Anda di halaman 1dari 21

31

BAB III
TINJAUAN KASUS

Berikut ini adalah laporan asuhan keperawatan pada penderita Gastroenteritis
di RSUD dr H Soewondo Kendal pada tanggal 18 April 2011 sampai dengan 20
April 2011
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 18 April 2011
1. Biodata
Pasien bernama Ny. P berjenis kelamin perempuan, berumur 53 tahun.
Pasien beragama Islam, menikah, pendidikan terakhir SD dan keseharian
sebagai ibu rumah tangga, tinggal di Patebon Kendal. Pasien masuk Rumah
Sakit tanggal 17 April 2011 dengan diagnosa medis Gastroenteritis.
Selama di rumah sakit yang bertanggungjawab atas pasien Ny. P adalah
Tn. G. Beliau adalah suami pasien yang berumur 57 tahun. Tn. G
berpendidikan terakhir SMP dan kesehariannya sudah tidak bekerja
(pensiunan).

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat dikaji pasien mengeluh BAB lebih dari 7x dengan
konsistensi cair tetapi tidak berlendir. Sehari sebelumnya pasien
32

mengatakan BAB lebih dari 8x dengan konsistensi cair dan tidak
disertai muntah. Suami pasien menambahkan saat masih di rumah
pasien sempat panas tinggi dan tidak sadarkan sejak sore kemudian
sejak saat itu pasien dibawa ke RSUD dr H Soewondo Kendal untuk
menjalani rawat inap.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Beberapa tahun yang lalu pasien pernah dirawat diRS karena panas
tinggi. Pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit
maag(gastritis) yang sudah bertahun tahun diderita. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi. Selain itu, keluarga pasien menambahkan
pasien pernah menjalani pengobatan selama 2x diRSJ Amino Gondho
Hutomo Semarang karena pasien mengalami gangguan psikologis.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
Biasanya keluarga hanya menderita flu batuk biasa dengan
penyembuhan obat warung.

3. Pengkajian pola Kesehatan Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting khususnya
di usia lanjut. Upaya keluarga dan pasien untuk mempertahankan
33

kesehatannya yaitu dengan menjaga pola makan yang teratur serta
bergizi dan selalu menjaga lingkungan tempat tinggal. Namun
pengetahuan akan penyakit masih kurang, pasien kurang memahami
penyakit yang sekarang diderita karena menganggap penyakit tersebut
biasa diderita oleh masyarakat. Pasien mengatakan biasanya makan
menggunakan sendok namun jarang mencuci tangannya sebelum
makan.
b. Pola nutrisi, cairan dan metabolik
Sebelum sakit Ny. P makan 3x sehari habis 1 porsi, biasanya
makan bubur atau nasi, sayur dan lauk apa adanya dirumah. Selama
sakit, Ny. P mengalami penurunan BB yang sebelumnya 62 kg
menjadi 61,5 kg dalam 2 minggu terakhir. Tinggi Badan pasien 155
cm. Nafsu makan Ny. P juga menurun, hanya makan 3 sendok (1/4
porsi) yang disediakan RS yaitu diit rendah serat. Pada saat dikaji Ny.
P sempat muntah 1x. Ny. P dalam sehari minum 600cc, biasanya
minum teh dan air putih. Intake cairan minum 600cc, makan 75cc,
infus 1500cc jumlah total input cairan 2175cc, muntah 100cc.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit Ny. P BAB seecara normal dan tidak ada gangguan,
dalam satu hari 1x BAB dengan konsistensi tinja warna kuning
kecoklatan padat agak lembek. Selama sakit Ny. P BAB lebih dari 8x
sehari tiap BAB 100cc dengan konsistensi cair, warna seperti teh,
34

tidak berlendir. Selama sakit, setiap Ny. P BAB encer sekitar 800cc,
selalu disertai dengan BAK konsistensi warna kuning keruh, 800cc
urin yang keluar tiap harinya
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit pasien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah
yaitu sebagai ibu rumah tangga. Selama sakit pasien banyak istirahat
didampingi suaminya, pasien mengeluh lemas. Ketika jenuh Ny. P
biasanya duduk di tempat tidur dan mengobrol dengan pasien sekamar.
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit Ny. P tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan.
Selama sakit pasien mengalami ketidaknyamanan dalam tidurnya
karena suasana RS yang ramai dan pasien bolak balik ke kamar
mandi karena BAB lebih dari 8x sehari.
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien tidak mengeluh adanya nyeri (kram abdomen) selain itu
tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi yaitu
penglihatan, pendengaran, penghidu, peengecap maupun sensasi
perabaan. Pasien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran
maupun alat bantu penglihatan.



35

g. Pola hubungan dengan orang lain
Keluarga mengatakan Ny. P tidak ada masalah dalam
berhubungan dengan kerabat, teman serta tetangga. Pada saat
pengkajian Ny. P sangat kooperatif dan tenang
h. Pola reproduksi dan seksual
Ny. P berjenis kelamin perempuan dengan umur 53 tahun, sudah
menikah dikaruniai 2 anak. Tidak ada gangguan di organ
reproduksinya.
i. Persepsi diri dan konsep diri
Ny. P selalu optimis agar kembali sehat sediakala serta ingin
segera pulang ke rumah agar bisa menjalani kehidupan sehari hari
seperti biasa. Pada konsep diri didapatkan data:
1) Citra Diri : pasien mengatakan tubuhnya masih kuat meskipun
keadaannya tidak seperti saat dalam kondisi sehat.
2) Identitas : pasien mengatakan dirinya sebagai seorang ibu rumah
tangga dan tidak bekerja. Setiap hari memasak, mencuci dan
menyiapkan kebutuhan sehari - hari bagi suami dan anak -
anaknya, namun sekarang tidak bisa karena pasien sedang dirawat
di rumah sakit.
3) Peran : Ny. P berperan sebagai seorang istri yang selalu
mendampingi suami dan merawat serta memberikan kasih sayang
kepada anak - anaknya
36

4) Ideal Diri: Pasien berharap kondisinya segera membaik agar cepat
pulang karena sudah tidak betah dengan suasana lingkungan RS.
5) Harga Diri: Pasien mengatakan tidak merasa ada gangguan
menyangkut harga dirinya karena penyakit yang di deritanya
hanya penyakit biasa.
j. Pola mekanisme koping
Ny. P dalam menghadapi masalah agak tertutup bahkan diam,
jarang terbuka dengan orang lain bahkan dengan suaminya. Ny. P
lebih memilih untuk menyimpan masalahnya sendiri dan berusaha
tanpa bantuan orang lain memecahkan masalahnya.
k. Pola nilai kepercayaan/ keyakinan
Ny. P beragama Islam dan dalam keluarga pasien tidak ada
keyakinan/ kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan maupun
dalam pengobatan yang dijalani. Keluarga Ny. P termasuk keluarga
yang khusuk dalam menjalankan perintah agama. Selama sehat Ny.P
sholat lima waktu dan tidak ada yang terlalaikan. Namun semenjak
sakit dan dirawat, klien tidak pernah menjalankan sholat lima waktu.





37

4. Pengkajian Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum pasien yaitu lemah dengan kesadaran
composmentis. Tanda-tanda vital pasien antara lain tekanan darah
140/100mmHg, nadi 92x/menit, suhu 37C, pernafasan 24x/menit
b. Pengukuran antropometri diperoleh tinggi badan pasien 155cm, berat
badan 61,5kg dan ukuran lingkar lengan atas 26cm
c. Pemeriksaan fisik kepala:
Bentuk kepala mesocephal, tidak ada luka/ benjolan, rambut berwarna
hitam keputih putihan (beruban) tampak bersih, konjungtiva mata
tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan. Hidung tidak didapatkan adanya secret, tidak memakai
O
2
, tidak ada nafas cuping hidung. Pemeriksaan mulut didapati
mukosa bibir kering, kebersihan gigi cukup, warna bibir pucat. Leher
dan tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
d. Pada pemeriksaan dada (Paru dan Jantung)
Pemeriksaan Paru bentuk dada simetris, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan. Paru-paru dilihat tidak ada otot bantu nafas,
dilakukan perkusi didapatkan fokal fremitus sama kanan kiri serta
dilakukan palpasi yaitu sonor, auskultasi paru ditemukan suara nafas
vesikuler, tidak ada wheezing dan ronchi. Pemeriksaan jantung ictus
cordis tidak tampak, dilakukan perkusi pekak seluruh lapang jantung,
38

palpasi tidak terjadi pembesaran jantung serta auskultasi terdengar
bunyi jantung 1 dan 2.
e. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi bentuk cembung, auskultasi terdapat bising usus >35x/menit,
dilakukan perkusi didapatkan hipertimpani (kembung), palpasi tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati (hepatomegali)
f. Pemeriksaan daerah genital tidak ditemukan adanya kelainan genitalia
dan tidak terpasang kateter
g. Ekstremitas terpasang infuse pada ekstremitas atas kiri, ada edema lalu
dipindah infuse terpasang di ekstremitas atas kanan. Ekstremitas
bawah dapat digunakan dengan baik. Capilary refill 3 detik, akral
dingin.
h. Pengkajian kulit pasien berwarna sawo matang, kulit teraba kering,
turgor kurang

5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan feses pada tanggal 19 April 2011 diperoleh data
telur cacing negatif, amoeba negatif, lekosit 0-1, eritrosit 0-1, ditemukan
adanya positif epitel dan sisa makanan.
Hasil Laboratorium tanggal 17 April 2011 pada pasien menunjukkan
hasil SGPT -S 28 U/L (normal 12 40 U/L) dan SGOT S 20 U/L
(normal 15 35 U/L). Leukosit 9,3 x 10
^3
/ul (normalnya 4,0 11,0 x
39

10
^3
/ul), eritrosit 4,37 x 10
^6
/ul (normalnya 3,50 5,60 x 10
^6
/ul,
Hemoglobin 13,6 g/dl (normalnya 11 18 g/dl), Hematokrit 37%
(normalnya 32 54%), Trombosit 175 x 10
^3
/ul (normalnya 120 500 x
10
^3
/ul). Hasil pemeriksaan ECG Tanggal 17 April 2011 ditemukan sinus
takikardi.

6. Terapi
Terapi yang didapat pasien dari tanggal 18 April 2011 20 April 2011
adalah :
1. Tanggal 18 April 2011 mendapat infus RL 30tpm, injeksi
Metroclopramide 3x1amp, injeksi Scopamin 2x1amp, per oral Diaform
3x 2tab, oralit 3x1bungkus, Paracetamol 3x500mg (k/p)
2. Tanggal 19 April 2011 terapi tambahan injeksi Ranitidine 3x1amp,
injeksi Ondansentron 3x1amp
3. Tanggal 20 April 2011 : per oral Ciprofloxacin tab 2x500mg







40

B. Analisa Data
No Data (DS dan DO) Problem Etiologi
1 DS : pasien mengatakan sudah
BAB 7x dengan konsistensi cair,
tidak berlendir, disertai muntah 1x
DO : TD 140/100mmHg, nadi
92x/menit, suhu 37C, pernafasan
24x/menit pasien tampak lemah,
mukosa bibir kering, warna bibir
pucat, turgor kurang, CRT 3detik,
kulit teraba kering. Intake terdiri
dari cairan minum 600cc, makan
75cc, infus 1500cc jumlah total
input cairan 2175cc. Sedangkan
output diantaranya urine 800cc,
feses 800cc, muntah 100cc,
IWL/24jam 915cc. Balance cairan
diperoleh dari intake dikurangi
output sama dengan 2175 2615 =
-440cc
Defisit volume
cairan











Output berlebih
















2 DS : pasien mengatakan nafsu
makan menurun, muntah 1x
DO : porsi makan habis 3sendok
(1/4 porsi)
Penurunan BB kg
BB 62 kg menjadi 61,5 kg (dalam
22 minggu terakhir)
Resiko perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intake tidak
adekuat
41

No Data (DS dan DO) Problem Etiologi
3 DS : pasien mengatakan sudah
BAB 7x dengan konsistensi cair,
tidak berlendir,
DO : BAB cair 7x, warna seperti
teh, tidak berlendir, peristaltik usus
>35x/menit
Perubahan pola
eliminasi BAB
Hiperperistaltik
usus
4 DS : pasien mengatakan dubur
rasanya pedes dan panas setiap kali
BAB
DO : BAB 7x cair, tampak
kemerahan disekitar anus
Gangguan
integritas kulit
Frekuensi BAB
meningkat

5 DS : pasien mengatakan biasa
makan dengan menggunakan
sendok tetapi terbiasa tidak cuci
tangan terlebih dahulu
DO : pasien tampak kurang
mengerti dan memahami tentang
penyakitnya
Kurang
pengetahuan
Kurang informasi







42

C. Pathways Kasus



























D. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan
yang berlebih ditandai dengan pasien mengatakan sudah BAB 7x dengan
konsistensi cair, tidak berlendir, disertai muntah 1x, TD 140/100mmHg,
nadi 92x/menit, suhu 37C, pernafasan 24x/menit pasien tampak lemah,
mukosa bibir kering, warna bibir pucat, turgor kurang, CRT 3 detik kulit teraba
kering, Balance cairan -440cc
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
GASTROENTERITIS
Tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit
Kerusakan mukosa usus
Hiperperistaltik usus
Anoreksia, mual, muntah
Defekasi sering
Gangguan pola eliminasi fekal
Frekuensi BAB
Defekasi sering
Defisit volume cairan dan
elektrolit
resiko gangguan
integritas kulit
Feses asam
Kurang informasi
tentang penyakit
Kurang pengetahuan
tentang penyakit
43

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan nafsu
makan menurun, muntah 1x, porsi makan habis 3sendok (1/4 porsi),
terjadi penurunan BB kg dari BB 62 kg menjadi 61,5 kg.
3. Perubahan pola eliminasi : diare berhubungan dengan peningkatan
peristaltik usus ditandai dengan pasien mengatakan BAB cair, tidak
berlendir, peristaltik usus >35x/menit.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi sering ditandai
dengan pasien mengatakan dubur rasanya pedes dan panas setiap kali
BAB, tampak kemerahan disekitar anus.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang
informasi tentang penyakit ditandai dengan pasien mengatakan biasa
makan dengan menggunakan sendok tetapi terbiasa tidak cuci tangan
terlebih dahulu, pasien tampak kurang mengerti dan memahami
penyakitnya.







44

E. Intervensi dan evaluasi
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran
cairan yang berlebih ditandai dengan pasien mengatakan sudah BAB 7x
dengan konsistensi cair, tidak berlendir, disertai muntah 1x, TD
140/100mmHg, nadi 92x/menit, suhu 37C, pernafasan 24x/menit pasien
tampak lemah, mukosa bibir kering, warna bibir pucat, turgor kurang, CRT 3
detik kulit teraba kering, Balance cairan -440cc
a. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan terpenuhinya volume cairan tubuh dengan kriteria hasil
mukosa bibir lembab, turgor kulit kenyal, tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Intervensi keperawatan:
1) Awasi masukan dan haluaran, konsistensi dan frekuensi feses,
serta frekuensi urin
2) Kaji tanda tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan)
3) Perhatikan kebutuhan cairan tubuh, catat intake dan output
4) Kolaborasi pemberian cairan parenteral sesuai indikasi
5) Kolaborasi pemberian antidiare sesuai indikasi (Diaform 3x2tablet,
oralit 3x1bungkus)
45

6) Berikan antiemetik sesuai program (injeksi Metroclopramide
3x1amp, injeksi Scopamin 2x1amp, injeksi Ranitidine 3x1amp,
injeksi Ondansentron 3x1amp)
7) Berikan antipiretik sesuai program (Paracetamol 3x500mg)
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain mengawasi
masukan dan haluaran, konsistensi dan frekuensi feses, mengkaji tanda
tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan), mencatat intake dan output.
Penulis juga memberikan cairan infus sesuai program yaitu RL 30 tts/
menit. Memberikan antidiare (Diaform tablet, oralit), memberikan
antiemetik (Ranitidine injeksi, Ondancentron injeksi). Tindakan lain
adalah memberikan antipiretik Paracetamol.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data
pasien mengatakan masih BAB cair, sudah tidak muntah. Saat
mengkaji tanda tanda vital diperoleh data TD 130/90mmHg N
88x/menit RR 24x/menit S 37C. Berdasarkan respon yang didapat
penulis dapat menyimpulkan masalah teratasi sebagian dan akan
melakukan perencanaan mempertahankan intervensi awasi masukan
dan haluaran, konsistensi dan frekuensi feses.


46

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan nafsu
makan menurun, muntah 1x, porsi makan habis 3sendok (1/4 porsi),
terjadi penurunan BB kg dari BB 62 kg menjadi 61,5 kg(dalam 2
minggu terakhir)
a. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24jam
diharapkan masalah keperawatan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi, dengan kriteria hasil : Berat badan ideal atau
dalam rentang normal, konjungtiva tidak anemis, membran mukosa
bibir merah muda, keseimbangan elektrolit
Intervensi keperawatan:
1) Timbang berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.
2) Berikan makanan sedikit tetapi sering dan makanan kecil
tambahan yang tepat.
3) Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol
pilihan sebanyak mungkin.
4) Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit
sesuai indikasi.
5) Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan yang
disukai bila ada.
47

6) Kolaborasikan dengan pemberian antimual sesuai program
Metroklopramid 3 x 1 amp.
b. Implementasi dan evaluasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien antara
lain menimbang berat badan minimum. Penulis juga memberikan
makanan sedikit tetapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat,
membuat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol
pilihan sebanyak mungkin, memberikan terapi nutrisi dalam program
pengobatan rumah sakit sesuai indikasi, memberikan diet dan
makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai bila ada.
Intervensi tersebut dapat dilakukan dengan baik karena penerimaan
pasien sangat baik pula. Penulis juga memberikan dengan antimual
Metroklopramid 3 x 1 amp sesuai indikasi diberikan tiap 8jam sekali
yaitu pada pukul 08.00, 16.00 dan 24.00.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data
pasien mengatakan tidak mual, pasien sudah tidak muntah, nafsu
makan pasien meningkat. Dari respon pasien tersebut, penulis
memutuskan masalah teratasi. Penulis juga merencanakan untuk
mengoptimalkan semua intervensi yang telah dilakukan.

48

3. Perubahan pola eliminasi : diare berhubungan dengan peningkatan
peristaltik usus ditandai dengan pasien mengatakan BAB cair, tidak
berlendir, peristaltik usus >35x/menit.
a. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah gangguan eliminasi fekal dapat teratasi, dengan
kriteria hasil : pola defekasi normal, konsistensi feses normal,
meningkatkan fungsi usus mendekati normal
Intervensi keperawatan:
1) Observasi/ catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
2) Dorong diet rendah serat sesuai dalam batasan diet, dengan
masukan cairan sedang sesuai diet yang dibuat
3) Batasi masukan lemak sesuai indikasi
4) Observasi tanda sindrom dumping, misal: diare cepat, berkeringat,
mual, muntah dan kelemahan setelah makan.
5) Kolaborasikan pemberian Diaform
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan kepada pasien
antara lain mengobservasi/ mencatat frekuensi defekasi, mendorong
pasien diit rendah serat, membatasi masukan lemak. Sedangkan
tindakan kolaborasi yaitu pemberian neodiaform.
49

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April didapatkan data
pasien pasien mengatakan BAB masih cair tetapi frekuensi menurun,
BAB seperti teh. Respon pasien tersebut dapat dianalisa bahwa
masalah belum teratasi sehingga rencana dipertahankan

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi sering ditandai
dengan pasien mengatakan dubur rasanya pedes dan panas setiap kali
BAB, tampak kemerahan disekitar anus
a. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah gangguan integritas kulit teratasi dengan kriteria
hasil : Tidak terjadi lecet dan kemerahan di sekitar anal
Intervensi keperawatan:
1) Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut
bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama dan taburi talk
2) Beri stik laken diatas perlak pasien
3) Dorong pasien menggunakan pakaian yang longgar
4) Monitor data laboratorium pH feces dan elektrolit
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain
membersihkan daerah sekitar anal, memberi stik laken dan perlak,
mendorong pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
50

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data
frekuensi BAB pasien sudah menurun, pasien mengatakan sudah tidak
panas pada daerah sekitar anus. Berdasarkan data tersebut dapat
dianalisa bahwa masalah gangguan integritas kulit teratasi.
Selanjutnya direncanakan untuk mengoptimalkan intervensi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit ditandai dengan pasien mengatakan biasa makan dengan
menggunakan sendok tetapi terbiasa tidak cuci tangan terlebih dahulu,
pasien tampak kurang mengerti dan memahami penyakitnya.
a. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien mengerti tentang penyakitnya dengan kriteria hasil
: menyatakan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi keperawatan:
1) Kaji persepsi pasien tentang penyakitnya
2) Beri informasi tentang penyebab, tanda gejala, komplikasi dan
cara pencegahan tentang penyakitnya.
3) Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri serta
lingkungan
4) Diskusikan pentingnya kebersihan dengan mempengaruhi
kesehatan diri pasien.
51

b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain mengkaji
persepsi pasien tentang penyakitnya, memberi informasi dan
mendiskusikan penyebab, tanda gejala diare, komplikasi serta cara
pencegahan.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data
pasien sudah sedikit mengerti tentang penyakit yang dideritanya. Dari
respon tersebut, penulis menarik kesimpulan masalah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai