Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Filariasis merupakan salah satu penyakit tertua yang paling melemahkan yang dikenal di dunia.
Penyakit kaki gajah (filariasis) adalah penyakit menular menahun yang tidak menimbulkan
kematian tetapi menimbulkan kecacatan terbesar didunia setelah kecacatan mental (Depkes RI,
2!).
Limphatic Filariasis atau yang di sebut juga Elephantiasis adalah penyakit parasit dimana cacing
filaria (Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan timori) menginfeksi jaringan limfe (getah
bening). Parasit ini ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi, dan
kemudian menjadi cacing de"asa dan hidup di jaringan limfe. #rang yang terkena penyakit ini
sering tidak dapat melakukan pekerjaan karena kecacatan mereka atau karena sebagian $rang
enggan berdekatan dengan mereka (Depkes RI, 2%).
Parasit filaria de"asa hidup pada sistem limfatik yang merupakan k$mp$nen esensial sistem
pertahanan tubuh yang menghasilkan lar&a immatur mikrofilaria yang bersirkulasi di dalam
darah dan dapat ditemukan setelah enam bulan sampai satu tahun, setelah terinfeksi bisa bertahan
'() tahun. Filariasis merupakan penyakit yang jarang terjadi pada anak(anak, manifestasi
klinisnya timbul setelah bertahun(tahun, biasanya terjadi setelah usia diatas ! tahun pasca
terpapar parasit selama bertahun(tahun (*id$y$n$, 2%).
Di Ind$nesia penyakit +aki ,ajah tersebar luas hampir di seluruh pr$pinsi. -erdasarkan data dari
Riset +esehatan Dasar (Riskesdas) nasi$nal tahun 2., sebanyak % pr$&insi mempunyai
pre&alensi filariasis diatas pre&alensi nasi$nal (Mf rate >1%), yaitu /angr$e 0ceh Darussalam,
+epulauan Riau, D+I 1akarta, /usa 2enggara 2imur, 3ula"esi 2engah, ,$r$ntal$, Papua -arat
dan Papua. 1umlah penderita Filariasis yang dilap$rkan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya
peningkatan. Dalam ' tahun terakhir dari tahun 2! hingga 2% terdapat peningkatan yang
sangat tinggi. Pada tahun 2! jumlah kasus yang dilap$rkan sebanyak 4.'.) kasus. Pada tahun
2% dilap$rkan terdapat )).455 kasus Filariasis di Ind$nesia. 2iga pr$&insi dengan kasus
terbanyak berturut(turut adalah /anggr$e 0ceh Darussalam, /usa 2enggara 2imur dan Papua
(Ditjen PP(P6 Depkes RI, 2%).
Departemen +esehatan Republik Ind$nesia (Depkes RI) telah mencatat sekitar 7 lebih k$ta
atau kabupaten yang mengidap filariasis ini, dengan !)% diantaranya termasuk daerah endemis.
-erdasarkan data Departemen +esehatan, sampai #kt$ber 25 penderita kr$nis filariasis
1
tersebar di !%4 kabupaten8k$ta di Ind$nesia. 3edangkan hasil pemetaan nasi$nal diketahui
pre&alensi mikr$filaria sebesar )59, artinya kurang lebih 7 juta $rang di dalam tubuhnya
mengandung mikrofilaria (cacing filaria) yang mudah ditularkan $leh berbagai jenis nyamuk.
3elain itu, mereka menjadi sumber penularan bagi )2' juta penduduk yang tinggal di daerah
sekitarnya. +ecacatan akibat filariasis dapat dicegah dengan mengikuti peng$batan massal di
"ilayah endemis, menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, juga membersihkan lingkungan
tempat perindukan nyamuk.
*:# sudah menetapkan +esepakatan ,l$bal (he !lobal !oal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a "ublic #ealth problem by he $ear %&%&). Pr$gram eliminasi dilaksanakan
melalui peng$batan massal dengan D;< dan 0lbenda=$l setahun sekali selama ' tahun di l$kasi
yang endemis dan pera"atan kasus klinis baik yang akut maupun kr$nis untuk mencegah
kecacatan dan mengurangi penderitanya.Ind$nesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki
gajah secara bertahap dimulai pada tahun 22 di ' kabupaten. Perluasan "ilayah akan
dilaksanakan setiap tahun.Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu>
*ucheria bancr$fti, -rugia malayi dan -rugia tim$ri. ?ekt$r penular @ di Ind$nesia hingga saat
ini telah diketahui ada 2! spesies nyamuk dari genus 0n$pheles, <uleA, Bans$nia,0edes, dan
0rmigeres yang dapat berperan sebagai &ekt$r penular penyakit kaki gajah.
1.2 Rumusan Masalah
3alah satu strategi utama pr$gram eliminasi Filariasis di Ind$nesia adalah memutuskan mata
rantai penularan dengan peng$batan massal di daerah endemis Filariasis. +$ta Dep$k
sebagai daerah endemis Filariasis telah mengadakan peng$batan massal pada tahun 2%, 25,
2). Dari seluruh kelurahan yang menjadi sasaran peng$batan massal di +$ta Dep$k,
kelurahan dengan persentase angka realisasi minum $bat terkecil ada di +ecamatan
3ukmajaya. Dari 77.'.. penduduk yang dijadikan sasaran minum $bat, hanya !7.!.5 $rang
atau ..9 yang minum $bat. :al ini dapat menjadi fakt$r penghambat dalam keberhasilan
pr$gram eliminasi Filariasis di Ind$nesia, khususnya di +$ta Dep$k.

1.3 Tuuan Pen!uluhan
-erdasarkan rumusan masalah diatas maka penyuluhan ini memiliki tujuan sebagai berikut @
Basyarakat mengetahui penyakit filariasis secara gl$bal
Bengurangi insiden penyakit
Bengurangi &ect$r pemba"a
Bengetahui pencegahan filariasis secara maksimal
Benjalankan peng$batan yang telah ditetapkan
BAB II
2
LANDA"AN TE#RI
FI60RI03I3
Filariasis adalah suatu penyakit yang sering pada daerah subtr$pik dan tr$pik,disebabkan $leh
parasit nemat$da pada pembuluh limfe seperti *uchereria -ancr$fti.
Filariasis disebabkan $leh infeksi cacing yang menyerang jaringan &iscera, parasit ini termasuk
kedalam superfamili Filar$idea, family $nch$rcercidae. Benurut l$kasi kelainan yang
ditimbulkan, terdapat dua g$l$ngan filariasis, yaitu yang menimbulkan kelainan pada saluran
limfe (filariasis limfatik) dan jaringan subkutis(filariasis subkutan).
Penyebab utama filariasis limfatik adalah *uchereria bancr$fti, -rugiamalayi dan -rugia tim$ri
sedangkan filariasis subkutan disebabkan $leh #nch$rcerciaspp. Filariasis limfatik yang
disebabkan $leh *.bancr$fti disebut juga sebagai -ancr$ftian filariasis dan yang disebabkan
$leh -rugia malayi disebut sebagaiBalayan filariasis. Filariasis limfatik ditularkan melalui
gigitan nyamuk 0n$phelesspp., <uleA spp., 0edes spp. dan Bans$nia spp.
Filariasis limfatik merupakan penyebab utama dari kecacatan didaerahendemic sehingga
merupakan masalah kesehatan masyarakat utama.Pada tahun )55.,diperkirakan paling tidak )2%
juta $rang terinfeksi, diantaranya adalah anak usiadiba"ah )' tahun, ))' juta $leh *. bancr$fti
dan )' juta $leh -rugia spp. Penyakit ini tidak dijumpai lagi di 0merika Ctara, 0ustralia, 1epang,
dan di beberapa /egara termasuk <hina. Di Ind$nesia, filariasis merupakan penyakit menular
yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di 1a"a -arat, hingga /$&ember
2%,sebanyak %.' $rang telah p$sitif terjangkit filariasis, bahkan 72 $rang di antaranya
termasuk penderita kr$nik, dengan penyebab utama *.bancr$fti. Pada beberapa
tahun belakangan terjadi peningkatan kasus limfatik filariasis di daerah perk$taan( urban
lymphatic filariasis) yang disebabkan $leh peningkatan p$pulasi penderita di per(k$taan akibat
urbanisasi dan tersedianya &ekt$r di daerah tersebut.
2abel diba"ah menunjukkan berbagai karakteristik penyebab filariasis dan manifestasi klinis utama yang
ditimbulkannya.
3
Perbedaan antara *.bancr$fti dan -. malayi dapat dilihat pada tabel di ba"ah.Perbedaan -.
tim$ri dengan -. malayi adalah "arna selubung dari -. tim$ri adalah biru, sedangkan -. malayi
ber"arna pink, selain itu terdapat pada cephalic space dimana -. tim$ri !@), sedangkan -. malayi
2@)
4

Daur hidup filariasis

6ar&a infektif ( lar&a stadium ! ) ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitannyamuk,
beberapa jam setelah masuk kedalam darah, lar&a berubah menjadi stadium7 yang kemudian
bergerak menuju kelenjar limfe. 3ekitar 5 bulan kemudian lar&a ini berubah menjadi cacing
de"asa jantan dan betina, cacing de"asa ini terutama tinggaldi saluran limfe aferens, terutama di
saluran limfe ekstremitas ba"ah ( inguinal dan$bturat$r ), ekstremitas atas ( saluran limfe
aksila ), dan untuk *.bancr$fti ditambahdengan saluran limfe di daerah genital laki(laki
( epididimidis, testis, k$rda spermatikus ).
Belalui k$pulasi, cacing betina mengeluarkan lar&a stadium )
(bentuk embri$nik8mikr$filaria ) dalam jumlah banyak, dapat lebih dari ). per hari.
Bikr$filaria masuk ke dalam sirkulasi darah mungkin melalui duktus th$racicus,mikr$filaremia
ini terutama sering ditemukan pada malam hari antara tengah malamsampai jam 4 pagi. Pada
saat siang hari hanya sedikit atau bahkan tidak ditemukan mikr$filaremia, pada saat tersebut
mikr$filaria berada di jaringan pembuluh darah paru. Penyebab peri$disitas n$kturnal ini belum
diketahui, namun diduga sebagai bentuk adaptasi ek$l$gi l$kal, saat timbul mikr$filaremia pada
malam hari, pada saatitu pula kebanyakan &ekt$r menggigit manusia. Diduga pula p: darah
yang lebihrendah saat malam hari berperan dalam terjadinya peri$disitas n$kturnal. Darah yang
mengandung mikr$filaria dihisap nyamuk, dan dalam tubuh nyamuk lar&a mengalami pertumbuhan menjadi
lar&a stadium 2 dan kemudian lar&a stadium ! dalam "aktu ) D )2 hari. <acing de"asa dapat
hidup sampai 2 tahun dalam tubuh manusia, rata(rata sekitar ' tahun
+lasifikasi filariasis
5

6imfedema pada filariasis bancr$fti biasanya mengenai seluruh tungkai.6imfedema tungkai ini
dapat dibagi menjadi 7 tingkat, yaitu@
2ingkat ) @ ;dema pitting pada tungkai yang dapat kembali n$rmal (re&ersibel) bila tungkai
diangkat.
2ingkat 2 @ Pitting8 n$n pitting edema yang tidak dapat kembali n$rmal (irre&ersibel) bila
tungkai diangkat.
2ingkat ! @ ;dema n$n pitting, tidak dapat kembali n$rmal (irre&ersibel) bila tungkai
diangkat, kulit menjadi tebal.
2ingkat 7 @ ;dema n$n piting dengan jaringan fibr$sis dan &eruk$sa pada kulit
,ejala klinis filariasis

Banifestasi gejala klinis filariasis disebabkan $leh cacing de"asa pada sistemlimfatik dengan
k$nsekuensi limfangitis dan limfadenitis. 3elain itu, juga $leh reaksi hipersensiti&itas dengan
gejala klinis yang disebut $ccult filariasis
Dalam pr$ses perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan limfangitis dan limfadenitis akut
berulang dan berakhir dengan terjadinya $bstruksi menahun darisistem limfatik. Perjalanan
penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium kestadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari
masa inkubasi dapat dibagi menjadi@
Basa prepaten
Berupakan masa antara masuknya lar&a infektif sampai terjadinyamikr$filaremia yang
memerlukan "aktu kira(kira !. bulan. :anya sebagiandari penduduk di daerah endemik
yang menjadi mikr$filaremik, dan darikel$mp$k mikr$filaremik inipun tidak semua
kemudian menunjukkan gejalaklinis. 2erlihat bah"a kel$mp$k ini termasuk kel$mp$k
yang asimt$matik baik mikr$filaremik ataupun amikr$filaremik.
Basa inkubasi
merupakan masa antara masuknya lar&a infektif hingga munculnya gejala klinis yang
biasanya berkisar antara %()4 bulan.
,ejala klinik akut
menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yangdisertai panas dan malaise. +elenjar yang
terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat mikr$filaremik
ataupunamikr$filaremik.
o Filariasis bancrofti
Pada filariasis yang disebabkan *uchereria bancr$fti pembuluh limfealat kelamin
laki(laki sering terkena disusul funikulitis, epididimitis dan$rchitis. 6imfadenitis
inguinal atau aksila, sering bersama denganlimfangitis retr$grad yang umumnya
sembuh sendiri dalam !()' hari.3erangan biasanya terjadi beberapa kali dalam
setahun.
6
o Filariasis brugia
Pada filariasis yang disebabkan -rugia malayi dan -rugia tim$ri limfadenitis
paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras.
+adang(kadang disertai limfangitis retr$grad. Pembuluh limfemenjadi keras dan
nyeri, dan sering terjadi limfedema pada pergelangan kakidan kaki. Penderita
tidak mampu bekerja selama beberapa hari. 3erangandapat terjadi )2 kali dalam
satu tahun sampai beberapa kali perbulan.+elenjar limfe yang terkena dapat
menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan meninggalkan parut yang khas, setelah !
minggu hingga ! bulan.
o Filariasis bancrofti
+eadaan yang sering dijumpai adalah hidr$kel. Di dalam cairanhidr$kel dapat
ditemukan mikr$filaria. 6imfedema dan elefantiasis terjadi diseluruh tungkai atas,
tungkai ba"ah, skr$tum, &ul&a atau buah dada, denganukuran pembesaran di
tungkai dapat ! kali dari ukuran asalnya. <hyluria dapat terjadi tanpa keluhan,
tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan
kelelahan.
o Filariasis brugia
;lefantiasis terjadi di tungkai ba"ah di ba"ah lutut dan lengan ba"ah.Ckuran
pembesaran ektremitas umumnya tidak melebihi 2 kali ukuran asalnya.
o OCCULT FILARIASIS
2r$pical Pulm$nary ;$sin$filia. -entuk ini terjadi karena hipersensiti&itas sistem
imun penderita terhadapmikr$filaria. Dapat ditemukan keadaan hipere$sin$filia,
Ig; yang tinggi terhadapmikr$filaria, gejala limfaden$pati serta asma br$nkial.
Penyakit paru bersifat restriktif dan kadang $bstruktif. Dapat dijumpai adanya
peningkatan kadar antib$di spesifik antifilaria yang sangat tinggi. ,ejala biasanya
cepat menghilang dengan pemberiandietilkarbamasin sitrat (D;<). -eberapa
keadaan klinis lain seperti arthritis, ten$syn$&itis, fibr$sis end$mi$kardial,
gl$merul$nephritis kadang(kadang merupakan manifestasi klinis dari occult
filariasis. Dari perjalanan penyakitnya filariasis menunjukkan spektrum luas
dalammanifestasi kliniknya, sehingga pada suatu daerah endemik dapat terlihat
indi&idudengan berbagai bentuk status klinik, yaitu@
0mikr$filaremik asimt$matik
0mikr$filaremik simt$matik
Bikr$filaremik asimt$matik
Bikr$filaremik simt$matik
,ejala klinik menahun hidr$kel, elefantiasis,,chyluria'
,ejala menahun
,ejala menahun terjadi )()' tahun setelah serangan akut pertama. Bikr$filaria jarang
ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. ,ejala kr$nis ini
7
menyebabkan terjadinya cacat yangmengganggu akti&itas penderita serta membebani
keluarganya.
Pat$fisi$l$gi filariasis
Parasit memasuki sirkulasi saat nyamuk menghisap darah lalu parasit akanmenuju pembuluh
limfa dan n$dus limfa. Di pembuluh limfa terjadi perubahan darilar&a stadium ! menjadi parasit
de"asa. <acing de"asa akan menghasilkan pr$duk D pr$duk yang akan menyebabkan dilaasi
dari pembuluh limfa sehingga terjadidisfungsi katup yang berakibat aliran limfa retr$grade.
0kibat dari aliran retr$gradetersebut maka akan terbentuk limfedema.
Perubahan lar&a stadium ! menjadi parasit de"asa menyebabkan antigen parasit mengaktifkan
sel 2 terutama sel 2h2 sehingga melepaskan sit$kin seperti I6 ),I6 4, 2/F. 3it$kin ( sit$kin ini akan
menstimulasi sum( sum tulang sehingga terjadi e$sin$filia yang berakibat meningkatnya mediat$r
pr$inflamat$ri dan sit$kin jugaakan merangsang ekspansi sel - kl$nal dan meningkatkan
pr$duksi Ig;. Ig; yang terbentuk akan berikatan dengan parasit sehingga melepaskan mediat$r
inflamasisehingga timbul demam. 0danya e$sin$filia dan meningkatnya mediat$r inflamasi
maka akan menyebabkan reaksi granul$mat$sa untuk membunuh parasit dan terjadi kematian
parasit. Parasit yang mati akan mengaktifkan reaksi inflam dan granul$mat$sa. Pr$ses
penyembuhan akan meninggalkan pembuluh limfe yangdilatasi, menebalnya dinding pembuluh
limfe, fibr$sis, dan kerusakan struktur. :al ini menyebabkan terjadi ekstra&asasi cairan limfa ke
interstisial yang akan menyebabkan perjalanan yang kr$nis.
Resp$n imun pada Filariasis
Pada filariasis sistim imun yang berperan adalah sistim seluler dan hum$ral, kedua sistim ini
berjalan dan saling berk$$rdinasi karena pengaruh sit$kin. Resp$n imun filariasis yang hum$ral
maupun seluler terhadap mikr$filaria terlihat lebih baik pada kel$mp$k amikr$filaremik
dibandingkan kel$mp$k mikr$filaremik
(E)"*+ )EL,LE(
Resp$n imun seluler filariasis telah banyak dipelajari. Peran sel limf$sit pada resp$n seluler
sangat penting. :ilangnya mikr$filaria di peredaran darah dan di $rgan($rgan tempat parasit
tinggal disebabkan $leh peristi"a 0D<< -.ntibo/y 0epen/ent 1ell 1ytoto2icity)' 3ecara in 3itro
telah dibuktikan bah"a bila terdapat antib$di spesifik yang menempel di permukaan badan
mikr$filaria, sel(sel limf$sit terangsang untuk menempel di permukaan badan mikr$filaria,
disusul matinya mikr$filaria.
Pr$ses ini diperkirakan merupakan mekanisme pertahanan pada filariasis. +egagalan resp$n
seluler dapat terjadi pada penyakit yang telah berjalan lama (menahun)> parasit berhasil hidup
8
dan mempertahankan diri di dalam tubuh h$spes. Dalam usaha beradaptasi diri, parasit
mengeluarkan antigen yang dapat mempengaruhi resp$n imun, dan rati$ jumlah sel limf$sit
supres$r (<D%E) dan sel limf$sit helper (<D7E) berubah. 3el <D7E yang jumlahnya rendah
mengakibatkan pr$duksi antib$di spesifik rendah.
(E)"*+ 4M,+*!L*B,L4+
Penelitian resp$n hum$ral pada filariasis, menunjukkan bah"a secara kuantitatif penduduk
daerah endemis yang amikr$filaremik pada umumnya mempunyai kandungan Ig, anti filaria
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang mikr$filaremik. 3ecara kualitatif
gambaran yang ditunjukkan lebih k$mpleks> yaitu pada penderita filariasis bancrofti yang
mikr$filaremik, Ig, anti filaria yang ada mengenal k$mp$nen pr$tein cacing de"asa terutama
pada berat m$lekul F % +d> pada penderita elefantiasis terutama pada berat m$lekul )% +d (
2 +d pada penderita tropical eosinophilia (2P;) k$mp$nen pr$tein yang dikenal berat m$lekul
2 +d ( 2' +d. Pada penderita filariasis malayi Ig, anti filaria dari penduduk yang
amikr$filaremik dengan gej ala klinis mengenal k$mp$nen pr$tein mikr$filaria malayi pada
berat m$lekul )2' +d secara menc$l$k, sedangkan penduduk amikr$filaremik tanpa gejala klinis
Ig, yang ada mengenal k$mp$nen .' +d dan 2' +d.
;mpat macam subkelas Ig, mempunyai struktur bentuk, fungsi dan derajat partisipasi pada
resp$n imun yang masing(masing sangat berbeda> hal ini memberi indikasi bah"a perbedaan tipe
resp$n imun yang terjadi pada perjalanan penyakit filariasis ditentukan $leh masing(masing
subkelas Ig, yang berperan. 3ecara kuantitatif kadar Ig, ) pada penderita elephantiasis lebih
tinggi dibandingkan pada penderita yang mikr$filaremik. 3ecara kualitatif p$la pengenalan yang
ditunjukkan sangat berbeda. +$mp$nen pr$tein cacing de"asa B' malayi yang dikenal $leh Ig,l
dan Ig,! dari penderita elephantiasis adalah berat m$lekul G 4% +d, sedangkan pada penderita
yang mikr$filaremik k$mp$nen pr$tein yang dikenal F 4% +d.
Ig,! mempunyai kemampuan mengikat k$mplemen paling besar di antara subkelas yang lain.
-ila terjadi ikatan Ig,! dengan antigen baik spesifik atau n$nspesifik dapat menyebabkan
terakti&asinya sistim k$mplemen dengan serangkaian reaksi, hal ini dapat menyebabkan
rusaknya antigen tersebut. :asil ini menimbulkan dugaan bah"a peran Ig,! pada filariasis
adalah sebagai imun$pr$tekt$r. 2entunya hal ini perlu didukung $leh penelitian lebih lanjut.
Peran Ig,2 pada filariasis masih sangat diragukan, mengingat kemampuan Ig,2 untuk mengikat
k$mplemen sangat rendah, di samping ternyata Ig,2 juga mempunyai kemampuan kuat
mengikat p$lisakharida. Resp$n Ig,7 banyak dikaitkan dengan resp$n Ig;. -ila kadar Ig,7
tinggi dalam darah, hal ini dapat sebagai indikat$r keadaan infeksi yang aktif dan ditemukannya
mikr$filaria di dalam darah. -iasanya keadaan ini disertai dengan rendahnya kemampuan resp$n
seluler. P$la pengenalan Ig,7 terhadap k$mp$nen pr$tein cacing filaria banyak dikaitkan
dengan Ig;. +$mp$nen pr$tein cacing filaria de"asa maupun mikr$filaria yang dikenal $leh
Ig,7 juga dikenal $leh Ig;.
9
3eperti diketahui, di permukaan sel bas$phil dan sel mast terdapat resept$r untuk Ig;. -ila ikatan
Ig; dan sel bas$phil atau sel mast banyak beredar dalam darah, kemudian bertemu dengan
antigen spesifikmaka akan terjadi r$bekan permukaan sel(sel tersebut dan terjadi pembebasan
histamin. -ila Ig,7 hadir dalam jumlah banyak di dalam darah akan terjadi dua kemungkinan>
pertama k$mpetisi antara Ig; dan Ig,7 dalam mengikat antigen> bila terjadi ikatan antigen(Ig,7
maka ikatan antigen(Ig;(sel bas$phil tidak terjadi sehingga tidak ada pembebasan histamin dan
reaksi alergi, kemungkinan ke dua bila Ig,7 setelah mengikat antigen kemudian menempel pada
resept$r di permukaan sel bas$phil atau sel mast sehingga Ig; tidak dapat menempel pada
permukan sel sehingga pembebasan histamin tidak terjadi.
Pada filariasis k$nsentrasi Ig; umumnya tinggi. +$nsentrasi tertinggi terdapat pada penderita
2P; (%4! Hg8ml), penderita elephantiasis dan kel$mp$k tanpa gejala klinis baik yang
mikr$filaremik maupun amikr$filaremik mempunyai kandungan Ig; dua kali n$rmal. Beskipun
semua bentuk klinis filariasis mempunyai kadar Ig; tinggi, gejala alergi hanya terjadi pada2P;
saja> hal ini karena adanya fakt$r bl$king $leh Ig,7.
"E(.+ )4*54+
Fungsi sit$kin pada filariasis masih belum banyak diketahui. Pada dasarnya sit$kin adalah suatu
pr$tein yang dipr$duksi $leh sel limf$sit 2 dan memegang peran penting pada pengaturan resp$n
imun penyakit. Penelitian tentang resp$n imun pada infeksi parasit menunjukkan bah"a sel
<DE7 dan <DE% adalah sel limf$sit yang berperan sebagai mediat$r sistim pr$teksi dan
imun$pat$l$gik. -erdasarkan sit$kin yang dihasilkan dalam kaitannya dengan resp$n imun, sel
<DE7 dibagi menjadi dua kel$mp$k sel @ 2hl dan 2h2. 3it$kin penting yang dipr$duksi $leh sel
2hl adalah I6(2 (Interleukin(2) dan IF/ gama (Interfer$n gama). I6(2 terutamaberperan dalam
pr$ses diferensiasi sel limf$sit sit$t$ksik (<26), dan sel -. IF/ gama berperan terutama untuk
mekanisme pertahanan, yaitu@ pr$ses akti&asi makr$fag, meningkatkan pr$ses killing intraseluler,
meningkatkan pr$ses 0D<< -.ntibo/y0epen/ent 1ell 1ytoto2icity), menstimulasi pr$liferasi sel
-, meningkatkan pr$duksi Ig,2 $leh sel - dan menetralkan efek I6(7 pada sel -.
3it$kin yang dipr$duksi $leh sel 2h2 adalah@ I6(7, I6(' dan I6(4> I6(7 terutama berperan sebagai
fakt$r perkembangan dan akti&asi sel -, perkembangan sel mast, meningkatkan pr$duksi Ig;
dan B:< kelas II dari sel -. I6(' berperan pada perkembangan sel - untuk berpr$liferasi,
meningkatkan pr$duksi Ig0. Peran I6(4 adalah menstimulasi pr$liferasi sel(sel plasmasit$ma
dan hibrid$ma, tim$sit dan sel(sel hemip$etik pr$genit$r, stimulasi sel - untuk mempr$duksi
antib$di.
Dikemukakan 7 macam kemungkinan mekanisme resp$n imun>
Mekanisme pertama dalam resp$n imun hanya melibatkan sel 2h l saja, karena sel 2h2
tidak berperan dalam sekresi sit$kin maka terjadi sekresi IF/ gama, I6(2 dan 62 yang
berlebih, akibatnya terjadi inakti&asi sel -, tidak ada sekresi antib$di, akti&asi makr$fag,
10
resp$n D2: kuat dan supresi sel 2h2, keadaan ini mengakibatkan parasit(parasit intrasel
dapat terbunuh dengan efektif'
Mekanisme kedua$ bila terjadi resp$n sel 2h) yang kuat tetapi disertai dengan sedikit
resp$n sel 2h2, pengaruh IF/gama, I6(2 dan 62 berkurang karena adanya pengaruh I6(7,
I6(' dan I6(4 yang dipr$duksi $leh sel 2h2. 2erjadi akti&asi sel - dan pr$duksi antib$di,
resp$n D2: tidak sekuat pada mekanisme pertama.
Mekanisme ketiga$ yaitu bila terjadi resp$n sel 2h2 yang kuat, tetapi sedikit resp$n sel
2h). 2erjadi sekresi I6(7, I6(' mungkin masih terjadi, mungkin juga tidak banyak
dilakukan, tetapi umumnya belum didapatkan ja"aban yang memuaskan. Penelitian yang
dilakukan $leh Freedman dan ka"an(ka"an menunjukkan bukti bah"a pada filariasis
k$mp$nen utama yang terlibat dalam resp$n imun adalah sel(sel end$thelium yang
terdapat pada dinding pembuluh &askuler maupun limfatik, di ba"ah pengaruh sit$kin.
Dalam penelitiannya ditunjukkan IF/ gama yang tinggi, filariasis menunjukkan bah"a
penderita tanpa filaremik mmpunyai kadar IF/ gama 2!% pg, hal ini menunjukkan
bah"a bila terdapat kandungan ini akan menstimulasi sel(sel end$thel untuk
mengkspresikan B:< kelas I pada permukaan selnya. :al ini akan mengakibatkan
bertambahnya kepekaan anti filaria <26 (sel imf$sit sit$t$ksik), terutama di l$kasi
radang di mana didapatan juga agen parasitnya. -ertambahnya akti&itas <26 spesifik
akan meningkatkan pula mekanisme 0D<<, yang akan menyebabkan akti&itas killing
dari limf$sit lebih efektif.
Mekanisme keempat$ bila resp$n imun hanya melibatkan sel 2h2 saja, pada mekanisme
ini terjadi sekresi dan I6(4 yang cukup, dapat menyebabkan sekresi antib$di lebih baik
dibandingkan dengan yang terjadi pada mekanisme ) dan 2. Pr$duksi Ig,2a, Ig, )
karena pengaruh I6(7, Ig; tidak menc$l$k karena masih ada pengaruh IF/ gama.
Penelitian resp$n sit$kin pada filariasis, antib$di dalam k$nsentrasi yang tinggi, tidak
terjadi akti&asi D2:. +arena terdapat I6(7 dalam jumlah banyak maka terjadi sekresi Ig;
dalam jumlah banyak, makr$fag juga terakti&asi tetapi tidak sama dengan keadaan bila
resp$n imun karena pengaruh sel 2hl, adanya I6(' menyebabkan akti&asi fungsi
e$sin$phil, dengan demikian gambaran klinis yang timbul adalah gejala alergi.
DIA%N#"I"
Diagn$sis +linik
Ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagn$sis klinik penting dalam
menentukan angka kesakitan akut dan menahun -.cute an/ 1hronic 0isease (ate)' Pada
11
keadaan amikr$filaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagn$sis filariasis adalah gejala
dan pengalaman limfadenitis retr$grad, limfadenitis berulang dan gejala menahun.
o 0iagnosis "arasitologik
Ditemukan mikr$filaria pada pemeriksaan darah jari pada malam hari. Pemeriksaan
dapat dilakukan slang hari, ! menit setelah diberi dietilkarbamasin ) mg. Dari
mikr$filaria secara m$rf$l$gis dapat ditentukan species cacing filaria.
Pada keadaan amikr$filaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi,
amikr$filaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antib$di
dan8atau antigen dengan cara immun$diagn$sis diharapkan dapat menunjang
diagn$sis.
0danya antib$di tidak menunjukkan k$relasi p$sitif dengan mikr$filaremi, tidak
membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksi antigen merupakan deteksi
metab$lit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagn$sis
parasit$l$gik, antib$di m$n$ki$nal terhadap #.gibsoni menunjukkan k$relasi yang
cukup baik dengan mikr$filaremia *. bancrofti di Papua /e" ,uinea.
o 0iagnosis Epi/emiologik
;ndemisitas filariasis suatu daerah ditentukan dengan menentukan microfilarial rate
-mf rate), .cute 0isease (ate -.0() dan 1hronic 0isease (ate -10() dengan
memeriksa sedikitnya )9 dari jumlah penduduk.
Pendekatan praktis untuk menentukan daerah endemis filariasis dapat melalui
penemuan penderita elefantiasis'
Dengan ditemukannya satu penderita elefantiasis di antara ) penduduk, dapat
diperkirakan ada ) penderita klinis akut dan ) yang mikr$filaremik.
P;/,#-020/
Dietilkarbamasin adalah satu(satunya $bat filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti
maupun malayi, bersifat makr$filarisidal dan mikr$filarisidal. #bat ini ampuh, aman dan murah,
tidak ada resistensi $bat, tetapi memberikan reaksi samping sistemik dan l$kal yang bersifat
sementara dan mudah diatasi dengan $bat simt$matik. Dietilkarbamasin tidak dapatdipakai untuk
khem$pr$filaksis.
12
Peng$batan diberikan $ral sesudah makan malam, diserap cepat mencapai k$nsentrasi puncak
dalam darah dalam ! jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak
diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tabula, ibu hamil8menyusui, dan penderita sakit berat
atau dalam keadaan lemah.
Pada filariasis bancrofti, Dietilkarbamasin diberikan selama )2 hari sebanyak 4 mg8kg berat
badan, sedangkan untuk filariasis malayi diberikan ' mg8kg berat badan selama ) hari. Pada
occult filariasis dipakai d$sis ' mg8kg -- selama 2! minggu.
Peng$batan sangat baik hasilnya pada penderita dengan mikr$filaremia, gejala akut, limfedema,
chyluria dan elephantiasis dini. 3ering diperlukan peng$batan lebih dari ) kali untuk
mendapatkan penyembuhan sempurna. Elephantiasis dan hydr$cele memerlukan penanganan
ahli bedah.
Reaksi samping Dietilkarbamasin sistemik berupa demam, sakit kepala, sakit pada $t$t dan
persendian, mual, muntah,menggigil, urtikaria, gejala asma br$nkial sedangkan gejala l$kal
berupa limfadenitis, limfangitis, abses, ulkus, funikulitis, epididimitis, $rchitis dan limfedema.
Reaksi samping sistemik terjadi beberapa jam setelah d$sis pertama, hilang sp$ntan setelah 2'
hari dan lebih sering terjadi pada penderita mikr$filaremik.
P;B-;R0/2030/ F4L.(4.)4)
Pemberantasan filariasis ditujukan pada pemutusan rantai penularan dengan cara peng$batan
untuk menurunkan m$rbiditas dan mengurangi transmissi. Pemberantasan filariasis di Ind$nesia
dilaksanakan $leh Puskesmas dengan tujuan @
Benurunkan .cute 0isease (ate -.0() menjadi 9
Benurunkan nf rate menjadi F '9
Bempertahankan 1hronic 0isease (ate -10()
+egiatan pemberantasan nyamuk terdiri atas @
o "emberantasan nyamuk /e6asa
0n$pheles @ resi/ual in/oor spraying
0edes @ aerial spraying
o "emberantasan 7entik nyamuk
0n$pheles @ 0bate )9
<uleA @ minyak tanah
Bans$nia @ melenyapkan tanaman air tempatperindukan, mengeringkan ra"a
dan saluran air
o Mencegah gigitan nyamuk
13
Benggunakan ka"at nyamuk8kelambu Benggunakan repellent +egiatan
pemberantasan nyamuk de"asa dan jentik tidak masuk dalam pr$gram
pemberantasan filariasis diPuskesmas yang dikeluarkan $leh P2BP6P pada tahun
)552.
Penyuluhan tentang penyakit filariasis dan penanggulangannya perlu dilaksanakan sehingga
terbentuk sikap dan perilaku yang baik untuk menunjang penanggulangan filariasis.
3asaran penyuluhan adalah penderita filariasis beserta keluarga dan seluruh penduduk daerah
endemis dengan harapan bah"a penderita dengan gejala klinik filariasis segera memeriksakan
diri ke Puskesmas, bersedia diperiksa darah jari dan minum $bat D;< secara lengkap dan teratur
serta menghindarkan diri dari gigitan nyamuk.
;&aluasi hasil pemberantasan dilakukan setelah ' tahun, dengan melakukan pemeriksaan &ekt$r
dan pemeriksaan darah tepi untuk deteksi mikr$filaria.
BAB III
PEMBAHA"AN
As&ek 'H#P
14
Nama kegiatan : Pengobatan massal dan penyuluhan la!iasis dalam
!angka eliminasi la!iasis
"anggal #egiatan : $abtu% 10 &esembe! 2011
"empat #egiatan : &i '( 21 kelu!ahan )eka! *aya% $ukma*aya% &epok+
"u*uan kegiatan ini aga! masya!akat dapat meyada!i pentingnya
pen,egahan la!iasis yang telah men*adi kasus endemi, di dae!ah
&epok+ &alam hal ini masya!akat *uga diminta untuk be!pa!tisipasi
dalam hal pengobatan massal dan penyuluhan aga! dapat lebih
menge!ti dan mengetahui penyakit la!iasis ini sehingga dapat
memutuskan !antai penula!an penyakit la!iasis yang ditula!kan oleh
nyamuk+
&asa! pelaksanaan P!og!am -liminasi Penyakit #aki .a*ah /0ila!iasis1:
1+ (o!d 2ealth 3ssembly 'esolution No+ 5+ 29 "ahun 1997+
2+ #omitmen .lobal (24 "ahun 2000
3+ "he .lobal .oal o5 -limination o5 6ymphati, 0ila!iasis as a Publi, 2ealth
P!oblem by the yea! 2020
4+ #omitmen nasional
P!og!am P!io!itas PP) 7 P6 th 2002
Pen,anangan oleh )ente!i #esehatan '8 : 8 3p!il 2002
$t!ategi -liminasi Penyakit #aki .a*ah /0ila!iasis1
1+ )emutus !antai penula!an la!iasis Pengobatan massal di dae!ah
endemis
2+ )en,egah 7 membatasi ke,a,atan penatalaksanaan kasus klinis
la!iasis+
#egiatan Pokok -liminasi Penyakit #aki .a*ah /0ila!iasis1
1+ )engetahui endemis la!iasis+
2+ Pengobatan massal di dae!ah endemis+
3+ Penatalaksanaan kasus klinis+
4+ $u!9eilans sistem+
:enis 4bat ;ntuk Pengobatan )assal
1+ &iethyl <a!bama=ine <it!ate /&-<1 yang mempunyai !eaksi e5ek samping
sepe!ti: mual dan pusing
2+ 3lbenda=ole+
3+ 4bat simtomatis: Pa!asetamol% 3ntasida% <lo!ho5ene!amin maleat /<")1%
$alep 3ntibiotika%salep anti *amu! dan 3moksisilin+ )etode Pengobatan
)assal
1+ &-< dosis 6 mg>kg ??+
2+ 3lbenda=ole 1 tablet 400mg>o!ang+
15
3+ Pa!asetamol 500mg% 50mg >kg??+
4+ &osis tunggal% 1kali>tahun% minimal 5 tahun be!tu!ut@tu!ut+
?ebe!apa komponen dalam pengembangan p!omosi kesehatan :
1+ $asa!an pada p!omosi kesehatan ini adalah semua Aa!ga yang
ada di '( 21 kelu!ahan )eka!*aya% $ukma*aya &epok+ &ianta!anya
meliputi usia anak% anak% deAasa% maupun o!ang tua baik laki@laki
dan pe!empuan+ 8si mate!i p!omosi kesehatan meliputi:
Penge!tian atau denisi
-tiologi
-pidemiologi
Patogenesis dan patosiologi
&au! hidup ,a,ing
.e*ala klinis
&iagnosis
Pengobatan baik 5a!makologi dan non 5a!makologi
Pen,egahan
2+ )etode p!omosi kesehatan te!di!i da!i:
<e!amah> penyuluhan
)edia massa
8nst!uksi indi9idual
$imulasi
&alam kegiatan ini kami menggunakan metode ,e!amah> penyuluhan
kepada Aa!ga@ Aa!ga yang hadi!+ "e!dapat 6 o!ang ibu kade! yang ikut se!ta
dalam penyuluhan ini+ "e!dapat inte!aksi dengan na!asumbe! atau pese!ta
lainnya
1+ )edia untuk p!omosi kesehatan yaitu :
<etak : leaBet% b!osu!% iklan ko!an>ma*alah
-lekt!onik: tele9isi% !adio% t9% dan inte!net
&alam kegiatan ini kami membe!ikan b!osu! sebanyak 100
buah yang diseba!kan kepada Aa!ga sekita! yang mengambil
obat dibantu oleh ibu kade!+ $elain itu kami *uga menggunakan
poste! sebanyak 3 buah mengenai la!iasis+
#uesione!:
#ami menggunakan kuesione! yang dibe!ikan oleh pihak
puskesmas sukma*aya+ #uesione! ini kami seba!kan sebanyak
30 buah kepada Aa!ga sekita!+ 2al ini untuk mengetahui
sebe!apa *auh pengetahuan dan pandangan masya!akat
te!hadap penyakit la!iasis ini+
ASPEK CSP
16
Dalam pr$ses ini, kami menggunakan met$de %.A.T.H.E.R (
1 !reet
Ini adalah sesi perkenalan, dimana kami menyapa dengan ramah memperkenalkan kel$mp$k
kami satu I persatu kepada hadirin yang datang yang ingin kami dapatkan inf$rmasi.lalu kami
mulai membangun interaksi dengan mereka supaya mereka merasa nyaman kehadiran dan dapat
menerima penyuluhan tentang Filariasis.
" Ask
Benanyakan seberapa jauh mereka sudah mengerti8 memahami tentang filariasis tersebut melalui
pengisian kuisi$ner pada ibu(ibu kader yang datang.
# Tell
Bemulai memberikan penyuluhan secara lisan dan ringkas melalui presentasi tentang filariasis
dengan menggunakan p$ster kepada ibu(ibu kader tersebut
$ %elp
3etelah persentasi selesai kami berusaha melakukan 2anya ja"ab kepada ibu(ibu kader,
tujuannya untuk memastikan bah"a kami benar(benar mendapatkan inf$rmasi yang mana adalah
tujuan kami dalam kunjungan ini sekaligus menja"ab beberapa pertanyaan yang mungkin masih
kurang diketahui mengenai kegiatan pencegahan filariasis berkaitan dengan akti&itas mereka
sehari(hari, sehingga dapat lebih memberi penjelasan kepada $rang a"am supaya lebih mau
mengikuti kegiatan pencegahan filariasis.
& 'mpat()
+ami mengerti dan memahami k$ndisi masyarakat Dep$k yang sebagian besar masih belum
memahami tentang filariasis dikarenakan daerah yang kami kunjungi tidak terkena filariasis
sehingga mereka agak acuh mengenai pencegahan ini.
* Return+refer
3ayangnya, penyuluhan kami hanya diikuti $leh ibu(ibu kader dikarenakan kurangnya inf$rmasi
sebelumnya kepada "arga bah"a akan diadakan penyuluhan tentang filariasis di tempat yang
17
ditentukan sehingga "arga terkesan sungkan dan acuh, serta bahkan banyak yang tidak tahu
bah"akegiatan penyuluhan tidak terbatas hanya untuk ibu(ibu kader saja.
A"PE) BHP
Hubungan Dokter-Pasien
:ubungan d$kter dan pasien akan baik jika terjalin k$munikasi yang baik antara keduanya.
+$munikasi yang baik adalah dengan k$munikasi efektif. +$munikasi adalah pr$ses pengiriman
pesan dari sese$rang kepada $rang lain,bisa dalam bentuk &erbal dan n$n&erbal. -entuk
k$munikasi diantaranya@
Interpers$nal c$mmunicati$n
3ifat k$munikasi ini adalah dapat segera diresp$n. <$nt$hnya adalah k$munikasi d$kter(
pasien. Bedia yang dapat digunakan antara lain bahasa lisan dan atau tulisan. Dapat juga
menggunakan grafik, table, diagram, media elektr$nik untuk menunjang k$munikasi.
Bass c$mmunicati$n
0dalah k$munikasi menggunakan saluran media masa cetak seperti +$ran, majalah,
jurnal, flyer. 0tau dengan media elektr$nik seperti tele&ise, radi$, internet. 3ifat
k$munikasi jenis ini kurang efektif. +endala menggunakan k$munikasi jenis ini adalah
tingkat pendidikan dan kecerdasan masyarakat yang berbeda(beda.
+$munikasi $rganisasi
+$munikasi ini terjadi diantara institusi atau lembaga.
3aat kunjungan fiel/ stu/y ke R*2) kelurahan Bekar 1aya, Dep$k, dalam rangka
pr$m$si kesehatan memberantas penyakit Filariasis, kami menggunakan bentuk k$munikasi
interpersonal communication yang bertatapan langsung dengan para kader pemberantas filariasis
sehingga k$munikasi berjalan dengan santai dan para kader dapat menerima pesan secara
langsung.
Penyuluhan kepada kader di R*2) kelurahan Bekar 1aya, Dep$k merupan salah satu
bentuk k$munikasi kesehatan, yaitu usaha untuk mempengaruhi secara p$sitif perilaku kesehatan
masyarakat dengan met$de k$munikasi antar pribadi. Bet$de paling baik adalah dengan
k$nseling yang dikenal dengan pr$ses !AT%'R (!reet client 6armly, Ask client about
themsel3es, Tell clients about their problems, %elps clients sol3e their problem, '2plain ho6 to
pre3ent to ha3e the same problem, Return to follo6 up).
18
A"PE) 'RP
Nama ;si
a
:enis
#elamin
Peke!*aa
n
Pendidik
an
te!akhi!
Penghasil
an "otal
#elua!ga
Pe!nah
menden
ga!
0ila!iasis
$umbe!
8n5o!ma
si
la!iasis
Nilai
pengetah
uan
Nilai
$ika
p
3mias!i 20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$& C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
50 92+
5
3i AiAin C2
0
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$& E1+118+0
09
Da )edia
<etak
70 90
3ldo C2
0
6aki@laki PegaAai
$Aasta
&3 E1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
20 40
19
?ad!iya
h
20@
35
Pe!empu
an
PegaAai
$Aasta
&3 C1+118+0
09
Da )edia
<etak
70 100
?aong C2
0
6aki@laki (i!asAa
sta
$)P C1+118+0
09
Da )edia
-lekt!on
ik
40 0
<hepy
$u!yana
C2
0
6aki@laki PegaAai
$Aasta
$)3 C1+118+0
09
Da )edia
-lekt!on
ik
40 0
2e!nilin F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
80 100
2idayat F3
5
6aki@laki PegaAai
$Aasta
$)3 E1+118+0
09
Da )edia
<etak
70 95
2ilAati F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
&3 E1+118+0
09
Da )edia
<etak
80 100
8,ih+ $ F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 E1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
80 100
8ma
'ismaA
ati
20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)P E1+118+0
09
Da )edia
-lekt!on
ik
60 67+
5
)a!iyan
ah
20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 E1+118+0
09
Da )edia
<etak
70 100
Ning!um F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$& E1+118+0
09
Da )edia
-lekt!on
ik
70 90
Nu!iah F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 E1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
80 95
Pa*a!
sidik
C2
0
6aki@laki (i!asAa
sta
$)3 C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
70 90
'amalia F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
90 97+
5
Dhunita 20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 E1+118+0
09
Da )edia
<etak
60 92+
5
3nonim 20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
60 100
3nonim C2
0
Pe!empu
an
PegaAai
$Aasta
$)3 C1+118+0
09
Da )edia
-lekt!on
ik
90 100
20
3nonim 20@
35
Pe!empu
an
(i!asAa
sta
$& C1+118+0
09
Da )edia
-lekt!on
ik
70 100
3nonim F3
5
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
50 72+
5
3nonim 20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)P C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
60 100
Pipit 20@
35
Pe!empu
an
8bu
'umah
"angga
$)3 C1+118+0
09
Da Petugas
#esehat
an
90 97+
5
21
Statistics
usia
responden
jenis
kelamin
pekerjaan
responden
pendidikan
terakhir
pernah mendengar
filariasis
sumber
informasi
N Valid 23 23 23 23 23 23
Missing 0 0 0 0 0 0
22
usia responden
Frequency Percent Valid Percent
umulati!
e Percent
Valid "20 # 2#$% 2#$% 2#$%
&3' ( 3)$( 3)$( #0$*
20+3' * 3*$% 3*$% %00$0
,otal 23 %00$0 %00$0
Data di atas
menggambarkan
resp$nden
berdasarkan usia.
Dari t$tal
resp$nden, yang
terbanyak berusia
2(!' tahun, yaitu
sejumlah 5 $rang (!5,)9), dan sisanya berusia antara F2 tahun adalah berkisar 24,)9 dan G!'
tahun adalah sekitar !7,%9
23
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
umulati!e
Percent
Valid -aki+laki ' 2%$. 2%$. 2%$.
Perempuan %( .($3 .($3 %00$0
,otal 23 %00$0 %00$0
&a!i hasil 23 !esponden yang mengisi kueisone! yang kami be!ikan :
18 o!ang adalah pe!empuan% dengan pe!sentasi 78%3G% dan 5 o!ang lagi
adalah laki@laki% dengan pe!sentasi 21%7G
24
pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent
umulati!e
Percent
Valid /bu 0umah ,angga %' #'$2 #'$2 #'$2
Pega1ai 21asta ' 2%$. 2%$. (.$0
3iras1asta 3 %3$0 %3$0 %00$0
,otal 23 %00$0 %00$0
Data di atas adalah gambaran resp$nden berdasarkan pekerjaannya. Dari )' $rang resp$nden,
adalah ibu rumah tangga (4',29), ' $rang berpr$fesi sebagai pega"ai s"asta (2),.9), dan !
$rang "iras"asta ()!9).
pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Percent
umulati!e
Percent
Valid 43 3 %3$0 %3$0 %3$0
24 ) %.$) %.$) 30$)
2M5 %3 '#$' '#$' (.$0
2MP 3 %3$0 %3$0 %00$0
,otal 23 %00$0 %00$0
25
Data di atas menggambarkan resp$nden yang mengikuti penyuluhan berdasarkan pendidikan
terakhir. Bay$ritas 3B0 , yang berjumlah )! $rang ('4,'9), dan lainnya yaitu 3D berjumlah 7
$rang ().,79), 3BP dan D! masing(masing sebanyak ! $rang ()!9),
pernah mendengar filariasis
Frequency Percent Valid Percent
umulati!e
Percent
Valid 6a 23 %00$0 %00$0 %00$0

26
-erdasarkan resp$nden yang mengikuti penyuluhan ternyata )9 resp$nden sudah pernah
mendengar tentang filariasis
sumber informasi
Frequency Percent Valid Percent
umulati!e
Percent
Valid Media etak # 2#$% 2#$% 2#$%
Media 7lektronik # 2#$% 2#$% '2$2
Petugas 8esehatan %% ).$( ).$( %00$0
,otal 23 %00$0 %00$0
27
Dari 2! resp$nden, )) $rang (7.,%9) memper$leh inf$rmasi mengenai filariasis melalui petugas
kesehatan, dan yang lainnya masing(masing 4 $rang (24,)9) memper$leh inf$rmasi tersebut
melalui media elektr$nik dan mesia cetak
T-Test
[DataSet2] E:\CRP Intan\data analisis.sav
One-Sample Statistics
N Mean 2td$ 4e!iation 2td$ 7rror Mean
nilai pengetahuan %3 ..$#* %*$#)) '$))(
28
One-Sample Test
,est Value 9 .'
t 4f 2ig$ :2+tailed; Mean 4ifference
*'< onfidence /nter!al of the
4ifference
-o1er =pper
nilai pengetahuan $)*) %2 $#30 2$#*2 +*$%( %)$'#
Data diatas merupakan data yang telah kami terima dari 2! resp$nden yang mengisi kuensi$ner
ketika kami melakukan penyuluhan filariasis, kemudian kami ujikan dengan menggunakan one
sample t8test, yaitu uji yang dilakukan pada ) &ariabel.
Pada pengujian ini, nilai pengetahuan yang kami harapkan pada peserta resp$nden yang
melakukan penyuluhan adalah .. Dari tabel pertama yang kami uji ini, tergambarkan bah"a
rata(rata -mean) nilai pengetahuan adalah ..,45. 2ernyata nilai yang kami per$leh ini berada di
atas nilai harapan yang kami rencanakan.
3elanjutnya pada tabel kedua yang kami uji, kami punya tujuan agar mendapatkan " 3alue untuk
mendapatkan signifikansi, dimana " 3alue ini kami dapatkan dengan cara membagi 2 9)ig' -%8
taile/):. +emudian " 3alue ini akan dibandingkan dengan derajat kesalahan untuk penelitian
kesehatan, yaitu '9 atau ,', di mana perbandingan yang kami lakukan ini akan digunakan
untuk bisa mendapatkan keputusan dari hip$tesis@
:$@ nilai pengetahuan setelah penyuluhan F .
:a@ nilai pengetahuan setelah penyuluhan J .
-erikut perhitungan " ;alue@
3ig. (2 tailed)8 2
K ,)%!82
K ,5)' G ,'
K " 3alue >
Dari hasil yang diper$leh berarti kami gagal t$lak :$ (nilai pengetahuan F .). Baka hasil uji
yang kami lakukan, nilai pengetahuan setelah penyuluhan lebih dari nilai yang diharapkan (.),
namun yang kami dapatkan ini hasilnya tidak signifikan.
29
T-Test
[DataSet2] E:\CRP Intan\data analisis.sav
One-Sample Statistics
N Mean 2td$ 4e!iation 2td$ 7rror Mean
nilai sikap %3 *#$'3(' )$()'3. %$3)3(#
One-Sample Test
,est Value 9 (0
, df 2ig$ :2+tailed; Mean 4ifference
*'< onfidence /nter!al of the
4ifference
-o1er =pper
nilai sikap %2$30. %2 $000 %#$'3()# %3$#%0) %*$)##'
3elanjutnya kami lakukan pengujian berdasarkan hasil nilai pengetahuan, berdasarkan nilai sikap
yang telah kami per$leh dari pengambilan kuisi$ner, selanjutnya kami lakukan pengujian dengan
menggunakan one sample t8test.
Dari hasil pengujian ini, nilai sikap yang ingin kami capai setelah penyuluhan ini ternyata
didapatkan lebih tinggi dari nilai pengetahuan yang kami telah dapatkan sebelumnya, yaitu %.
Dari tabel pertama di atas, tergambarkan bah"a rata(rata -mean) nilai sikap adalah 54, '!%'.
:asil ini ternyata di atas nilai harapan yang ingin kami capai sebelumnya.
+emudian di tabel kedua, tujuan kami adalah ingin mendapatkan " 3alue untuk signifikansi,
dengan melakukan perhitungan yang sama seperti pada nilai pengetahuan.
:ip$tesis pada uji ini@
:$@ nilai sikap setelah penyuluhan F %
:a@ nilai sikap setelah penyuluhan J %
-erikut perhitungan " ;alue@
30
3ig. (2 tailed)8 2
K ,82
K F ,'
K " 3alue <
Dari uji yang kami lakukan berarti kami berhasil t$lak :$ (nilai sikap J %). Dengan demikian,
pencapaian nilai sikap setelah penyuluhan yang kami lakukan ini lebih dari nilai yang telah kami
harapkan sebelumnya (%).
>enis 8elamin N Mean 2td$ 4e!iation
2td$ 7rror
Mean
Nilai
Pengetahuan
perempuan %( .%$%%% %2$.(2. 3$0%2*
laki+laki
' )($000 2%$#.*' *$#*')
31
Group Statistics
Independent Samples Test

-e!ene?s ,est for
7quality of Variances t+test for 7quality of Means
F 2ig$ t df 2ig$ :2+tailed;
Mean
4ifference
2td$ 7rror
4ifference
*'< onfidence /nter!al
of the 4ifference
-o1er =pper
Nilai Pengetahuan 7qual !ariances
assumed
3$#)' $0.0 3$0.0 2% $00# 23$%%% .$'2(. .$)')2 3($.#(0
7qual !ariances
not assumed
2$2.# )$.** $0.) 23$%%% %0$%'2. +3$3%(* )*$')%%
Uji F (sig.) menunjukkan 0.070. Angka ini lebih besar dari 0,05 (), maka diasumsikan varian sama sehingga yang
digunakan adalah P value pada baris pertama (eual varian!es assumed).
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara nilai pengetahuan dengan jenis kelamin resp#nden
"a$ Ada hubungan antara nilai pengetahuan dengan jenis kelamin resp#nden
p&0,00'
&0,05
P(
)eputusan$ berhasil t#lak "#
)esimpulan$ Ada hubungan antara nilai pengetahuan dengan jenis kelamin resp#nden
32
Group Statistics

Penghasilan ,otal
8eluarga N Mean 2td$ 4e!iation
2td$ 7rror
Mean
Nilai Pengetahuan "%$%%($00* %3 ##$%') %($0)'' '$00)*
&9%$%%($00*
%0 ##$000 %.$.#3* '$#%.)
Independent Samples Test

-e!ene?s ,est for
7quality of Variances t+test for 7quality of Means
F 2ig$ t df 2ig$ :2+tailed;
Mean
4ifference
2td$ 7rror
4ifference
*'< onfidence /nter!al
of the 4ifference
-o1er =pper
Nilai Pengetahuan 7qual !ariances
assumed
$'%( $)(0 $020 2% $*() $%') .$'3*( +%'$'2#0 %'$(33.
7qual !ariances
not assumed
$020 %*$### $*() $%') .$'23# +%'$''.3 %'$(#'0
Uji F (sig.) menunjukkan 0.*+0. Angka ini lebih besar dari 0,05 (), maka diasumsikan varian sama sehingga yang
digunakan adalah P value pada baris pertama (eual varian!es assumed).
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara nilai pengetahuan dengan penghasilan t#tal keluarga resp#nden
"a$ Ada hubungan antara nilai pengetahuan dengan penghasilan t#tal keluarga resp#nden
P (sig. (, tailed)&0,-+*
&0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara nilai pengetahuan dengan penghasilan t#tal keluarga resp#nden
33
Group Statistics

Penghasilan
,otal 8eluarga N Mean 2td$ 4e!iation
2td$ 7rror
Mean
Nilai 2ikap "%$%%($00* %3 (0$.#* 3#$#)(' %0$%#)'
&9%$%%($00*
%0 (.$000 %*$0#(# #$0300
Independent Samples Test

-e!ene?s ,est for
7quality of Variances t+test for 7quality of Means
F 2ig$ t df 2ig$ :2+tailed;
Mean
4ifference
2td$ 7rror
4ifference
*'< onfidence /nter!al
of the 4ifference
-o1er =pper
Nilai 2ikap 7qual
!ariances
assumed
2$23% $%'0 +$)(. 2% $#3% +#$23% %2$.(%% +32$(%0# 20$3)*%
7qual
!ariances not
assumed
+$'2. %($(2) $#0) +#$23% %%$(%(' +30$*(2( %($'2%3
Uji F (sig.) menunjukkan 0./50. Angka ini lebih besar dari 0,05 (), maka diasumsikan varian sama sehingga yang
digunakan adalah P value pada baris pertama (eual varian!es assumed).
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara nilai sikap dengan penghasilan t#tal keluarga resp#nden
"a$ Ada hubungan antara nilai sikap dengan penghasilan t#tal keluarga resp#nden
P (sig. (, tailed)&0,'0/
&0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara nilai sikap dengan penghasilan t#tal keluarga resp#nden
34
Group Statistics
>enis 8elamin N Mean 2td$ 4e!iation
2td$ 7rror
Mean
Nilai 2ikap perempuan %( *)$%#. *$')(# 2$2'0#
laki+laki
' )'$000 )#$3#(% 20$.3#)
Independent Samples Test

-e!ene?s ,est for
7quality of Variances t+test for 7quality of Means
F 2ig$ t df 2ig$ :2+tailed;
Mean
4ifference
2td$ 7rror
4ifference
*'< onfidence /nter!al
of the 4ifference
-o1er =pper
Nilai 2ikap 7qual
!ariances
assumed
3.$(.# $000 )$)2) 2% $000 )*$%#. %%$%%3* 2#$0')% .2$2.*3
7qual
!ariances not
assumed
2$3'. )$0*' $0.# )*$%#. 20$('(2 +($220( %0#$'')2
Uji F (sig.) menunjukkan 0. Angka ini lebih ke!il dari 0,05 (), maka diasumsikan varian kedua kel#mp#k variabel
tidak sama sehingga yang digunakan adalah P value pada baris kedua (eual varian!es n#t assumed).
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara nilai sikap dengan jenis kelamin resp#nden
"a$ Ada hubungan antara nilai sikap dengan jenis kelamin resp#nden
P (sig. (, tailed)&0,07'
&0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara nilai sikap dengan jenis kelamin resp#nden
35
UJI HUBUNGAN NILAI PENGETAHUAN DENGAN PEKERJAAN
RESPNDEN
ANOVA
Nilai Pengetahuan

2um of
2quares df Mean 2quare F 2ig$
@et1een Aroups ##.$(2# 2 333$*%3 %$0*( $3'3
3ithin Aroups
#0(0$000 20 30)$000
,otal
#.).$(2# 22
Homogeneous Subsets
Nilai engetahuan

Pekerjaan
0esponden N
2ubset for
alpha 9 $0'
%
2cheffe:aBb; Pega1ai 21asta ' '($000
3iras1asta
3 #0$000
/bu 0umah
,angga
%' .0$000
2ig$
$'#3
Means for groups in homogeneous subsets are displayed$
a =ses Carmonic Mean 2ample 2iDe 9 '$000$
b ,he group siDes are unequal$ ,he harmonic mean of the group siDes is used$ ,ype / error le!els are not
guaranteed$
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara pekerjaan resp#nden dengan nilai pengetahuan
"a$ Ada hubungan antara pekerjaan resp#nden dengan nilai pengetahuan
P value (sig.) & 0,0501 &0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara pekerjaan resp#nden dengan nilai
pengetahuan
36
UJI HUBUNGAN NILAI SIKAP DENGAN PEKERJAAN RESPNDEN
ANOVA
Nilai 2ikap

2um of
2quares df Mean 2quare F 2ig$
@et1een Aroups 3*3'$0.2 2 %*#.$'3# 2$'%% $%0#
3ithin Aroups
%'#.)$%#. 20 .(3$.0(
,otal
%*#0*$23* 22
Homogeneous Subsets
Nilai Sikap

Pekerjaan
0esponden N
2ubset for
alpha 9 $0'
%
2cheffe:aBb; 3iras1asta 3 #3$333
Pega1ai 21asta
' #.$000
/bu 0umah
,angga
%' *3$000
2ig$
$2#*
Means for groups in homogeneous subsets are displayed$
a =ses Carmonic Mean 2ample 2iDe 9 '$000$
b ,he group siDes are unequal$ ,he harmonic mean of the group siDes is used$ ,ype / error le!els are not
guaranteed$
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara pekerjaan resp#nden dengan nilai sikap
"a$ Ada hubungan antara pekerjaan resp#nden dengan nilai sikap
P value (sig.) & 0,/0'1 &0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara pekerjaan resp#nden dengan nilai
sikap
37
UJI HUBUNGAN NILAI PENGETAHUAN DENGAN PENDIDIKAN TERAKHIR
RESPNDEN
ANOVA
Nilai Pengetahuan

2um of
2quares df Mean 2quare F 2ig$
@et1een Aroups %%)'$2#2 3 3(%$.') %$2*' $30'
3ithin Aroups
'#02$'#) %* 2*)$(.2
,otal
#.).$(2# 22
Homogeneous Subsets
Nilai engetahuan

Pendidikan
,erakhir N
2ubset for
alpha 9 $0'
%
2cheffe:aBb; 2MP 3 '3$333
43
3 '#$##.
24
) #'$000
2M5
%3 .%$'3(
2ig$
$'3)
Means for groups in homogeneous subsets are displayed$
a =ses Carmonic Mean 2ample 2iDe 9 )$02#$
b ,he group siDes are unequal$ ,he harmonic mean of the group siDes is used$ ,ype / error le!els are not
guaranteed$
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara pendidikan terakhir resp#nden dengan nilai
pengetahuan
"a$ Ada hubungan antara pendidikan terakhir resp#nden dengan nilai
pengetahuan
P value (sig.) & 0,0051 &0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara pendidikan terakhir resp#nden dengan
nilai pengetahuan
38
UJI HUBUNGAN NILAI SIKAP DENGAN PENDIDIKAN TERAKHIR
RESPNDEN
ANOVA
Nilai 2ikap

2um of
2quares df Mean 2quare F 2ig$
@et1een Aroups 2*32$%%# 3 *..$3.2 %$%%) $3#(
3ithin Aroups
%##..$%23 %* (..$.)3
,otal
%*#0*$23* 22
Homogeneous Subsets
Nilai Sikap

Pendidikan
,erakhir N
2ubset for
alpha 9 $0'
%
2cheffe:aBb; 2MP 3 ''$(33
43
3 (0$000
2M5
%3 (.$#*2
24
) *3$%2'
2ig$
$3((
Means for groups in homogeneous subsets are displayed$
a =ses Carmonic Mean 2ample 2iDe 9 )$02#$
b ,he group siDes are unequal$ ,he harmonic mean of the group siDes is used$ ,ype / error le!els are not
guaranteed$
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara pendidikan terakhir resp#nden dengan nilai
sikap
"a$ Ada hubungan antara pendidikan terakhir resp#nden dengan nilai sikap
P value (sig.) & 0,0'+1 &0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara pendidikan terakhir resp#nden dengan
nilai sikap
39
UJI HUBUNGAN NILAI PENGETAHUAN DENGAN SU!BER IN"R!ASI
"ILARIASIS
ANOVA
Nilai Pengetahuan

2um of
2quares df Mean 2quare F 2ig$
@et1een Aroups 20*$*). 2 %0)$*.) $32% $.2*
3ithin Aroups
#'3.$(.* 20 32#$(*)
,otal
#.).$(2# 22
Homogeneous Subsets
Nilai engetahuan

2umber
/nformasi
Filariasis N
2ubset for
alpha 9 $0'
%
2cheffe:aBb; Media
7lektronik
# #%$##.
Petugas
8esehatan
%% ##$3#)
Media etak
# .0$000
2ig$
$#*2
Means for groups in homogeneous subsets are displayed$
a =ses Carmonic Mean 2ample 2iDe 9 .$0.%$
b ,he group siDes are unequal$ ,he harmonic mean of the group siDes is used$ ,ype / error le!els are not
guaranteed$
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara sumber in2#rmasi 2ilariasis dengan nilai
pengetahuan
"a$ Ada hubungan antara sumber in2#rmasi 2ilariasis dengan nilai pengetahuan
P value (sig.) & 0,7,-1 &0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara sumber in2#rmasi 2ilariasis dengan nilai
pengetahuan
40
UJI HUBUNGAN NILAI SIKAP DENGAN SU!BER IN"R!ASI "ILARIASIS
ANOVA
Nilai 2ikap

2um of
2quares df Mean 2quare F 2ig$
@et1een Aroups )(0*$)2* 2 2)0)$.%) 3$2'0 $0#0
3ithin Aroups
%).**$(%% 20 .3*$**%
,otal
%*#0*$23* 22
Homogeneous Subsets
Nilai Sikap

2umber
/nformasi
Filariasis N
2ubset for
alpha 9 $0'
%
2cheffe:aBb; Media
7lektronik
# '*$'(3
Petugas
8esehatan
%% (*$')'
Media etak
# *#$2'0
2ig$
$0#2
Means for groups in homogeneous subsets are displayed$
a =ses Carmonic Mean 2ample 2iDe 9 .$0.%$
b ,he group siDes are unequal$ ,he harmonic mean of the group siDes is used$ ,ype / error le!els are not
guaranteed$
"ip#tesis$
"#$ %idak ada hubungan antara sumber in2#rmasi 2ilariasis dengan nilai sikap
"a$ Ada hubungan antara sumber in2#rmasi 2ilariasis dengan nilai sikap
P value (sig.) & 0,0'01 &0,05
P.
)eputusan$ gagal t#lak "#
)esimpulan$ %idak ada hubungan antara sumber in2#rmasi 2ilariasis dengan nilai sikap
41
BAB I*
PENUTUP
0. 3IBPC60/
). Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu
infeksi sistemik yang disebabkan $leh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe
dan kelenjar limfe manusia yang ditularkan $leh nyamuk. Penyakit ini bersifat
menahun (kr$nis) dan bila tidak mendapatkan peng$batan akan menimbulkan cacat
menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki(laki.
2. Filariasis di Ind$nesia masih merupakan pr$blem kesehatan Basyarakat yang
memberikan dampak ek$n$mi s$sial yang negatif berupa pr$dukti&itas kerja yang
menurun dan beban ek$n$mi s$sial bagi yang menderita elephantiasis.
!. Pemberantasan filariasis perlu dilaksanakan dengan tujuan menghentikan transmisi,
diperlukan pr$gram yang berkesinambungan dan memakan "aktu lama, mengingat
masa hidup dari cacing de"asa yang cukup lama.
7. Beskipun filariasis menunjukkan spektrum manifestasi klinik yang luas, peng$batan
dengan dietilkarbamasin diberikan dalam regimen yang sama.
'. 2ingkat kesembuhan tinggi bila penemuan dalam fase a"al dan belum ada gejala
menahun.
4. Deteksi daerah endemis dilakukan melalui penemuan penderita elephantiasis dan
pemberantasan dilaksanakan $leh Puskesmas melalui peng$batan dan penyuluhan.
-. 30R0/
). Benjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan syarat utama untuk menghindari
infeksi filariasis'
42
2. Pemberantasan nyamuk de"asa dan lar&a perlu dilakukan sesuai aturan dan indikasi.
!. Beningkatkan sur&eilans epidemi$l$gi di tingkat Puskesmas untuk penemuan dini
kasus Filariasis, sehingga dapat meningkatkan kesembuhan. ;&aluasi pemberantasan
dilaksanakan setelah ' tahun.
7. Penyakit filariasis harus ditangani secara serius, mulai dari pr$m$si, pre&entif, kurati&e
dan rehabilitati&e. Penyakit ini menyebabkan cacat fisik yang membebani keluarga,
masyarakat dan negara sehingga dapat me"ujudkan Ind$nesia sehat.
'. Pemerintah Daerah Dep$k diharapkan dapat meningkatkan cakupan peng$batan massal
filariasis untuk tahun yang akan datang, minimal dapat mempertahankan prestasi yang
sudah dicapai dengan melakukan penekanan kepada@
). Penyegaran (refreshing) pelatihan untuk petugas Puskesmas dan Para +ader.
2. 3$sialisasi pengenalan peng$batan massal filariasis kepada masyarakat.
43
Re+erens,
-uku Parasit$l$gi CI
-uku IPD 1ilid III edisi I?
http:>>AAA+google+,o+id>lata! belakang la!iasis7sou!,e
http@88fetpugm.c$m
http@88""".d$cst$c.c$m
http@88digilib.unimus.ac.id
http@88""".scribd.c$m
44

Anda mungkin juga menyukai