Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA
PANAS PELARUTAN ( Hs)



DISUSUN OLEH:


Anggik Pratama 0613 3040 0289
Astri Handayani 0613 3040 0290
Bella Anggraini 0613 3040 0291
Beryl Kholif Arrahman 0613 3040 0292
Deka Pitaloka 0613 3040 0293
Diah Lestari 0613 3040 0294
Dorie Kartika 0613 3040 0295

Kelompok : 1 (2 ka)
Instruktur : Ir. Hj. Aisyah Suci Ningsih, S.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2013/2014
PANAS PELARUTAN ( Hs)


I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuSO
4
.5H
2
O dan CuSO
4
.
2. Dapat menghitung panas reaksi dengan menggunakan Hukum
HESS.

II. ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN
1. Alat-alat yang digunakan :
- Kalorimeter 1
- Mortar 1
- Thermometer 0-100 2
- Gelas kimia 100ml 1
- Heater 1
- Stopwatch 1
- Oven 1
- Gelas ukur 100ml 1
- Kaca arloji / kertas timbang 1
- Neraca analitik 1
- Botol aquadest 1

2. Bahan Kimia yang digunakan :
- CuSO
4
.5H
2
O 5 gram
- CuSO
4
anhidrat 5 gram
- Aquadest

III. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)



IV. DASAR TEORI

Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa
disebut panas pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas
hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia, energy ionisasi bila
senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi. Pada umumnya
panas pelarutan untuk garam-garam netral dan tidak mengalami
dissosiasi adalah positif, sehingga reaksinya isotermis atau larutan akan
menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung sacara adiabatis.
Panas hidrasi, khususnya dalam system berair, biasanya negative dan
relative besar. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa
tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature
dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya.

Jadi panas pelarut standar didefinisikan sebagai perubahan
entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut
dilarutkan dalam n
1
mol pelarut pada temperature 25 C dan tekanan 1
atmosfer.

Kalor pelarutan adalah entalpi dari suatu larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut, relative terhadap zat terlarut atau
pelarut murni pada suhu dan tekanan sama. Entalpi suatu larutan pada
suhu T relative terhadap pelarut dan zat terlarut murni pada suhu T
0

dinyatakan sebagai :

H = n
1
H
1
+ n
2
H
2
+ n
2
Hs
2

Dimana :
H = entalpi dari n
1
+ n
2
mol larutan dari komponen 1 dan 2 pada suhu T
relative terhadap temperature T
0
.
Hs
2
= panas pelarutan integral dari komponen 2 pada suhu T.

Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan
mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H
2
O
dan tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum HESS
dapat dihitung panas reaksi :
CuSO
4
(s) + aq CuSO
4
.5H
2
O
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi
kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung
kepada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.

Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO
4
(s) + aq CuSO
4
(aq) = a kj
CuSO
4
.5H
2
O (s) + aq CuSO
4
(aq) + 5H
2
O (aq) = b
kj
Sehingga : CuSO
4
(s) + 5H2O (aq) CuSO
4
.5H
2
O (s) =
(a - b) kj.

PANAS PELARUTAN

Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses
penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada
suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu
entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi
pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut
dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah
air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:

X + n H
2
O X. nH
2
O H
r
= ........kJ

Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan
ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam
percobaan kita kali ini adalah CuSO
4
:

CuSO
4
+ 5 H
2
O CuSO
4
. 5 H
2
O H
r
= ........kJ

Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air
mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai
kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut
yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetai dapat
melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan
anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa
yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.

Salah satu sebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik
ialah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga
ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini
disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Tetapan
dielektrik adalah suatu tetapan yang menunjukkan kemampuan molekul
mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan listrik
yang tedapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat
mengarah pada menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat di
sekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarik menarik muatan yang
belawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan
dielektrik besar.

Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa
yaitu CuSO
4
.5H
2
O dan CuSO
4
anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa
sangat sulit untuk ditentukan, tetapi dengan menggunakan hukum Hess
panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung. Hukum Hess
menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi
untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak
bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan
akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau
lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor
tahapan reaksinya. Oleh karena itu hukum Hess disebut juga hukum
penjumlahan kalor.

Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti
reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika (pelarutan, peleburan dsb
)
satuan tenaga panas = kalori ; joule (1 joule = 0.24 kal);KJ ; Kkal
Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada reaksi-reaksi
kimia dipakai calorimeter

Besarnya panas reaksi bisa dunyatakan pada :
tekanan tetap ; qp = H
volume tetap ; qv = U

Hubungan H dan U : H = U+P V
H
= + maka panas diserap, reaksi endoterm
U

H
= - maka panas dilepaskan, reaksi eksoterm
U
Panas reaksi dipengaruhi oleh :
- jumlah zat yang bereaksi
- Keadaan fisika
- Temperatur
- Tekanan
- Jenis reaksi (P tetap atau V tetap)

Dalam menuliskan reaksi kimia harus dituliskan wujud, koefisien
dan kondisi percobaan.
Misalnya :
reaksi pebentukan CO2 pada 1 atm dan 298 K
C(grafit)+ 2O2(g) CO2 (g) +393,515 kj
perubahan energi dilakukan pada tekanan tetap (tekanan atmosfir)
sehingga berlaku :
H = qp

Tinjau Reaksi : aA + bB cC + dD + x kJ
jika entalpi pereaksi = H1
entalpi hasil reaksi = H2
Maka :
H1 = H2 + x kJ
H2-H1 = -x kJ
H = -x kJ
Hukum Hess : Entalpi merupakan fungsi keadaan, karena itu
perubahannya tidak tergantung pada jalannya proses, tetapi hanya
tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir
Reaksi:
C + O2 CO H1
CO + O2 CO2 H2

C + O2 CO2 H3


Berdasarkan hukum Hess maka :

H3 = H1+ H2
Macam-macam Panas /Perub entalpi :
Panas atomisasi : Panas yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol
zat dalam bentuk gas dari keadaan yang paling stabil pada keadaan
standar . Contoh :
C grafit C(g) H = 716,68 Kj

Panas penguapan standar : panas yang diperlukan untuk
menguapkan 1 mol zat cair menjadi upanya pada keadaan standar
contoh :
H2O(l) H2O(g) H=44,01 Kj

Panas peleburan standar : panas yang diperlukan atau dilepas pada
peleburan .
Contoh :
H2O(s) H2O(l) H = 6,0 Kj

Panas pelarutan integral: Panas yang timbul atau diserap pada
pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut. Besarnya tergantung jumlah zat
pelarut dan zat terlarut.
Panas pengenceran integral : panas yang timbul atau diserap jika
suatu larutan dengan konsentrasi tertentu diencerkan lebih lanjut
dengan menambahkan pelarut

Panas pelarutan diferensial = panas yang timbul atau diserap jika 1
molzat terlarut ditambahkan ke dalam sejumlah besar larutan tanpa me-
ngubah konsentrasi larutan.

Panas Pengenceran diferensial : Panas yang timbul atau diserap jika
1 mol pelarut ditambahkan ke dalam sejumlah larutan tanpa mengubah
konsentrasi larutan tersebut.

Panas netralisasi : panas yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol
ekivalen asam kuat tepat dinetralkan oleh 1 mol ekivalen basa kuat.

Panas Hidrasi : panas yang timbul atau diperlukan pada
pembentukan hidrat.
Contoh :

CaCl2 (s) + 2H2O (l) CaCl2 .2H2O (s) H = -7960 kal

V. CARA KERJA
A. Menentukan tetapan harga kalorimeter
1. Memasukkan aquadest ke dalam calorimeter sebanyak 50ml.
2. Mengukur dan mencatat suhu air dalam calorimeter (t1).
3. Memanaskan air sebanyak 50ml ke dalam gelas kimia 100ml
10 di atas temperature kamar (t2).
4. Menuangkan air yang telah dipanaskan ke dalam calorimeter.
5. Mengaduk dan mencatat suhu campuran yang merupakan suhu
tertinggi (t3).

B. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi
1. Memasukkan aquades ke dalam calorimeter sebanyak 100ml
dan mengaduknya.
2. Suhu mula-mula dicatat dan setiap 30 detik sampai suhu tidak
berubah.
3. Menambahkan 5 gram CuSO
4
ke dalam calorimeter dan
mengaduknya.
4. Mencatat perubahan suhu setiap 30 detik selama 5 menit.
5. Mengulangi langkah a sampai dengan d dengan menggunakan
serbuk CuSO
4
anhidrat.


Catatan :
Serbuk CuSO
4
penta hidrat dihaluskan pada mortar.
Serbuk CuSO
4
anhidrat diperoleh dengan jalan memanaskan CuSO
4
penta hidrat sampai warnanya berubah dari biru menjadi putih. Simpan
dalam desikator sampai dingin dan selanjutnya ditimbang.


VI. KESELAMATAN KERJA
Dalam menjaga keselamatan kerja usahakan dalam bekerja hati-
hati dan menggunakan jas lab dan kaca pelindung. Jika anggota tubuh
kena bahan kimia uang digunakan cuci dengan air yang mengalir.

VII. DATA PENGAMATAN
1. Menentukan harga kalorimeter
Suhu air mula-mula (t1) = 29
(t2) = 39
(t3) = 31.5

No Waktu (s) Suhu () t3
1 30 32
2 60 32
3 90 32
4 120 32
5 150 31
6 180 31
7 210 31
8 240 31
Rata-rata 31.5



2. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi

T Waktu
(s)
Penambahan CuSO
4

hidrat ()
Penambahan CuSO
4

anhidrat ()
T4 0 29 30
T5 30 29 31
T5 60 29 31
T5 90 29 30
T5 120 29 30
T5 150 29 30
T5 180 29 30
T5 210 29 30
T5 240 29 30
T5 270 29 30
T5 300 29 30




Serbuk CuSO
4
penta hidrat = 5 gram
Serbuk CuSo
4
anhidrat = 5 gram

VIII. PERHITUNGAN

a. Menentukan tetapan calorimeter
V air= 50 ml
p air = 1 gr/ml
m air = 50 ml x 1 gr/ml
= 50 gr

Cp= 4,2 J/gr
X= m.cp.(t3-t1)
X= 50 gr. 4,2 J/gr . (31,3-29)
X= 525 Joule

Y= m. cp. (t2-t3)
Y= 50 gr. 4,2 J/gr . (39-31.5)
Y= 1575 Joule

Harga calorimeter


=



= 420 J/

b. Menentukan panas pelarutan
CuSO
4
.5H
2
O
N=



N=



N= 0,002 mol

Panas pelarutan

Q= m.cp.(t5-t4) + k (t5-t4)
= 5 gr. 4,2 J/gr . (20-30) + 420 J/ (29-30)
= -21 J 420 J
= - 441 J


Untuk 1 mol CuSO
4
.5H
2
O
CuSO
4
.5H
2
O = -


= -




= 22050 J/mol
= 22,05 KJ/mol


CuSO
4

N=



N=



N= 0,03 mol

Panas pelarutan
Q= m.cp.(t5-t4) + k (t5-t4)
= 5 gr. 4,2 J/gr . (30,2-30) + 420 J/ (30,5-30)
= 4,2 J + 84 J
= 88,2 J

Untuk 1 mol CuSO
4

CuSO
4
= -


=-




= -2940 J/mol
= -2,94 KJ/mol

o Panas reaksi
1. CuSO
4
+ aq CuSO
4
= -4,2 kj/mol
2. CuSO
4
.5H
2
O CuSO
4
+ 5H
2
O = 22,05
kj/mol
Maka :
CuSO
4
+ aq CuSO
4
= -2,94 kj/mol
5H
2
O + CuSO
4
CuSO
4.
5H
2
O + aq = -22,05 kj /mol +
CuSO
4
+ 5H
2
O CuSO
4.
5H
2
O = -24,99 kj/mol

aq permol = -24,99 kj/mol x 5 mol
= -124, 95 kj
















IX. ANALISA PERCOBAAN

Pada praktikum ini, telah dilakukan percobaan yaitu mengenai Panas
Pelarutan. Praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan panas pelarutan dari
CuSO
4
.5H
2
O dan CuSO
4
, serta dapat menghitung panas reaksi dengan
menggunakan hukum Hess. Panas pelarutan adalah perubahan entalpi yang
menyerupai dan menyertai pelarutan suatu senyawa. Panas pelarutan ini dapat
meliputi panas hiddrasi yang menyertai pencampuran secara kimia. Pada
praktikum ini digunakan dua bahan kimia yaitu CuSO
4
.5 H
2
O sebagai pentahidrat
dan CuSO
4
sebagai anhidrat.
Adapun proses yang dilakukan dalam percobaan ini ialah menentukan
harga tetapan kalorimeter dan panas pelarutan dari panas reaksi. Pada proses
penentuan tetapan harga kalorimeter dilakukan dengan menggunakan data t1, t2,
dan t3. T1 merupakan suhu air dingin yang dimasukkan ke dalam kalorimeter. T2
merupakan suhu air dingin yang dipanaskan 10 C di atas suhu kamar. T3
merupakan suhu air dingin dan air panas dicampurkan di dalam kalorimeter. Air
panas akan memberikan kalor atau panas dan air dingin akan menyerap kalor
tersebut sehingga suhu campuran akan konstan. Proses pengukuran suhu ini
dilakukan selama 4 menit dan setiap 30 detik dicatat suhu yang terbaca pada
termometer.
Pada proses penentuan panas pelarutan dan panas reaksi menggunakan
CuSO
4
pentahidrat dan CuSO
4
anhidrat. Sebelum dilakukan percobaan maka
CuSO
4
.5H
2
O dihaluskan dahulu dengan mortar. Bahan baku ini berwarna biru,
dipanaskan hingga berubah warna menjadi putih dan kemudian didinginkan di
dalam desikator. CuSO
4
sebanyak 5 gr dan air 100 ml. CuSO
4
pentahidrat itu
dilarutkan dalam air di kalorimeter kemudian diukur t4 dan t5. T4 merupakan
suhu mula-mula air sebelum ditambahkan CuSO
4
.5H
2
O sedangkan t5 merupakan
suhu saat ditambahkan CuSO
4
.5H
2
O serta suhu diukur selama 5 menit. Setiap 30
detik suhu yang didapat dicatat. CuSO
4
anhidrat yang telah dipanaskan adalah 10
gram. Zat ini dibuat dengan volume yang berlebih karena untuk mengantisipasi
kehilangan uap air sehingga dibuat dengan volume berlebih.

X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu
sistem apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1 mol pelarut pada
termometer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi entalpi yaitu : jumlah zat,
temperatur, sifat zat terlarut dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhir
larutan.
Tetapan calorimeter (K) = 420 j/
Panas rekasi CuSO
4
.5H
2
O,
Panas larutan pada :
CuSO
4
= 88,2 j
CuSO
4
.5H
2
O = - 441 j
Panas pelarutan untuk 1 mol pada :
CuSO
4
= - 2,94 kj/mol
CuSO
4
.5H
2
O = 22,05 kj/mol.



XI. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Palembang:
POLSRI
Supadi. 2012. Panas Pelarutan. http://www-supadi.blogspot.com.
Diakses pada 10 Juni 2014.








XII. GAMBAR ALAT







kalorimeter mortar gelas kimia








termometer gelas ukur heater






Stopwatch kaca arloji
Botol aquadest

Anda mungkin juga menyukai