Anda di halaman 1dari 9

GANGREN PULPA

04/11/2011
BAB I
PENDAHULUAN

Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem
pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang
rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa
yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih
hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu
penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik
(mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila
terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri,
karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa
dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat
lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada
dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa
terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan
dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa
sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi
peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga
timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih
dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai
dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada
lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin
kuman.
Berikut ini akan dipaparkan sebuah laporan kasus mengenai gangren pulpa yang dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri pada karies gigi, yang dirawat di RSUD Kanjuruhan.
BAB II
STATUS PASIEN

2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Mayeroh
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Karang suko Pagelaran
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Periksa : 21 Desember 2010
Konsul dari : Menderita : -

2.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Gigi berlubang sebelah kanan bawah, terasa ngilu saat dibuat makan
lubang sudah lama sekitar 7 bulan pasien menginginkan cabut gigi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Linu saat dibuat makan (+), bengkak (-), Panas (-)
3. Riwayat Perawatan
Gigi : Pasien pernah cabut gigi di puskesmas
Jar.lunak rongga mulut dan sekitarnya : Pasien tidak pernah memeriksakan.
1. Riwayat Kesehatan :
- Kelainan darah : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan endokrin : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan Jantung : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan nutrisi : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan kulit/kelamin : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan pencernaan : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan Imunologi : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan respiratori : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan TMJ : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Tekanan darah : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Diabetes Melitus : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Lain-lain : -
1. Obat-obatan yang telah/sedang dijalani : saat ini pasien tidak melaksanakan
pengobatan lain.
2. Keadaan sosial/kebiasaan : cukup,
3. Riwayat Keluarga :
- Kelainan darah : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan endokrin : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Diabetes melitus : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan jantung : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan syaraf : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Alergi : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- lain-lain : -

2.3 PEMERIKSAAN FISIK
1. Ekstra Oral
- Muka : simetris
- Pipi kiri : tampak normal
- Pipi kanan : tampak normal
- Bibir atas : tampak normal
- Bibir bawah : tampak normal
- Sudut mulut : tampak normal
- Kelenjar submandibularis kiri : tidak teraba
- Kelenjar submandibularis kanan : tidak teraba
- Kelenjar submental : tidak teraba
- Kelenjar leher : tidak teraba
- Kelenjar sublingualis : tidak teraba
- Kelenjar parotis kanan : tidak teraba
- Kelenjar parotis kiri : tidak teraba


1. Intra Oral
- Mukosa labial atas : tampak normal
- Mukosa labial bawah : tampak normal
- Mukosa pipi kiri : tampak normal
- Mukosa pipi kanan : tampak normal
- Bukal fold atas : tampak normal
- Bukal fold bawah : tampak normal
- Labial fold atas : tampak normal
- Labial fold bawah : tampak normal
- Gingival rahang atas : tampak hiperemis
- Gingival rahang bawah : tampak hiperemis
- Lidah : tampak bercak putih
- Dasar mulut : tampak normal
- Palatum : tampak normal
- Tonsil : tampak normal
- Pharynx : tampak normal

2.4 DIAGNOSIS KERJA
Gangren Pulpa 8
Karies 7

2.5 RENCANA PERAWATAN
Pro Ekstraksi 8

1. Pengobatan
- Tab. Amoxicilin 500mg 3 x1
- Tab. Asam mefenamat 500mg 3 x 1

2. Pemeriksaan Penunjang :
Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi : -
Lab.Patologi anatomi : -
Sitologi : -
Biopsi : -
Lab.Mikrobiologi : -
Bakteriologi : -
Jamur : -
Lab.Patologi Klinik : -

3. Rujukan :
Poli Penyakit Dalam : -
Poli THT : -
Poli Kulit & Kelamin : -
Poli Syaraf : -
VI. DIAGNOSE AKHIR :
Gangren Pulpa 8
Karies 7

BAB III
TELAAH KASUS

3.1 DEFINISI
Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem
pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang
rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa
yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih
hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu
penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik
(mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila
terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri,
karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa
dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat
lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada
dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa
terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan
dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa
sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi
peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga
timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih
dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai
dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada
lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin
kuman.

3.2 ETIOLOGI
Etiologi dari gangren pulpa pada dasarnya dimulai oleh terjadinya karies, sedangkan karies
gigi disebabkan oleh 4 faktor/komponen yang saling berinteraksi yaitu:
a) Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : Komposisi gigi, morphologi
gigi, posisi gigi, Ph Saliva, Kuantitas saliva, kekentalan saliva
b) Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam
melalui peragian yaitu ; Streptococcus, Laktobasillus, staphilococus
c) Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung
karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan
membentuk asam
d) Komponen waktu

3.3 PATOGENESIS

Bagan Patifisiologi terjadinya gangrene pulpa
Bakteri + karbihidrat makanan + Kerentanan permukaan gigi + waktu
(Saling tumpang tindih)
Karies superfisialis
Karies Media
Karies Profunda
Radang pada pulpa (Pulpitis)
Pembusukan jaringan pulpa
(ditemukan gas-gas indol, skatol, putresin)
Bau Mulut
Keluar Gas H2S, NH3
Gigi non vital
(Gangren pulpa)

3.5 MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan
demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-
abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah
tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang
perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita
minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa
tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

3.6 DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extra oral dan intra oral).
Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
Karies profunda (+)
Pemeriksaan sonde (-)
Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali kedalam karies,
hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit
Pemeriksaan perkusi (-) Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat,
diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-). pasien tidak merasakan sakit
Pemeriksaan penciuman
Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit kemudian
cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien
Pemeriksaan foto rontgen
Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka
dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

3.7 KOMPLIKASI
Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangrene pulpa,
dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-), dan perkusi (+).
Gangren pulpa Periodontitis
Pemeriksaan sonde (-)
Pemeriksaan perkusi (-)
Reaksi panas/dingin (-)
Pemeriksaan sonde (-)
Pemeriksaan perkusi (+)
Pemeriksaan panas/dingin (-)

Untuk menentukan apakah pulpa masih dapat diselamatkan, bisa dilakukan beberapa
pengujian :
Diberi Rangsang Dingin
Rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat. Pulpa dipertahankan dengan mencabut
bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika nyeri tetap, meskipun rangsang nyeri
sudah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapaty
dipertahankan.
Penguji Pulpa Elektrik
Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan
apakah pulpa masih sehat, jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berarti pulpa
masih hidup
Mengetuk Gigi Dengan Sebuah Alat
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan
tulang dan sekitarnya

Rontgen Gigi
Dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah penyebaran
peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar gigi.
3.8 PENATALAKSANAAN
Tindakan yang dilakukan pada gangrene pulpa yaitu ekstraksi pada gigi yang sakit, karena
pada kondisi ini gigi akan menjadi non-vital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber
infeksi (fokal infeksi).

BAB III
KESIMPULAN
Gangren pulpa adalah Kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya sebagai
kelanjutan proses karies atau trauma. Penyebab dari kematian jaringan pulpa dengan atau
tanpa kehancuran jaringan pulpa. Gambaran Klinis diantaranya tidak ada simtom sakit dan
tanda klinis yang sering ditemui adalah jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk.
Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangrene pulpa,
dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-), dan perkusi (+).

DAFTAR PUSTAKA

1. Gangren pulpa akut.www.medicastore.com. Diakses tanggal 20 Desember 2010.
2. Karies gigi.http//medicascore.com. [Diakses 21 Desember 2010]
3. Karies Gigi. http://id.wikipedia.org/wiki/karies gigi. [Diakses 21 Desember 2010]
4. Tooth Eruption.http://www.adandental.com.au/tooth_eruption_dates.htm [diakses 21
Desember 2010]
5. Dental Topics. http://www.surfcitykidsdds.com/dental_topics.html [diakses 22
agustus 2010]
6. Periodontitis. http://www.indonesian.com [diakses 19 Desember 2010]

Anda mungkin juga menyukai