawancara warga maupun fenomena yang terjadi dengan fakta yang
ada. Analisa dilakukan dengan cara mengambil kesimpulan dari data yang
disajikan serta merujuk dari pendapat berbagai sumber. Solusi yang
ditawarkan disesuaikan dengan kemungkinan kemungkinan pelaksanaan
yang dapat dicapai. Adapun kerangka berpikir dari karya tulis ini adalah :








Diagram 1. Model Pengembangan Progam
Sosialisasi
Analisis
kebutuhan
Pemeriksaan
mesin-mesin
di bengkel
PT mesin
Penyaluran
Mesin Ke
Masyarakat
Sosialisasi
Produk
Monitoring
Progam
9

B. Waktu dan Tempat Penulisan
Karya tulis ini dibuat pada tanggal 15 Mei 2013, yang bertempat di
Yogyakarta. Namun ide penulisan karua tulis ini sudah muncul sejak tanggal
11 Juli 2012.

C. Teknik Penulisan
Untuk mencapai tujuan program, tahapan teknik pelaksanaannya
sebagai berikut :
a. Mencari acuan dari literatur
Pencarian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya tentang desa yang akan dituju.
b. Observasi
Pengamatan dilakukan guna mendapatkan data riil dilapangan. Data
hasil pengamatan lebih ditargetkan untuk data tempat, yaitu seberapa
potensial tempat yang dituju
c. Identifikasi masalah
Tahap ini untuk mencari permasalahan desa yang dituju.
d. Merumuskan strategi pelaksanaan kegiatan program.
Merumuskan solusi berupa strategi yang sesuai dengan potensi di desa
Kedungpoh.
e. Sosialisasi program
Mensosialisasikan progam kepada masyarakat Dusun Sinom, Desa
Kedungpoh agar progam yang diusulkan dapat diterima.
f. Pelatihan progam
Melatih kemampuan masyarakat sesuai dengan kegiatan progam
g. Pelaksanaan kegiatan
Program dijalankan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
h. Pendampingan.
Me-monitoring pelaksanaan program untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang akan terjadi di lapangan.
i. Evaluasi kegiatan
10

Evaluasi kegiatan program yang dilaksanakan. Mulai dari pemanfaatan
kotoran menjadi biogas dan optimalisasi alat teknologi tepat guna pada
kegiatan ekonomi pertanian masyarakat Sinom, desa Kedungpoh.





























11

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Diskripsi Gambaran Umum Masyarakat
Desa Kedungpoh terletak di kecamatan Nglipar, kabupaten
Gunung Kidul sekitar 45 km dari kampus Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY). Luas wilayah kelurahan Kedungpoh 10.079.9830 Ha. Letak
geografis desa Kedungpoh terletak didataran tinggi dengan batas wilayah
bagian selatan berbatasan dengan desa Nglipar, barat berbatasan dengan
desa Pengkol, utara berbatasan dengan desa Mertulu, dan bagian timur
berbatasan dengan desa Katongan. Desa Kedungpoh memiliki jumlah
penduduk sebanyak 5417 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 2713 jiwa (50.083%), perempuan sebanyak 2704 jiwa
(49,917%) dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1616 KK. Desa
Kedungpoh terletak didatarn tinggi, sehingga sumber daya alam yang
dimiliki berupa batu hitam, kayu jati, batu putih, batu krikil, batu gunung,
dan pasir urug.
Pendukung utama perekonomian Dusun Sinom, Desa
Kedungpoh berasal dari sektor pertanian, peternakan, dan perhutanan. Dari
ketiga sektor tersebut padukuhan yang ada di Desa Kedungpoh membuat
kelompok-kelompok tani yang menjalankan ketiga sektor tersebut dan
membuat satu kelompok gabungan dari seluruh padukuhan yang disebut
gapuktan. Hasil pertanian masyarakat Kedungpoh yaitu padi, singkong
atau ubi kayu, dan jagung. Karena dari segi pertanian yang tidak banyak
menghasilkan hasil maka sebagian masyarakat menggunakan lahan
mereka untuk menanam pohon dengan kegiatan hutan rakyat.
Pertanian di Dusun Sinom, Desa Kedungpoh dalam mengolah
hasilnya masih secara manual atau tradisional, misalnya singkong atau ubi
kayu masyarakat mengolah hasil ubi kayu yang dipanen dijadikan gaplek,
apabila dijual harganya tidak seimbang dengan proses penanamannya
dengan harga Rp 1.800,-/kg. Sehingga perlu adanya pengolahan lebih
lanjut agar harga jualnya lebih tinggi, misalnya dibuat kripik singkong.
12

Jagung dan payading dalam pengolahannya hanya manual untuk
merontokan bijinya, sehingga diperlukan alat tepat guna dalam membatu
pengolahan hasil pertanian tersebut.
Dari segi peternakan masyarakat Dusun Sinom, Desa
Kedungpoh mulai merintis peternakan unggas, kambing, dan sapi,
kegiatan peternakan ini dilakukan diseluruh dukuh yang berada didesa
Kedungpoh dan pada tahun 2009 setiap kelompok mendapatkan bantuan
sapi dari pemerintah sebanyak 15 ekor sedangkan jumlah sapi yang ada di
dusun Sinom, desa Kedungpoh 500 ekor. Sehingga banyak menghasilkan
kotoran ternak yang kurang dimaksimalkan. Kotoran tersebut hanya
digunakan sebagai pupuk di ladang, padahal dapat digunakan sebagai
biogas untuk membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 3. Peta Kec. Nglipar Gunung Kidul

B. Model Pengembangan
Pengembangan optimalisasi desa di dusun Sinom, desa
Kedungpoh, meliputi optimalisasi peternakan dan pertanian. Optimalisasi
peternakan dengan pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas dan
pemanfaatan alat bubut unggas. Pada bidang pertanian dengan optimalisasi
alat teknologi tepat guna pada kegiatan ekonomi pertanian masyarakat.
13

Optimalisasi peternakan yang dikembangkan adalah
pemanfaatan alat bubut unggas potong pada kandang-kandang unggas
milik warga. Banyaknya kandang-kandang unggas di desa Kedungpoh,
menjadikan daerah tersebut menjadi potensi ayam potong, akan tetapi
proses pembubutannya masih manual. Maka dari itu, pemanfaatan mesin
bubut bulu ayam akan dioptimalkan di desa Kedungpoh, Nglipar Gunung
kidul.

Gambar 4. Kandang Unggas



Gambar 5. Mesin Bubut Bulu Ayam

14

Optimalisasi pertanian yang dikembangkan adalah memaksimalkan
fungsi alat teknologi tepat guna pada kegiatan ekonomi pertanian
masyarakat. Hasil pertanian skala besar yaitu singkong, padi, dan jagung.



Gambar 6. Hasil Pertanian Jagung

Gambar 7. Hasil Pertanian Singkong
15


Gambar 8. Hasil Pertanian Padi

Pertanian di Dusun Sinom, Desa Kedungpoh dalam mengolah
hasilnya masih secara manual atau tradisional, misalnya singkong atau ubi
kayu. masyarakat mengolah hasil ubi kayu yang dipanen dijadikan gaplek,
apabila dijual harganya tidak seimbang dengan proses penanamannya. Dari
hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa harga gaplek Rp 1.800,-/kg,
jika dibuat kripik singkong nilai jualnya Rp 15.000,-/kg.
NO Jenis olahan Harga jual (Rp)
1 Gaplek 1.500
2 Kripik Singkong 15.000
Tabel 1. Perbandingan Hasil olahan singkong
Dengan melihat tabel diatas dapat dibandingkan hasil olahan
singkong. Hasil pengolahan singkong menjadi kripik singkong menggunakan
bantuan mesin perajang singkong akan berdampak signifikan dengan hasil
yang diharapkan, oleh karena perlu adanya pengolahan lebih lanjut agar
harga jualnya lebih tinggi.
Kendala yang dihadapi dari sektor pertanian adalah proses
pengolahan masih menggunakan sistem manual. Menggunakan pengolahan
manual akan membutuhkan waktu yang lama dan hasil produksi yang tidak
maksimal (harga jual rendah). Maka dari itu, pemanfaatan mesin-mesin
16

teknologi tepat guna akan dioptimalkan di desa Kedungpoh, Nglipar Gunung
kidul.


Gambar 9. Mesin Pemipil Jagung

Gambar 10. Mesin Pengiris Singkong

Banyaknya hasil karya mahasiswa jurusan pendidikan mesin, akan
lebih baik dimanfaatkan ke masyarakat daripada hanya terdiam di
bengkel/gudang. Meskipun rangka mesin masih tegak berdiri, akan tetapi
17

komponen-komponen banyak yang mengalami kerusakan, bahkan motor
listriknya sudah tidak ada.














Gambar 11. Mesin-mesin di bengkel P.T Mesin
C. Pendampingan Progam
Pendampingan progam akan melibatkan masyarakat desa tersebut
sepenuhnya. Peran pelaksana progam hanya sebatas menghibahkan suatu
teknologi tepat guna, dan mensosialisasikannya di masyarakat. Selain itu juga
terdapat sosialisasi terhadap hasil olahan agar mendapatkan nilai jual yang
lebih tinggi.
Upaya yang harus dilakukan agar progam berjalan secara
berkelanjutan adalah adanya usaha masyarakat untuk terus berinovasi dalam
proses pengolahan bahan. Serta proses pengolahannya didukung dengan alat
teknologi tepat guna, supaya mendapatkan hasil yang bernilai jual tinggi.
Secara umum proses pelaksanaan



Diagram 2. Model umum proses pelaksanaan

D. Sistem Pelaksanaan Progam
Pelaksanaan program ini dilakukan melalui beberapa tahap. Dari
observasi alat yang ada di bengkel P.T. Mesin kemudian observasi tempat di
Hibah Mesin
Sosialisasi Alat Sosialisasi Hasil Olahan
18

daerah yang memiliki potensi pengembangan yang ditujukan di daerah
Gunung Kidul sampai melakukan pendampingan dalam pelaksanaanya.
Dibawah ini akan digambarkan sistem pelaksanaan program ini.































Diagram 3. Alur pelaksanaan progam

Observasi desa
Perbaikan alat
Pemilihan alat
Identifikasi
masalah
Observasi bengkel alat
Sosialisasi alat
Distribusi mesin ke
desa
Monitoring Progam
Praktik alat
Pendampingan
Evaluasi
19

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melalui pengkajian dan pembahasan yang dilakukan mengenai krisis
teknologi pangan yang sedang merebak dimasyarakat dapat disimpulkan :
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu
masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspekaspek
lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi
masyarakat yang bersangkutan.
Peranan teknologi tepat guna (TTG) didaerah pedesaan sangat
membantu dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Teknologi
tepat guna didesain khusus untuk membantu meningkatkan produksi
ekonomi di masyarakat.
Desa Mandiri adalah desa yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri
dan tidak semata tergantung dengan bantuan dari pemerintah.
Desa Mandiri mampu mengatur dan membangun desanya dengan
memaksimalkan potensi yang ada di desa dan kemampuan
masyarakatnya dan tidak tergantung pada bantuan pihak luar.
B. Saran
Seharusnya seluruh pemerintah dapat membantu dalam
pembangunan desa mandiri sehingga masyarakat dapat hidup dan
mengembangkan potensi daerahnya dengan baik. Semua perguruan tinggi
negeri maupun swasta di harapkan membuat sebuah pembinaan dan
bimbingan tentang kemandirian dan cara mengelolapotensi yang ada.
Progam bina desa dengan mengoptimalkan teknologi tepat guna ini
memang bukan proses kegiatan yang instan, tetapi masih ada proses
keberlanjutan terus-menerus kontinyu. Setelah progam ini sudah berakhir
sesuai jadwal, diharapkan desa yang bersangkutan masih bisa
mengembangkan potensi daerahnya oleh karena itu tetap ada monitoring
diluar dari agenda yang terjadwal.
20

DAFTAR PUSTAKA

Chrisiana,Wanda. UPAYA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER
BAGI MAHASISWA. Jurnal teknik industri vol. 7, no. 1, juni 200c5: 83 - 90
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-
smp/). Diakses pada 18 April 2011.
(http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id
=1540:pendidikan-karakter-sebagai-pondasi-kesuksesan-peradaban-
bangsa&catid=143:berita-harian) Diakses pada 18 April 2011.
(http://umum.kompasiana.com/2010/04/25/apa-penyebab-orang-bohong/),
Diakses pada 17 April 2011.
Brooks, D., 2005. Increasing Test Score and Character Education The
Natural Connection,
http://www.youngpeoplespress.com/Testpaper.pdf.



























21

LAMPIRAN

Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Ficky Fristiar
b. NIM : 10503241009
c. Fakultas/Program studi : Tknik/Pendidikan Teknik Mesin
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e. Nomor Telepon : 085641969741
f. Alamat Email : the_fristiar@yahoo.co.id
g. Alamat : Besito Rt 06 Rw 03 No. 46 Gebog
Kudus
h. Penghargaan yang diraih : - Juara III LTIM 2011 Yogyakarta
- Juara II Mechanical Fair UNY DIY
- Juara I IED Universitas Indonesia


2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Galih Chandra Pratama
b. NIM : 10503241018
c. Fakultas/Program studi : Teknik/Pendidikan Teknik Mesin
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e. Nomor Telepon : 085758918146
f. Alamat Email : artha_chandra@yahoo.co.id
g. Alamat : Gajihan Rt 43 Rw 13, Pandes Wedi
Klaten
h. Penghargaan yang diraih : - Juara II Mechanical Fair UNY DIY
- Juara I IED Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai